PENGARUH KONSENTRASI CH3COOH TERHADAP KARAKTERISASI KOROSI BAJA BS 970 DI LINGKUNGAN CO2

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970

PENGARUH VARIASI ph DAN KONSENTRASI ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 PADA BAJA BS 970

Jurnal Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2011

PENGARUH KONSENTRASI ASAM ASETAT TERHADAP TEMPERATUR KRITIS PEMBENTUKAN FILM FeCO3 PADA KOROSI CO2

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. IV.1 Media uji dan kondisi pertambangan minyak bumi. Media yang digunakan pada pengukuran laju korosi baja karbon dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN OBAT PARACETAMOL SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1M HCl

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2, 50/50 (sampel 3), 70/30 (sampel 4), dan 0/100 (sampel 5) dilarutkan dalam

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

Pengaruh ph, Kecepatan Putar, dan Asam Asetat terhadap Karakteristik CO 2 Corrosion Baja ASME SA516 Grade 70

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

Bab II Tinjauan Pustaka

Pengaruh Temperatur pada Korosi Baja (Steel) dalam Larutan Elektrolit Mengandung Karbon Dioksida (CO 2 )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

DEA JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang

Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2)

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari

ANALISIS KERUSAKAN PADA LINE PIPE (ELBOW) PIPA PENYALUR INJEKSI DI LINGKUNGAN GEOTHERMAL

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sintesis Cairan Ionik Turunan Imidazolin. Dalam penelitian ini, cairan ionik turunan imidazolin yang digunakan

BAB 2 DASAR TEORI. [CO 2 ] = H. pco 2 (2.1) pco 2 = (mol % CO 2 ) x (gas pressure) (2.2)

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

PELAPISAN BAJA DENGAN SILIKA SECARA ELEKTROFORESIS UNTUK MENCEGAH KOROSI

Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7]

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

Pemanfaatan Ekstrak Rimpang Jahe (Zingiber officinaler) Sebagai Inhibitor Organik Korosi pada Baja API5L Grade B Media Larutan 3.5% NaCl dan 0.

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

PELAPISAN ALLOY BERBASIS NIKEL PADA SUBSTRAT CARBON STEEL UNTUK SISTEM PEMIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PANAS BUMI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui potensi senyawa

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

1 BAB IV DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

PENGARUH ph, KECEPATAN PUTAR DAN KONSENTRASI INHIBITOR BERBASIS IMIDAZOLINE TERHADAP LAJU KOROSI BAJA AISI 1045 DI LINGKUNGAN YANG MENGANDUNG GAS CO 2

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

I. PENDAHULUAN. pipa saluran uap panas dari sumur-sumur produksi harus mendapat perhatian

Pemetaan Korosi pada Stasiun Pemurnian di Pabrik Gula Watoe Toelis Krian, Sidoarjo. Adam Alifianto ( )

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB IV HASIL YANG DICAPAI PENELITIAN

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

4 Hasil dan Pembahasan

PENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141

MODEL LAJU KOROSI BAJA KARBON ST-37 DALAM LINGKUNGAN HIDROGEN SULFIDA

PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM. Irvan Kaisar Renaldi 1

PERANCANGAN ALAT UJI KOROSI SALT SPRAY CHAMBER DAN APLIKASI PENGUKURAN LAJU KOROSI PLAT BODY AUTOMOBILES PRODUKSI EROPA DAN PRODUKSI JEPANG PADA

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

SIDANG TUGAS AKHIR. oleh : Rosalia Ishida NRP Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA Dr. Hosta Ardhyananta, ST, MSc

Transkripsi:

PENGARUH KONSENTRASI CH3COOH TERHADAP KARAKTERISASI KOROSI BAJA BS 970 DI LINGKUNGAN CO2 RENDY WAHYU SANTOSO NRP 2707 100 040 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan, ST., MSc. JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

ABSTRAK Korosi CO 2 merupakan masalah utama di dunia minyak dan gas bumi. Adanya karbon dioksida yang larut dalam uap air sebagai impuritas dari minyak dan gas bumi memicu terjadinya korosi pada baja sebagai material pada saluran pipa. Menurut penelitian sebelumnya, asam asetat diketahui mempengaruhi kelajuan korosi di lingkungan CO 2. Korosi karbon dioksida menghasilkan produk korosi besi(ii) karbonat yang larut dalam pipa maupun mengendap di permukaan pipa minyak. Adanya lapisan film yang mengendap ini membantu menghambat terjadinya korosi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi asam asetat terhadap karakterisasi korosi di lingkungan CO 2. Penelitian dilakukan dengan pengujian korosi pada baja BS 970 pada media korosi NaCl 3%wt. Pengujian dilakukan pada konsentrasi CH 3 COOH 100; 500; 1000; 1500 dan 2000 ppm, dan temperatur 65 dan 75 C dengan ph 5,5. Pengukuran dilakukan dengan metode EIS dan metode Tafel untuk mengetahui laju korosi dan perilaku korosi. Kemudian dilakukan pengujian SEM pada semua sampel dan pengujian XRD pada sampel dengan parameter ekstrim yaitu pada konsentrasi 2000 ppm dengan temperatur 75 C. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam asetat, semakin tinggi pula laju korosinya, namun pada konsentrasi 2000 ppm, laju korosi menurun. Pada hasil XRD menunjukkan mulai terbentuknya lapisan FeCO 3 pada permukaan spesimen. Dari hasil SEM menunjukkan adanya lapisan FeCO 3 yang terbentuk dan semakin tinggi konsentrasi asam asetat, lapisan FeCO 3 lebih berpori.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Minyak mentah BS 970 CO2 CH3COOH Pengaruh terhadap Laju Korosi?? Korosi CO2

Perumusan Masalah Mengetahui peran CH3COOH dalam mempengaruhi proses korosi CO2 dan lapisan film FeCO3 Tujuan Penelitian Untuk menghasilkan informasi dan hasil analisa yang lebih komprehensif mengenai korosi CO 2 dan faktor-faktor yang berperan di dalamnya Untuk menghasilkan kajian mengenai peran asam asetat dalam mempengaruhi proses korosi serta mempengaruhi kemampuan perlindungan lapisan film FeCO3 di permukaan baja BS 970 sebagai bahan atau material yang paling banyak digunakan di dunia minyak dan gas bumi.

Batasan Masalah ph larutan selama proses reaksi elektrokimia dianggap konstan. Temperatur larutan selama proses reaksi elektrokimia dianggap konstan. Tekanan parsial dan konsentrasi gas CO 2 di dalam beaker glass dianggap konstan. Beaker glass dianggap kedap udara. Kekasaran permukaan spesimen dianggap homogen dan tidak mempengaruhi reaksi pembentukan lapisan film pada permukaan spesimen

Manfaat Penelitian Mempelajari korosi CO 2 pada pipa-pipa industri minyak bumi dan gas. Data dari hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam menentukan laju korosi pada pipa-pipa industri minyak bumi dan gas dan faktor-faktor yang berperan di dalamnya. Data dari hasil penelitian dapat dijadikan acuan untuk penelitian tentang perlindungan terhadap korosi CO 2. Dapat dijadikan acuan tentang pengaruh asam asetat terhadap laju korosi CO 2 pada pipa.

BAB II DASAR TEORI Korosi CO2 Di dalam minyak mentah, gas CO2 bereaksi dengan air membentuk asam karbonat Asam karbonat selanjutnya terdisosiasi menjadi ion karbonat dan bikarbonat CO2(aq) + H2O H2CO3(aq) H 2 CO 3 H + + HCO 3 - HCO 3- H + + CO 3 2- Ketika konsentrasi HCO 3- dan CO 3 2- naik, maka laju pelarutan besi akan naik

Pelarutan besi di lingkungan CO 2 Sehingga reaksi keseluruhan pada proses ini : Fe Fe 2+ + 2e - Fe 2+ + CO 2 (aq) + H 2 O FeCO 3 (aq) + H 2 (g) Fe 2+ + HCO 3- FeCO 3 (s) + H + Skema korosi CO 2 pada baja digambarkan pada gambar 2.3 berikut Gambar 2.4 Skema korosi CO 2 pada baja dengan lapisan film permukaannya

Pengaruh Asam Asetat pada Korosi CO2 Disosiasi asam asetat : CH 3 COOH H + + CH 3 COO - Bereaksi dengan besi : Fe 2+ + 2(CH3COOH) Fe(CH3COO)2 + H2 Sebagai penyedia ion hidrogen Menurunkan ph Berikatan dengan ion Fe 2+ Menurunkan pembentukan lapisan pelindung FeCO3

Pengaruh Temperatur pada Korosi CO2 Pada temperatur rendah, laju korosi meningkat karena kelarutan film FeCO 3 tinggi Seiring dengan peningkatan temperatur (sekitar 60-80 C) lapisan besi karbonat menjadi lebih melekat ke permukaan logam dan lebih protektif di alam yang mengakibatkan penurunan laju korosi Gambar 2.5 Pengaruh temperatur terhadap laju korosi pada lingkungan CO2

Studi hasil penelitian sebelumnya Crolet dan Bonis, menyatakan bahwa keberadaan asam asetat akan secara signifikan meningkatkan laju korosi karena adanya reduksi Hac secara langsung pada permukaan baja. Oblonski, dkk, menyatakan bahwa konsentrasi asetat tidak berpengaruh pada analisa kimia dari produk lapisan korosi. Joosten, dkk, mengemukakan bahwa peningkatan laju korosi akibat asam asetat dikarenakan adanya penurunan ph. Liu, dkk, menyatakan bahwa asam asetat menyerang lapisan film FeCO3 sehingga jumlahnya di permukaan berkurang dan kemampuan melindungi menurun akibat permukaan baja terekspos kembali dan bereaksi dengan lingkungan.

BAB III METODOLOGI 3 5 7 4 1 2 6 1. Elektroda Kerja (spesimen) 2. Beaker Glass 3. Elektroda bantu (Platinum) 4. Elektroda referensi (Hg/Hg 2 Cl 2 ) 5. Bubbler CO2 6. Water Jacket 7. Magnetic Stirrer

Preparasi Spesimen Gambar 3.3 Spesimen uji

Prosedur Start Preparasi Spesimen Pembuatan larutan NaCl 3%wt dan Set up spesimen dan elektrode Dilakukan pengaturan ph sebesar 5,5 dengan menambahkan NaHCO 3 0,1 M Ditambahkan asam asetat dengan variabel masing-masing 100, 500, 1000, 1500, dan 2000 ppm Dialirkan gas CO 2 ke dalam beaker glass Dipanaskan pada temperatur konstan dengan variasi temperatur 65 dan 75 0 C selama 30 menit A

A Uji EIS Dilakukan setelah semua parameter terpenuhi Uji Tafel Dilakukan setelah uji EIS sebanyak 1 kali Pengamatan Morfologi dan Permukaan (SEM) Identifikasi fasa (XRD) untuk sampel dengan variabel konsentrasi 2000 ppm, T 75 C Analisa Data dan Pembahasan Kesimpulan End

Tabel 3.2 Uji Impedansi dengan EIS Parameter Larutan Remarks 3%wt NaCl Gas CO 2 Tekanan Parsial 1 bar ph 5,5 Lama Pengujian ± 20 menit Temperatur ( 0 C) 65, 75 Konsentrasi H AC (ppm) 100, 500, 1000, 1500, 2000 DC potensial free mv AC Initial frequency AC Final frecuency 10 khz 50 mhz Kecepatan Rotasi Magnetic Stirrer 400 rpm

Tabel 3.3 Uji Polarisasi dengan Metode Tafel Parameter Larutan Remarks 3%wt NaCl Gas CO 2 Tekanan Parsial 1 bar ph 5,5 Lama Pengujian ± 20 menit Temperatur ( 0 C) 65, 75 Konsentrasi H AC (ppm) 100, 500, 1000, 1500, 2000 DC potensial ± 50 mv Sweep Rate 0,5 mv/s Kecepatan Rotasi Magnetic Stirrer 400 rpm

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Metode Tafel Temperatur ( C) 65 75 Konsentrasi E (i=0) Rp ohm.cm (ppm) (mv) i corr CR ma/cm 2 mm/y 100-692.9 121.83 87.0671 1.018 500-692.4 100.99 102.5064 1.198 1000-691.9 62.25 0.2285 2.672 1500-675.6 16.12 0.9757 11.41 2000-672.8 12.78 0.7742 9.055 100-686.1 154.89 68.3951 799.9 µ 500-686.1 152.58 70.0288 819 µ 1000-693.1 131.74 82.4755 964.6 µ 1500-697.8 75.49 127.1667 1.487 2000-692.8 100.06 107.4015 1.256

12 10 8 CR (mpy) 6 4 65C 75C 2 0 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 konsentrasi CH 3 COOH (ppm)

Terjadi peningkatan laju korosi pada penambahan hingga 1500 ppm dikarenakan adanya penurunan ph secara signifikan akibat meningkatnya ion H + dan terjadi kompetisi antara ion bikarbonat dan asetat dalam mengikat ion Fe 2+ sehingga faktor pendorong terbentuknya lapisan protektif FeCO 3 pada permukaan spesimen menurun. Terjadi penurunan laju korosi pada penambahan 2000 ppm CH3COOH disebabkan karena besi asetat sebagai produk korosi yang memiliki kelarutan tinggi dalam air, sehingga kandungan ion Fe 2+ meningkat dengan bertambahnya konsentrasi asam asetat yang menyebabkan kelewatjenuhan ion Fe 2+ yang mendorong balik pembentukan paisan protektif FeCO 3. Penurunan ini juga disebabkan oleh laju pertumbuhan dari lapisan pelindung yang terbentuk pada sistem dengan kapasitas buffer tinggi lebih terkontrol dibandingkan di dalam sistem dengan kapasitas buffer yang rendah. Laju korosi rata-rata pada temperatur 65 C lebih tinggi daripada pada 75 C dikarenakan lapisan protektif yang terbentuk pada temperatur 75 C lebih banyak jika dibandingkan pada temperatur 65 C.

4.1.2 Metode EIS Temp. ( C) Konsentrasi asam asetat (ppm) Rs (ohm.cm 2 ) Rct (ohm.cm 2 ) 65 100 3,383 23,26 500 1,798 104,0 1000 2,658 134,3 1500 2,606 111,0 2000 2,214 124,7 75 100 2,538 9,528 500 3,026 6,544 1000 2,457 59,69 1500 1,174 79,52 2000 2,066 78,40

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai tahanan larutan menurun karena konsentrasi asam asetat yang semakin meningkat. Nilai tahanan yang menurun dengan meningkatnya konsentrasi asam asetat disebabkan produk korosi yang berupa ion-ion Fe 2+ meningkat dan turut berperan sebagai penghantar muatan listrik. Dengan naiknya konsentrasi asam asetat, tahanan larutan,r s, sedikit menurun, tahanan transfer muatan, R ct, meningkat. Dengan naiknya temperatur, tahanan larutan,r s, sedikit menurun, tahanan transfer muatan, R ct, juga menurun. Kondisi ini menggambarkan dikendalikannya laju korosi oleh kinetika transfer muatan disebabkan oleh sedikitnya ketebalan maupun kerapatan lapisan pelindung. R ct makin rendah, berdampak pada peningkatan transfer muatan atau peningkatan laju korosi baja karbon. Penurunan tahanan lapisan pelindung disebabkan jumlah pori makin banyak sehingga ion H + dapat berdifusi menembus lapisan pelindung melalui pori tersebut. Akibatnya laju korosi baja karbon ditentukan oleh difusi ion-ion H +.

4.1.3 Hasil XRD Fe 3 C FeC FeCO 3

Fe3C merupakan senyawa dengan intensitas tertinggi sedangkan lapisan FeCO3 yang terbentuk masih sedikit karena pengujian dilakukan secara short term sehingga lapisan FeCO3 yang terbentuk masih sedikit dan belum menutupi permukaan spesimen secara keseluruhan.

4.1.4 Hasil SEM Gambar 4.2 Hasil Foto SEM permukaan baja pada temperatur 65 C dan variasi konsentrasi asam asetat (a) 100 ppm, (b) 500 ppm, (c) 1000 ppm, (d) 1500 ppm dan (e) 2000 ppm dengan perbesaran 1.000x

Gambar 4.3 Hasil Foto SEM permukaan baja pada temperatur 75 C dan variasi konsntrasi asam asetat (a) 100 ppm, (b) 500 ppm, (c) 1000 ppm, (d) 1500 ppm dan (e) 2000 ppm dengan perbesaran 1.000x

terlihat beberapa titik putih yang merupakan lapisan/kerak FeCO 3, sedangkan bagian lainnya yang gelap, merupakan bagian yang telah terkorosi semakin tinggi konsentrasi larutan asam asetat, semakin sedikit lapisan FeCO 3 yang terbentuk terdapat beberapa lubang (hole) yang diidentifikasi sebagai korosi sumuran. Terjadinya korosi sumuran dapat disebabkan karena tidak meratanya pembentukan lapisan protektif FeCO 3 pada permukaan spesimen disebabkan oleh perbedaan laju korosi antara satu tempat dengan tempat lainnya pada permukaan spesimen. Akibat tidak meratanya pembentukan lapisan protektif pada permukaan spesimen, menyebabkan terjadinya perbedaan kekasaran pada permukaan spesimen sehingga menimbulkan turbulensi ringan yang menyebabkan penipisan setempat pada lapisan protektif, yang diikuti dengan pembentukan pori. Aktivitas korosi menjadi lebih tinggi pada lokasi yang berpori sehingga terjadi kerusakan setempat. Korosi sumuran dimungkinkan terjadi pada kondisi lingkungan dalam media jenuh CO 2 mengandung ion-ion Cl - dengan konsentrasi tinggi.

BAB V KESIMPULAN Terjadi peningkatan laju korosi pada penambahan CH3COOH hingga konsentrasi 1500 ppm Terjadi penurunan laju korosi pada penambahan 2000 ppm CH3COOH Lapisan FeCO3 yang telah terbentuk belum menutupi permukaan spesimen secara keseluruhan Terjadi korosi sumuran.

DAFTAR PUSTAKA Nesic, Srdjan, Key issues related to modelling of internal corrosion of oil and gas pipeline A review, Institute for Corrosion and Multiphase Technologi, USA, 2005. Nazari, M.H & Allahkaram, S.R, The effect of acetic acid on the CO2 corrosion of grade X70 steel, University of Tehran, Iran, 2010. Gao, Kewei, et.al, Mechanical properties of CO2 corrosion product scales and their relationship to corrosion rates, University of Science and Technologi Beijing, Beijing, 2008. Zhang, G.A & Cheng, Y.F, Corrosion of X65 steel in CO2-saturated oilfield formation water in the absence and presence of acetic acid, University of Colgary, Canada, 2009. Zhang, G.A & Cheng, Y.F, On the fundamentals of electrochemical corrosion of X65 steel in CO2-containing formation water in the presence of acetic acid in petrolium production, University of Colgary, Canada, 2008. Sun, Wei, et.al, A Study of Protective Iron Carbonate Scale Formation in CO2 Corrosion, Ohio University, USA, 2004.