BAB III PERANAN PIHAK POLDA SUMATERA UTARA DALAM MENAGGULANGI PENCURIAN KENDARAAN NERMOTOR YANG DILAKUKAN SECARA TERORGANISIR

dokumen-dokumen yang mirip
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INISIATIF. Tentang SISTEM PENGUNGKAPAN KASUS SAT RESKRIM DENGAN TEAM ELITE SAT SABHARA POLRES LOMBOK TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR DOMPU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT RES NARKOBA

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tegaknya negara hukum menjadi tugas dan tanggung jawab dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

Pelaksanaan Penyidik Diluar Wilayah Hukum Penyidik

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

I. PENDAHULUAN. saat ini membutuhkan kendaraan dengan tujuan untuk mempermudah segala akses

PERATURAN DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan

BAB II PERANAN POLISI SEBAGAI PENYIDIK DALAM MELAKUKAN PENANGANAN TEMPAT KEJADIAN PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka tidak tahu tentang batasan umur yang disebut dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SAT LANTAS POLRES SUMBAWA TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAKA LANTAS

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan oleh Ankum yang menangani pelanggaran disiplin.

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. masalah, kendala, dan keterbatasan yang menyebabkan gagal, kurang berhasil atau

BAB III PENUTUP. Yogyakarta melakukan upaya sebagai berikut : Pemasangan kamera CCTV di berbagai tempat.

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KALIMANTAN TIMUR DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) PENYELIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) TENTANG PEMANGGILAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PENANGKAPAN. fakta yang diperoleh melalui hasil penyelidikan bahwa suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. (BT), Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari Ibu Kota Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR SEKSI PROPAM POLRES LOMBOK TIMUR Nomor : R /01/I/ 2016

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-RESTRO TNG KOTA-

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

NO ISI SURAT LAMPIRAN KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

PERANAN INTEROGASI OLEH PENYIDIK TERHADAP TERSANGKA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN. (Studi pada Polsekta Medan Baru) SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam Negeri.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kejahatan merupakan suatu fenomena kompleks yang dapat dipahami dari

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

SKRIPSI. Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENGAWALAN TAHANAN POLRES MATARAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbedaan pandangan, suku, budaya, dan pergaulan dapat

MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

Transkripsi:

BAB III PERANAN PIHAK POLDA SUMATERA UTARA DALAM MENAGGULANGI PENCURIAN KENDARAAN NERMOTOR YANG DILAKUKAN SECARA TERORGANISIR A. Tinjauan Terhadap Unit Kendaraan Bermotor (Unit Ranmor) Polda Sumatra Utara Sebagai pengemban tugas pokok kepolisian, Unit Ranmor Polda Sumatra Utara terus berupaya dalam rangka pelayanan prima kepada masyarakat, terutama berkaitan dengan pelayanan Penyidikan Perkara secara Obyektif, Transparan, Cepat, Tepat, Tuntas dan Akuntabel. Disamping itu, Unit Ranmor juga senantiasa melakukan inovasi lain berupa upaya dalam penyelesaian tunggakan perkara secara cepat dan tepat serta memberikan motivasi guna meningkatkan kinerja Anggota/Penyidik dalam melayani masyarakat Unit Pencurian Kendaraan Bermotor (RANMOR), bertugas melaksanakan penyidikan tindak pidana pencurian, pemalsuan surat-surat kendaraan dan tindak pidana penipuan/penggelapan yang berhubungan dengan ranmor Roda dua maupun Roda empat. Unit Ranmor dipimpin oleh seorang Kanit Ranmor dan dibantu oleh beberapa Kasubnit serta Bintara Administrasi (Bamin) yang bertugas Membuat data tentang tempat serta waktu terjadinya curanmor guna menentukan daerah rawan curanmor serta antisipasi penanggulangannya. Melakukan tindakan upaya paksa terhadap pelaku curanmor sesuai dengan Undang-Undang maupun prosedur yang berlaku. Dimana Kanit/Kasubnit Ranmor Mengirimkan Laporan hilang-temu ranmor ke Dir Lantas Polda Sumut dan Bid Telematika Polda Sumut

secara rutin. Kanit Ranmor melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan personil di unitnya dengan dibantu oleh Kasubnit. Tugas pokok Satuan Ranmor adalah: 1. Satuan Kendaraan Bermotor disingkat Sat V/Ranmor adalah unsur pelaksana pada Polda Sumatera Utara yang bertugas menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian fungsi Reserse bidang Ranmor. 2. Sat V/Ranmor dipimpin oleh seorang Pamen berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi yang bertugas menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian fungsi Reserse pada tingkat bawah yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Kanit I s/d V sedangkan dalam bidang administrasi dibantu oleh Paur Mindik dan Bamin. 3. Kasat V/Ranmor bertugas tanggung jawab melakukan kegiatan penyelidikan dan penyidikan terhadap gangguan kriminalitas seperti pencurian, perampasan, pemalsuan dokumen serta bentuk kejahatan lainnya terhadap obyek kendaraan bermotor yang karena sifat, kwalitas, intensitas dan dampaknya perlu diselesaikan ditingkat Polda. 4. Melaksanakan tugas kegiatan operasi khusus dan operasi rutin Kepolisian yang diperintahkan kepadanya. 5. Memberikan bantuan operasional kepada Satuan wilayah Jajaran Polda Sumatera Utara. Dasar Hukum Pelaksanaan Tugas Unit Ranmor Polda Sumatra Utara,pada Undang-Undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia

(Polri), ada tiga fungsi dan peran Polri yang harus dilaksanakan, yaitu sebagai berikut: a. Pemelihara kamtibmas. b. Penegak hukum. c. Pelindung, pengayom dan pelayan kepada masyarakat. 31 Sehingga keberadaan Polri harus menjadikan masyarakat aman dan nyaman dalam menjalani tatanan kehidupan dan penghidupannya. Penyidikan kriminal adalah proses mengumpulkan fakta. Mirip seperti kepingan terpisah dari rangkaian teka-teki bergambar yang membentuk suatu pola atau gambar, begitulah seorang penyidik menyatukan fakta dan bahan untuk membentuk sebuah gambaran yang bermakna dari suatu kejadian. Dugaan bahwa seseorang (atau sekelompok orang) telah melakukan pelanggaran tertentu dalam kode etik kriminal harus dibuktikan melebihi keraguan yang wajar dalam sebuah peradilan hukum. Bukti itu diperoleh dari penyidikan. Peran penyidikan adalah menyediakan jawaban bagi pertanyaan: Siapa? Apa? Kapan? Di mana? Bagaimana? Dan terkadang, Mengapa? Ketepatan penyidikan dan kemampuan penyidik dapat menghasilkan penuntutan yang sukses dan penghukuman bagi pelaku kejahatan atau pembebasan orang yang dituduh dengan sewenang-wenang. Penyidikan yang tidak tepat dapat menghasilkan kegagalan penuntutan dan penghukuman terhadap orang yang keliru. 31 http://www.polri.go.id/berita/823

Penyidikan adalah tugas yang sulit. Pekerjaan itu dapat terasa monoton, tanpa penghargaan, berbahaya, bermuatan politis, dan penuh konfrontasi yang menantang kestabilan mental. Penyidik harus mampu bertindak dalam lingkungan yang kompleks agar pengaruh yang tidak berhubungan dengan tugas penyidikan dapat menghambat kemajuan penyidikan itu. Oleh karena itu, pendidikan seorang penyidik tidak berhenti pada pendidikan formal. Penyidik harus selalu waspada terhadap apa yang terjadi dalam komunitas, negara bagian, negara, dan dunia. 32 Unit Ranmor Polda Sumatra Utara bertanggung jawab dalam penanggulangan tindak pencurian kendaraan bermotor secara terorganisir apabila terdapat sesuatu hal yang menyimpang dan akan diselesaikan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam penegakan hukum, Polri harus memperhatikan aspek semangat penegakan hak azasi manusia, hukum dan keadilan. Sehingga personil pada Polri, selain harus cukup, memadai dan sesuai dengan karakter kewilayahannya, juga harus memiliki dedikasi dan kinerja yang tinggi. Dan profesional. Sebab tanpa kondisi seperti ini, citra Polri di masyarakat kewilayahannya, akan tidak baik, sehingga tatanan kehidupan dan penghidupan masyarakat akan terganggu. Cara efektif untuk menanggulangi kendaraan adalah: 1. Gunakan alarm pada kendaraan Anda dan memasang kunci stang. 2. Jika berpergian, parkirlah kendaraan Anda di tempat yang resmi dan pastikan ada petugas yang mengawasi tempat itu, hindari parker di tepat-tempat yang sepi. 32 http://www.reskrimum.metro.polri.go.id/news.php?id=5247

3. Jika Anda parkir di pinggir jalan sebuah kompleks perumahan, ada baiknya Anda menyapa warga setempat yang kebetulan sedang berada di sekitar situ. Ucapkan permisi sembari berbasi-basi sedikit. Tujuannya, agar orang itu tahu bahwa kendaraan itu milik Anda, jadi jika kendaraan Anda diutak-atik orang tak dikenal, warga setempat langsung mengenalinya. 4. Sebelum meninggalkan kendaraan di tempat parkir, pastikan semua pintu telah terkunci dan tidak ada barang-barang berharga di kendaraan tersebut. 5. Jika parkir bukan di tempat resmi, hindari parkir berlama-lama. Hal ini karena keamana di temat parker tak resmi, keamanannya kurang terjamin. B. Pelaksanaan Kegiatan pihak Polda Sumut Dalam Rangka Upaya Penaggulangan Pencurian Kendaraan Bermotor yang Dilakukan Secara Terorganisir. Sepeda motor dan mobil adalah salah satu benda yang disukai pencuri untuk dijadikan sasaran pencurian karena nilainya yang tinggi, fleksibel, dibutuhkan banyak orang dan mudah dicuri. Pencuri ranmor motor profesional umumnya hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit saja dalam menjalankan aksi kejahatannya.

Mereka menggunakan berbagai metode / modus untuk membawa kabur motor jarahan yang berhasil dikerjai. Cara atau modus operandi yang sering digunakan oleh pencuri sepeda motor adalah seperti : a) Menggunakan kunci letter T untuk menyalakan paksa mesin motor. b) Mengangkut motor ke dalam mobil boks atau truk. c) Merusak kunci-kunci keamanan yang ada dengan trik tertentu lalu membawa kabur motor, dll. Waspadai pula aksi kejahatan ranmor / kendaraan bermotor lainnya yang berhubungan dengan sepeda motor anda seperti pencurian helm, pencurian aksesoris motor, dsb. Berikut ini adalah beberapa saran untuk anda dalam menghindar dan mengurangi resiko kehilangan motor. 1. Jenis Jenis Kegiatan yang Dilakukan Pihak Polda Sumatra Utara Untuk meminimalisir terjadinya tindak pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Polda Sumatera Utara,Satuan Ranmor melakukan serangkaian kegiatan berupa: Edukasi dan Pemberian Informasi. Operasi Rutin (Razia) Penindakan

2. Instrumen dan Perangkat Pendukung yang Digunakan Untuk Mengulangi Pencurian Kendaraan Bermotor yang Dilakukan secara Terorganisir C. Hambatan hambatan yang ada dalam Upaya Polda Sumatra Utara Dalam Menaggulangi Pencurian Kendaraan Bermotor yang Terorganisir Kasus curanmor terkadang memang karena kesempatan yang diberikan oleh pemilik kendaraan sendiri. Mereka seringkali parkir di tempat yang tidak ada pengamanan atau penjagaan. Sehingga memungkinkan pelaku kejahatan beraksi. Karena itu masyarakat lebih berhati-hati dan waspada jika ingin memarkir kendaraannya. Selain itu, segera lapor polisi jika kehilangan. a. Kendala tempat kejadian perkara (TKP) Yang sulit dilakukan olah TKP. Hal ini berkaitan dengan tidak segeranya korban melapor kepada polisi. TKP yang merupakan

salah satu sarana pihak kepolisian untuk mencari petunjuk rusak karena tidak segera di tangani oleh polisi. b. Dari pihak pelapor seringkali terlambat melapor. Korban sebagian besar lama melaporkan, bisa 5 jam kemudian baru lapor, polisi akhirnya sulit olah TKP. Padahal, harusnya secepat mungkin melapor supaya bisa segera operasi (olah TKP). c. d.. e..

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Peranan Pihak Polda Sumatra Utara dalam menangani pencurian secara terorganisir harus mengacu kepada tantangan yang dihadapi yang akan datang. Pengaruh lingkungan strategi baik global, maupun regional terutama dengan kebijakan otonomi daerah menuntut pengetahuan mengenai karakteristik masyarakat yang berkembang. Untuk itu maka dalam implementasi operasional tugas tugas penyidik, selain harus propesional dalam arti mahir dan terampil dalam menerapkan teknik dan taktik penyidikan, jangan mengenyampingkan hal penting yang harus menjadi pegangan. 2. Bahwa tindakan pencurian kendaraan bermotor secara terorganisir berdasarkan Undang Undang Hukum Acara Pidana dapat dijerat dengan Pasal 365 KUHAP bahwa pencurian dilakukan secara terorganisir itu berakibat dengan matinya orang maka ancaman diperberat lagi selama-lamanya lima belas tahun, hanya saja yang penting adalah kematian orang tersebut tidak dikehendaki oleh pencuri. 3.

4.. B. Saran a) Bagi polisi dalam menjalankan tugas dan kewenangannya seyogyanya dapat mengacu kepada ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, karena dalam negara demokratis dimanapun di muka bumi ini penegakan hukum seharusnya dilakukan oleh polisi dan tidak dipengaruhi oleh unsur-unsur lain, sehingga tidak terjadinya tumpang tindih sebagaimana pengalaman pada era orde baru dimana fungsi penegakan hukum telah dilaksanakan oleh berbagai institusi. b) Dalam aplikasinya di lapangan justru penegakan hukum yang telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada, dirasakan tidak memenuhi tuntutan keadilan masyarakat sehingga menimbulkan berbagai reaksi yang bersifat destruktif. Oleh karenanya berbagai upaya penegakan hukum yang diantaranya dilakukan oleh Polri telah dihadapkan pada dilema yang menempatkannya pada posisi yang serba salah, padahal begitu kentalnya harapan masyarakat terhadap kemampuan Polri untuk dapat mengatasi serta mengelola situasi transisi yang penuh dengan ketidak pastian ini untuk dapat mengarah kepada terwujudnya stabilitas Kamtibmas yang mantap. c)..

d).