Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

PUSAT INFORMASI JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERBABU BERBASIS ANDROID NASKAH PUBLIKASI

III. METODE PENELITIAN

Jurnal Geodesi Undip APRIL 2015

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

Orthometrik dengan GPS Heighting Kawasan Bandara Silvester Sari Sai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

DAFTAR PUSTAKA. Heyne K. 1987a. Tumbuhan Berguna Indonesia I. Yayasan Sarana Wanajaya. Jakarta

Pengertian Sistem Informasi Geografis

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

III. BAHAN DAN METODE

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

Gambar 7. Lokasi Penelitian

Peta Topografi. Legenda peta antara lain berisi tentang : a. Judul Peta

Penggunaan Egm 2008 Pada Pengukuran Gps Levelling Di Lokasi Deli Serdang- Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara

Home : tedyagungc.wordpress.com

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

APLIKASI PANDUAN MENDAKI GUNUNG BERBASIS ANDROID

BAB IV METODE PENELITIAN

Gambar 1.1 Jumlah pengguna android di Indonesia 2013 (beritateknologi, 2013 )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN MODEL GEOID LOKAL DELTA MAHAKAM BESERTA ANALISIS

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengertian Garis Kontur, Peraturan, & Cara PembuatanDEFINISI, GEOGRAFI, IPS ON FEBRUARY 23, 2016 NO COMMENTS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

Pertemuan 3. Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal

APLIKASI PEMETAAN JALAN WISATA PANTAI PULAU BATAM DENGAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE BERBASIS ANDROID. Abstrak

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

DESAIN SEBARAN TITIK KERANGKA DASAR PEMETAAN DETAIL SITUASI KAMPUS UPI BANDUNG. Oleh: Jupri *), Dede Sugandi **), Nanin T. Sugito ***) Abtrak

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsentrasi Sistem Informasi Geografis,Teknik Informatika, Fakultas Teknik Komputer Universitas Cokroaminoto Palopo

ANALISIS TINGGI VERTIKAL SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN FASILITAS VITAL DAN PENANGGULANGAN BANJIR

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Berkembangnya teknologi informasi dan komputer

Jurnal Geodesi Undip April 2015

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perbandingan Peta Topografi

Abstrak PENDAHULUAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA) MENGGUNAKAN ArcGis 9.3

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

MATERI DAN METODE. Prosedur

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus

III. BAHAN DAN METODE

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

PDF Compressor Pro BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Tempat Pemakaman Umum biasa disingkat TPU merupakan kawasan. tempat pemakaman yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum pendidikan

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

PENERAPAN MODUL PRATIKUM SIG UNTUK MEMBERIKAN KETERAMPILAN PEMETAAN BAGI MAHASISWA FISIKA SAINS UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

METODE. Waktu dan Tempat

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

III. BAHAN DAN METODE

DESAI SEBARA TITIK KERA GKA DASAR PEMETAA DETAIL SITUASI KAMPUS UPI BA DU G. Abtrak

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

BAB III METODE PENILITIAN. Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kota Gorontalo. Secara

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

NUR MARTIA

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

SIG FASILITAS UMUM UNTUKPENGGUNA JALAN BERBASIS MOBILE PHONE MENGGUNAKAN OS ANDROID

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri lebih dari buah

BAB IV KESIMPULAN. Lembah Manding, hutan pinus, kearifan lokal, dan briefing di basecamp sebelum

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KAWASAN RAWAN BENCANA

Mendeteksi Kebakaran Hutan Di Indonesia dari Format Data Raster

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Tujuan Pembelajaran Umum (kompetensi) : Mahasiswa memahami gambaran umum perkuliahan dan silabus pemetaan resort

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

Pelatihan Tracking dan Dasar-Dasar Penggunan GPS PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN - KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD

Kuliah Pengantar Surveying

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografi. Banyaknya jumlah masyarakat yang memerlukan fasilitas rental mobil

Gambar 6. Peta Kecamatan di DAS Sunter.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna

Penentuan Tinggi Orthometrik Gunung Semeru Berdasarkan Data Survei GPS dan Model Geoid EGM 1996

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Transkripsi:

PEMBUATAN PETA JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERBABU Andriyana Lailissaum¹ ), Ir. Sutomo Kahar, M.si 2), Ir. Haniah 3) Abstrak Mendaki gunung adalah kegiatan yang cukup berbahaya. Tidak sedikit orang yang telah meninggal di gunung. Sebelum mendaki gunung kita harus mempersiapkan perlengkapan, fisik, mental dan informasi tentang gunung kita akan kita daki. Kegiatan pembuatan peta jalur pendakian gunung merbabu ini dilakukan untuk menyajikan informasi yang lengkap, akurat dan sistematis tentang pendakian gunung merbabu. Informasi ini akan ditampilkan dalam sebuah buku saku kecil yang mudah dibawa kemana-mana, termasuk mendaki gunung. Peta jalur pendakian gunung merbabu ini akan disumbangkan pada basecamp pendakian gunung setempat agar bisa digunakan sebaik mungkin untuk kegiatan pendakian gunung Kata kunci : Mendaki Gunung, Gunung Merbabu, Peta jalur pendakian gunung merbabu, Buku saku pandukan mendaki gunung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan favorit di indonesia. Jumlah pendaki gunung terus meningkat dari tahun ke tahun. Tapi walau bagaimanapun kegiatan mendaki gunung tetap merupakan kegiatan yang berbahaya. Tidak sedikit orang yang telah meninggal di gunung. Sebelum mendaki gunung kita harus mempersiapkan fisik, mental dan informasi tentang gunung yang akan kita daki. Meskipun informasi tentang jalur pendakian gunung sangat mudah ditemukan di internet, namun informasi tersebut hanya sebatas informasi non spasial yang tidak menyediakan data seperti koordinat, kelerengan dan ketinggian. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 210

1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang muncul dari latar belakang penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik masing-masing jalur pendakian gunung Merbabu? 2. Bagaimana urutan jalur pendakian yang paling mudah hingga yang paling sulit berdasarkan karakteristik tersebut? 1.3 Pembatasan Masalah Batasan Permasalahan dari Tugas Akhir ini adalah: 1. Wilayah studi dari penelitian Tugas Akhir ini adalah Gunung Merbabu, Jawa tengah 2. Jalur pendakian yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini adalah jalur thekelan, jalur chuntel, jalur wekas, dan jalur selo 3. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tracking jalur pendakian gunung, data koordinat dan ketinggian pos pos pendakian gunung, data akses transportasi menuju basecamp pendakian gunung, data waktu tempuh pendakian gunung, informasi perijinan dan syarat mendaki gunung serta dokumentasi foto untuk menggambarkan kondisi jalur pendakian 4. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ArcGIS 9.3 yang digunakan untuk pengolahan data pemetaan, EGM2008 yang digunakan untuk merubah sistem tinggi ellipsoid ke geoid. Microsoft Exel 2007 untuk pengolahan data atribut dan Microsoft Word 2007 untuk pembuatan laporan. 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat peta jalur pendakian gunung merbabu sehingga memberi manfaat bagi masyarakat luas pada umunya dan para pendaki gunung pada khususnya. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 211

1.5 Metodologi Penelitian Mulai Studi Literatur Pengumpulan Data Data Spasial 1. Data tracking Jalur pendakian gunung 2. Koordinat Posisi tempat penting di gunung 3. Data ketinggian Data Non Spasial 1. Akses menuju basecamp pendakian 2. Tata cara perijinan pendakian 3. Foto keadaan jalur pendakian Pengolahan Data Analisis Data Penyajian Data Peta Jalur Pendakian Gunung Merbabu Buku Panduan mendaki Gunung Merbabu II. Tinjauan Pustaka Selesai Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 212

II.1 Sistem Tinggi Nilai tinggi yang didapat dari GPS adalah tinggi ellipsoid. Tinggi ellipsoid adalah jarak garis lurus yang diambil sepanjang bidang ellipsoid normal dari permukaan geometris yang diambil dari referensi ellipsoid ke titik tertentu. Tinggi ellipsoid (h) tersebut tidak sama dengan tinggi orthometrik (H) yang digunakan sebagai satuan tinggi sebuah gunung. Tinggi sebuah gunung biasanya dinyatakan dalam satuan mdpl yang mana nilai tersebut merupakan pendekatan dari geoid. Untuk mendapatkan tinggi orthometrik dari tinggi ellipsoid diperlukan data tambahanlain yaitu undulasi geoid (N), dengan adanya undulasi maka tinggi orthometrik dapat dihitung. Ketinggian orthometrik adalah selisih antara ketinggian elipsoid dengan undulasi geoid. II.2 Model Geoid Global Dahulu bumi diasumsikan sebagai bentuk datar, karena pandangan mata membuat kita melihat horizon. Namun mengikuti perkembangan zaman, dan teknologi yang semakin berkembang, membuat manusia mengetahui bentuk bumi yang sebenarnya. Setelah ditemukannya dan dilakukannya beberapa metode pengukuran gaya berat seperti airbornegravimetric, ground survey gravimetric dan satelit garvimetri, data gaya berat di seluruh dunia semakin banyak. Semakin banyaknya data tersebut menimbulkan pembuatan model medangaya berat yang lebih sempurna. EGM2008 merupakan contoh dari model geoid global. EGM 2008 adalah sebuah model medan gaya berat untuk mengkonversi tinggi ellipsoid menjadi tinggi geoid. III. Metode Pelaksanaan III.1 Persiapan Data penelitian akan diperoleh melalui survey langsung di lapangan. Kita harus mendaki gunung merbabu untuk melakukan survey lapangan. Seperti layaknya kegiatan mendaki gunung pada umunya kita harus melakukan beberapa persiapan sebelum mendaki gunung. Pada umunya kegiatan mendaki gunung dilakukan secara berkelompok untuk mengurangi resiko yang mungkin terjadi. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 213

III.2 Survey Lapangan Ada 4 jalur pendakian gunung merbabu yang harus disurvey yaitu jalur Thekelan, Selo, Wekas dan Chuntel. Agar lebih efisian kita hanya akan melakukan 2 kali pendakian gunung. Pendakian pertama dimulai dari jalur Wekas kemudian turun di jalur Thekelan. Pendakian ke dua dimulai dari jalur Chuntel kemudian turun di jalur Selo. Data waktu tempuh perjalanan akan didapat dari wawancara langsung pada pengurus jalur pendakian. Data dari pengurus jalur pendakian akan sangat valid karena pada umunya orang orang ini telah sangat sering mendaki gunung merbabu. Dari para pengurus ini kita juga bisa mendapatkan data penting lainya seperti tata cara perijinan pendakian, alamat lengkap basecamp pendakian, transportasi menuju basecamp dan hal hal penting lainya. III.3 Pengolahan Data Peta jalur pendakian gunung dibuat dengan menggunakan data tracking GPS handheld CSX60. Saat digunakan untuk tracking pada dasarnya GPS akan merekam kordinat dan ketinggian setiap titik yang telah kita lewati. Dari titik titik tersebut GPS akan menghubungkanya dengan sebuah garis. Garis tersebut akan dijadikan dasar dalam pembuatan peta jalur pendakian gunung Merbabu. Nilai tinggi yang diperoleh menggunakan GPS adalah nilai tinggi berdasarkan ellipsoid sehingga harus dirubah ke dalam sistem tinggi geoid. Perubahan sistem tinggi ini dilakukan dengan sebuah software bernama EGM2008. Cara kerja software ini adalah dengan mencari nilai undulasi geoid di setiap titik. Nilai undulasi tersebut kita gunakan untuk menghitung tinggi geoid. Kelerengan dihitung menggunakan beda tinggi dan jarak mendatar antara 2 titik. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung kelerengan : Persen kemiringan lahan = (Beda tinggi/jarak datar sebenarnya) X 100% Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 214

Untuk mendapatkan jarak datar kita bisa menggunakan data panjang garis yang telah kita digitasi. Panjang garis tersebut sama dengan jarak sebenarnya yang terdapat di lapangan. Jarak yang didapat dari garis hasil digitasi tersebut adalah jarak mendatar antara 2 titik. Untuk mendapatkan jarak diagonal kita harus mengolahnya kembali menggunakan extention 3D analys pada Arcgis. Pertama tama kita akan menggunakan fasilitas Topo to raster untuk membuat data raster dari peta kontur. Data raster tersebut akan digunakan untuk memberikan refrensi tinggi pada Shapefile jalur pendakian hasil digitasi sehingga bisa dijadikan data 3D. Berikut adalah data hasil pengolahan : Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 215

Tabel 1. Data Koordinat dan ketinggian jalur pendakian thekelan Jalur Pendakian Thekelan No Keterangan Tinggi Koordinat Lintang Bujur 1 Basecamp Thekelan 1658 mdpl 7 24'43.1564" 110 25'34.5032" 2 Pos 1 1923 mdpl 7 25'17.0711" 110 25'47.2146" 3 Mata Air/Sungai 1928 mdpl 7 25'22.3805" 110 25'48.4474" 4 Pos 2 2157 mdpl 7 25'39.8777" 110 25'56.7763" 5 Pos 3 2332 mdpl 7 25'49.0772" 110 26'09.8788" 6 Pos 4 2498 mdpl 7 25'59.1092" 110 26'11.8234" 7 Pos5/Puncak Watutulis 2883 mdpl 7 26'31.8043" 110 26'12.9888" 8 Tugu Perbatasan 2828 mdpl 7 26'46.0380" 110 26'15.7763" 9 Puncak Helipad 2883 mdpl 7 26'51.0229" 110 26'17.9558" 10 Puncak Gegersapi 2948 mdpl 7 26'50.7365" 110 26'23.1760" 11 Pertigaan 3076 mdpl 7 26'59.6363" 110 26'31.1251" 12 Puncak Rondorante 3097 mdpl 7 27'05.5259" 110 26'27.6594" 13 Puncak Kenteng Songo 3138 mdpl 7 27'13.5999" 110 26'26.3116" 14 Puncak Trianggulasi 3141 mdpl 7 27'15.4844" 110 26'23.0141" Tabel 2. Data Koordinat dan ketinggian jalur pendakian Selo Jalur Pendakian Selo No Keterangan Tinggi Koordinat Lintang Bujur 16 Basecamp Selo 1658 mdpl 7 29'03.9782" 110 27'35.6341" 17 Pos 1 2178 mdpl 7 28'23.7440" 110 27'20.6429" 18 Pos Bayangan 2 2262 mdpl 7 28'13.2192" 110 27'15.0442" 19 Pos 2 2432 mdpl 7 28'05.5811" 110 27'00.3395" 20 Pos 3 2568 mdpl 7 28'06.3786" 110 26'47.0598" 21 Pos 4/Sabana 1 2772 mdpl 7 27'55.2048" 110 26'43.3871" 22 Pos 5/Sabana 2 2845 mdpl 7 27'38.0687" 110 26'37.2100" 31 Puncak Trianggulasi 3141 mdpl 7 27'15.4844" 110 26'23.0141" Tabel 3. Data Koordinat dan ketinggian jalur pendakian Wekas Jalur Pendakian Wekas No Keterangan Tinggi Koordinat Lintang Bujur 1 Basecamp Wekas 1772 mdpl 7 25'56.2690" 110 24'50.8242" 2 Makam 1880 mdpl 7 26'01.4256" 110 24'59.6256" 3 Mata Air 2500 mdpl 7 26'12.0834" 110 25'31.9412" 4 Pos 2 2503 mdpl 7 26'33.0757" 110 25'48.6499" 5 Tugu Perbatasan 2828 mdpl 7 26'46.0380" 110 26'15.7763" 6 Puncak Helipad 2883 mdpl 7 26'51.0229" 110 26'17.9558" 7 Puncak Gegersapi 2948 mdpl 7 26'50.7365" 110 26'23.1760" 8 Pertigaan 3076 mdpl 7 26'59.6363" 110 26'31.1251" 9 Puncak Rondorante 3097 mdpl 7 27'05.5259" 110 26'27.6594" 10 Puncak Kenteng Songo 3138 mdpl 7 27'13.5999" 110 26'26.3116" 11 Puncak Trianggulasi 3141 mdpl 7 27'15.4844" 110 26'23.0141" Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 216

Tabel 4. Data Koordinat dan ketinggian jalur pendakian Chuntel Jalur Pendakian Chuntel No Keterangan Tinggi Lintang Koordinat Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 217 Bujur 1 Basecamp Chuntel 1638 mdpl 7 25'02.6589" 110 25'07.2387" 2 Pos Bayangan 1 1793 mdpl 7 25'14.8539" 110 25'19.7170" 3 Pos 1 2196 mdpl 7 25'49.0706" 110 25'39.2786" 5 Pos 2 2372 mdpl 7 26'01.6465" 110 25'44.2863" 6 Pos 3 2543 mdpl 7 26'17.3542" 110 25'53.7594" 9 Puncak Watutulis 2883 mdpl 7 26'31.8043" 110 26'12.9888" 10 Tugu Perbatasan 2828 mdpl 7 26'46.0380" 110 26'15.7763" 11 Puncak Helipad 2883 mdpl 7 26'51.0229" 110 26'17.9558" 12 Puncak Gegersapi 2948 mdpl 7 26'50.7365" 110 26'23.1760" 13 Pertigaan 3076 mdpl 7 26'59.6363" 110 26'31.1251" 14 Puncak Rondorante 3097 mdpl 7 27'05.5259" 110 26'27.6594" 15 Puncak Kenteng Songo 3138 mdpl 7 27'13.5999" 110 26'26.3116" 16 Puncak Trianggulasi 3141 mdpl 7 27'15.4844" 110 26'23.0141" Tabel 5. Data beda tinggi, jarak, kelerengan dan waktu tempuh jalur pendakian Thekelan Jalur Pendakian Thekelan No Dari Ke Beda Tinggi/m Jarak miring/m Persentase Kelerengan Waktu Tempuh 1 Basecamp Thekelan Pos 1 265 1343,373 21,889 ± 45 Menit 2 Pos 1 Mata Air/Sungai 5 190,624 2,700 ± 15 Menit 3 Mata Air/Sungai Pos 2 229 840,439 29,253 ± 45 Menit 4 Pos 2 Pos 3 175 787,756 24,296 ± 60 Menit 5 Pos 3 Pos 4 166 604,879 28,763 ± 60 Menit 6 Pos 4 Puncak Watutulis 385 1286,732 31,556 ± 90 Menit 7 Puncak Watutulis Tugu Perbatasan -55 481,643-11,479 ± 10 Menit 8 Tugu Perbatasan Puncak Helipad 55 193,919 29,150 ± 5 Menit 9 Puncak Helipad Puncak Gegersapi 65 225,986 32,805 ± 10 Menit 10 Puncak Gegersapi Pertigaan 128 480,553 28,221 ± 30 Menit 11 Pertigaan Puncak Syarif 36 124,681 29,713 ± 15 Menit 12 Pertigaan Puncak Rondorante 21 228,469 9,260 ± 15 Menit 13 Puncak Rondorante Puncak Kenteng Songo 41 422,143 9,729 ± 45 Menit 14 Puncak Kenteng Songo Puncak Trianggulasi 3 135,884 2,212 ± 5 Menit 15 Total 1519,000 7347,082 19,147 (Nilai rata-rata) ± 450 Menit Tabel 6. Data beda tinggi, jarak, kelerengan dan waktu tempuh jalur pendakian Selo Jalur Pendakian Selo No Dari Ke Beda Tinggi/m Jarak miring/m Persentase Kelerengan Waktu Tempuh 1 Basecamp Selo Pos 1 520 1905,865 28,485 ± 60 Menit 2 Pos 1 Pos Bayangan 2 84 608,101 13,937 ± 30 Menit 3 Pos Bayangan 2 Pos 2 170 630,228 28,973 ± 30 Menit 4 Pos 2 Pos 3 136 505,379 28,397 ± 45 Menit 5 Pos 3 Pos 4/Sabana 1 204 622,231 35,189 ± 75 Menit 6 Pos 4/Sabana 1 Pos 5/Sabana 2 73 612,148 12,329 ± 45 Menit 7 Pos 5/Sabana 2 Puncak Trianggulasi 296 1024,523 31,943 ± 75 Menit 8 Total 1483,000 5908,475 25,607 (Nilai rata-rata) ± 360 Menit

Tabel 7. Data beda tinggi, jarak, kelerengan dan waktu tempuh jalur pendakian Wekas Jalur Pendakian Wekas No Dari Ke Beda Tinggi/m Jarak miring/m Persentase Kelerengan Waktu Tempuh 1 Basecamp Wekas Makam 108 722,155 20,433 ± 30 Menit 2 Makam Mata Air 412 1569,280 27,766 ± 60 Menit 3 Mata Air Pos 2 211 910,234 24,129 ± 45 Menit 4 Pos 2 Tugu Perbatasan 325 1225,490 27,873 ± 60 Menit 5 Tugu Perbatasan Puncak Helipad 55 193,919 29,150 ± 5 Menit 6 Puncak Helipad Puncak Gegersapi 65 225,986 32,805 ± 10 Menit 7 Puncak Gegersapi Pertigaan 128 480,553 28,221 ± 30 Menit 8 Pertigaan Puncak Syarif 36 124,681 29,713 ± 15 Menit 9 Pertigaan Puncak Rondorante 21 228,469 9,260 ± 15 Menit 10 Puncak Rondorante Puncak Kenteng Songo 41 422,143 9,729 ± 45 Menit 11 Puncak Kenteng Songo Puncak Trianggulasi 3 135,884 2,212 ± 5 Menit 12 Total 1405,000 6238,794 21,935 (Nilai rata-rata) ± 320 Menit Tabel 8. Data beda tinggi, jarak, kelerengan dan waktu tempuh jalur pendakian Chuntel Jalur Pendakian Chuntel No Dari Ke Beda Tinggi/m Jarak miring/m Persentase Kelerengan Waktu Tempuh 1 Basecamp Chuntel Pos Bayangan 1 155 1000,627 17,202 ± 30 Menit 2 Pos Bayangan 1 Pos 1 403 1543,323 27,897 ± 30 Menit 3 Pos 1 Pos 2 176 534,703 35,217 ± 60 Menit 4 Pos 2 Pos 3 171 668,061 26,914 ± 60 Menit 5 Pos 3 Puncak Watutulis 340 924,337 39,079 ± 60 Menit 6 Puncak Watutulis Tugu Perbatasan -55 481,643-11,479 ± 10 Menit 7 Tugu Perbatasan Puncak Helipad 55 193,919 29,150 ± 5 Menit 8 Puncak Helipad Puncak Gegersapi 65 225,986 32,805 ± 10 Menit 9 Puncak Gegersapi Pertigaan 128 480,553 28,221 ± 30 Menit 10 Pertigaan Puncak Syarif 36 124,681 29,713 ± 15 Menit 11 Pertigaan Puncak Rondorante 21 228,469 9,260 ± 15 Menit 12 Puncak Rondorante Puncak Kenteng Songo 41 422,143 9,729 ± 45 Menit 13 Puncak Kenteng Songo Puncak Trianggulasi 3 135,884 2,212 ± 5 Menit 14 Total 1539,000 6964,330 21,224 (Nilai rata-rata) ± 375 Menit IV. KESIMPULAN DAN SARAN IV.1 Kesimpulan 1. Berikut karakteristik masing-masing jalur pendakian gunung Merbabu : 1) Jalur Wekas a. Panjang jalur pendakian = ± 6238,794 Meter b. Kelerengan = 21,935 % c. Ketersediaan Sarana - Tidak terdapat bangunan sama sekali Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 218

- Ada sumber mata air di pos 2 dan 60 menit sebelum pos 2 d. Waktu Tempuh = ± 450 Menit e. Kondisi Jalur Lokasi basecamp cukup jauh dari jalan raya, jalan yang digunakan untuk sampai ke basecamp pun cukup membingungkan, pemandangan jalur pendakian wekas tidak terlalu indah, jalur ini cukup populer karena paling pendek diantara jalur lainya 2) Jalur Selo a. Panjang jalur pendakian = ± 5908,475 Meter b. Kelerengan = 25,607 % c. Ketersediaan Sarana - Tidak terdapat bangunan sama sekali - Tidak terdapat mata air sama sekali d. Waktu Tempuh = ± 360 Menit e. Kondisi Jalur Lokasi basecamp tidak terlalu jauh dari jalan raya, jalan yang digunakan untuk sampai ke basecamp cukup membingungkan, pemandangan jalur pendakian selo adalah yang terbaik diantara jalur pendakian lainya, jalur ini adalah yang paling populer karena mudah di jangkau dari kota kota besar seperti Boyolali dan Surakarta 3) Jalur Chuntel a. Panjang jalur pendakian = ± 6964,330 Meter b. Kelerengan = 21,224 % c. Ketersediaan Sarana - Ada bangunan di pos bayangan 1 dan puncak watutulis - Ada mata air di pos 2 d. Waktu Tempuh = ± 375 Menit e. Kondisi Jalur Lokasi basecamp cukup jauh dari jalan raya, jalan yang digunakan untuk sampai ke basecamp sangat mulus sehingga mobil jenis apapun bisa sampai ke basecamp chuntel, pemandangan jalur pendakian chuntel cukup bagus Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 219

4) Jalur Thekelan a. Panjang jalur pendakian = ± 7347,082Meter b. Kelerengan = 19,147 % c. Ketersediaan Sarana - Ada bangunan di pos 1, pos 2 dan puncak watutulis - Ada mata air di pos 1 dan 30 menit setelah pos 1 d. Waktu Tempuh = ± 450 Menit e. Kondisi Jalur Lokasi basecamp sangat jauh dari jalan raya, jalan yang digunakan untuk sampai ke basecamp cukup mulus, pemandangan jalur pendakian thekelan cukup bagus 2. Berdasarkan karakteristik yang telah dipaparkan sebelumnya maka urutan jalur pendakian dari yang paling mudah hingga yang paling sulit didaki adalah : 1. Jalur Wekas 2. Jalur Chuntel 3. Jalur Selo 4. Jalur Thekelan IV.2 Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian ini, bagi pendaki yang menginginkan pendakian ke puncak merbabu dengan jalur paling ringan bisa menggunakan jalur wekas. Bagi pendaki yang menginginkan pendakian ke puncak merbabu dengan pemandangan paling indah bisa menggunakan jalur Selo. Bagi pendaki yang menginginkan pendakian ke puncak merbabu dengan jalur paling landai bisa menggunakan jalur Thekelan 2. Berdasarkan hasil penelitian ini, jumlah sarana pendakian seperti bangunan yang bisa digunakan pendaki untuk bermalam dan berteduh dari hujan masih sangat kurang, hal ini tidak sebanding dengan jumlah pendaki yang berkunjung ke gunung merbabu. 3. Di harapkan di setiap gunung di Indonesia yang sering didaki memiliki peta jalur pendakian dengan informasi yang sistematis dan akurat sehingga mempermudah kegiatan pendakian gunung dan memperkecil kemungkinan pendaki tersesat di gunung. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 220

Daftar Pustaka 1. Abidin, H.Z., Andreas, H., Maulana, D., Hendrasto, M,. Gamal, M., Suganda, O.K. 2004. Penentuan Tinggi Ortometrik Gunung Semeru Berdasarkan Data Survey GPS Dan Model Geoid EGM 1996. PROC. ITB Sains & Tek. Vol. 36A, No. 2, 2004, 145-157 2. Dedy Yusuf, Kuswondo (2011). Sistem Tinggi. From http://geoexpose.blogspot.com/2012/03/sistem-tinggi.html, 18 juni 2013 3. Kahar, Sutomo. 2007. Kerangka Dasar Vertikal. Semarang 4. Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika 5. Samuel. 2007. Medan Gaya Berat Bumi. Skripsi. Institut Teknologi Bandung. Bandung 6. Setiawan, Agnas (2013). Menghitung derajat kemiringan lereng peta topografi. From http://geograph88.blogspot.com/2013/04/menghitung-derajat-kemiringanlereng.html, 18 juni 2013 7. Syafri, Irawan., dan Wuriyati, A. 1990. Kondisi Datum Ketinggian Wilayah Sungai Di Pulau Jawa. Bul. Pusair. 8. Van Berkmoes, Ryan. 2012. Pocket Bali. China : Lonely planet Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X) 221