Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia
|
|
- Farida Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia Sejak tahun 2010 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempromosikan pendidikan karakter dalam konteks pendidikan berbasis kompetensi. A. Apa yang Disebut Karakter? Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta mendefinisikan karakter sbb: Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusandan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. (Kemendiknas, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2009) Dengan demikian karakter seseorang merupakan perilaku orang tersebut dalam berpikir, berbicara, bersikap dan bertindak, yang dilandasi oleh nilai-nilai yang ada dalam sistem nilainya (value system), baik nilai personal, nilai sosial maupun nilai-nilai ketuhanan. Ditinjau dari sudut performansi (unjuk kerja), baik verbal performance, attitudinal performance dan physical performance, makakarakter dapat di definisikan secara sederhana sebagai cara berpikir dan berbicara, bersikap dan bertindak berdasarkan sistem nilai yang dimilikinya. Dengan demikian karakter dapat disamakan dengan ahlak mulia, perbedaannya terletak pada perjanjian si pelaku dengan tuhannya. Ahlak mulia merupakan karakter yang baik dariumat muslim, karena ia punya perjanjian(aqidah) dengan Allah Swt Sang Pencipta (Holik). Nilai-nilai personal dan sosial dan spiritual umat muslim dilandasi oleh nilai-nilai Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia 50
2 keimanannya kepada Allah Swt. Sedangkan karakter yang baik berlandaskan kepada nilai-nilai personal, sosial yang bersifat spiritual dan unversal. Implementasi pembelajaran yang mencerdaskan emosional-spiritual pada umumnya merupakan pelatihan untuk membiasakan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari, sehingga selalu terkait dengan kecerdasan kinestetis (perbuatan). Artinya kecakapan bersikap yang dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan lebih mudah dijelaskan dalam suatu tindakan atau perbuatan (motorik), yang di dalam masyarakat muslim dikenal dengan istilah amal salih.amal adalah perbuatan atau tindakan, sedangkan salih adalah nilai dan sikap orang yang berbuat amal tersebut, yaitu nilai-nilai keikhlasan. Dengan kata lain, perbuatan tersebut dilaksanakan bukan termotivasi oleh sesuatu manfaat fisik, material (motivasi ekstrinsik), melainkan hanya karena perintah Allah Swt, dengan berharap akan keridho annya (motivasi intrinsik). B. Amal Salih sebagai Perilaku Ahlak Mulia Amal salih adalah perilaku seorang muslim yang dilandasi oleh nilai-nilai keimanannya kepada Allah Swt. Mereka yang beramal salih atau berperilaku ahlak mulia akan mendapat pahala (ganjaran/imbalan) dari Allah Swt, yang berdampak terhindarnya dari api neraka, sesuai dengan firmannya: 4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. 5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), 6. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih; maka bagi mereka pahala yang tiada putusputusnya. [Qs. At-Tin (95): 4,5,6] Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia 51
3 Dalam ayat 4 dijelaskan bahwa Allah Swt menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dan dibekali denganpotensi yang sangat lengkap [Qs.(An Nahl (16): 78]. Ayat 5, menjelaskan bahwa kemudian semua manusia dikembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya yaitu neraka (tafsir At-Tabani dan Ibnu Kasir) Ayat 6, menegaskan bahwa hanya orang-orang yang beriman dan beramal salih, yang akanmendapatkan pahala yang tidak putus-putusnya, sehingga mereka terhindar dari azab neraka. Semua ayattersebut menjelaskan bahwanilai-nilai keimanan kepada Allah Swt yang dijadikan landasan dalam berbuat dan bertindak, merupakan amal salih, yaitu perbuatan dan tindakan yang dilakukan umat muslim atas perintahnya.hadiahnya adalah surga, karena terhindar dari azab neraka. Kalau umat muslim selalu berbuat dan bertindak berdasarkan perintah Allah Swt dan menghindarkan diri dari perbuatan dan tindakan yang dilarang oleh Allah Swt, maka mereka disebut orang-orang yang taqwa (muttaqin). Inilah konsep dasar pendidikan Ar-Rafi dalam membangun kecerdasan emosional-spiritual dan kecerdasan kinestetis yaitu: Konsep pendidikan Ar Rafi membangun sosok muttaqien C. Mengapa Manusia Perlu Berahlak Mulia? Tiada pembangunan nasional tanpa pembangunan karakter bangsa, tidak adanation Building tanpacharacter Building, hal ini sering diucapkan oleh Bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia Dr (HC) Ir Soekarno, yang pernah penulis dengar dalam pidatonya. Apakah bangsa yang lagi krisis moral sulit untuk berhasil dalam pembangunan nasional? Sangat rasional apabila kita berpikir bahwa Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia 52
4 keberhasilan pembangunan nasional akan sangat tergantung pada pembangunan karakter bangsa. Bagi umat muslim berahlak mulia merupakan kewajiban, karena sabda Rasulullah Saw: Yang membanyakkan orang masuk surga adalah ketakwaan pada Allah Swt yang tergambar dalam ahlak mulia. Bagi umat muslim, berahlak mulia dan atau ber amalsalih, merupakan modal dasar bagi upaya pencapaian mardlotillah (keridho an Allah Swt) yang didalamnya ada surga. Oleh karena iturasulullah Muhammad Sawbersabda bahwa: Tiada aku diutus kecuali untuk memperbaiki ahlak. Keagungan ahlak rasulullah Muhammad Saw dikemukakan dalam Al Qur an sesuai dengan firman Allah Swt sbb: dansesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. [Qs. Al Qalam (68): 4] Ahlak yang agung adalah perilaku rasul yang berdasarkan nilai-nilai moral yang ada dalam AlQur an, yang harus dicontoh oleh semua umatnya. Oleh karena itu Rasulullah Muhammad Saw mengajarkan umatnya untuk berikrar dalam shalat sebagai berikut : Katakanlah: Sesungguhnya solatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam.[qs. Al An am (6): 162] Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia 53
5 Ayat tersebut menegaskan bagi umat muslim bahwa tidak ada perbuatan atau perilaku yang bukan perintah Allah Swt.Dengan kata lain tidak boleh ada perbuatan, tindakan atau perilaku yang bukan amal salih, atau ahlak mulia, kalau menghendaki keridhoannya untuk menggapai surga di akhirat kelak. Bagamana hasil nyata di dunia dari amal shalih, atau perilaku ahlak mulia? Allah Swt menetapkan bahwa dampak nyata dari implementasi nilai-nilai keimanan dalam bentuk amal salih adalah kesejahteraan bagi diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta lingkungan alam sekitarnya dengan penghuninya, sesuai dengan firmannya : dantiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [Qs. Al Anbiya (21): 107]. Ayat tersebut menjelaskan tujuan diturunkannya rasulullah Muhammad Saw adalah untuk mensejahterakan bumi. Hal tersebut juga merupakan tugas bagi umat muslim sebagai pengikut Muhammad Saw. Bertitik tolak dari ayat-ayat tersebut, pendidikan Ar-Rafi harus dapat membangun SDM yang cerdas secara intelektual agar dapat memiliki ilmu, dan menetapkan kebenaran,dan cerdas secara emosional-spiritual dan kinestetis sehingga dapat menggunakan ilmunya dalam iman atau dengan ahlak mulia, sehingga berdampak pada penyebaran kesejahteraan ke seantero alam (rahmatan lil alamin). Kesimpulannya: Konsep pendidikan Ar Rafi membangun nilai dan sikap untuk beramal salih Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia 54
6 D. Bagaimana Peran Guru dalam Membangun Ahlak Mulia? Langkah pertama dalam pembelajara afektif, adalah membangun apresiasi peserta didik terhadap nilai-nilai ahlak mulia. Apresiasi peserta didikakan nilai-nilai, dimulai dengan pengindraan atas perilaku orang-orang di sekelilingnya yang berperilaku berdasarkan nilai-nilai personal, sosial dan nilainilai spiritual. Dalam hal ini guru merupakan model perilaku yang harus digugu dan ditiru oleh peserta didik. Apresiasi peserta didik terhadap guru dibangun dari mulaicara berpakaian, cara berbicara, cara bersikap dan cara bertindak.bagaimana kalau guru tidak memberi contoh dengan perilaku, dari apa yang dinasihatkannya kepada peserta didik? Allah Swt mengingatkan dalam Al Qur an sebagai berikut: 2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? 3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. [Qs. Ash Shaff (61) : 2-3]. Ayat tersebut menjelaskan bahwa apa yang dikatakan oleh seseorang, harus diikuti oleh perbuatannya. Apabila seseorang berbicara, tetapi ia sendiri tidak melakukannya, maka ia akan mendapat kebencian yang besar dari Allah Swt.Apabila seorang guru memerintahkan kepada peserta didiknya untuk berperilaku baik,tetapi guru tersebut tidak mencontohkannya, maka guru tersebut akan mendapat kebencian yang besar dari Allah Swt, padahal umat muslim berharap untuk meraih mardlotillah (keridhoan Allah Swt) yang di dalamnya ada surga. Apabila guru meminta peserta didik untuk belajar, sedangkan dirinya tidak pernah belajar, maka guru tersebut akan mendapatkan kebencian dari Allah Swt, bukan keridho annya, naudzubillahi mindzaliq. Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia 55
7 Figur contoh dalam Islam adalah rasulullah Muhammad Saw, seperti yang difirmankan oleh Allah Swt: Sesungguhnya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Qs. Al Ahzab (33) : 21] Ayat tersebut menjelaskan bahwa ucapan, sikap dan tindakan Rasul merupakan contoh yang baik, yang harus diteladani oleh umatnya. Al Qur an adalah pedoman bagi orang muslim yang harus dibaca, dipahami, diyakini dan diamalkan menjadi amal salih agar mendapat mardlotillah. Bagaimana perilaku muslim berlandaskan pedoman (Al Qur an) tersebut? Umat muslim harus mencontoh perilaku Rasulnya Muhammad Saw, karena Rasul berperilaku dengan landasan moral Al Qur an, seperti yang diutarakan dalam hadits berikut: Nabi Muhammad Saw bermoralkan Al Qur an Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia 56
8 Oleh karena itu pedoman keilmuan Islam yang ada dalam AlQur an dan contohnya ada pada sunnah, maka lengkaplah Islam sebagai agama yang sempurna. Dari uraian terdahulu ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan afektif dimulai dengan pola keteladanan yang dapat diapresiasi peserta didik. Keteladanan GURU PESERTA DIDIK Apresiasi dan Bagan 4.1: Pola Karakterisasi Pendidikan Ahlak Mulia, Keteladanan VS Apresiasi dan Karakterisasi Bagan tesebut menjelaskan bahwa guru harus menjadi idola peserta didik, segala perilakunya merupakan teladan bagi peserta didik sehingga peserta didik memberikan apresiasi kepada nilai-nilai personal, sosial maupun spiritual yang di demonstrasikan oleh guru. Ada kata-kata bijaksana yang terkait dengan pola pendidikan afektif ini yaitu: Hai para guru, janganlah engkau berharap para peserta didikmu berperilaku seperti yang engkau nasihatkan, karena mereka akan banyak berperilaku seperti yang engkau contohkan. E. Bagaimana ProsesPembelajaran Afektif Dalam Membangun Karakter? Krathwohl bersama Bloom dan Masia (1964) mengembangkan pembelajaran afektif atau domain afektif dalam lima kategori yaitu : Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia 57
9 1. Receiving (attending) 2. Responding 3. Valuing 4. Organization 5. Characterization by value or value complex Kategori receiving atau penerimaan merupakan tingkat terbawah dari pembelajaran afektif, yang dimulai dari kesadaran kognitif bahwa seseorang menyadari sedang berada dalam situasi tertentu, kemudian menumbuhkan keinginan untuk menerima nilai-nilai meskipun belum menerima sistem nilai secara keseluruhan. Kategori respondingadalah respons seseorang terhadap sistem nilai dalam situasi dimana ia berada, dengan dorongan untuk ikut berperan serta. Proses ini boleh dikatakan sebagai dorongan untuk learning by doing melalui komitmennya untuk berperan serta hingga tercapai kepuasan dalam berperan serta. Kategori valuingatau penilaian, dimulai dengan sikap menerima nilai-nilai yang dipromosikan, kemudian meningkat menjadi sangat menyukai nilai-nilai tersebut dan diakhiri dengan tingkat komitmen untuk setia terhadap sistem nilai tersebut. Kategori organizing adalah proses memasukkan nilainilai yang di promosikan dalam pembelajaran, kedalam sistem nilainya melalui tahapan mempersepsikan nilai yang dipromosikan, menyimpannya dalam organisasi sistem nilai, atau mengorganisasikan nilai berdasarkan persepsinya sendiri. Kategori Characterization by value or value complex merupakan internalisasi nilai-nilai atau penghayatan nilai-nilai, dimana nilai-nilai ialah berada pada sistem nilai peserta didik Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia 58
10 yang mengontrol semua perilakunya, sehingga telah menjadi karakter peserta didik tersebut. Artinya peserta didikakan berperilaku konsisten dengan nilai-nilai yang telah dihayatinya atau diinternalisasi. Kelima kategori pembelajaran afektif dari Krathwhol semuanya bersifat kecakapan proses dalam bersikap, hingga menghasilkan nilai-nilai yang diorganisasikan peserta didik dalam sistem nilainya, yang digunakan sebagai landasan bersikap dan bertindak atau berperilaku. Inilah yang disebut sebagai karakter, dan apabila nilai-nilai personal dan sosial yang diorganisasikan dalam dirinya merupakan nilai-nilai spiritual Islami maka ia berperilaku dengan ahlak mulia. Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia 59
Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa
Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Guru PAI berperan sangat sentral dalam memberdayakan sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa.
Lebih terperinciBab 2 Peran Guru Dalam Pembangunan Karakter Bangsa
Bab 2 Peran Guru Dalam Pembangunan Karakter Bangsa Pemerintah menetapkan delapan standar nasional pendidikan yaitu : 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4. Standar Evaluasi 5.
Lebih terperinciBab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat
Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam
Lebih terperinciBab 3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah Membangun Akhlak Mulia
Bab 3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah Membangun Akhlak Mulia Kurikulum memiliki empat kompenen yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen proses dan komponen evaluasi.
Lebih terperinciBab 2 Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa
Bab 2 Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Secara ideal, sekolah seharusnya berperan sebagai Pusat Pembangunan Masyarakat (Sosial Development
Lebih terperinciDAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah
DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah 1 4 I Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
Lebih terperinciBab VII Pemberdayaan Sekolah Untuk Pembangunan SDM Bermutu
Bab VII Pemberdayaan Sekolah Untuk Pembangunan SDM Bermutu A. Reformasi Konsep Pendidikan Sejak tahun1970-an Indonesia telah melakukan enam kali perubahan kurikulum, namun pelaksanaannya di lapangan belum
Lebih terperinciDi antaranya pemahaman tersebut adalah:
MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir yang mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya untuk seluruh umat manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum berarti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya pada taraf hidup yang lebih baik.
Lebih terperinciANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DAN RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN HOLISTIC INTEGRATIVE
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DAN RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN HOLISTIC INTEGRATIVE BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM DI SD AR RAFI KOTA BANDUNG Fanny Sumirat*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Allah SWT yang harus dijaga dan dibina, hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Pada dasarnya anak harus memperoleh
Lebih terperinciKhutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Allah Swt Mengingatkan Orang Beriman dan Rasulullah Saw Menganjurkan Tentang Pentingnya Puasa Ramadhan Khutbah Pertama Adapu judul khutbah pada siang ini yaitu: Allah Swt Mengingatkan Orang Beriman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam prinsip
Lebih terperinciBab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Generasi Unggul
Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Generasi Unggul Bagaimana membangun manusia unggul, merupakan pertanyaan dari seorang filsuf Jerman yaitu Friedrich Nietzsche yang lahir pada tahun
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan :
BAB V PEMBAHASAN Setelah peneliti melakukan penelitian secara langsung dengan menyebarkan angket yang diajukan kepada karyawan muslim di PT. Bina Megah Indowood dan diisi dengan keadaan yang sebenarnya,
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : 56203 / Agama Revisi 2 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 20 Januari 2014 Jml Jam kuliah dalam seminggu : 100 menit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah-masalah seputar karakter atau moral yang terjadi sekarang ini jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Persoalan karakter
Lebih terperinciAKHLAK PRIBADI ISLAMI
AKHLAK PRIBADI ISLAMI Modul ke: 06Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi Salah satu kunci sukses di dunia dan akhirat karena faktor
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses pembelajaran Akidah Akhlak merupakan pembelajaran yang lebih menekankan penguasaan teori dan praktik, karena mata pelajaran Akidah Akhlak berhubungan
Lebih terperinciEngkau Bersama Orang Yang Kau Cintai
Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:
Lebih terperinciMarhaban Yaa Ramadhan 1434 H
Pengantar: Ramadhan 1434 H segera tiba. Sepantasnya kaum Muslim bergembira menyambutnya. Sebab di dalamnya penuh dengan pahala. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana kaum Muslim bisa meraih ketakwaan.
Lebih terperinciKelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )
Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciKedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim
Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciMeneladani Kepemimpinan Rosululloh Solawahualaihi wassalam
Meneladani Kepemimpinan Rosululloh Solawahualaihi wassalam Oleh: Estu Miyarso 03/09/2012 Estu Miyarso - Disampaikan dalam Kajian Rutin KMIP UPP 2 PGSD FIP UNY Mukadimah Segala puji bagi Allah. Kepada-Nya
Lebih terperinciMendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan
Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada
Lebih terperinciHakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185
Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciDr. Munawar Rahmat, M.Pd.
MAKNA AGAMA ISLAM Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP: 19580128.198612.1.001 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 23 September
Lebih terperinciBAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
Lebih terperinciBerpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah
Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????
Lebih terperinciBab VI Konsep Pendidikan Ar-Rafi Membangun PemimpinMasa Depan
Bab VI Konsep Pendidikan Ar-Rafi Membangun PemimpinMasa Depan A. Apa yang Disebut Dengan Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kecakapan seorang pemimpin dalam mengubah motivasi dan mind set bawahannya agar
Lebih terperinciBerpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang
MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan
Lebih terperinciJABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA
TADZKIROH DEWAN SYARIAH PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA NOMOR: 08/TK/K/DSP-PKS/II/1430 TENTANG JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA ( ) Memasuki era mihwar muassasi, interaksi dan komunikasi kader, anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dosen merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal karena bagi mahasiswa dosen sering kali dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid. Baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Lebih terperinciDr. Munawar Rahmat, M.Pd.
MAKNA AGAMA ISLAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI & AGAMA ISLAM Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP: 19580128.198612.1.001 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS
Lebih terperinciHIKMAH RAMADHON (Dikutip dari Kuliah Subuh Ust.Ir.Al-Bahra,M.Kom di Masjid Nurul Hidyah, Citra Raya)
No.36/Th.2/ Ramadhon 1429H/September 2008 Jum at I HIKMAH RAMADHON (Dikutip dari Kuliah Subuh Ust.Ir.Al-Bahra,M.Kom di Masjid Nurul Hidyah, Citra Raya) $yγ ƒr' tƒ t Ï%!$# (#θãζtβ#u =ÏGä. ãνà6ø n=tæ ãπ$u
Lebih terperinci3 Wasiat Agung Rasulullah
3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD dari
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: 07Fakultas Ekonomi dan Bisnis Etos Kerja Islam Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen Etos Kerja Islam Etos kerja dapat diartikan sebagai pandangan bagaimana
Lebih terperinciLandasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia
Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia A. Landasan Sosial Normatif Norma berasal dari kata norm, artinya aturan yang mengikat suatu tindakan dan tinglah laku manusia. Landasan normatif akhlak
Lebih terperinciBegitu Singkatnya Umur Manusia
Begitu Singkatnya Umur Manusia Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:
Lebih terperinciKesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir
Kesadaran Akan Keberadaan Ahmad Munir Segala puji bagi Allah, kami memujinya, memohon pertolongannnya, dan ampunannya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri diri kami, dan dari kejelekan amalan
Lebih terperinciTAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik
No.34/Th.2/ Sya ban 1429H/Agustus 2008 Jum at IV TAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik Kata takabur berasal dari kata Kabiru yang berarti besar. Untuk itu takabur bisa berarti sifat seseorang atau sekelompok
Lebih terperinciBAB VII Pemberdayaan Sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa
BAB VII Pemberdayaan Sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Education is againt verbalism and dogmatism, pendidikan menentang verbalisme dan dogmatisme, itulah ungkapan Marsha Weils and Joyce
Lebih terperinciPROPOSAL PENGEMBANGAN ISLAMIC CENTER IMAM IBNU HAJAR TAHUN : TAHUN : 2012
PROPOSAL TAHUN : PENGEMBANGAN TAHUN : 2012 ISLAMIC CENTER IMAM IBNU HAJAR [ T E L P. 021 8 4 3 1 2 2 7 9, 021 3 2 4 0 3 5 3 5, 0 2 1 3 6 9 9 1 9 9 3 F A X. 0 2 1 8 4 3 1 2 2 7 9, E : C A H A Y A. ILMU.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG
77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Thaufiq Boesoirie Universitas Islam Bandung 2017 Setiap orang harus menjadi pemimpin Rasulullah : Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung-jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia merupakan hal yang sangat mendasar, karena itu nilai ini harus senantiasa ditanamkan sejak dini
Lebih terperinciAl-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani
Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani Dalam sejarah Islam, para ulama terbiasa menghafal 30 juz Al-Quran sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
Lebih terperinciMENGHAYATI PERAN ISTRI
MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang
Lebih terperinciSumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir
Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah Desain Sampul: Ummu Zaidaan Disebarluaskan melalui: Maktabah
Lebih terperinciModul ke: Etos Kerja. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.
Modul ke: Etos Kerja Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Pengertian Etos Kerja Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter,
Lebih terperinciSumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:
Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah al-buthoniyah Desain Sampul: Ummu Tsaqiif al-atsariyah Disebarluaskan
Lebih terperinciKhutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1
Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Hari ini kita hampir berada di pertengahan bulan Sya'ban. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang mulia. Ini merupakan bagian dari nikmat Allah yang
Lebih terperinciBulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -
Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan teknologi sebagai media komunikasi, transaksi, bisnis, belajar, permainan, perdagangan, dan penyampaian informasi merupakan hal yang sudah tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter akhir-akhir ini semakin banyak diperbincangkan di tengahtengah masyarakat Indonesia, terutama oleh kalangan akademisi. Sikap dan perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rukun Iman pertama adalah Iman kepada Allah Swt, beriman kepada Allah Swt berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt, itu benar-benar ada dengan
Lebih terperinciIslam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur pendidik dalam suatu proses pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.
BAB II TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA A. Tinjauan Umum Fikih MTs. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs. Mata pelajaran fikih dalam kurikulum MTs. adalah salah satu bagian mata
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung
BAB V PEMBAHASAN A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung Banyak cara yang digunakan untuk mengurangi kerusakan alam. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman, petunjuk bagi umat Islam baik dalam kehidupan di dunia lebih-lebih dalam kehidupan akhirat nanti. Maka setiap mukmin yang mempercayai
Lebih terperinciDAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah
DAFTAR TERJEMAH No Hal Kutipan Bab Terjemah 1 1 Q.S. At I tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi Taubah ayat 122 semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
Lebih terperinciKEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang
Lebih terperinciRajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai
Lebih terperinciDAFTAR TERJEMAH. Alquran No Halaman Bab Terjemah 1
DAFTAR TERJEMAH Alquran No Halaman Bab Terjemah 1 2 1 Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan
Lebih terperinciBAB I PENGEMBANGAN AFEKTIF ANAK USIA DINI
BAB I PENGEMBANGAN AFEKTIF ANAK USIA DINI A. Arti Kata Afektif Kata afektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI (2001) adalah berbagai perilaku yang berkaitan dengan perasaan, sedangkan dalam
Lebih terperinciBAB IV PERILAK TERPUJI
BAB IV Standar Kompetensi (Akhlak) 4. Membiasa kan Perilaku Terpuji Kompetensi Dasar 4.1 Menjelaskan pengertian tawadlu, taat, qana ah, dan sabar. 4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadlu, taat,
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C
Lampiran 3 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY
BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY Metode merupakan suatu hal penting yang harus ada di dalam suatu pelaksanaan kegiatan untuk memberikan kemudahan dan keserasian
Lebih terperinciBeribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya
Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinci( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta munculnya media-media massa yang serba canggih ini, dengan segala kemajuannya menawarkan
Lebih terperinciModul ke: Akhlak Islami. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.
Modul ke: Akhlak Islami Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Pengertian Akhlak Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang menurut loghat diartikan: budi pekerti, perangai,
Lebih terperinciMANAJEMEN PENDIDIKAN YAYASAN MTA
TERIMA KASIH Bapak ibu MANAJEMEN PENDIDIKAN YAYASAN MTA Sie. Pendidikan MTA Pusat Sabtu, 5 Agustus 2017 Perjalanan hidup kita. Sie Pendidikan MTA PUSAT2 Mengapa Pendidikan anak Penting? Perkembangan kecerdasan
Lebih terperinciMerasakan Manisnya Keimanan
Merasakan Manisnya Keimanan Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciLesson Sheet Kelas : Mars
Lesson Sheet Kelas : Mars Meneladani Perilaku Tobatnya Nabi Adam A.s. Pada bab sebelumnya, kamu telah memelajari tentang kisah Nabi Adam. Kamu tentu masih ingat bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama sekaligus
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN A. Analisis Moralitas Remaja Desa Kandangserang Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup manusia. kearah kearifan ( wisdom), pengetahuan ( knowledge), dan etika ( conduct).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang samakin canggih menuntut manusia untuk mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadapkarakteranak didik,karena guru itu menjadi ikutan dan contoh teladan murid.mereka contoh perkataan
Lebih terperinciKewajiban Menunaikan Amanah
Kewajiban Menunaikan Amanah Khutbah Jumat ini menerangkan tentang wajibnya menunaikan amanah yang telah dibebankan kepada kita serta ancaman bagi orang-orang menyia-nyiakan amanah, sebagaimana yang telah
Lebih terperinciTAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56)
www.ariefprawiro.co.nr TAUHID HAKEKAT DAN KEDUDUKANNYA Allah berfirman: Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56) Dan sesungguhnya Kami ntelah mengutus
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mengkaji permasalahan. Tentang hal ini jujun S.Soerya Sumantri mengatakan:
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis Kerangka teoritis adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan sebagai landasan berfikir untuk melaksanakan suatu penelitian atau dengan kata lain untuk mendiskripsikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan dan sebuah proses belajar. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah objek
Lebih terperinciSucikan Diri Benahi Hati
Sucikan Diri Benahi Hati Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan oleh Rasulullah sebagai suri tauladan bagi umatnya. Semua yang dilakukan oleh Rasul adalah
Lebih terperinciHukum orang yang memanfaatkan Islam untuk kepentingan pribadi
Hukum orang yang memanfaatkan Islam untuk kepentingan pribadi [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Terjemah : Mohammad Iqbal Ghazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
Lebih terperinciSesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46).
Ikhlas oleh Islisyah Asman* Jika ada pengemban dakwah merasa kering jiwanya, gersang ukhuwah, keras hati, hasad, banyak berselisih dan beda pendapat dengan yang lain, mengarah ke permusuhan, berarti ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia untuk memiliki suatu pengetahuan tertentu. Peranan dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan
Lebih terperinci