PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Sugeng Priyanto 1, Mia Laksmiwati 2 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur 1 ugenk09@yahoo.co.id 2 mia.laksmiwati@yahoo.com Abstrak Indeks Harga Saham Gabungan merupakan nilai gabungan saham perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang pergerakannya mengindikasikan kondisi yang terjadi di pasar modal.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, baik faktor yang berasal dari dalam negeri (domestik) seperti suku bunga SBI dan nilai tukar USD/IDR, Inflasi, maupun faktor yang berasal dari luar negeri (asing) seperti indeks KLSE, indeks PSEI dan indeks STI.Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif untuk periode 2007 sampai dengan 2011 yang terdiri dari IHSG, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar USD/IDR, Inflasi, indeks KLSE, indeks PSEI dan Indeks STI. Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode 2007 sampai dengan 2011, secara parsial, suku bunga SBI, Nilai tukar USD/IDR dan Indeks PSEI berpengaruh signifikan terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia sedangkan inflasi, Indeks KLSE dan Indeks STI tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Secara simultan (bersama-sama),suku bunga SBI,nilai tukar USD/IDR, inflasi, indeks KLSE, indeks PSEI dan indeks STI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci: IHSG, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar USD/IDR, Inflasi, Indeks KLSE, Indeks PSEI, Indeks STI I. Latar Belakang Penelitian Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor (Suad Husnan, 2004). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing - masing instrumen keuangan di atas. Pasar modal juga dikenal dengan indeks yang disebut indeks komposit. Indeks komposit dijadikan sebagai tolak ukur untuk melihat apakah pasar saham sedang mengalami peningkatan (Bullish) atau mengalami penurunan (Bearish) terlihat dari naik turunnya harga harga saham yang tercatat melalui pergerakan indeks yang dikenal dengan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG ini disusun atas seluruh saham perusahan publik yang tercatat (listing) dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dipengaruhi oleh beberapa faktor.seperti faktor yang berasal dari dalam negeri (internal) dan faktor dari luar negeri (eksternal). Faktor yang datang dari dalam negeri bisa dari makro ekonomi yaitu nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara lain, tingkat suku bunga, siklus perekonomian suatu negara,kondisi perekonomian internatiaonal, peraturan pajak dan B-86
inflasi yang terjadi di negara tersebut. Faktor yang berasal dari luar negeri bisa dari indeks bursa asing negara lain.selain itu bursa efek yang berada dalam suatu kawasan juga dapat mempengaruhi karena letak geografis yang berdekatan. Di Indonesia kebijakan tingkat suku bunga dikendalikan secara langsung oleh Bank Indonesia melalui BI rate.bi Rate merupakan respon bank sentral terhadap tekanan inflasi ke depan agar tetap berada pada sasaran yang telah ditetapkan. Perubahan BI rate sendiri dapat memicu pergerakan di pasar saham Indonesia. Penurunan BI rate secara otomatis akan memicu penurunan tingkat suku bunga kredit maupun deposito. Bagi para investor, dengan penurunan tingkat suku bunga deposito, akan mengurangi tingkat keuntungan yang diperoleh bila dana yang mereka miliki diinvestasikan dalam bentuk deposito.selain itu dengan penurunan suku bunga kredit, biaya modal akan menjadi kecil, ini dapat mempermudah perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dengan biaya yang murah untuk meningkatkan produktivitasnya. Peningkatan produktivitas akan mendorong peningkatan laba, hal ini dapat menjadi daya tarik bagi para investor untuk berinvestasi di pasar modal. Selain tingkat suku bunga, nilaii tukar rupiah juga mempunyai peranan penting bagi Indeks Harga Saham Gabungan.Melemahnya nilai tukar rupiah dan tingginya tingkat suku bunga, inflasi juga dapat mengakibatkan harga saham perusahaan berfluktuasi.inflasi telah menyebabkan beban perusahaan meningkat sehingga kinerja perusahaan pun menurun yang kemudian akan berdampak pada menurunnya harga saham perusahaan tersebut.inflasi selain menurunkan penghasilan masyarakat dan laba perusahaan juga mengakibatkan kenaikan tingkat suku bunga.inflasi mempengaruhi harga pasar saham, hal ini tercermin dari tingginya angka inflasi yang menyebabkan meningkatnya biaya produksi perusahaan.kenaikan biaya produksi perusahaan menyebabkan kenaikan harga barang-barang dalam negeri sehingga berdampak pada. kinerja perusahaan dan terlihat dari harga saham perusahaan tersebut.bagi suatu negara, keadaan perekonomian yang baik umumnya diwakili dengan tingkat inflasi yang relatif rendah dan terkendali. II. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan adala sebagai berikut : Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga SBI, nilai tukar Tukar USD/IDR, Inflasi, Indeks Regional (Indeks KLSE, indeks PSEI,indeks STI) terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai dengan 2011 secara parsial maupun simultan. III. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksploratif, karena peneliti akan mengeksplorasi faktor-faktor makro dan Indeks regional. Faktor makro yaitu: suku bunga SBI dan nilai tukar USD/IDR dan inflasi sedangkan Indeks regional Indeks KLSE, Indeks PSEI dan Indeks STI yang mempengaruhi IHSG. Obyek penelitian ini adalah IHSG di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2007 sampai 2011. Dalam penelitian ini, difokuskan pada variabel-variabel: (1) Suku bunga SBI. (2) Nilai tukar USD/IDR (3) Inflasi. (4) Indeks KLSE. (5) Indeks PSEI. (6) Indeks STI. IV. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dipergunakan dalam penyusunan penelitian merupakan data sekunder yang dikumpulkan untuk dianalisis berdasarkan data historis selama tahun 2007 sampai tahun 2011. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi, telah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi, berupa data-data variabel independen dan variabel dependen. Data yang diperoleh merupakan data time series dengan periode harian, mingguan dan bulanan. B-87
V. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Dalam hal ini untuk variabel dependennya adalah IHSG (Y) dan variabel independennya adalah Suku Bunga SBI (X1), Nilai Tukar Rupiah/US$ (X2), Inflasi (X3), Indeks KLSE (X4), Indeks PSEI (X5) dan Indeks STI (X6) Dari model penelitian tersebut, maka dapat disusun model matematis Metode Regresi Linear Berganda (Multiple Linier Regression Method) sebagai berikut : Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 + β5x5 + β6x6+e Keterangan : Y = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). α = Konstanta. β1 β6 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen. X1 = Suku Bunga SBI. X2 = Nilai Tukar Rupiah/US$. X3 = Inflasi. X4 = Indeks KLSE. X5 = Indeks PSEI. X6 = Indeks STI e = Kesalahan pengganggu (error term). VI. Hasil Penelitian dan Pembahasan Tabel 1. Analisis descriptive statistics menjelaskan tentang gambaran rata rata ke seluruhan variabel yang diuji baik variabel dependen maupun independen. B-88
Tabel 2 : Correlations Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui hubungan antara variabel IHSG dengan SBI sebesar -0.731 yang berarti hubungan antara IHSG dengan SBI lemah dan tidak searah. Hubungan antara IHSG dengan Kurs sebesar -0.783 yang berarti sangat lemah dan tidak searah. IHSG dengan Inflasi sebesar 0.143 yang berarti tidak kuat dan searah. Hubungan IHSG dengan KLSE sebesar 0.358 yang berarti kuat dan searah. Hubungan IHSG dengan STI sebesar 0.563 yang berarti kuat dan searah. Hubungan IHSG dengan PSEI sebesar 0.881 yang berarti sangat kuat dan searah. Secara teoritis faktor eksternal (indeks regional) lebih kuat mempengaruhi IHSG daripada faktor internal makro (SBI, Kurs, Inflasi) maka pergerakan IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Tabel 3 : Model Summaryb B-89
Tabel 3. Model Summary Durbin-Watson menunjukan bahwa besarnya nilai Adjusted R2 adalah 0,920. Angka ini dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh suku bunga SBI, nilai tukar USD/IDR, inflasi, Indeks KLSE, Indeks PSEI dan Indeks STI terhadap IHSG, dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) menggunakan rumus sebagai berikut: Maka didapatkan kesimpulan, variasi IHSG dapat dijelaskan oleh variasi suku bunga SBI, nilai tukar USD/IDR, inflasi, Indeks KLSE, Indeks PSEI dan Indeks STI sebesar 92%. Sedangkan sisanya 8% (100% - 92%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar model ini. Tabel 4 : Coefficients a Berdasarkan tabel 4, persamaan regresi dari hasil penelitian ini dapat disusun sebagai berikut : Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 + β5x5 + β6x6 + e LnIHSG = α + b1 SBI + b2 Kurs + b3 Inflasi + b4 KLSE + b5 PSEI + b6 STI Persamaan Regresi : Ln_IHSG = 17.964-0.897 Ln_SBI - 1.317 Ln_Kurs + 0.027 Ln_Inflasi - 0.009 Ln_KLSE - 0.162 Ln_PSEI + 0.630Ln_STI Arti dari model regresi di atas adalah : 1. Konstanta (b0) sebesar 17,964 menyatakan bahwa jika variabel independen SBI, KURS, INFLASI, KLSE, PSEI dan STI dianggap konstan (tidak ada perubahan), maka IHSG mempunyai nilai sebesar 17,964. 2. Koefisien regresi SBI mempunyai nilai negatif sebesar -0,897 menunjukkan bahwa setiap penambahan nilai Suku Bunga SBI sebesar 1%, akan menurunkan IHSG sebesar 0,897. Dengan tingkat signifikansi (0,000) lebih kecil dari 0,05 dengan demikian Suku Bunga SBI memberikan pengaruh negatif yang B-90
3. Koefisien regresi KURS mempunyai nilai negatif sebesar -1,317 menunjukkan bahwa setiap penambahan nilai KURS sebesar 1%, akan menurunkan IHSG sebesar 1,317. Dengan tingkat signifikansi (0,001) lebih kecil dari 0,05 dengan demikian Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollars Amerika memberikan pengaruh negatif yang 4. Koefisien regresi INFLASI mempunyai nilai positif sebesar 0,027 menunjukkan bahwa setiap penambahan inflasi sebesar 1% akan menaikkan IHSG sebesar 0,027. Dengan tingkat signifikansi (0,071) lebih besar dari 0,05 dengan demikian Inflasi memberikan pengaruh positif yang tidak 5. Koefisien regresi KLSE mempunyai nilai negatif sebesar -0,009 menunjukkan bahwa setiap penambahan KLSE sebesar 1% akan menurunkan IHSG sebesar 0,009. Dengan tingkat signifikansi (0,833) lebih besar dari 0,05 dengan demikian KLSE memberikan pengaruh negatif yang tidak 6. Koefisien regresi STI mempunyai nilai positif sebesar -0,162 menunjukkan bahwa setiap penambahan STI sebesar 1% akan menurunkan IHSG sebesar 0,162. Dengan tingkat signifikansi (0,262) lebih besar dari 0,05 dengan demikian STI memberikan pengaruh negatif yang tidak 7. Koefisien regresi PSEI mempunyai nilai positif sebesar 0,630 menunjukkan bahwa setiap penambahan PSEI sebesar 1%, akan menurunkan IHSG sebesar 0,630. Dengan tingkat signifikansi (0,000) lebih besar dari 0,05 dengan demikian Hangseng memberikan pengaruh positif yang Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel tingkat suku bunga SBI, Kurs USD/IDR, Indeks PSEI berpengaruh secara signifikan, baik secara parsial terhadap IHSG. Variabel Inflasi, Indeks KLSE, Indeks STI berpengaruh tidak Sementara variabel tingkat suku bunga SBI, Kurs USD/IDR,Indeks KLSE dan Indeks STI berpengaruh negatif terhadap IHSG sedangkan variabel inflasi dan Indeks PSEI berpengaruh positif. Bagi investor yang hendak berinvestasi di Bursa Efek Indonesia, hendaknya memperhatikan pergerakan ke enam variabel tersebut. Sebab berdasar perhitungan pada model summary, diperoleh nilai adjusted R square adalah sebesar 0.920, ini berarti bahwa fluktuasi dari IHSG dapat dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam penelitian sebesar 92%, sedangkan sisanya sebesar 8 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Dari keenam variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang memiliki pengaruh positif paling besar terhadap IHSG adalah variabel Indeks PSEI. Ini dapat dilihat dari koefisien variabel Indeks PSEI yang sudah distandarisasi pada persamaan regresi. Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa pasar modal Indonesia telah terintegrasi dengan pasar modal dunia. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi yang menunjukkan bahwa IHSG dipengaruhi oleh Indeks PSEI VII. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel tingkat suku bunga SBI, Kurs USD/IDR, Indeks PSEI mempengaruhi IHSG secara signifikan. 2. Variabel Inflasi, Indeks KLSE, STI tidak mempengaruhi IHSG secara signifikan. 3. Secara simultan tingkat suku bunga SBI, Kurs, Inflasi, Indeks KLSE, Indeks PSEI, Indeks STI berpengaruh terhadap IHSG. Saran Berdasarkan penelitian dilakukan,calon investor yang akan melakukan investasi hendaknya memperhatikan keenam variabel tersebut, terutama Indeks PSEI. B-91
DAFTAR PUSTAKA [1] Ang, Robert, 1997, Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia, First Edition Mediasoft Indonesia [2] Bodie, Z, Kane, A., dan Marcus, (2001), A.J. Essentials of Investment. USA: Mc. Graw-Hill, Edisi Keempat. [3] Boediono, (1992), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2, Yogyakarta: BPFE, Edisi Keempat. [4] Gozali, Imam, (2005), Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. [5] Hasibuan, Malayu S.P., (2001), Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: Rineka Cipta. [6] Husnan, Suad, (2003), Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: Penerbit UPP AMP YKPN. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. [7] Madura, Jeff, (2000), International Financial Management. United Stated of America: South-Western College Publishing, Edisi Keenam. [8] Singgih, Santoso, (2003), Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Edisi Pertama. [9] Sunariyah, (2003), Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit UPP AMP YKPN. Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. [10] Suparmoko, M., (2002), Pokok-pokok Ekonomika. Yogyakarta: BPFE. Edisi Pertama. [11] Swasta dan Irawan, (2000), Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE [12] www.bi.go.id [13] www.finance.yahoo.com B-92