BAB 1. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1. Pendahuluan Laporan Tugas Akhir, Bramantyo 12/332955/SV/01666 BAB I PENDAHULUAN

BAB IV. ANALISA KERUSAKAN MAIN CONTROL VALVE 4.1 Pembahasan Penyebab Cylinder Drift... 63

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Batasan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan...

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

BAB I PENDAHULUAN. undercarriage

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan alat berat seperti Volvo Excavator CrawlerEC460B, adalah

Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai banyak lokasi pertambangan yang terdapat didaerah

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014

MANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN

Session 11 Steam Turbine Protection

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

BAB I PENDAHULUAN. otomotif, itu terbukti dari beraneka ragam kendaraan yang ditawarkan dipasaran.

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terjamah oleh fasilitas pelayanan energi listrik, dikarenakan terbatasnya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan yang diciptakan dan dapat dioperasikan serta digunakan secara

Daftar Isi. Halaman judul... Lembar Nomor Persoalan... Lembar Pengesahan... Lembar Motto... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Intisari...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAHAN AJAR (HAND OUT)

I. PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi penting yang dibutuhkan dalam

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN SIMULATOR EXCAVATOR DENGAN SISTEM KENDALI JARAK JAUH (PENGUJIAN)

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

I. PENDAHULUAN. dari efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan global warming,

BAB I PENDAHULUAN [REALISASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK] BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapasitas kecil hingga berkapasitas sangat besar dapat menjadi indikator

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

LAPORAN PROYEK AKHIR PERAKITAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB I PENDAHULUAN. batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Politeknik Manufaktur Astra

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI II DAFTAR GAMBAR III DAFTAR TABEL IV DAFTAR NOTASI... V DAFTAR LAMPIRAN VI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

Gambar 2.1 Excavator.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Pembebanan Overload Bucket Terhadap Kekuatan Material Komponen Arm Pada Excavator Hitachi 2500 Tipe Backhoe

PENGAPLIKASIAN LUMBUNG GEOAPPLIANCE DI BERBAGAI BIDANG

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN UNDERCARRIAGE EXCAVATOR HITACHI EX200 PADA PT. TAKABEYA PERKASA GROUP DENGAN METODE FMEA

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengukuran, baik pengukuran suhu, tekanan, kecepatan dan masih

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel

1 BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

BAB I PENDAHULUAN KE-2, KE-5, KE-6, KE-30, KE-23, KE-40, KE-32, KE-38A, PHE-38B, PHE-54,

PERANCANGAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN ESKAVATOR (Boom Cylinder)

Gambar 2.1 Excavator (Sumber: lit 8)

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODIFIKASI DESAIN DIMENSI SILINDER BUCKET PADA HYDRAULIC EXCAVATOR PC

Komponen Sistem Pneumatik

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Banyak masyarakat yang sangat bergantung akan keberadaan energi listrik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan zaman, yang juga diiringi dengan laju pertumbuhan populasi manusia, kebutuhan manusia dalam hal ketersediaan energi perlu ditingkatkan pula. Aktivitas serta teknologi perindustrian pun semakin dikembangkan. Jika dahulu kebutuhan manusia diproduksi dengan tangan dan peralatan sederhana oleh industri rumahan, kini proses tersebut telah diubah. Industri-industri besar telah muncul dan berkembang di setiap kota di dunia. Dengan ditingkatkannya aktivitas industri dan populasi manusia, secara otomatis, jumlah konsumsi bahan bakar untuk kegiatan produksi dan aktivitas sehari-hari kian meningkat dari hari ke hari. Bahan bakar yang dimaksud antara lain minyak bumi, gas bumi serta batu bara. Dengan ketersediaan minyak dan gas bumi yang kian dieksplorasi setiap harinya, sedikit demi sedikit tren bahan bakar dialihkan ke batu bara, terutama untuk kebutuhan industri serta pembangkit tenaga listrik. Oleh karena itu, kini penambangan batu bara mulai dibuka di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Dahulu penambangan dilakukan dengan cara manual. Namun karena jumlah permintaan yang terus meningkat, maka diciptakanlah suatu unit yang disebut dengan unit alat berat. Alat berat sendiri terdapat beberapa jenis, tergantung dari fungsi, salah satunya adalah unit excavator. Excavator sendiri dipandang sebagai unit alat berat yang paling efisien untuk melakukan kegiatan penambangan (khususnya pengerukan) batu bara. Excavator digunakan hampir di seluruh project penambangan. Mulai penambangan pasir, batu bara hingga emas. Proses pengerukan dalam volume yang besar dilakukan dengan waktu kerja yang lebih singkat dan lebih efisien oleh excavator daripada unit alat berat lain. Maka tidak heran apabila di lokasi penambangan, excavator bekerja nyaris tanpa henti, demi tercapainya target produksi yang dibebankan oleh perusahaan serta permintaan pasar. Oleh karena 1

itu, diperlukan perawatan serta perbaikan yang memadai dan efisien agar unit dapat bekerja secara optimal. Excavator sendiri sebagian besar sistem kerjanya didominasi oleh sistem hidrolik. Sistem hidrolik sendiri dipengaruhi oleh aliran, tekanan serta volume dari fluida (hydraulic oli) yang akan digunakan untuk mengendalikan actuator. Adapun komponen yang berperan besar dalam sistem hidrolik antara lain : hydraulic tank assembly, hydraulic pump, main control valve, hydraulic actuator, serta pendukung operasi sistem hidrolik. Diantara komponenkomponen tersebut, main control valve memiliki peranan yang sangat vital, mengingat kerja main control valve langsung berhubungan dengan kinerja actuator seperti front attachments, travel device serta swing device. Di lain pihak, sering ditemui beberapa kasus dimana actuator unit tidak bisa berfungsi dengan normal, salah satunya adalah kasus yang sering disebut dengan cylinder drift. Cylinder drift adalah kondisi dimana ketika front attachment dioperasikan, cylinder dengan sendirinya akan bergerak, baik retract (rod cylinder masuk ke dalam tube cylinder) maupun extend (rod cylinder keluar dari tube cylinder) dengan cepat akibat gaya gravitasi yang lebih besar daripada gaya tekan yang dihasilkan oleh fluida, baik dengan ataupun tanpa beban pada bucket. Sementara salah satu penyebab terjadinya cylinder drift adalah kegagalan fungsi pada main control valve, seperti yang terjadi pada unit excavator Hitachi EX 2500-6 dengan fleet number EX 269, di Site Kideco Jaya Agung, Pit Sungai Paku, Rabu 28 Mei 2014. Untuk menjaga produktivitas unit, diperlukan perbaikan serta perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya kerusakan di kemudian hari. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang mendalam akan karakteristik dari komponen alat berat EX 2500-6 (dalam hal ini main control valve) agar mekanik dapat menyelesaikan masalah yang muncul di lapangan dengan analisa yang tepat serta solusi perbaikan tepat dan efektif, untuk mencegah terulangnya kasus yang serupa dalam jangka waktu yang lama. 2

1.2 TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan tugas akhir dalam Analisa Kegagalan Fungsi pada Main Control Valve Excavator Hitachi EX 2500-6 dengan Fleet Number EX 269 di Site Kideco Jaya Agung adalah sebagai berikut : 1. Memahami cara mendeteksi kegagalan fungsi yang terjadi pada main control valve pada unit EX 2500-6 dengan fleet number EX 269 di Site Kideco Jaya Agung. 2. Mengetahui letak kegagalan fungsi main control valve pada unit EX 2500-6 dengan fleet number EX 269 di Site Kideco Jaya Agung. 3. Memahami penyebab kegagalan fungsi main control valve pada unit EX 2500-6 dengan fleet number EX 269 di Site Kideco Jaya Agung. 4. Mampu menjelaskan langkah perawatan serta tindakan pencegahan untuk mengurangi potensi kerusakan dan kegagalan fungsi main control valve pada unit EX 2500-6 dengan fleet number EX 269 di Site Kideco Jaya Agung, untuk jangka waktu yang lebih lama. 1.3 BATASAN MASALAH Karena luasnya pembahasan tentang Analisa Kegagalan Fungsi pada Main Control Valve Excavator Hitachi EX 2500-6 dengan Fleet Number EX 269 di Site Kideco Jaya Agung ini maka pembahasan akan ditekankan pada : 1. Pengenalan main control valve pada unit EX 2500-6. 2. Proses troubleshooting main control valve yang menyebabkan cylinder drift pada unit excavator EX 2500-6 dengan fleet number EX 269 di Site Kideco Jaya Agung. 3. Proses pembongkaran serta analisa kerusakan pada komponen main control valve yang menyebabkan cylinder drift pada unit excavator EX 2500-6 dengan fleet number EX 269 di Site Kideco Jaya Agung. 3

1.4 METODE PENELITIAN Dalam penyusunan tugas akhir ini digunakan beberapa metode penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penyusunan laporan Tugas Akhir dapat berjalan dengan maksimal. 1. Kajian Pustaka Metode penulisan berdasarkan informasi dari literature yang berhubungan dengan objek yang dibahas. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang menunjang laporan ini. 2. Tinjauan Lapangan Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam pembuatan laporan. Beberapa metode yang digunakan antara lain : a. Teknik Pengamatan (observasi) Merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. b. Wawancara (interview) Teknik pengambilan data dengan melakukan wawancara kepada foreman, mechanic, maupun pihak-pihak yang dirasa memiliki informasi yang dibutuhkan dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga dapat membantu dan memberikan penjelasan tentang masalah yang diteliti. c. Studi Literatur Studi literatur merupakan metode pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari seluruh literatur yang berkaitan dengan objek yang diteliti dalam penyusunan tugas akhir. 4

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Penyusunan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 bab, dan masing-masing bab terdiri dari sub-bab. Sistematika Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan dalam memecahkan permasalahan, dalam lingkup pembahasan ini dijelaskan tentang pengenalan komponen main control valve. BAB III ANALISA CYLINDER DRIFT SERTA KEGAGALAN FUNGSI PADA MAIN CONTROL VALVE Bab ini berisi tentang proses troubleshooting main control valve yang menyebabkan cylinder drift pada unit excavator EX 2500-6 dengan fleet number EX 269 di Site Kideco Jaya Agung. BAB IV ANALISA KERUSAKAN MAIN CONTROL VALVE Bab ini berisi tentang proses analisa dan troubleshooting terhadap komponen yang mengalami kegagalan fungsi sehingga menyebabkan terjadinya kasus cylinder drift pada unit EX 269, untuk menentukan kemungkinan penyebab kegagalan fungsi pada main control valve. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat diambil pada pelaksanaan dan penulisan tugas akhir. 5