Bab 3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah Membangun Akhlak Mulia

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2 Peran Guru Dalam Pembangunan Karakter Bangsa

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Bab 2 Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Generasi Unggul

Bab I Pendahuluan. Rata-rata lama pendidikan di Indonesia hanya berdampak pada sepertiga GDP (gross domestic

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia

Bab VII Pemberdayaan Sekolah Untuk Pembangunan SDM Bermutu

BAB VII Pemberdayaan Sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. 2007, hlm.1. Republik Indonesia, Jakarta, 2003, hlm.1.

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

KISI-KISI DAN PEDOMAN PENILAIAN UJIAN PRAKTIK. UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL Pendidikan Agama Islam (PAI) Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

KISI-KISI DAN PEDOMAN PENILAIAN UJIAN PRAKTIK. UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL Pendidikan Agama Islam (PAI) Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS I - SEMESTER 1

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

46 Bab 4 Landasan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

FIQH IBADAH; PENGERTIAN FIQH, IBADAH, DASAR, PRINSIP-PRINSIP DAN KEDUDUKANNYA DALAM ISLAM. Oleh: Nilna Fauza, M.HI.

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

BAB I PENDAHULUAN. tugas untuk memberikan pengenalan dan pengetahuan dasar keagamaan kepada anak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DAN RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN HOLISTIC INTEGRATIVE

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009, hlm Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam AlQur an, Yogyakarta: Teras, 2010, hlm.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET B

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

Bab VI Pembelajaran Berbasis Kompetensi yang Mencerdaskan danberkarakter

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

BAB IV PENERAPAN TEORI DISCRIMINATION LEARNING PERSPEKTIF ROBERT M. GAGNE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. ranah kognitif, sehingga ranah-ranah yang lain menjadi terabaikan. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

Meneladani Kepemimpinan Rosululloh Solawahualaihi wassalam

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pihak pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Menurut Dimyati Mudjiono

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STANDAR ISI PAI SMP AL-QUR`AN & HADITS. No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/Semester

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU DI KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

Pendidikan Agama Islam

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas dalam menghadapi kehidupan modern sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagaimana dinyatakan pada pasal 1 Undang-Undang No. 20/2003. tentang Sistem pendidikan Nasional, sebagai berikut:

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII /1-2. Nama Guru :... Sekolah :...

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

UJIAN PRAKTIK. UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL Pendidikan Agama Islam. Tahun Pelajaran 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2005, hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMA, MA, SMALB, SMK DAN MAK

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

Oleh Marwanti Guru SDM Ambarbinangun ABSTRACT

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS VI - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

Hakikat Manusia Menurut Islam

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Transkripsi:

Bab 3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah Membangun Akhlak Mulia Kurikulum memiliki empat kompenen yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen proses dan komponen evaluasi. Keseluruhan komponen tersebut dijadikan empat standar dari delapan standar Pendidikan Nasional. 3.1 Tujuan PAI Apa yang seharusnya menjadi tujuan PAI bagi generasi muda? Kalau pelaksanaan PAI didasarkan atas kelima aspek yang berfungsi seperti mata pelajaran, maka tujuan PAI membentuk lulusan sekolah menjadi calon ahli Qur an, calon ahli Hadits, calon ahli Fiqih, calon ahli Tarikh dan SKI? Bagaimana menurut Al Qur an? Allah Swt berfirman, yang artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. *QS Adz Dzariyaat (51):56+. Ayat ini menegaskan bahwa tugas manusia di muka bumi ini adalah beribadah kepada-nya. Seluruh kegiatan sosial, ekonomi, politik, pertahanan, keagamaan dsbnya dari manusia dimuka bumi harus merupakan ibadah yaitu penghambaan kepada Allah Swt. Demikian juga shalat, zakat, shaum, haji yang merupakan ibadah mahdoh, harus diaplikasikan dalam kehidupan dalam bentuk amal shalih (akhlak mulia) agar mendapat pahala yang terus menerus sehingga terhindar dari azab neraka. Oleh karena itu maka pendidikan sebagai sarana pemberdayaan manusia harus bertujuan membangun manusia sebagai ahli ibadah. Lebih jauh tujuan penciptaan manusia adalah sebagai pemimpin (khalifah) di muka bumi [QS Al Baqarah (2): 30] oleh karena itulah Allah Swt membekali manusia dengan semua potensi yang diperlukan [Qs An Nahl (16): 78] untuk diberdayakan menjadi kompetensi khususnya sebagai pemikir (ulul albab) *QS Ali Imran (3): 190-191] yang dapat menggunakan ilmunya dalam kehidupan dengan penuh manfaat (rahmatan lil alamin), sehingga dijanjikan Allah Swt untuk ditingkatkan derajatnya [Qs Al Mujadillah (58): 11]. Tujuan pendidikan ini digunakan oleh Yayasan Pendidikan Kewiraswastaan Ar Rafi dalam membangun lulusannya sebagai ulul albab calon khalifah yang abdullah. Tujuan PAI berdasarkan uraian singkat ini adalah: Agar siswa menjadi ahli ibadah sebagai calon khalifah. Dengan kata lain, tujuan PAI adalah : Membangun sosok abdullah (hamba Allah) yang khalifah (pemimpin dimuka bumi). Bab 3 PAI Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah 23

3.2 Materi PAI Dari kelima aspek PAI yang bersifat materi keilmuan adalah : Qur an, Hadits, Fiqih, Tarikh/SKI, sedang aqidah/keilmuan merupakan nilai (afektif) dan ahlak merupakan unjuk kerja (ucapan dan tindakan). Untuk membangun sosok ahli ibadah akan diperlukan ilmu yaitu : ilmu Qur an, ilmu Hadits, ilmu Fiqih, ilmu Tarikh dan SKI yang dapat digunakan dalam kehidupan dalam bentuk akhlak mulia dengan berlandaskan nilai-nilai aqidah dan keimanan. Materi Qura n-hadits-fiqih-tarikh dan SKI begitu banyak. Bagaimana cara memilihnya agar efektif. Dalam Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah maka tema ibadah akan menjadi Integrator seperti yang digambarkan dalam bagan 1.1 berikut : Bagan 3.1 : Tema ibadah sebagai Integrator Kelima Aspek Bagan 3.1 menggambarkan bahwa : Pertama, tiga aspek PAI yang bersifat keilmuan yaitu : Qur an-hadits, Fiqih, Tarikh dan SKI, satu aspek PAI yang bersifat afektif (Aqidah-Keimanan) dan satu aspek PAI yang bersifat motorik (Akhlak) diintegrasikan kedalam tema ibadah (mahdoh/langsung) untuk siswa SD yaitu : thaharah, shalat, zakat dan shaum. Dalam hal ini tema ibadah berperan sebagai integrator yang menyatukan kelima aspek PAI. Kedua, tidak semua materi kelima aspek PAI diperlukan siswa untuk melaksanakan ibadah langsung, oleh karena itu perlu dipilih mana materi penting yang terkait langsung dengan ibadah. Dalam hal ini tema ibadah menjadi fokus bagi semua aspek PAI, yang memungkinkan PAI dapat dilaksanakan dengan proses pembelajaran berbasis kompetensi, yang dapat diilustrasikan sbb : Bab 3 PAI Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah 24

Penghambaan Kepada Allah Swt Qur an-hadits Fiqih Tarikh-SKI Aqidah-Keimanan Akhlak Satu Kesatuan (kaffah) Pendidikan Berbasis (Parsial) Mata Pelajaran Pendidikan (integral) Berbasis Kompetensi Bagan 3.2: Perubahan dari Kurikulum Mata Pelajaran yang Terpisah-pisah Menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi Bagan 3.2 menggambarkan bagaimana kelima aspek PAI yang berdiri sendirisendiri dan terpisah satu sama lain, menjadi satu kesatuan yang merupakan kompetensi sesuai dengan definisi dalam Kurikulum 2004 (KBK) yaitu : keseluruhan pengetahuan (ilmu /kognitif), nilai dan sikap (iman / afektif) yang dapat direfleksikan dalam kebiasaan berpikir (ucapan / psiko) dan bertindak (amal / motorik). Gambar 3.2 juga menggambarkan terjadinya perubahan dari pembelajaran berbasis mata pelajaran menjadi pembelajaran berbasis kompetensi. Terjadi perubahan dari pembelajaran lima mata pelajaran yang terpisah-pisah menjadi pembelajaran yang menyatukan kelima aspek dalam tema ibadah. Definisi ini sesuai dengan perintah Allah Swt kepada orang-orang yang beriman sebagai berikut, yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [QS Al Baqarah (2): 208]. Keseluruhan dalam ayat tersebut adalah kesatuan dari : ilmu (head), iman (heart) dan amal (hand), yang dalam bahasa Sunda disebut kesatuan dari : tekad (afektif), ucap (kognitif) jeung lampah (motorik), dan kalau tidak menyatu antara Bab 3 PAI Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah 25

ketiga domain tersebut, maka disebut sebagai orang munafik, yang dalam ayat tersebut disebut sebagai pengikut syetan. Ayat tersebut merupakan landasan teologis (keagamaan) dari definisi kompetensi dalam KBK 2004 yaitu : keseluruhan (kaffah) pengetahuan, nilai dan sikap yang dapat direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa tujuan PAI adalah: membangun sosok ahli ibadah, yang memiliki pengetahuan Al-Qur an, Hadits, Fiqih, Tarikh dan SKI, yang dapat direfleksikan dalam kebiasaan berpikir (ucapan) dan bertindak (amal), berdasarkan nilai keimanan (aqidah) Bagaimana mengintegrasikan kelima materi PAI kedalam tema ibadah mahdoh, secara operasional dapat digambarkan dalam tabel berikut : Tabel 3.1: Tabel Pemilihan Materi Esential untuk Tema Ibadah Di SD Ar Rafi Tema/Sub Tema Thaharah o Istinja o Wudhu o Tayamum o Mandi Shalat o Fardhu o Sunat o Berjama ah Zakat o Mal o Fitrah Shaum o Wajib o Sunat Al Qur an Kognitif Afektif Motorik Fiqih Tarikh/ SKI Aqidah Keimanan Akhlak Tabel 3.1 memudahkan guru-guru PAI untuk memilih materi Al Qur an, Hadits, Fiqih dan Tarikh/ SKI, sebagai pengetahuan yang harus dikuasai siswa untuk melaksanakan ibadah dalam sub tema tertentu. Demikian juga guru-guru dapat memilih materi Al Qur an atau Hadits yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan aqidah yang harus diyakini siswa dalam melakukan ibadah. Selanjutnya tidak sedikit materi akhlak yang Bab 3 PAI Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah 26

ada dalam Al Qur an dan Hadits, yang merupakan perintah Allah Swt dan sabda rasul, yang dapat dipilih guru untuk bahan pelatihan siswa berakhlak mulia, dalam bimbingan guru PAI dan guru-guru lainnya. PAI yang bertujuan membangun sosok ahli ibadah ini diyakini dapat mengurangi dampak negatif dari pendidikan verbalis, dogmatis dan split personality, yang cenderung dapat menghasilkan kelompok geng motor, narkoba, free sex dan aliran sesat diantara remaja. 3.3 Proses (Metoda) Pembelajaran Kalau kelima aspek PAI merupakan lima mata pelajaran yang padat dengan materi maka proses pembelajaran cenderung terjadi dalam bentuk ceramah. Metoda ceramah atau penyampaian informasi (transfer of knowledge) hanya akan membangun kemampuan kognitif tingkat rendah yaitu recall atau mengingat hasil hafalan, dan paling tinggi hingga pada tingkat comprehension (pemahaman) dan pengetahuan tentang aplikasi (application). Dalam metoda ceramah, kegiatan pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered), dimana guru aktif menyampaikan informasi kepada siswa, sedangkan siswa hanya menyimak guru dengan pasif. Besar kemungkinan hasil pembelajaran cenderung verbalis, dogmatis, dan split personality. Dengan kata lain lulusan yang cerdas, kompetitif, produktif dan berakhlak mulia sulit tercapai. Oleh karena itu pembelajaran harus berpusat pada siswa (student centered), antara lain istilah yang dikenal sebagai PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), sesuai dengan firmannya, yang artinya : Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. [QS An Najm (53):39]. Ayat ini menjelaskan bahwa seseorang tidak akan memperoleh sesuatu seperti konsep-konsep keilmuan dan nilai-nilai personal, sosial dan spiritual, tanpa ia sendiri berusaha untuk memilikinya. Seorang siswa tidak akan menguasai konsep keilmuan tanpa ia sendiri belajar untuk menguasai (mastery learning) dengan metoda ilmiah (scientific method). Ayat ini merupakan landasan teologis dari PAIKEM, atau student active learning yang dulu dikenal dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Disisi lain nilai-nilai sosial, seperti tidak berbuat keji antar manusia dan tidak ingkar pada aturan Allah Swt, yang merupakan akhlak mulia hanya akan terbentuk melalui pembelajaran dan pelatihan serta pembiasaan. Membangun akhlak mulia (karakter) siswa dapat dilakukan dengan model belajar afektif antara lain seperti yang dikemukakan Bloom dan Krathwohl. Bab 3 PAI Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah 27

3.4 Evaluasi Evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan bukan Penilaian Acuan Nilai (PAN). Penilaian dapat dilakukan pada satuan kompetensi terkecil yaitu Kompetensi Dasar (KD) dengan menetapkan indikator ketercapaian dari masing-masing domain (kognitif, afektif dan motorik). Untuk mengukur Kompetensi Dasar yang sudah dikuasai siswa, guru hanya bisa mengamati dan mengukur dari unjuk kerja siswa yang operasional. Oleh karena itulah ada teori yang mengemukakan bahwa dalam menetapkan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang sekarang dirumuskan dalam Kompetensi Dasar (KD) harus dinyatakan dalam kata-kata atau kalimat yang operasional dan dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable). Rumusan KD yang benar adalah KD yang operasional, dapat diamati serta dapat diukur. Dengan kata lain rumusan KD yang benar adalah KD yang dapat dievaluasi ketercapaiaanya melalui indikator pencapaian unjuk kerja verbal, dan unjuk kerja fisik yang didalamnya terintegrasi nilai nilai sosial dan spiritual. Sebagai contoh tema Thaharah, terdiri dari sub tema ; istinja, wudhu, tayamum dan mandi. Sub tema wudhu dapat dijadikan satu KD dengan rumusan : siswa dapat berwudhu dengan benar dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kebenaran berwudhu siswa dapat diukur dari unjuk kerja domain kognitif, afektif dan motorik. Guru tidak dapat mengukur kompetensi secara langsung dan menyeluruh, namun hanya dapat mengukur dari unjuk kerja (performance) yang dilandasi oleh kompetensi. Bagaimana hubungan kompetensi dengan unjuk kerja? Performance atau unjuk kerja merupakan indikator kompetensi yang operasional yang dapat diamati dan dapat diukur, oleh karena itu dapat dijadikan indikator pencapaian tujuan yang dirumuskan dalam kompetensi. Unjuk kerja Verbal Unjuk kerja Fisik Unjuk kerja Bersikap Kompetensi Unjuk Kerja Bagan 3.3: Unjuk Kerja Sebagai Indikator Pencapaian Kompetensi Bab 3 PAI Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah 28

Bagan 3.3 menjelaskan bahwa pencapaian kompetensi yang merupakan integrasi dari kognitif (ilmu), afektif (nilai dan sikap, iman) dan motorik (tindakan, amal) dapat diukur dari unjuk kerja verbal (KI-3) dan tindakan, perbuatan (KI-4) dengan akhlak mulia yang bernilai sosial (KI-2) dan nilai spiritual (KI-1), yang disusun dalam Kartu Hasil Studi (KHS) untuk setiap tema dan sub tema. Bab 3 PAI Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah 29