BLOCK BOOK HUKUM ACARA PIDANA Kode Mata Kuliah : WUI 5342

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA

1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KEJAHATAN KEHUTANAN

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN DALAM TRANSFER ILMU KEMAHIRAN DUNIA PRAKTIK. Oleh: Lise Yolanda, SH. 1. Abstraksi

Pemeriksaan Sebelum Persidangan

Tinjauan Yuridis terhadap Pelaksanaan Prapenuntutan Dihubungkan dengan Asas Kepastian Hukum dan Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peradilan Pidana di Indonesia di selenggarakan oleh lembaga - lembaga peradilan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 28, Pasal 28A-J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

V. PENUTUP. 1. Alasan yang menjadi dasar adanya kebijakan formulasi Hakim Komisaris. dalam RUU KUHAP Tahun 2009 atau hal utama digantinya lembaga pra

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH

KEMUNGKINAN PENYIDIKAN DELIK ADUAN TANPA PENGADUAN 1. Oleh: Wempi Jh. Kumendong 2 Abstrack

JAMINAN PERLINDUNGAN HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA DALAM KUHAP DAN RUU KUHAP. Oleh : LBH Jakarta

Sumber: Dewi, A.I, 2008, Etika dan Hukum Kesehatan, Pustaka book Publisher : yogyakarta.

PERLUNYA NOTARIS MEMAHAMI PENYIDIK & PENYIDIKAN. Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N. Disampaikan pada Konferda INI Kota Surakarta, Tanggal, 10 Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENCABUTANKETERANGAN TERDAKWA DALAM BERITA ACARA PEMERIKSAAAN (BAP) DAN TERDAKWA

BAB II KEWENANGAN JAKSA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA. diatur secara eksplisit atau implisit dalam Undang-undang Dasar 1945, yang pasti

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi merupakan salah satu kejahatan yang merusak moral

I. PENDAHULUAN. mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan tentang pelanggaran (overtredingen), kejahatan

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah suatu permasalahan yang terjadi tidak hanya di dalam suatu

ALUR PERADILAN PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PRAPERADILAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA. A. Sejarah Praperadilan dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

dikualifikasikan sebagai tindak pidana formil.

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB V PENUTUP. Praktek kerja lapangan yang dilakukan oleh Penulis selama kurang lebih 2

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

NILAI KEADILAN DALAM PENGHENTIAN PENYIDIKAN Oleh Wayan Rideng 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur menurut Undang-Undang ini.

BAB I PENDAHULUAN. peradilan adalah untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid)

PENDAHULUAN ABSTRAK. Pengadilan Negeri Gorontalo. Hasil penelitian yang diperoleh adalah terhadap penerapan Pasal 56 KUHAP tentang

RINGKASAN SKRIPSI/ NASKAH PUBLIKASI TANGGUNG JAWAB KEJAKSAAN DALAM PRA PENUNTUTAN UNTUK MENYEMPURNAKAN BERKAS PERKARA PENYIDIKAN

2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan

BAB II PENAHANAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TERHADAP TERSANGKA ANAK DIBAWAH UMUR. penyelidikan yang merupakan tahapan permulaan mencari ada atau tidaknya

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan penelitian lapangan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia

Wewenang Penahanan Berujung OTT

PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PAREPARE

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

BAB III FILOSOFI ASAS NE BIS IN IDEM DAN PENERAPANNYA DI PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi individu terhadap pemerintah yang sewenang-wenang dan

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Negara Indonesia adalah negara bardasarkan hukum bukan

I. PENDAHULUAN. disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara hukum, Pasal 28 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

1. PELAPORAN Proses pertama bisa diawali dengan laporan atau pengaduan ke kepolisian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka tidak tahu tentang batasan umur yang disebut dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. negara harus berlandaskan hukum. Dalam Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dapat lagi diserahkan kepada peraturan kekuatan-kekuatan bebas dalam

JURIDICAL ANALYSIS PREPROSECUTION MATTER ABOUT DEMAND FOR REHABILITATION TO ILLEGAL ARREST AND RESTRAINT (Verdict Number : 01/Pid.PRA/2002/PN.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik, maka berdasarkan

Putusan Sela Daud Sihombing Tanggal 14 Juni 2004

MANFAAT DAN JANGKA WAKTU PENAHANAN SEMENTARA MENURUT KITAB UNDANG HUKUM ACARA PIDANA ( KUHAP ) Oleh : Risdalina, SH. Dosen Tetap STIH Labuhanbatu

jahat tersebut tentunya berusaha untuk menghindar dari hukuman pidana, yaitu dengan cara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap yang dilakukan oleh pelakunya. Dalam realita sehari - hari, ada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat),

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tata Cara Pelaksanaan Putusan Pengadilan Terhadap Barang Bukti

BAB II HUBUNGAN KUHP DENGAN UU NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan

BAB IV. A. Bantuan Hukum Terhadap Tersangka Penyalahgunaan Narkotika. Dalam Proses Penyidikan Dihubungkan Dengan Undang-Undang

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

KEDUDUKAN PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DITINJAU DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pelaksanaan Penyidik Diluar Wilayah Hukum Penyidik

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan diatas dan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka

PERANAN VISUM ET REPERTUM DALAM TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan kejahatan pada saat ini cenderung

Transkripsi:

BLOCK BOOK HUKUM ACARA PIDANA Kode Mata Kuliah : WUI 5342 DIBUAT OLEH : TIM PENGAJAR HUKUM ACARA PIDANA I WAYAN TANGUN SUSILA,SH.MH I WAYAN BELA SIKILAYANG,SH.MH. BAGIAN HUKUM ACARA PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA 2008

Pertemuan ke I PENGANTAR Ada orang bernama A mengambil sepeda milik orang lain bernama B dan oleh karenanya perbuatan A tersebut dilaporkan oleh B kepada Polisi. Atas laporan A tersebut kemudian Polisi melakukan tindakan sesuai wewenangnya yaitu melakukan tindakan penyelidikan/penyidikan termasuk melakukan tindakan penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan. Setelah dilakukan penyidikan ternyata ada cukup bukti untuk dilakukan penuntutan, dan oleh karenanya perkara A ini dilimpahkan ke Penuntut Umum untuk selanjutnya dapat dilakukan penuntutan.atas tuntutan Penuntut Umum oleh Pengadilan kemudian diputus sebagai terbukti bahwa A telah melakukan tindak pidana pencurian dan dihukum dengan hukuman penjara selama 3 tahun. Putusan tersebut oleh Jaksa dilaksanakan eksekusi dan Si A ditempatkan sebagai tahanan di Lembaga Pemmasyarakatan. 1. Aspek hukum apa yang ada dalam kasus tersebut diatas dan bagaiamana hubungan antara aspek aspek hukum tersebut. 2. Definisi Hukum Acara Pidana. 1. R. Soesilo, Hukum Acara Pidana (Prosedur penyelesaian perkara pidana menurut KUHAP bagi penegak Hukum), tahun 1982, hal.1 3). 2. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, 1983, hal. 13 17. Pertemuan ke II TUJUAN HUKUM ACARA PIDANA Pengakuan dalam perkara perdata adalah sebagai bukti sempurna yang kebenarannya tidak perlu dibuktikan lagi. Berbeda halnya dalam perkara pidana bahwa pengakuan tidak dapat dijadikan dasar / bukti dalam menjatuhkan putusan untuk menyatakan bahwa seseorang telah bersalah atau tidak bersalah melakukan suatu tindak pidana. 2

1. Dilihat dari ajaran kebenaran terhadap kasus tersebut diatas dapat dibedakan menjadi 2 macam/jenis kebenaran. 2. Apakah Tujuan Hukum Acara Pidana. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, 1983, hal. 18. 2. S. Tanusubroto, SH., Dasar Dasar Hukum Acara Pidana, 1984, hal.20. Pertemuan ke III SEJARAH HUKUM ACARA PIDANA Hukum Acata Pidana (KUHAP) sekarang ini adalah merupakan babakan baru dalam sejarah hukum acara pidana di Indonesia. KUHAP lebih yang menekankan pada adanya perlindungan terhadap HAM. Keadaan demikian ini memberikan petunjuk adanya perbedaan dalam system hukum acara pidana yang berlaku di Indonesia. 1. Bagaimana sejarah hukum acara pidana di Indonesia. 2. Perubahan system hukum acara pidana berdasarkan sejaran hukum acara pidana di Indonesia. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, 1983, hal. 41 42. 2. S. Tanusubroto,SH., Dasar Dasar Hukum Acara Pidana, 1984. 3. Ansorie Sabuan,SH., Hukum Acara Pidana, 1990, hal. 19 40. Pertemuan ke IV ASAS ASAS HUKUM ACARA PIDANA Seseorang bernama A dilaporkan sebagai telah melakukan pemerkosaan dan kemudian oleh Polisi A ditangkap dan ditahan dengan tanpa adanya surat perintah penangkapan / penahanan. A dalam pemeriksaan Polisi berkeiningan untuk didampingi Pengacara/Advokat namun ditolak dengan alasan bahwa A telah terbukti melakukan tindak pidana 3

perkosaan sehingga tidak perlu didampingi pengacara selama dalam proses penyidikan di Kepolisian. 1. Bagaimana pendapat saudara terhadap tindakan Kepolisian dalam kasus tersebut diatas ditinjau dari asas asas yang ada dan berlaku dalam hokum acara pidana. 2. Cari asas asas hokum acara pidana lainnya. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984, Hal.20. 2. Ansorie Sabuan,SH., Hukum Acara Pidana, 1990, hal. 74. Pertemuan ke V ILMU ILMU PEMBANTU Ada laporan bahwa ada orang bunuh diri dengan cara menggantung dirinya dengan seutas tali di pohon mangga. Polisi kemudian mengadakan penyidikan akan kejadian tersebut. Ahirnya berdasarkan atas pemeriksaan forensic ternyata bukan bunuh diri melainkan sebagai pembunuhan yang mayatnya digantung. Pemeriksaan secara forensic tersebut adalah sebagai membantu tugas kepolisian dalam melakukan penyidikan. 1. Ada berapa ilmu pembantu dalam hukum acara pidana. 2. Mengapa ilmu ilmu tersebut disebut sebagai ilmu pembantu. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984, hal.34. 2. Ansorie, SH., Hukum Acara Pidana, 1990, hal.67. Pertemuan ke VI PERADILAN PIDANA Peradilan pidana dimaksudkan adalah sebagai pemeriksaan perkara pidana dimulai dari pemeriksaan kepolisian (penyidikan), penuntutan, pemeriksaan sidang pengadilan dan pelaksanaan putusan (ekskusi). Namun demikian ada yang menyebutkan bahwa peradilan pidana tersebut adalah pemeriksaan perkara di pengadilan. 4

1. Cari pengertian peradilan pidana. 2. Bagaimana proses peradilan pidana menurut KUHAP. 3. Apa tugas / wewenang Kepolisian, Jaksa/Penuntut Umum dan Hakim dalam proses peradilan pidana. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984. 2. Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Pertemuan ke VII PENYELIDIKAN Penyelidik dengan setelah menerima laporan dan atau pengaduan masyarakat bahwa telah terjadi suatu tindak pidana, akan dilakukan penyelidikan guna membuat terang mengenai tindak pidana yang dilaporkan/diadukan tersebut. Kemudian hasil penyelidikan diserahkan kepada penyidik dan apabila menurut penyidik ada cukup alasan untuk dilakukan penyidikan maka oleh penyidik akan dilakukan tindakan penyidikan guna menemukan bukti dan tersangkanya. 1. Siapakah penyelidik tersebut, 2. Apa saja wewenang yang dimiliki penyelidik. 3. Bagaimana hubungan kerja antara penyelidik dengan penyidik dalam proses penyelidikan. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984. 2. KUHAP. Pertemuan ke VIII PENYIDIKAN Penyidik dengan setelah menerima hasil penyelidikan akan melakukan tindakan dan atau tidak halmana sangat tergantung dari pertimbangan penyidik sendiri. Secara undang undang penyidik memiliki wewenang untuk tidak melakukan penyidikan alias menghentikan penyidikan. 5

Dalam penghentian penyidikan ini penyidik wajib untuk memberitahukan kepada Penuntut Umum. 1. Apa pengertian penyidikan. 2. Apa yang menjadi alasan penghentian penyidikan secara undangundang. 3. Bagaimana hubungan fungsional antara penyidik dan penuntut umum dalam proses penyidikan. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984. 2. KUHAP. Pertemuan ke IX HAK TERSANGKA / TERDAKWA Dengan berlakunya KUHAP bahwa tersangka/terdakwa diberikan sejumlah hak yang yang dalam penggunaannya adalah tergantung dari pihak tersangka/terdakwa sendiri dalam artian apakah hak tersebut dipergunakan atau tidak. Namun ada hak menurut undangpundang wajib diberikan oleh pemerintah baik diminta dan ataupun tidak. 1. Hak hak apa saja yang diberikan oleh undang undang kepada tersangka/terdakwa. 2. Hak apa yang oleh pemerintah secara wajib untuk diberikan baik diminta dan ataupun tidak. 3. Bagaimana apabila hak tersangka/terdakwa tersebut dilanggar oleh penyidik dan atau penuntut umum. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984. 2. KUHAP. Pertemuan ke X PENANGKAPAN 6

Ada orang dilaporkan ke Kepolisian bahwa ia telah melakukan penganiayaan namun pihak Kepolisian tidak melakukan tindakan apapun termasuk juga tidak melakukan penangkapan terhadap pelaku penganiayaan tersebut. 1. Bagaimana pendapat saudara dengan kasus tersebut diatas. 2. Menurut undang undang syarat syarat dalam penangkapan meliputi apa saja. 3. Menurut undang undang siapa saja yang berwenang untuk melalukan penangkapan dan untuk waktu berpa lama. 1. Tanusubroto, Dasar Dasar Hukum Acara Pidana, 1984, hal 38. 2. R. Soesilo, Hukum Acara Pidana (Prosedur penyelesaian perkara pidana menurut KUHAP bagi Penegak Hukum), 1982, hal.29. 3. KUHAP. Pertemuan ke XI PENAHANAN Seorang anggota Kepolisian berpangkat Bintara menerima laporan masyarakat bahwa telah terjadi tindak pidana pencurian ringan. Dengan adanya laporan masyarakat tersebut polisi tersebut langsung melakukan tindakan penangkapan dan kemudian dilanjutkan dengan penahanan ditempat dimana polisi tersebut bertugas. 1. Bagaimana keberadaan polisi tersebut dalam melakukan tindakan penahanan tersangka. 2. Menurut undang undang hal apa saja yang harus diperhatikan berkaitan dengan dilakukannya tindakan penahanan. 3. Adakah akibat hukum apabila ada kesalahan dalam melakukan penangkapan/penahanan. 4. Selain Polisi siapa yang dapat melakukan penahanan. 1. Tanusubroto, Dasar Dasar Hukum Acara Pidana, 1984, hal 38. 2. R. Soesilo, Hukum Acara Pidana (Prosedur penyelesaian perkara pidana menurut KUHAP bagi Penegak Hukum), 1982, hal.29. 7

3. KUHAP. Pertemuan ke XII PENGGELEDAHAN / PENYITAAN Untuk kepentingan pencaharian bukti bukti bahwa Polisi dalam hal ini melakukan tindakan penggeledahan rumah dan sekaligus menyita barang barang yang ada di dalam rumah tersebut. 1. Secara undang undang apakah tindakan Polisi tersebut dapat disebut sebagai penggeledahan / penyitaan. 2. Bagaimana penggeledahan/penyitaan dilakukan dalam keadaan tertangkap tangan. 3. Apakah konskwensi yuridis terhadap penggeledahan/penyitaan yang tidak sesuai dengan undang undang. 1. Tanusubroto, Dasar Dasar Hukum Acara Pidana, 1984, hal 38. 2. R. Soesilo, Hukum Acara Pidana (Prosedur penyelesaian perkara pidana menurut KUHAP bagi Penegak Hukum), 1982, hal.29. 3. KUHAP. I. PENUNTUTAN Ertemuan ke XIII Jaksa/Penuntut Umum setelah menrima berkas perkara dari penyidik akan mempelajari dan apabila berkas perkara dianggap belum cukup, penutntut umum memiliki wewenang untuk melakukan pra penuntutan. Apabila berkasnya telah dianggap cukup maka penuntut umum membuat surat dakwaan kemudian melakukan penuntutan dengan melimpahkan perkara ke pengadilan berwenang. Kemudian setelah perkara disidangkan ternyata oleh pengadilan dinyatakan bahwa surat dakwaan Penuntut Umum tersebut sebagai tidak memenuhi syarat undang undang dan dibatalkan demi hukum. 1. Apakah surat dakwaan.itu. 8

2. Macam / jenis surat dakwaan. 3. Syarat syarat surat dakwaan menurut undang undang. 4. Apakah yang dimaksud dengan surat dakwaan batal demi hukum dan atau dibatalkan demi hukum. 5. Terhadap surat dakwaan yang batal demi hukum / dibatalkan demi hukum, apakah dapat diperbaiki dan diajukan kembali. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984. 2. Tanusubroto, Dasar Dasar Hukum Acara Pidana, hal.97. 3. Soedirjo, Jaksa dan Hakim dalam Proses Pidana, 3 10 II. Pertemuan ke XIV PEMERIKSAAN PERKARA DI SIDANG PENGADILAN Pengadilan dalam menindak lanjuti tuntutan Penuntut Umum agar perkara disidangkan, maka untuk ini sesuai wewenang yang ada akan menentukan acara pemeriksaan perkara yaitu apakah dilakukan dengan acara biasa, singkat dan cepat adalah tergantung dari bobot dan pembuktian perkara bersangkutan. 1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan perkara biasa, singkat dan cepat. 2. Bagaimana proses acara sidang pengadilan perkara biasa, singkat dan cepat. 3. Bagaimana acara pembuktian dalam perkara pidana. 4. Apa yang dimaksud dengan alat bukti minimum. 5. Jenis putusan perkara pidana. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984., hal.212 224 2. Soedirjo, Jaksa dan Hakim dalam Proses Pidana, 35 46 Pertemuan ke XV PEMBUKTIAN 9

Dalam ilmu pengetahuan dikenal adanya beberapa teori pembuktian antara lain pembuktian yang menekankan pada alat bukti menurut undang undang dan ada yang menitik beratkan pada keyakinan hakim belaka dan atau ada yang menggunakan teori campuran. 1. Cari ada beberapa teori pembuktian. 2. Dalam hukum acara pidana khususnya dengan berlakunya KUHAP menggunakan teori pembuktian yang bagaimana. 3. Sebutkan jenis serta kekuatan hukum pembuktian alat alat bukti menurut KUHAP. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984., hal.228 2. Soedirjo, Jaksa dan Hakim dalam Proses Pidana, 47 55 Pertemuan ke XVI PUTUSAN PENGADILAN Pengadilan dalam hal ini hakim dalam mengadili perkara pidana telah menyatakan terbukti sebagai melakukan perbuatan pidana sebagaimana didakwakan penuntut umum dan selanjutnya menjatuhkan putusan pidana. Ternyata bahwa putusan hakim tersebut hanya didasarkan atas dasar satu alat bukti saja. 1. Apakah putusan demikian tersebut dapat dibenarkan secara hukum. 2. Sebutkan jenis/macam putusan yang dapat dijatuhkan dalam perkara pidana. 3. Kapankah suatu putusan tersebut disebut sebagai mempunyai kekuatan hukum tetap. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984., hal.259 2. Soedirjo, Jaksa dan Hakim dalam Proses Pidana, 57 59. Pertemuan ke XVII UPAYA HUKUM 10

Terdakwa / Terpidana dan Penuntut Umum menurut undang undang memiliki hak untuk mengajukan upaya hukum atas putusan pengadilan pidana yang meliputi upaya hukum biasa dan luar biasa. 1. Apa yang dimaksud dengan upaya hukum biasa dan luar biasa. 2. Jenis putusan yang bagaimana dapat ditempuh upaya hukum biasa dan luar biasa. 3. Apa yang dimaksud dengan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984., hal.267 2. KUHAP. Pertemuan ke XVIII PENGAWASAN PELAKSANAAN PUTUSAN Hakim Wasmat memiliki tugas untuk mengawasi dan mengamati pelaksanaan putusan. 1. Apa yang dimaksud dengan pengawasan dan pengamatan pelaksanaan putusan pengadilan. 2. Apakah pengawasan dan pengamatan pelaksanaan putusan tersebut ada keterkaitan dengan hak remisi bagi terpidana. 1. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana, 1984., hal.295 2. KUHAP 11

12