BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data. Kajian penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpul Data. Kajian penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni

BAB I PENDAHULUAN. kaca di atmosfer karena aktivitas manusia seperti pembakaran BBM dan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian mengenai implementasi

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. tinggi yang berada di kota Jakarta, yang memiliki karakteristik mahasiswa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengkaji peranan efektivitas model pembelajaran PKn berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan dalam mengolah data mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

perumusan dan pelaksanaan kebijakan program kerja PGRI, (c) peluang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Data yang diperoleh dapat berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. profil SMK, perumusan manajemen stratejik dalam pemberdayaan SMK, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. integrasi sosial dalam pengembangan budaya kewarganegaraan di kelurahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini masalah yang sedang diteliti yaitu mengenai peran tutor paud dalam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peranan metode sangat penting dalam suatu penelitian. Berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha memahami dan mengeksplorasi masalah-masalah manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. keluarga yang sering mengikuti kegiatan parenting, alasan penulis menjadikan

BAB III METODE PENELITIAN. Modinan masih melestarikan tradisi Suran Mbah Demang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu pengumpulan dan penyajian datanya dituangkan dalam kata-kata dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pendekatan Penelitian. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode, berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

27 Universitas Indonesia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. ini desainnya termasuk jenis penelitian kualitatif dengan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan Penelitian Kajian penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni pendekatan yang dalam pengolahan data, sejak mereduksi, menyajikan dan memverifikasi serta menyimpulkan data, tidak menggunakan perhitunganperhitungan secara matematis dan statistik, melainkan lebih menekankan pada kajian interpretatif. Penelitian ini untuk memahami dan menyelidiki masalah sosial atau manusia berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu. Untuk tujuan itu, peneliti membuat gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian dalam situasi alamiah. Creswell (1998:15) memaparkan bahwa penelitian kualitatif ini adalah : Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyses words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting. Memaknai paparan di atas, bahwa penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan 74

75 pandangan-pandangan para informan secara rinci dan melakukan penelitian dalam situasi alamiah. Pemahaman lain tentang pendekatan kualitatif, Nasution (1996:18) menyebutnya sebagai penelitian naturalistik. Sebab situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi atau diatur dengan eksperimen atau tes. Oleh karena itu, informasi yang diperoleh adalah peristiwa dari situasi yang alamiah tentang kesadaran warga negara terhadap pelestarian lingkungan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Untuk memahami makna dari fenomena yang terjadi secara alamiah yang berkaitan dengan kajian di atas, maka peneliti berperan sebagai key instrumen, yang harus mengumpulkan data dengan mendatangi langsung sumber data (Bogdan dan Biklen, 1982:27); perspektif emic berperan sebagai instrumen untuk memahami dan menjelaskan situasi dan perilaku kesadaran warga negara dalam pelestarian lingkungan. Penguatan argumentasi di atas disampaikan oleh Lincoln dan Guba (1985:199) yang menyatakan bahwa...the human-as-instrument is inclined toward methods that are extensions of normal human activities: looking, listening, speaing, reading, and the like. Maksudnya bahwa hanya manusia sebagai instrumen yang dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden.

76 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode atau tradisi grounded theory. Tradisi ini menurut Creswell (1998:56) adalah: a grounded theory is to generate or discover a theory, an abstract analytical schema of a phenomenon, that relates to a particular situation. This situation is one which individuals interact, take actions, or engage in a process in a response to a phenomenon. To study how people act and react to this phenomenon, the researcher collects primarily interview data, makes multiple visits to the field, develops and interrelates categories of information, and writes theoretical propositions or hyphoteses or presents a visual picture of the theory. Makna yang terkandung dalam grounded theory adalah teori yang diperoleh secara induktif dari penelitian tentang fenomena yang dijelaskannya. Grounded theory memberikan peluang sangat besar untuk menemukan teori baru, disusun dan dibuktikan melalui pengumpulan data yang sistematis, dan analisis data yang berkenaan dengan fenomena itu. Pengumpulan data, analisis data, dan teori saling terkait dalam hubungan timbal balik. Seperti yang dikemukakan oleh Strauss dan Corbin (2003:10-11) bahwa peneliti tidak memulai penyelidikan dengan pegangan pada suatu teori tertentu, melainkan dengan pegangan pada suatu bidang kajian dan hal-hal yang terkait dengan bidang tersebut. Sementara itu, Strauss dan Corbin (2009:12) memberikan penjelasan tentang grounded theory ini sebagai berikut: Grounded theory adalah metode penelitian kualitatif yang menggunakan sejumlah prosedur sistematis guna mengembangkan teori grounded, yang disusun secara induktif, tentang suatu fenomena. Temuan penelitiannya merupakan rumusan teori tentang realitas yang diteliti, bukan sekedar sederet angka atau sejumlah tema yang kurang berkaitan. Melalui metodologi ini, tidak hanya dihasilkan konsep-konsep dan hubungan antar konsep, namun juga dilakukan pengujian sementara terhadap konsep ini. Tujuan metode grounded theory adalah menyusun teori yang sesuai dengan dan menjelaskan tentang bidang yang diteliti.

77 Beberapa alasan yang mendasari penggunaan metode grounded theory dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, sesuai dengan permasalahan bagaimana membangun kesadaran warga negara dalam upaya pelestarian lingkungan. Kajian ini bersifat konseptual teoretik tentang filsafat keilmuan khususnya menyangkut epistimologi. Kedua, setelah dibahas melalui analisis data yang peneliti lakukan, diharapkan peneliti dapat menemukan teori-teori grounded atas penelitian yang peneliti lakukan secara epistimologi tersebut. Penelitian ini memerlukan kepekaan yang dalam untuk menyingkap makna yang dituangkan melalui interaksi peneliti dengan subjek penelitian ataupun informan. Penelitian grounded theory memiliki tiga macam sistem pengodean, yakni pengodean terbuka (open coding), pengodean berporos (axial coding), dan pengodean selektif (selective coding) (Straus dan Corbin, 2009:51-54; Creswell, 1998:57). Dalam konteks penelitian ini, sistem pengodean yang digunakan adalah pengodean terbuka (open coding) dengan urutan langkah-langkah sebagaimana dikemukakan Straus dan Corbin (2003:57-71) sebagai berikut: pelabelan fenomena, penemuan kategori, penamaan kategori, penyusunan kategori, memilih pengodean yang digunakan, menyajikan data, dan membuat interpretasi. Dalam langkah pelabelan fenomena sebagai langkah awal analisis data, peneliti dituntut untuk peka dengan pengenalan konsep-konsep atau konseptualisasi data dengan memberi nama kegiatan/aktivitas informan yang dilakukan selama diamati, ditanya, ataupun diwawancarai. Setelah konseptualisasi data, selanjutnya adalah penemuan kategori. Pada langkah ini, konsep-konsep

78 dikategorikan, dikelompokkan berdasarkan persamaan-persamaannya. Oleh karena itu, langkah ini sering pula disebut pengkategorian berdasarkan jumlah pengelompokkannya. Setelah pengkategorian konsep, penulis memberikan nama terhadap kategori-kategori yang relevan dengan data yang diperoleh, dan menyusun kategori yang ada berdasarkan sifat masing-masing kategori sebagai atribut dari suatu kategori. Langkah selanjutnya adalah memilih pengodean yang digunakan. Dalam hal ini, peneliti memilih pengodean terbuka, artinya semua fenomena diidentifikasi terlebih dahulu tanpa memandang jenis, sifat, dan substansinya. Setelah itu peneliti dapat memulai menganalisis data baik dengan analisis baris perbaris yang memerlukan pengujian frase per-frase bahkan kata demi kata secara rinci. Cara kedua dapat dilakukan dengan paragraf, dimana tujuannya untuk memahami makna yang terkandung dari paragrafi itu. Langkah terakhir adalah menyajikan data dan membuat interpretasi. Pada langkah ini peneliti menyajikan data yang sedapat mungkin mudah dipahami oleh pembaca, sehingga alur berpikir peneliti dapat diikuti pembaca. Akhirnya, peneliti berusaha menemukan suatu jawaban dari interpretasi yang peneliti lakukan sebagai temuan lapangan. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan adalah studi literatur, wawancara, dan studi dokumentasi.

79 a. Studi Literatur Studi literatur ini dimaksudkan untuk mengungkapkan berbagai teoriteori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan mengkaji literatur-literatur tentang konstruksi kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. Pengkajian literatur untuk kepentingan penelitian ini adalah berupa lietratur teknis dan literatur non-teknis (Straus dan Corbin, 2009:39). Literatur teknis, seperti laporan tentang kajian penelitian dan karya tulis profesional atau disipliner dalam bentuk makalah teoretik atau filosofis. Sedangkan literatur nonteknis seperti : biografi, buku harian, dokumen, naskah, catatan, katalog, dan materi lainnya yang dapat digunakan sebagai data utama atau sebagai pendukung wawancara. Faisal (2008:30) mengemukakan bahwa hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti; termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi penting diteliti. b. Wawancara Wawancara dilakukan untuk tujuan menggali konsepsi, persepsi, ide/gagasan, perasaan, motivasi, tuntutan, harapan dan kepedulian para subjek penelitian untuk membangun kesadaran warga negara dalam pelestarian lingkungan. Bersandar pada klasifikasi Patton (1990:280) pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

80 Pertama, wawancara percakapan informal (the informal conversation interview), ialah wawancara yang sepenuhnya didasarkan pada susunan pertanyaan spontan ketika interaksi berlangsung khususnya pada proses observasi partisipatif di lapangan - terkadang orang yang diwawancarai tidak diberitahu bahwa mereka sedang diwawancarai. Kedua, wawancara umum dengan pendekatan terarah (the general interview guide approach), ialah jenis wawancara yang menggariskan sejumlah isu yang harus digali dari setiap responden sebelum wawancara dimulai. Pertanyaan yang diajukan tidak perlu dalam urutan yang diatur terlebih dahulu atau dengan kata-kata yang dipersiapkan. Panduan wawancara memberikan checklist selama wawancara untuk meyakinkan bahwa topik-topik yang sesuai telah terakomodasi. Peneliti menyesuaikan baik urutan pertanyaan maupun katakata untuk responden tertentu. Ketiga, wawancara terbuka yang baku (the standardized open-ended interview), meliputi seperangkat pertanyaan yang secara seksama disusun dengan maksud untuk menjaring informasi mengenai isu-isu yang sesuai dengan urutan dan kata-kata yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Jenis wawancara yang dijelaskan di atas digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari subjek penelitian, sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan. Seringkali peneliti sendiri melakukan intervensi dan mendesakkan pendapat para narasumber agar informasi yang diperoleh terjamin reliabilitasnya.

81 c. Studi Dokumentasi Peneliti memanfaatkan sumber-sumber berupa catatan dan dokumen (non human resources) untuk pengembangan analisis kajian. Sebagaimana Lincoln dan Guba (1985:276-277) menjelaskan bahwa catatan dan dokumen ini dapat dimanfaatkan sebagai saksi dari kejadian-kejadian tertentu atau sebagai bentuk pertanggungjawaban. Untuk keperluan penelitian ini, peneliti mengumpulkan catatan dan dokuman yang dipandang perlu untuk membantu analisis dengan memanfaatkan sumber kepustakaan berupa buku teks, makalah, jurnal, dokumen kurikulum, hasil penelitian, dokumen negara. Kajian dokumen difokuskan pada aspek materi atau substansi yang ada kaitannya dengan pembangunan kesadaran warga negara terhadap pelestarian lingkungan. B. Subjek Penelitian dan Sumber Data 1. Subjek Penelitian Penentuan subjek penelitian dalam penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat sebanyak mungkin memperoleh informasi dengan segala kompleksitas yang berkaitan dengan pembangunan kesadaran warga negara dalam pelestarian lingkungan. Sebagaimana dikemukakan oleh Lincoln dan Guba, (1985:201) bahwa penentuan subjek penelitian adalah untuk mengembangkan informasi yang diperlukan sebagai landasan dan desain yang timbul dari teori yang mendasar (grounded theory) yang muncul dari telaah ini.

82 Beberapa kriteria yang digunakan dalam penetapan subjek penelitian, yakni latar (setting), para pelaku (actors), peristiwa-peristiwa (events), dan proses (process) (Miles dan Huberman, 2007:56; Alwasilah, 2003:145-146). Pertama adalah latar, yakni situasi dan tempat berlangsungnya proses pengumpulan data, yakni di dalam dan di luar forum seminar dan lokakarya, wawancara di rumah, wawancara di kantor, wawancara formal dan informal, berkomunikasi resmi, dan berkomunikasi tidak resmi. Kedua, pelaku, yang dimaksud adalah pakar yang berlatar keilmuan terkait dengan dimensi pendidikan kewarganegaraan, sosiologi dan antropologi, agama, hukum lingkungan dan pendidikan lingkungan. Ketiga adalah peristiwa, yang dimaksud adalah pandangan, pendapat dan penilaian tentang upaya membangun kesadaran warga negara terhadap pelestarian lingkungan, melalui berbagai forum ilmiah, seminar, worshop dan lain-lain. Keempat adalah proses, yakni kegiatan peneliti dengan subjek penelitian dalam memperoleh informasi berkenaan dengan pendapat dan pandangannya terhadap fokus masalah dalam penelitian ini. 2. Sumber Data Sumber data untuk kepentingan analisis dalam penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yakni : pertama, sumber bahan cetak (kepustakaan), meliputi buku teks, dokumen-dokumen kurikulum, makalah, klipping, jurnal, surat kabar, situs internet, dan lain-lain, yang berkaitan dengan pembangunan warga negara dalam pelestarian lingkungan. Kedua, sumber responden (human resources), dipilih secara purposive sampling, yang terdiri dari pakar pendidikan

kewarganegaraan, pakar kemasyarakatan (sosiolog), pakar budaya, ulama, dan pakar hukum lingkungan, serta pakar pendidikan lingkungan. Berikut ini disajikan bidang kepakaran dan kode subjek penelitian yang dalam laporan penelitian ini, yakni : No Bidang Kepakaran Subjek Terfokus Kode Subjek 1 Pakar Lingkungan A STA 2 Pakar Pendidikan Lingkungan B STB 3 Pakar Pendidikan C STC Kewarganegaraan 4 Pakar Sosiologi Kewargangeraan D STD 5 Pakar Agama (Ulama) E STE 6 Aktivis Lingkungan (Walhi) F STF Tabel 3.1 Bidang Kepakaran, Subjek dan Kode Subjek 83 C. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis induktif, artinya bahwa proses pembahasannya meliputi pola-pola, tema-tema dan kategori-kategori yang berasal dari data, bukan ditentukan sebelum pengumpulan dan analisis data. Analisis senada dikemukakan oleh Goetz dan LeCompte (1984:4) bahwa : inductive research starts with examination of a phenomena and then, from successive examinations of similar and dissimilar phenomena, develops a theory to explain what was studied. Maksudnya bahwa penelitian induktif dimulai dengan pengujian fenomena dan kemudian dari pengujian fenomena yang sama dan berbeda mengembangkan teori untuk menjelaskan apa yang telah dipelajari. Sementara menurut Patton (1990:390), yang juga dikutif Sapriya (2006) bahwa Inductive analysis means that the patterns, themes, and categories of

84 analysis come from the data; they emerge out of the data rather than being imposed on them prior to data collection and analysis. Maksudnya bahwa analisis induktif meliputi pola-pola, tema-tema dan kategorikategori analisis yang berasal dari data; pola, tema dan kategori ini berasal dari data bukan ditentukan sebelum pengumpulan dan analisis data. Kegiatan dalam analisis data ini antara lain adalah menyusun data, memasukkannya ke dalam unit-unit secara teratur, mensintesiskannya, mencari pola-pola, menemukan apa yang penting dan apayang harus dipelajari, dan memutuskan apa yang akan dikemukakan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada langkah-langkah yang dipakai oleh Miles dan Huberman (2007:20) yang terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/vervikasi. Kegiatan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul atau suatu proses siklus interaktif. Berikut adalah bagan dari sikluler teknik analisis data tersebut. Pengumpulan data Penyajian data Reduksi data Kesimpulan: Penarikan/verifikasi Bagan 3.1 Komponen-komponen Analisis Data (Miles dan Huberman, 2007:20)

85 Bagan di atas dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama pengumpulan data (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verivikasi) merupakan proses siklus interaktif yang harus dilalui peneliti. 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya yang cukup banyak, memerlukan pencatatan secara teliti dan rinci. 2. Penyajian Data (Data Display) Dalam tahap ini, peneliti menyajikan data-data dalam bentuk deskripsi berdasarkan aspek-aspek yang diteliti sesuai rumusan penelitian. 3. Pengambilan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion/Verification) Kesimpulan diambil secara bertahap, diawali dengan pengambilan kesimpulan sementara. Namun dengan bertambahnya data kemudian dilakukan verifikasi data yaitu dengan mempelajari kembali data-data yang ada (yang direduksi maupun disajikan). Untuk penguatan keputuan yang dibuat, peneliti juga meminta pertimbangan dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. Setelah hal itu dilakukan, peneliti mengambil keputusan akhir.

86 Paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Wawancara Studi literatur Studi dokumentasi Analisis filosofis, sosiologis, ekologis, teologis, praksis ekologi kewarganegaraan Pakar Lingkungan Pakar Pendidikan Lingkungan Pakar PKn Pakar Sosiologi Kewarganegaraan Pakar Agama (Ulama) Aktivis Lingkungan Pembangunan kesadaran warga negara terhadap pelestarian lingkungan Hipotesis Sementara Teoritis, Temuan Penelitian Terdahulu, Dokumen Bagan 3.2. Paradigma Penelitian