BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB IV PROSES PEMBUATAN

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

BAB III. Metode Rancang Bangun

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

efektif alat (kg/jam)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DESAIN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%)

PERANCANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ALAT PEMOTONG RUMPUT MAKANAN TERNAK SEBAGAI UPAYA EFISIENSI DAN PENINGKATAN PRODUKSI

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN PENGOLAHAN DATA

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat mencapai ton. Kemudian pada tahun 2013 meningkat lagi

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

Presentasi Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MESIN BOR. Gambar Chamfer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

REKONDISI POMPA AIR SPIRAL MEKANIK DENGAN PENGGERAK ALIRAN ARUS SUNGAI

METODE PENELITIAN. 1. Perancangan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai januari 2017

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

Transkripsi:

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan alat dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek agar desain yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.mekanisme pengoperasian, tata letak komponen,dan biaya pembuatan yang akan digunakan dipertimbangkan dengan baik agar dapat menghasilkan prototype yang baik. Prototipe pengupas terdiri dari komponen-komponen pengupas dan pendukung. Proses pembuatan prototype ini dilakukan dengan beberapa tahap pembuatan komponen-komponennya. Tahapan-tahapan tersebut yaitu pembuatan komponen pengupas, pembuatan komponen pendukung, dan perakitan keseluruhan komponen. Komponen pengupas terdiri dari : 1. Silinder pisau 2. Plat/pisau Pengupas 3. Pulley Komponen Pendukung terdiri dari : 1. Rangka 2. Dudukan Motor Listrik

3. Bearing 4. Hopper 3.2 Pembuatan Komponen Pengupas Pengupas adalah komponen yang paling penting dan paling diperhatikan pada saat perancangan maupun pembuatan karena berperan penting terhadap kinerja alat yang dihasilkan. Berbagai pertimbangan telah dilakukan berdasarkan objek percobaan yang akan dipakai mulai dari diameter, panjang dan bentuk kontur singkong yang bervariasi. Oleh karena itu komponen pengupasan direncanakan agar dapat mengatasi variasi-variasi bentuk singkong tersebut. Komponen pengupas memiliki tiga bagian utama yaitu silinder pisau, plat/pisau, dan pulley. 3.2.1 Silinder pisau Besi berbentuk silinder ini memiliki diameter 50 mm terdiri dari 2 silinder pisau yang berfungsi sebagai tempat menempelnya plat/pisau yang digunakan sebagai media pengupasan. Diameter tersebut ditentukan berdasarkan variasi singkong yang memiliki diameter sekitar 30 mm 70 mm. Dengan demikian apabila alat ini dioperasikan untuk singkong yang memiliki diameter melebihi 100 mm maka alat ini tidak dapat digunakan karena terhalang oleh hopper atau penghalang yang berada di atas silinder pisau.

Gambar 3.1. Silinder pisau 3.2.2 Plat/pisau Plat/pisau digunakan untuk memotong kulit singkong saat beroperasi, tebal plat atau pisau 3 mm dan menempel secara mengulir pada silinder pisau. Setiap silinder pisau masing-masing terdiri dari 4 plat/pisau. Gambar 3.2. Plat/pisau

3.2.3 Pulley dan V-Belt V-Belt digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan samamaupun berbeda.pulley V-belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Gambar 3.3. Pulley dan V-Belt Keuntungan Memakai V-Belt V-Belt Mempunyai kelebihan dari pada penggunakan rantai dan sproket. Berikut ini adalah Kelebihan yang dimiki olehv-belt: a. V-Belt digunakan untuk mentransmisi daya yang jaraknya relatif jauh. b. Kecilnya faktor slip. c. Mampu digunakan untuk putaran tinggi. d. Dari segi harga V-Belt relatif lebih murah dibanding dengan elemen transmisi yang lain.

e. Sisitem Operasi menggunakan V-belt tidak berisik ( low noise) dibandingkan dengan chain. 3.3 Pembuatan Komponen Pendukung Pembuatan komponen pendukung bertujuan untuk memaksimalkan alat agar dapat beroperasi secara maksimal dan sesuai apa yang diinginkan. 3.3.1 Desain Rangka Rangka terbuat dari beberapa besi yang disambungkan dengan las. Rangka harus dapat menahan beban yang dihasilkan oleh tekanan pengupasan, beban motor listrik, dan komponen pengupasan. Gambar 3.4. Rangka Alat Pengupas Singkong

3.3.2 Desain Dudukan Motor Listrik dan Silinder pisau Desain dudukan motor listrik dan besi silinder dibuat dengan posisi horizontal dengan tujuan supaya proses pengupasan dilakukan dari sisi samping singkong. Proses pengupasan yang dilakukan dari samping memungkinkan agar kulit hasil kupasan dapat terbuang melalui salurang buangan yang berada di bagian bawah silinder pisau. Dengan posisi horizontal proses pengupasan dapat dilakukan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan posisi vertikal karena dengan posisi vertikal memiliki kekurangan diantaranya adalah, kulit hasil buangan keluar bersamaan dengan singkong yang sudah terkelupas, dan proses pemasukan singkong harus menggunakan penekanan. Gambar 3.5. Dudukan Motor Listrik dan Silinder pisau

3.3.3 Desain Silinder pisau Desain silinder pisau sebagai tempat menempelnya plat/pisau memiliki diameter 5 cm dengan tinggi pisau 3 mm. Panjang dari silinder pisau yaitu 50 cm. Jarak antara silinder pisau yang sudah dilengkapi dengan plat/pisau yaitu 1 mm. Dasar menentukan tinggi pisau dari tebal kulit singkong yaitu 3 mm. Pemberian jarak pada silinder pisau yang sudah di lengkapi dengan plat/pisau bertujuan agar proses pengupasan dapat dilakukan secara merata dari berbagai sisi dan agar tidak terjadi benturan antara plat/pisau. 3mm Ø 5 cm Ø 2.5 cm Gambar 3.6. Desain Silinder pisau 3.3.4 Bagian-bagian Instalasi Alat Pengupas singkong Alat-alat yang digunakan untuk mendukung pengujian adalah sebagai berikut : 1. Motor Listrik Motor listrik digunakan untuk menggerakan silinder pisau.

Gambar 3.7. Motor Listrik Spesifikasi motor listrik : Daya : 1/2 HP Frequency (Hz) : 50 Hz Volt : 220 Volt Putaran : 1400 Rpm Amper : 4,3 A 2. Bearing Bearing digunakan untuk menjaga kesetabilan silinder pisau terhadap gaya yang ditimbulkan saat proses pengupasan. Bearing juga menahan beban yang dihasilkan akibat penekanan saat proses pengupasan. Karena adanya gayagaya yang ditimbulkan dalam sistem pengoperasian maka dari itu di perhatikan denga baik agar proses kerja alat pengupas tetap berjalan dengan baik dan untuk mencegah kerusakan atau mengembalikan/memulihkan kepada keadaan normal dengan tetap mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis.

Terdapat 4 buah bearing yang masing-masing terpasang di ujung Silinder pisau. Bearing tersebut dipasang dengan jarak tertentu dengan tujuan menjaga kesetabilan gerakan dan agar distribusi gaya dapat diterima secara merata oleh bearing. Gambar 3.8. Bearing Pada tabel diuraikan secara singkat komponen komponen yang ada pada prototipe pengupas singkong. Table 3.1. Komponen-komponen Yang Ada Pada Prototipe Pengupas Singkong No Nama Fungsi Komponen Gambar Komponen 1 Silinder pisau Sebagai tempat melekatnya plat/pisau.

2 Pulley Sebagai media untuk mentransmisikan daya putar dari motor listrik ke besi silinder 3 Rangka Sebagai tempat untuk menopang seluruh komponen 4 Dudukan Sebagai tempat Silinder pisau untuk menopang /Bearing bantalan yang akan digunakan menahan untuk posisi silinder pisau 5. Hopper Sebagai tempat untuk menahan singkong agar tidak terjatuh saat proses pengupasan

6 Vbelt Sebagai tempat untuk mestransmisikan daya dari pulley 7 Motor Alat yang dapat mengubah energy listrik menjadi energy mekanik 3.3.5 Desain Tiga Dimensi Mesin Gambar 3.9. Desain Tiga Dimensi Mesin

Tabel 3.2. Komponen Alat Pengupas Kode Nama Komponen Spesifikasi KP Kapasitas produksi 53 kg/jam D Dimensi 57 cm x 30 cm x 81 cm A Rangka Profil L ( Besi Siku) B Silinder pisau Diameter 5 cm, Panjang 50 cm C Motor Listrik Tipe AC 1/2 Hp C1 Pully Kecil Diameter 5 cm C2 Pully Besar Diameter 24 cm C3 V-Belt Karet Rubber, tipe A 48 D1 Tempat Pembuangan Plat Besi (SS400) D2 Tempat Hasil Pengupasan Plat Besi (SS400) E Bearing Tipe F205 F Hopper Plat Besi (SS400) 3.3.6 Cara Kerja Alat Cara kerja alat prototype pengupas singkong, dimulai pada proses start dengan cara menghidupkan motor listrik sebagai penggerak silinder pisau sebagai tempat menempelnya plat/pisau untuk pengupasan. Setelah alat telah berfungsi dengan baik maka proses pengupasan sudah dapat dimulai. Pertama siapkan singkong sebagai media untuk memulai proses pengupasan, pegang singkong secara horizontal kemudian masukkan diantara silinder pisau yang berputar kemudian tunggu singkong sampai jatuh kebawah agar kulit dapat terkupas secara merata.

3.3.7 Proses Pengerjaan Alat 1. Alat yang digunakan Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan alat pengupas singkong adalah sebagai berikut : 1. Mesin las listrik dan perlengkapannya 2. Mesin bubut 3. Ampelas 4. Mesin gerinda 5. Obeng 6. Mistar baja 7. Gergaji palu 8. Jangka sorong 9. Kunci pas 10. Kunci ring 3.3.8 Pengerjaan Alat Pengupas Singkong 1. Pembuatan silinder pisau Alat Bahan tambahan Bahan Diameter Panjang : mesin bubut, kunci pas, gerinda potong. : plat/pisau dengan tinggi 3 mm, pully, gear. : pipa besi : 50 mm : 500 mm

Gambar 3.10. Silinder pisau Proses pengerjaan : a. Potong pipa besi dengan sesuai ukuran yang mengacu pada hasil perhitungan dan gambar rancangan. b. Membubut silinder pisau sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. c. Menghilangkan sisi bagian yang tajam dengan menggunakan kikir. d. Memotong plat sesuai panjang pipa besi dengan menggunakan gergaji. e. Membuat tempat menempelnya plat secara mengulir dengan menggunakan mesin bubut. f. Memasang plat yang telah digergaji pada silinder pisau dengan cara mengelas pada bagian sisi plat. g. Menghubungkan bearing dengan silinder pisau pada setiap ujungnya.

2. Pengerjaan Rangka Alat Bahan tambahan Bahan : gergaji, kikir, las listrik, gerinda. : bearing : plat besi setebal 1 mm, profil L Gambar desain : Gambar 3.11. Rangka Penompang Motor Dan Silinder pisau Proses pengerjaan : a. Mempersiapkan alat yang akan digunakan. b. Mengukur benda yang akan dipotong, dan memberi tanda. c. Mencekam benda kerja yang akan dipotong pada mesin gerinda. d. Menghilangkan bagian yang tajam mengguanakan kikir. e. Mengelas benda kerja sesuai dengan gambar kerja. f. Menggerinda sisi benda kerja yang tajam. g. Penambahan bearing untuk tempat dudukan silinder pisau bertujuan agar silinder pisau dapat berputar dan bisa menompang gaya yang ditimbulkan.

3.3.9 Perawatan Prototipe Alat Pengupas Singkong Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya. Perawatan yang dilakukan untuk menjaga agar pengupas singkong tetap optimal adalah sebagai berikut: a. Mengecek seluruh bagian komponen mesin sebelum pengoperasian. b. Memberi pelumas pada bantalan setiap melakukan pengupasan. c. Membersihkan pisau besi dari kotoran debu. d. Setelah melakukan pengoperasian, bersihkan dengan sikat besi dan saluran pembuangan dari kotoran kulit singkong. e. Mengecek kekencangan V-Belt sebelum melakukan pengoperasian 3.3.10. DesainTiga Dimensi Mesin Keseluruhan Gambar 3.12. Desain Tiga Dimensi Mesin Keseluruhan

3.4 Alat-alat Pendukung Pengujian 3.4.1 Digital Watt-Meter Socket Gambar 3.13. Digital watt-meter socket Digital Watt-Meter Socket ini adalah alat untuk mengukur atau mengetahui beban pemakaian listrik (Watt) pada suatu peralatan listrik. Kita dapat juga memasukkan tarif listrik per kwh-nya pada alat tersebut, sehingga dapat langsung terlihat berapa besar biaya yang telah dikonsumsi dari pemakaian suatu peralatan listrik dalam rentan waktu tertentu. Selain untuk mengetahui beban pemakaian listrik, alat ini juga dilengkapi dengan volt-meter sehingga kita dapat memantau tegangan listrik di tempat kita. Apakah sering terjadi naik-turun yang akan dapat merusak peralatan listrik. Adapun cara menggunakan alat ini yaitu dengan pasangkan alat tersebut pada stopkontak lalu colok peralatan listrik yang akan diukur pada alat tersebut, kemudian akan muncul angka pada layar digital waat-metter socket yang berarti besarnya daya yang digunakan pada alat tersebut.

Gamabar 3.14. Pengukuran Daya 3.4.2 Jangka Sorong Gambar 3.15. Jangka Sorong Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser.rahang tetap dan geser ada yang di atas dan di bawah.dalam jangka sorong terdapat 2 skala.skala utama pada rahang tetap dan skala nonius di rahang gesernya.skala utama

memiliki skala dalam satuan cm dan mm sedangkan skala pada nonius memiliki panjang 9 mm yang dibagi menjadi 10 skala. a. Fungsi Jangka Sorong 1. Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai 0,1 mm. (rahang tetap dan rahang geser bawah) 2. Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll. 3. Tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil. b. Cara Menggunakan Jangka Sorong berikut ini cara menggunakan jangka sorong dalam beberapa langkah. 1. Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser bekerja dengan baik. Hitung jangan lupa untuk cek ketika rahang tertutup harus menunjukkan angka nol. 2. Langkah cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa sebabkan kesalahan pengukuran. 3. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan pengukuran yang ingin diambil. Kemudian baca skalanya.

c. Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur diameter dalam Pengukuran diameter dalam menggunakan rahang atas. Cara Menggunakannya, rapatkan rahang atas lalu tempatkan benda (cincin) yang akan diukur diameternya. Tarik rahang geser hingga kedua rahang menempel dan menekan bagian dalam benda.pastikan bahwa dinding bagian dalam benda tegak lurus dengan skala dalam artian benda jangan sampai miring. 3.4.3 Stopwatch Gambar 3.16. Stopwatch Stopwatch adalah alat ukur besaran waktu yang dapat diaktifkan dan dimatikan. Stopwatch diaktifkan ketika pengukuran waktu akan dimulai dan pada akhir pengukuran bisa dihentikan (dimatikan). Ketika dihentikan, jarum stopwatch menunjukkan waktu sesuai dengan selang waktu stopwatch diaktifkan, bukan kembali ke nol. Dengan demikian, lama pengukuran dapat dibaca dengan mudah.ketika pengukuran kembali dilakukan, cukup dengan menekan tombol untuk mengembalikan jarum ke posisi nol. Stopwatch terbagi menjadi dua jenis, yaitu stopwatch jarum dan stopwatch digital.

3.4.4 Neraca Digital Gambar 3.17. Neraca Digital Timbangan Elektrik atau Neraca digital merupakan alat yang sering ada dalam laboratorium yang digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan. Cara kerja neraca digital hanya bisa mengeluarkan label ada juga yang hanya timbul ditampilkan layar LCD-nya (Mansyur, 2010). Kita mengenal neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Dibandingkan dengan neraca jaman dulu yang masih menggunakan neraca analog atau manual, neraca digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital lebih efektif dan akurat. Sungguh teknologi kini memang kian maju sehingga dapat memudahkan kita memecahkan berbagai masalah yang ada. 3.5 Pengukuran Luas Permukan Kulit Singkong dan Berat Proses pengukuran pertama di mulai dari pengukuran panjang dengan menggunakan mistar agar dapat mengetahui data antara singkong yang satu dengan singkong yang lainnya. Kemudian pengukuran diameter singkong menggunakan jangka sorong, karena bentuk yang tidak beraturan pengukuran

dilakukan dengan cara mengukur diameter di 3 bagian singkong yaitu bagian ujung, tengah, dan ujung, selanjutnya dari ketiga diameter tersebut di rata-rata dan dikalikan dengan panjang singkong. Setelah itu pengukuran berat singkong menggunakan neraca digital untuk mengetahui berat tiap masing-masing singkong. Berikut adalah pengukuran luas permukaan kulit singkong. K1 K2 K3 Gambar 3.18. pengukuran singkong A = 1 + 2 + 3 3 Keterangan : A = Luas Permukaan Kuliat Singkong K 1 = Keliling 1 K 2 = Keliling 2 K 3 = Keliling 3 L = Panjang Singkong

3.6 Penghitungan Efesiensi Hasil Pengupasan Penghitungan efesiensi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan alat saat proses pengupasan singkong dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada pengupasan tersebut. Penghitungan efesiensi diawali dengan pengukuran luas kulit singkong sebelum dan sesudah dilakukan proses pengupasan. Efesiensi pengupasan yang diukur dari selisih antara luas kulit singkong sebelum diumpankan dan luas kulit singkong setelah diumpankan dibandingkan luas kulit singkong sebelum diumpankan dikali 100%. Indikator efesiensi pengupasan adalah jika rasio tersebut mendekati 100%, artinya tingkat keberhasilan baik. berikut adalah rumus penghitungan efesiensi pengupasan singkong. = Luas awal Luas akhir Luas awal X 100% Keterangan : η = Efesiensi pengupasan 3.7 Prosedur Pengujian Pengupasan Pengujian alat pengupas dilakukan dengan cara mengukur terlebih dahulu diameter singkong dan panjang singkong yang akan dikupas. Kemudian memasang digital waat-metter socket pada stopkontak yang tersambung dengan sumber listrik dan hubungkan colokan dari motor listrik ke stopkontak digital waat-metter socket. Ubah satuan digital waat-metter socket menjadi satuan daya

(W). Setelah itu, siapkan stopwatch guna untuk mengukur lamanya proses pengupasan berlangsung. Lamanya proses pengupasan bergantung pada diameter dan panjang singkong. Ambil data yang tercatat pada digital waat-metter socket dan stopwatch. Proses tersebut dilakukan berulang sampai sepuluh kali percobaan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui efesiensi pengupasan alat tersebut. Semakin besar efisiensi yang dihasilkan alat tersebut, semakin besar pula tingkat keberhasilannya.