BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masanung.staff.uns.ac.id/2009/04/28/ruang-publik/

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tugas Akhir. Yogya karta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. industri rumah tangga laundry. Saat ini industri rumah tangga laundry

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil perancangan desainer dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Salah satu sentral kerajinan gerabah yang paling dikenal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terbit tahun Sumber detikhealth.com, hasil penelitian WBTI (World Breastfeeding Trends Initiative), ditulis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Sistem kerja yang lebih baik dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. titik awal dan titik akhir kesuksesan dalam industri manufaktur. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN INOVASI MEJA SETRIKA DALAM VIRTUAL ENVIRONMENT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Limbah Kayu Potongan (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang merupakan hasil budi daya manusia (made-man). Hal ini. menaklukkan alam lingkungannya. Tujuan pokok manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

Desain Workstation Peracikan Obat Untuk Ruang Kelas SMK Farmasi di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4

Bab 3. Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

ABSTRAKSI. Keyword: Gallery, Wedding, Mars and Venus

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

NUGROHO NIM. I : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kerja bagi tubuh dalam aspek ergonomi (Windi, Rasmidar Samad 2015).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, bahan baku,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

meja dan kursi pada proses memahat untuk memperbaiki postur kerja di Java Art Stone Yogyakarta adalah Problem-Solving Research.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penentuan Faktor Resiko Musculetal Disorder (MSDs) Bagi Pekerja Pengglasir Keramik

Penyusunan Kerangka Karangan (Ragangan)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari adalah hari yang sibuk bagi para ibu rumah tangga dan juga para pembantu rumah tangga. Ada banyak kegiatan/aktivitas yang harus dilakukan dari pagi hingga malam hari seperti sudah menjadi rutinitas harian yang nyaris tanpa hari libur. Tanpa adanya campur tangan orang yang spesialis urusan kerumah-tanggaan, sebuah rumah akan selalu dirasakan ada yang kurang. Walaupun demikian adanya, banyak orang yang meremehkan tugas dan tanggung jawab pada profesi ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga. Pekerjaan yang dilakukan seorang Ibu rumah tangga/pembantu rumah tangga sehari-hari secara umum yaitu: menyiapkan atau memasak makanan dan minuman, menyapu lantai rumah dari debu dan kotoran, mencuci piring dan peralatan makanan lainnya,mencuci baju dan pakaian lainnya, membuang sampah dari rumah kepembuangan sampah, membersihkan debu-debu yang ada dirumah merawat dan menyiram tanaman, membersihkan lingkungan di depan rumah, menguras bak di kamar mandi,menjemur dan menyetrika pakaian yang telah dicuci, belanja kebutuhan sehari-hari, membersihkan kaca-kaca yang ada di rumah, mengurus anak dari a sampai z, membasmi binatang pengganggu (nyamuk, kecoa, tikus, dll), menjaga hubungan baik dengan para tetangga dan menjaga nama baik keluaga dan masih banyak lagi yang lainnya. Kegiatan menyapu, mengepel, memasak, mencuci, dan menyetrika merupakan kegitan yang tidak terstruktur dan tidak repetitif yang dilakukan oleh Ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga setiap harinya. Kegiatan-kegiatan tersebut memiliki sifat resiko tinggi dalam kesehatan, 1

membutuhkan waktu yang lama serta kegiatannya berulang hampir dilakukan setiap hari kecuali untuk kegiatan mencuci dan menyetrika. Jika diuraikan, kegiatan menyapu, mengepel dan memasak merupakan kegiatan rutin setiap hari sedangkan mencuci dan menyetrika kegiatannya dilakukan tidak setiap hari, biasanya 1-3 kali/seminggu. Kegiatan yang tidak rutin tersebut membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya. Jika ditelaah kembali, kegiatan rutin seperti menyapu dan mengepel merupakan hal yang wajib karena dampaknya berpengaruh dengan kesehatan rumah, khusus mencuci merupakan hal yang tidak rutin setiap hari dilakukan karena sifatnya yang ditujukan untuk menghemat listrik sampai pakaian menumpuk, sedangkan menyetrika juga merupakan kegaiatan yang tidak rutin setiap hari dilakukan karena membutuhkan waktu lama dalam pengerjaan sehingga menimbulkan rasa lelah yang besar, hemat listrik dan menunggu pakaian hingga menumpuk sebelum dikerjakan. Jadi, kegiatan yang mendominasi masalah kegiatan rumah tangga yaitu menyetrika. Kegiatan menyetrika merupakan kegitan yang bersifat repetitif, dimana pengguna memaju-mundurkan setrika secara berulangulang untuk menjangkau seluruh bagian pakaian yang disetrika sehingga menghasilkan pakaian yang bersih, lembut dan rapi. Kegiatan yang dilakukan oleh Ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga ini biasanya dilakukan lesehan, duduk, maupun berdiri yang menyebabkan ketidak nyamanan dalam hal pengerjaan. Pada gambar 1.1, gambar 1.2, dan gambar 1.3, merupakan gambaran dari memulai melakukan aktvitas menyetrika sampai dengan mengakhirinya. Keluhan kerja yang sering timbul dalam proses kegiatan menyetrika yaitu sering merasa kelelahan pada pinggang/punggung karena harus membolak-balikan badan untuk mengambil dan meletakan pakaian yang sudah setrika, kelelahan pada leher jika harus menyetrika dalam waktu yang lama, kelelahan pada kaki jika menyetrika dilakukan berdiri. 2

Gambar 1.1: Ibu rumah tangga sedang mempersiapkan pakaian untuk disetrika (Sumber: Dokumentasi penulis, 2015) 3

Gambar 1.2: Ibu rumah tangga sedang menyetrika pakaian (Sumber: Dokumentasi penulis, 2015) 4

5

Gambar 1.3: Keluhan, tumpukan pakaian, dan gantungan pakaian ibu rumah tangga ketika Sedang menjalani aktvitas menyetrika (Sumber: Dokumentasi penulis. 2015) Dari hasil penelitian awal melalui interview dengan 25 responden yang terdiri atas ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga yang biasa melakukan kegiatan menyetrika, diketahui banyaknya ketidakpuasan akan desain meja setrika saat ini. Beberapa voice of costumer yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut: Saya tidak memiliki tempat yang luas untuk menyimpan meja setrika saya. Saya ingin meyetrika dalam posisi duduk dan berdiri secara bergantian sehingga tidak mudah pegal. Rak pakaian saya kadangkala tidak saya gunakan karena sempit dan malas membungkuk. Saya merasa lelah karena harus berdiri selama menyetrika. Saya merasa sakit pada punggung dan kaki sewaktu menyetrika dilakukan dengan lesehan. Meja setrika yang saya gunakan tidak nyaman karena mengharuskan saya membungkuk ketika menyetrika. 6

Saya ingin meja setrika yang tahan lama sehingga tidak perlu membelinya lagi dalam jangka waktu beberapa tahun. Harga meja setrika harus sesuai dengan kualitasnya, murah tetapi tidak kuat juga tidak akan saya beli. Dari seluruh voice of costumer yang ada, keluhan akan kelelahan dan ketidaknyamanan yang dirasakan selama menyetrika dengan memanfaatkan meja setrika maupun lesehan seperti pada gambar 1.1, 1.2, 1.3 semua responden yang merasa cepat lelah dalam menyetrika menyebutkan keluhan berdiri terlalu lama dan lesehan penyebab kelelahan pada saat menyetrika. Beberapa reponden yang menjadi objek penelitian juga menyebutkan bahwa terkadang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses menyetrika semua pakaian mencapai 3-4 jam per kegiatan menyetrika. Padahal, menurut Lafond, Champagne, Descarreaux, Dobois, Prado & Duarte (2008), Gregory dan Callaghan dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sekitar 50% orang dalam kondisi sehat akan merasakan ketidaknyamanan pada area pinggang setelah 2 jam berdiri. Sementara itu responden juga mengeluhkan postur tubuh yang statis dalam menyetrika. Apalagi, kegiatan kegiatan menyetrika adalah kegiatan yang bersifat repetitif, dimana penyetrika harus memaju-mundurkan setrika secara berulang-ulang untuk menjangkau seluruh bagian pakaian yang disetrika. Postur tubuh yang statis dalam waktu lama dengan pekerjaan yang refetitif dapat menyebabkan musculoskeletal disorder pada seseorang (Anghel, Argesanu, Niculesnu, & Lungeanu, 2007). Keluhan-keluhan kecil dapat mengakibatkan efek dengan skala luas. Gangguan kesehatan berupa ketidaknyamanan pada bagian tubuh seseorang agar berpengaruh terhadap performa kerjanya. Beberapa produsen mungkin menganggap hal ini sebagai aspek yang kurang penting dan dapat dikorbankan sebagai trade-off agar dapat menghasilkan produk dengan harga murah. Terlebih dengan adanya persepsi bahwa kegiatan menyetrika 7

adalah kegiatan yang mungkin terlihat sederhana dan sepele. Namun demikian, aspek-aspek yang diharapkan oleh konsumen, salah satunya terkait aspek kenyamanan dalam kegiatan ini, juga hendaknya diperhatikan, mengingat kegiatan menyetrika merupakan kegiatan seharihari yang sangat dekat dengan kebutuhan sandang manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan fasilitas khusus memberikan kenyamanan untuk kegiatan menyetrika serta dapat memudahkan kegiatan menyetrika yang dilakukan ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga disaat menyetrika, meletakan pakaian yang ingin disetrika, meletakan pakaian dengan cara lipat maupun pakaian yang membutuhkan gantungan pakaian seperti kemeja, gaun pesta dan pakaian panjang lainnya. Dari permasalahan tersebut, disesuaikan dengan antropometri manusia dengan batasan usia dan fasilitas yang dibutuhkan sehingga menimbulkan kenyamanan bagi pengguna salah satunya bagi kesehatan manusia itu sendiri. Berangkat dari latar belakang diatas, maka tugas akhir ini bermaksud untuk mengangkat topik inovasi perancangan meja setrika yang ditujukan untuk Ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga. Adapun inovasi yang dilakukan akan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan konsumen sesuai dengan kebutuhan voice of custumer yang ada. 8

1.2 Masalah Perancangan 1.2.1 Identifikasi Masalah Dari latar belakang permasalahan, didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Setiap hari adalah hari yang sibuk bagi ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga dalam melakukan aktivitas rumah tangga, mulai pagi hingga malam hari yang membuat ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga menjadi kelelahan. 2. Kegiatan yang banyak dijumpai dalam rumah tangga seperti menyapu, mengepel, memasak, mencuci dan menyetrika merupakan kegiatan yang tidak terstruktur dan tidak repetitif yang dilakukan oleh ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga setiap harinya sehingga membuat tingginya resiko dalam faktor kelelahan yang mengganggu alur aktivitas lainnya. 3. Kegiatan mencuci dan menyetrika merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu lama dalam pengerjaannya sehingga menimbulkan rasa lelah yang besar. 4. Kegiatan yang mendominasi dari masalah kegiatan di rumah tangga yaitu menyetrika karena kegiatan tersebut bersifat repetitif seperti memaju-mundurkan setrika untuk menjangkau seluruh bagian pakaian yang disetrika sehingga menyebabkan ketidak-nyamanan dalam pengerjaan ketika lesehan, duduk, dan berdiri. 9

Diagram 1.1 Keterkaitan Masalah (Sumber: Data Penulis, 2015) 10

1.2.2 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana merancang sarana pendukung kegiatan menyetrika dirumah tangga yang memberikan kemudahan dan mengurangi kelelahan pada pengguna? 1.2.3 Batasan Masalah Membatasi masalah pada perancangan produk alat bantu untuk kebutuhan menyetrika di rumah tangga sehingga mempermudah dalam mencari masalah yang akan diselesaikan secara detail, adapun batasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian disekitar desa Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung, karena desa tersebut memiliki aktivitas rumah tangga yang sibuk sebab mayoritas ibu rumah tangga di desa tersebut memiliki bisnis disekitar rumah seperti rumah makan, kost-kostan, dan warung kecil maupun besar. 2. Penelitian terkait studi ergonomi dilakukan terhadap responden dengan jenis kelamin wanita dari umur 22-40 tahun, karena mayoritas yang melakukan aktivitas menyetrika yaitu wanita yang sudah mempunyai keluarga. 3. Perancangan ditujukan kepada ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah, karena ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga merupakan pelaku paling sibuk dalam mengurus rumah tangga. 4. Penulis mempertimbangkan aspek ergonomi dan antropometri dalam perancangan sarana kebutuhan kegiatan menyetrika karena aspek tersebut berdampak positif seperti efektivitas kerja, dan kenyamanan bagi pengguna. 11

1.3 Tujuan Perancangan Dari hasil data diatas didapatkan tujuan perancangan penulis adalah membuat produk alat bantu kebutuhan untuk memberi kemudahan dalam kegiatan menyetrika terutama untuk para ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga. 1. Tujuan Umum Memberikan kemudahan dalam memberikan kebutuhan kegiatan menyetrika di dalam rumah Memberikan solusi desain yang tepat sehingga menguntungkan bagi pengguna dalam melakukan kegiatan menyetrika Mengimplementasikan ilmu desain produk ke dalam masalah rumah tangga ketika melakukan kegiatan menyetrika 2. Tujuan Khusus Memberikan kemudahan khususnya kepada ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga dalam memerlukan kebutuhan menyetrika di dalam rumah. Menghasilkan rancangan yang lebih ergonomis, tidak hanya nyaman tetapi juga sehat serta berdasarkan penilainan postur yang disesuaikan dengan antropomentri penggunan/user. 1.4 Manfaat Penelitian dan perancangan produk dari permasalahan kebutuhan fasilitas ibu rumah tangga yaitu: 1. Bagi Keilmuan Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan secara keilmuan desain produk. Diharapkan hasil akhir dari penelitian ini bermanfaat dari permasalahan yang terjadi dikegiatan ibu rumah tangga yaitu kegiatan menyetrika yang permasalahannya itu fatigue/kelelahan, dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi serta mampu bertindak 12

sebagai fasilisator, sekaligus problem solver dalam pemecahan masalah dari aktivitas ibu rumah tangga. 2. Bagi Fakultas Indusri Kreatif Jurusan Desain produk Menambah wawasan berpikir yang luas dengan perancangan melalui ilmu desain produk dalam pemecahan masalah kegiatan menyetrika ibu rumah tangga. Memberikan inovasi produk mengenai perancangan fasilitas kebutuhan menyetrika ibu rumah tangga berdasarkan ergonomi dan antropometri dengan pendekatan kegiatan desain produk. Menyediakan referensi bagi akademisi dan institusi yang berkepentingan mengenai aktivitas menyetrika ibu rumah tangga. 3. Bagi Masyarakat Meminimalir dampak yang ditimbulkan dari kegiatan menyetrika ibu rumah tangga. 1.5 Tahapan Perancanagan Table 1.1 : Table Tahapan Perancanagan Perancangan ini terbagi ke dalam beberapa tahapan sebagai berikut: No Tahapan Tujuan Strategi 1 Latar Belakang - Mengetahui permasalahan dari aktivitas ibu rumah tangga atau pembantu rumah tangga yang sedang melakukan pekerjaan rutin rumah tangga. - Mengetahui keluhan yang di sebabkan dari kegiatan menyetrika. - Observasi Desa Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung. - Wawancara, menyebar kuesioner dan dokumentasi dilakukan untuk memperkuat masalah. 13

(Lanjutan) Table 1.1 : Table Tahapan Perancanagan - Mengetahui tahapan kerja dari kegiatan menyetrika. - Mengetahui fasilitas apa yang dibutuhkan untuk kegiatan menyetrika agar menjadi lebih efektif dan efisien. - Memperoleh data lapangan berupa gambar. - Mendapatkan hipotesa permasalahan. 2 Data Literatur - Mengetahui teori mengenai ergonomi dan antropometri mengenai kegiatan menyetrika. - Mengetahui teori-teori yang bersumber dari hasil penelitian maupun buku mengenai aktivitas menyetrika. - Mendapatkan ide awal -Kepada ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga yang melakukan kegiatan menyetrika. - Mencari sumber literatur dari beberapa buku mengenai ergonomi seperti buku Ernest Neufert Data Arsitek, R.S. Bridger Introduction to ergonomics, Madyana A.M Analisis perancangan kerja dan ergonomi Alwisol psikologi kepribadian, S.E. Gordon Becker Human Factors Engineering. - Mencari sumber dari jurnal mengenai aktivitas menyetrika. - Observasi lapangan 14

(Lanjutan) Table 1.1 : Table Tahapan Perancanagan 3 Data lapangan - Mendapatkan data valid dari wawancara kepada pihak terkait seperti wawancara kepada ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga. - Wawancara dan dokumentasi dilakukan untuk memperkuat masalah. 5 Analisa aspek desain 6 Perancangan dan visualisasi - Pembobotan aspek desain perancangan kebutuhan fasilitas menyetrika rumah tangga. - Mendapatkan analisa mengenai aspek ergonomi, antopometri, operasional, teknologi, pengguna, aktivitas, fungsi, material, psikologi, dan warna. - Menemukan konsep desain perancanagan produk fasilitas sarana kebutuhan menyetrika. - Mendapatkan analisa mengenai pertimbangan desain yang terdiri dari pertimbangan pengguna, pertimbangan psikologi, pertimbangan kebutuhan, pertimbangan fungsional, pertimbangan teknis, pertimbangan ergonomi, pertimbangan sosial budaya, dan pertimbanagan visual - Menganalisa aspek ergonomi terhadap aspek-aspek lainnya. - Menganalisa aspek antropometri terhadap aspekaspek lainnya. - Menganalisa aspek yang mendukung mengenai perancangan fasilitas menyetrika di rumah tangga. - Melakukan perancangan berdasarkan konsep desain perancangan produk fasilitas sarana kebutuhan menyetrika. - Menganalisa pertimbangan desain yang digunakan untuk mendapatkan perancangan sesuai dengan konsep desain. 15

(Lanjutan) Table 1.1 : Table Tahapan Perancanagan (estetika). - Mendapatkan T.O.R (Term Of Reference). - Mendapatkan analisis S.W.O.T - Mendapatkan keputusan desain berdasarkan dari desain, kebutuhan, dan target pengguna. - Tahapan perancangan meliputi blocking system, sketsa desain, final sketsa, gambar teknik, pembuatan mock up, HPP (Harga Pokok Penjualan), dan pembuatan prototype. - Menganalisa perancangan produk berdasarkan analisis T.OR dan S.W.O.T - Melakukan tahapan dari perancangan blocking system, sketsa desain, final sketsa, gambar teknik, pembuatan mock up, HPP dan prototype untuk menghasilkan akhir perancangan produk sarana kebutuhan menyetrika. 7 Kesimpulan dan saran - Menyatakan intisari dari produk yang dirancang. - Memberikan penjelasan mengenai produk rancangan, baik dari material, operasional,dan perawatan. Table 1.1 : Table Tahapan Perancanagan (Sumber: Data Penulis, 2015) - Analisis Penulis 1.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar, sistematika penulisan tugas akhir ini terbagi dalam lima bab: BAB I PENDAHULUAN Bab pertama merupakan bab yang berisi pendahuluan atau pengantar dari seluruh rangkaian perancangan yang dilakukan. Pada bab ini di jelaskan mengenai ringkasan singkat dari proses yang dilakukan dalam perancangan. Adapun isi dari bab pendahuluan 16

adalah mengenai latar belakang pemilihan topik, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metodologi perancangan, dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II STUDI PUSTAKA Bab ini berisi penjelasan yang membuat deskripsi, eksplantasi, sintesis, dan analisis (pembahasan) yang dituangkan dalam beberapa sub bab, sesuai dengan keperluan, Namun secara umum terdiri dari: a. Landasan Teoritik b. Landasan Empirik c. Gagasan Awal Perancangan BAB III ANALISIS ASPEK DESAIN Berisi tentang analisa perancangan dengan pertimbangan desain produk yang dikaji dari berbagai aspek. Mulai dari aspek ergonomi, antropometri, produksi fungsi, operasional, teknologi masyarakat, psikologi, rupa, dan lain sebagainya. Dari hasil analisa kemudian dituangkan dalam hipotesa seperti: 5W+1H, analisa S.W.O.T, dan T.O.R (Term of Refference). BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN VISUALISASI Berisi data real yang didapat dari masalah desain, kemudian dalam prosesnya melakukan pertimbangan desain dari gagasan awal ke gagasan akhir. Serta mendeskripsikan keterangan produk mulai dari nama, fungsi, target user, serta kebutuhan produk yang harus dipenuhi, serta aspek-aspek desain terkait dengan perancangan sampai kepada desain akhir berupak gambar rendering 3D, gambar kerja, study model,prototype dan standar operasional produk. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan perancangan atau hasil penelitian sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan ditulis dengan padat, jelas dan bukan rangkuman. 17

Diagram 1.2 Chart Bab I (Sumber: Data Penulis, 2015) 18