BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

dokumen-dokumen yang mirip
berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial dalam upaya berinteraksi dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam arus udara lewat mulut. menyampaikan suatu makna kepada orang lain, dengan secara lisan ataupun

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

Bab 5. Ringkasan. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang kaya dengan jenis huruf.

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

ANALISIS ALIH KODE CAMPUR KODE DALAM ANIME " DANSEI KOUKOUSEI NO NICHIJOU Ep.1 dan 3. Carla Amelia Iarr

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari dan menggungkapkan suatu keinginannya. Menurut Chaer (2003: 4) bahasa adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki aturan dalam penggunaannya. Misalnya, setiap kata

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Jepang. Tiga aksara lainnya adalah huruf romaji, huruf hiragana dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke dalam kategori ini bermacam-macam, seperti : ukemi (bentuk pasif),

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis bahasa yang berisi nasihat dan pedoman hidup atau

ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting bagi kehidupan manusia. Fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk menyampaikan suatu makna kepada orang lain dengan secara lisan ataupun tulisan, serta sebagai media dalam perkembangan kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Menurut Sutedi (2003: 41) dalam mempelajari bahasa selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata bahasa dan salah satunya adalah morfologi. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang pembentukan kata. Kata menurut Verhaar (2001:97) adalah satuan atau bentuk bebas dalam tuturan yang dapat berdiri sendiri dan tidak membutuhkan bentuk lain yang digabungkan dengannya, dan dapat dipisahkan dari bentuk bebas lainnya di depan dan di belakang dalam tuturan. Menurut Keraf (1980:53) juga mengatakan bahwa kesatuan-kesatuan terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas bagian-bagiannya yang mengandung suatu ide disebut kata. Morfologi dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah 形態論 (keitaron). Morfologi bahasa Jepang memiliki banyak perbedaan dengan morfologi bahasa Indonesia. Pembelajar bahasa Jepang harus mengetahui perbedaan tersebut agar dapat dijadikan alat untuk mempermudah pemahaman dan penguasaan bahasa Jepang. Salah satu proses morfologi adalah pemendekan kata atau dalam bahasa Jepang disebut dengan 略語 ryakugo. Ryakugo dalam kamus Kokugo Daijiten adalah 語形の一部分を省いて鑑賞に 1

した単語 (gokei no ichi bubun o habuite kanshou ni shita tango), yaitu kata yang telah disingkat dengan memotong satu bagian bentuk kata. Ryakugo menurut Mizutani (1985:198) adalah 略語は長い名称を省略した単語 (ryakugo wa nagai meishou o shouryakushita tango) berarti ryakugo merupakan kata yang disingkat dari kalimat yang panjang. Menurut Hayashi (1993:1042) mengatakan 略語は言葉のい ちごを省略して 短くしたいほうです (ryakugo wa kotoba no ichigo o shouryakushite, mijikakushitaihou desu) bahwa ryakugo adalah kata yang disingkat dengan cara menyingkat dan memendekkan satu bagian kata. Maka dapat disimpulkan ryakugo adalah kata yang disingkat dan disederhanakan. Ryakugo banyak ditemukan dalam percakapan anak muda, karena dianggap lebih praktis dan terkesan lebih modern. Ryakugo dalam kamus Kokugo Daijiten dapat berupa akronim, pemendekan, dan singkatan, karena ryakugo adalah penyingkatan suatu kata atau unsur-unsur kata ataupun kalimat yang panjang menjadi bentuk yang lebih pendek dan dilafalkan sebagai satu kata. Ryakugo dapat terbentuk hanya dengan mengambil sebagian kata pada bagian awal saja, bagian tengah atau bahkan bagian akhirnya. Contoh ryakugo tersebut dapat dilihat dalam kata berikut, seperti: 1. わたし watashi (saya) あたし Atashi (saya) (Tomisaka dalam Sunarni, N dan Jonjon (2010:56)) 2. どちら dochira (arah mana) どっち docchi (arah mana) (Tomisaka dalam Sunarni, N dan Jonjon (2010:56)) 3. いやだ iyada (tidak mau) やだ yada (tidak mau) (Tomisaka dalam Sunarni, N dan Jonjon (2010:57)) 2

Contoh kata 1, あたし (atashi) yang berasal dari kata わたし (watashi). Jika hal ini tidak diketahui, maka akan menimbulkan kesulitan. Hal inilah yang menjadi masalah bagi pelajar bahasa Jepang khususnya. Untuk itu, ryakugo harus dipelajari dan diketahui oleh pelajar bahasa Jepang. Contoh kata 1-3 merupakan contoh pemakaian ryakugo yang terdapat dalam novel. Ryakugo juga terdapat dalam koran, buku-buku pelajaran tentang tata bahasa Jepang, kamus serta dapat ditemui pada istilah bahasa asing yang sering disebut dengan kata serapan. Ryakugo terdapat pada kata sifat, kata kerja, dan kata benda. 1.2 Batasan Masalah Penelitian ini agar mudah dipahami, maka masalah yang diteliti dibatasi dengan membahas bagaimanakah proses pembentukan ryakugo dan jenis-jenisnya yang terdapat pada novel rabu suteppu. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan halhal yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah proses pembentukan ryakugo yang terdapat pada novel rabu suteppu? 2. Apa saja jenis-jenis ryakugo yang terdapat pada novel rabu suteppu? 3

1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemendekan dalam novel rabu suteppu yaitu : 1. Untuk menguraikan proses pembentukan ryakugo yang terdapat pada novel rabu suteppu karya Saito. 2. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis ryakugo yang terdapat pada novel rabu suteppu karya Saito. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian proses pembentukan ryakugo dan jenis-jenis ryakugo dalam bahasa Jepang adalah : 1. Penulis memperoleh gambaran umum tentang proses pembentukan ryakugo dan jenis-jenisnya dalam pembentukan bahasa Jepang. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan, khususnya linguistik tentang proses pembentukan ryakugo dan jenis-jenisnya. 3. Hasil penelitian ini dapat menambah kazanah ilmu pengetahuan untuk pembelajar bahasa Jepang. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi penelitian selanjutnya, baik penelitian tentang ryakugo ataupun penelitian yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian ini. 4

1.6 Metode dan Teknik Penelitian Metode dan teknik merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Metode adalah usaha yang dilaksanakan pada sebuah penelitian, dan teknik adalah alat untuk melaksanakan metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Subroto (2007:10) penelitian kualitatif adalah penelitian terhadap segi-segi bahasa tertentu dalam rangka menemukan pola-pola atau kaidah-kaidah yang mengatur sifat bahasa. Menurut Nazir (1988 : 63) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode penelitian ini bersifat kualitatif karena data yang diteliti berupa penyingkatan dalam tata bahasa Jepang yang akan menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis. Penelitian ini terdapat beberapa tahapan yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian analisis data adalah sebagai berikut : 1.6.1 Tahap pengumpulan data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel rabu suteppu karya Emi Saito. Novel tersebut menceritakan kisah remaja Jepang yang terdapat penggunaan ryakugo. Novel rabu suteppu karena menceritakan tentang remaja Jepang dan ryakugo sering digunakan dalam berkomunikasi oleh remaja Jepang agar terasa lebih akrab dan modern. Pengumpulan data sering juga disebut dengan penyediaan data. Tahap ini merupakan upaya peneliti untuk menyediakan data 5

secukupnya. Menurut Sudaryanto (1993:5) data yang dikumpulkan dimengerti sebagai fenomen lingual khusus yang berkaitan langsung dengan masalah yang dimaksud. Penelitian ini menggunkan metode simak. Menurut Mahsun (2005:90) metode simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode simak mempunyai teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar pada metode ini adalah teknik sadap. Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar pada metode simak karena pada hakikatnya penyimakan yang dilakukan dengan penyadapan. Menyadap penggunaan bahasa menyangkut penggunaan bahasa secara lisan maupun tertulis, misalnya naskah-naskah kuno, teks narasi, dan bahasa-bahasa media. Pada penelitian ini dilakukan penyadapan pada novel rabu suteppu. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik simak bebas libat dan cakap. Pada teknik ini penulis berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa, baik bahasa lisan maupun tertulis. Selanjutnya dilakukan teknik lanjutan ketika menerapkan metode simak dengan teknik lanjutan tersebut. Apabila peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis, dalam penyadapan ini peneliti hanya dapat menggunakan teknik catat sebagai gandengan teknik simak bebas libat cakap. Maka penulis mencatat kata kata yang berhubungan dengan ryakugo yang terdapat dalam novel rabu suteppu karya Emi Saito. 6

1.6.2 Tahap analisis data Tahap ini merupakan upaya peneliti untuk menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Menurut Sudaryanto (1993:6) tahap analisis data tampak dari adanya tindakan mengamati yang diikuti dengan membedah atau menguraikan masalah yang bersangkutan dengan cara-cara khas tertentu. Tahap analisis data digunakan metode agih. Menurut Subroto (1992:64) metode agih adalah metode yang menganalisis satuan lingual tertentu berdasarkan perilaku atau tingkah laku kebahasaan satuan itu dalam hubungannya dengan satuan lain. Metode agih menganalisis sistem bahasa atau keseluruhan kaidah yang bersifat mengatur di dalam bahasa berdasarkan perilaku atau ciri-ciri khas kebahasaan satuansatuan lingual tertentu. Teknik-teknik analisis yang tercakup dalam metode agih, yaitu teknik urai unsur terkecil. Menurut Subroto (1992:65) teknik urai unsur terkecil adalah mengurai suatu satuan lingual tertentu atas unsur-unsur terkecilnya. Teknik ini sering dimaksud sebagai wujud penguraian suatu tuturan (kalimat) ke dalam unsur-unsur terkecil yang mempunyai makna gramatis yaitu morfem. 1.6.3 Tahap penyajian hasil analisis data Menurut Sudaryanto (1993:145) metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis ada dua macam yaitu yang bersifat informal dan bersifat formal. Metode penyajian informal adalah perumusan masalah dengan kata-kata biasa, sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang. Penelitian ini menggunakan penyajian hasil analisis data bersifat informal. 7

1.7 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai ryakugo dalam bahasa Jepang dan bahasa lain sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa orang, baik berupa skripsi maupun tesis. Penelitian yang pernah dilakukan diantaranya : Dian Probowati (2008), dalam skripsi yang berjudul pola pola pembentukan ragam bahasa Indonesia informal pada Testimonials and Comments dalam situs Friendster. Meneliti tentang pola pembentukan ragam bahasa Indonesia, sumber data yang digunakan adalah situs Friendster. Pada skripsi tersebut, Dian membahas mengenai kependekan ragam Bahasa Indonesia informal terdapat dalam bagian Testimonials and Comments pada situs Friendster sangat beragam bentuknya. Kependekan tersebut dapat dibagi kedalam lima kependekan yaitu singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf. Kependekan tersebut dapat disubklasifikasikan berdasarkan pola pembentukannya. Perbedaan skripsi Dian dengan penelitian ini terdapat pada segi bahasa, sumber data dan teori yang digunakan. Romeo Kurniawan (2008), dalam skripsi yang berjudul analisis morfologis verba Jepang. Meneliti tentang verba dalam bahasa Jepang. Teori yang digunakan adalah Dedi Sutedi. Romeo membahas mengenai perubahan verba dalam bahasa Jepang dan membedakan bentuk waktu dalam bahasa Jepang. Perbedaan skripsi Romeo dengan penelitian ini pada sumber data dan teori. Meskipun sama menggunakan analisis morfologi. 8

Brahmana, Armyke Ardelina (2009), dalam skripsi yang berjudul berbagai macam ryakugo dalam komik naruhodo dan onnoji. Meneliti tentang macam-macam ryakugo yang digunakan adalah komik naruhodo dan onnoji, dan menggunakan teori menurut Kridalaksana dan Dedi Sutedi. Armyke membahas mengenai macam-macam ryakugo yang berupa akronim, pemendekan, dan singkatan. Perbedaan skripsi Armyke dengan penelitian ini pada judul, sumber data, dan teori. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian dalam penelitian ini dibagi menjadi empat bab, Bab I berupa pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan penelitian. Bab II kerangka teori, yang terdiri dari Morfologi, pembentukan kata dalam bahasa Jepang, dan teori ryakugo. Bab III analisis data, terdiri dari proses pemendekan ryakugo dan jenis ryakugo yang ada dalam novel rabu suteppu karya Emi Saito. Bab IV penutup, yang berupa kesimpulan dan saran. 9