PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA FERMENTASI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN RAGI TEMPE. Diana Rochintaniawati

PEMBUATAN RAGI TAPE. Diana Rochintaniawati

HIDROPONIK SEDERHANA

PEMBUATAN BIOGAS. Diana Rochintaniawati

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

III. METODE PENELITIAN

Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

PEMBUATAN MINYAK KELAPA DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA (THE MAKING OF PALM OIL WITH YOUNG FRUIT PINEAPPLE ADDITION)

PROSEDUR PENELITIAN PEMBUAT MINYAK VCO (Virgin Coconut Oil) Oleh : Ngatemin Prodi Teknolologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012

KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL DARI BEBERAPA METODE PEMBUATAN

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

BAB III METODE PENELITIAN

Pengambilan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Enzim Papain

T E M P E 1. PENDAHULUAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE

Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PEMBUATAN MINYAK KELAPA. Disusun oleh: Kelompok 3

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. asam ataupun enzimatis untuk menghasilkan glukosa, kemudian gula

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

SILASE DAN GROWTH PROMOTOR

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

PENERAPAN BIOTEKNOLOGI DALAM EKSTRAKSI MINYAK KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN KHAMIR ROTI (Saccharomyces cerevisiae)

Didalam pembuatan minyak goreng dapat dikelompokkan menjadi

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN MINYAK KELAPA

VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :

KUALITAS BIOETANOL LIMBAH PADAT BASAH TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA. Skripsi

SINTESA DAN UJI BIODEGRADASI POLIMER ALAMI

Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana

6 AgroinovasI Nata de Cassava sebagai Pangan Sehat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI

ANALISIS EKONOMI USAHA VIRGIN COCONUT OIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg.

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

PENGOLAHAN UMBI GANYONG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

3. METODOLOGI PENELITIAN

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

Bahan baku utama yang digunakan adalah daging kelapa yang masih. segar dan belum banyak kehilangan kandungan air. Sedangkan bahan baku

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Penggorengan. Penggorengan. Nur Hidayat Materi kuliah PTP Minggu ke 8.

KIMIA ORGANIK (Kode : E-11) STUDI PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONAT OIL) DENGAN CARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Rhizopus oligosporus

ONDE-ONDE GURIH CARA MEMBUAT : 1 Campur udang dengan ayam, bawang putih, garam, merica dan gula pasir, aduk rata.

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK

Pengaruh Dosis Inokulum dan Lama Fermentasi Buah Ketapang (Ficus lyrata) oleh Aspergillus niger terhadap Bahan Kering, Serat Kasar, dan Energi Bruto

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketela pohon merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi

PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. dapat dimanfaatkan salah satunya limbah ampas tahu.

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp.

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

PEMANFAATAN BIJI MANGGA MADU SEBAGAI MINYAK DENGAN METODE EKSTRAKSI

PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

PROSES PRODUKSI ALKOHOL MELALUI FERMENTASI BUAH

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

Transkripsi:

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA FERMENTASI Diana Rochintaniawati Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat sebagai minyak goreng. Pembuatanminyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan warna minyak kurang baik. Dewasa ini telah ditemukan suatu metode pembuatan minyak kelapa yang dapat mengurangi kerugian-kerugian tersebut di atas. Metode ini didasarkan pada penemuan bioteknologi sederhana, yaitu penggunaan Saccharomyces sp untuk memisahkan minyak dari karbohidrat dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metode ini lebih dikenal dengan Pembuatan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Ragi atau Pembuatan Minyak Kelapa secara Fermentasi. Pada pembuatan minyak secara fermentasi ini sebenarnya yang diperlukan adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh jamur Saccharomyces sp Enzim yang diproduksi oleh jamur Saccharomyces sp ini dilepaskan ke lingkungan sekitar jamur untuk menghancurkan subtrat tempat tumbuhnya menjadi senyawa-senyawa organik dapat larut. Subtrat yang dihancurkan ini pada umumnya beruapa senyawa karbohidrat. Di dalam endosperm biji kelapa. Minyak umumnya terdapat berikatan dengan karbohidrat dan protein. Dengan dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan Saccharomyces sp, maka minyak maupun protein masing-masing akan terlepas. Minyak akan berada di permukaan karena memiliki BJ yang lebih ringan, sedangkan proteinnya akan mengendap. Protein yang mengendap inilah yang selanjutnya oleh orang sunda disebut sebagai galendo. Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan acra tradisional. Pada cara tradisional, rendemen minyak yang diperoleh sekitar 156-17%, sedangkan dengan cara fermentasi rendemen yang diperoleh sekitar 22-24%. Selain itu, pembuatan minyak kelapa secara fermentasi

prosedurnya lebih mudah, dapat mengehmat bahan bakar, dan menghasilkan minyak yang berwarna jernih dengan kualitas memenuhi standar minyak Indonesia. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa keberhasilan pembuatan minyak dengan metode ini sangat dipengaruhi oleh jenis subtrat, jenis ragi dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp A. ALAT DAN BAHAN B. 1 ALAT 1. Stoples plastik yang dilubangi dan dihubungkan dengan slang plastik sepanjang 20 cm. 2. Waskom 3. Saringan 4. Gelas ukur 5. Beker glass 6. Timbangan 7. Termometer B. 2 BAHAN 1. Kelapa yang telah diparut sebanyak 1 kg. 2. Air hangat dengan suhu 50-60 0 C 3. Ragi roti (permifan) B. CARA KERJA C. 1 Pembuatan Krim Santan 1. Kelapa yang telah diparut disiram dengan air hangat (suhu 50-60 0 C) sebanyak satu liter, kemudian diperas hingga diperoleh santan sebanyak 1, 5 liter. Untuk memperoelh hasil yang maksimal, ampas yang diperoleh dapat disiram lagi dengan air hangat sebanyak 0,5 liter, kemudian diperas kembali. 2. Santan yang diperoleh dimasukkan ke dalam stoples yang telah dihubungkan dengan slang plastik pada bagian dasarnya. 3. Tutuplah stoples yang telah bersisi santan dengan kertas agar tidak banyak terkontaminasi, kemudian simpan selama 6-12 jam agar terjadi pemisahan antara air dengan krim santannya. 4. Setelah air dan krim santan tampak terpisah, buanglah airnya melalui selang pada bagian dasar stoiples, sehingga tertinggal di dalam stoples hanya krim santannya saja. C. 2 Fermentasi dan Inkubasi

1. Timbanglah krim santan yang diperoleh pada C. 1, kemudian tambahkan ragi roti sebanyak o,5% dari berat krim santan tersebut dan aduk-aduklah hingga merata. 2. Tutup dan simpan lah krim santan yang telah dibeli ragi di dalam ruang inkubasi dengan suhu 300C selama 24 jam. Selama inkubasi ini proses fermentasi oleh ragi akan berlangsung. 3. etelah masa inkubasi mencapai 24 jam, minyak yang terbentuk akan tampak berada di permukaan. Pisahkan minyak tersebut dari bahan-bahan lain yang mengendap di bawahnya, kemudian panaskan selama 10-40 menit. Catatan: 1. Untuk memperoleh minyak yang berwarna jernih sebaiknya sebelum diparut kelapa yang akan digunakan dikupas terlebih dahulu, sehingga bagian yang putihnya saja yang diparut. 2. Inkubasi selama 24 jam bukan meruapakn waktu yang maksimum, agar diperoleh minyak dengan jumlah yang sangat maksimum inkubasi dapat diteruskan hingga satu atau dua hari berikutnya. 3. Krim santan yang baik setelah difermentasi selama 24 jam tidak menimbulkan bau tak sedap. Timbulnya bau tak sedap pada krim santan yang telah difermentasikan menandakan bahwa krim tersebut telah terkontaminasi. 4. Apabila pemisahan minyak dari bahan-bahan yang mengendap di bawahnya sulit untuk dilakukan, untuk menghentikan proses fermentasi minyak dengan bahanbahan yang mengendap tersebut dapat dipanaskan pada oven yang bersuhu 80 0 C selama sekitar 15 menit. PERTANYAAN: 1. Mengapa dalam membuat santan harus digunakan air hangat? 2. Mengapa selama fermentasi stoples yang diguankan harus tertutup? 3. Mengapa minyak yang diperoleh harus dipanaskan selama 10-40 menit? DAFTAR PUSTAKA Adi rahmat, 1994, Bioteknologi Bahan Bakar (Biotenologi Energi), Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung.

Djumali Manguneidjaja dan Ani Suryani, 1994, Teknologi Bioproses, Penebar Swadaya, Jakarta. Elan Suherlan, 1994, Bioteknologi Bahan Pangan, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung. -----------------, Adi Rahmat dan Amprasto, 1995, Pembuatan Minyak Secara Fermentasi Dengan Menggunakan Jamur Ragi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Bandung. -----------------, Ammi Syiulasmi, BR Simangunsongm Toeti S. Pudjiharto, dan Soesy Asyiah, 1994, Peningkatan Keterampilan Penerapan Pengetahuan Biologi Dalam kehidupan Sehari-hari Bagi Guru-guru SD di Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung, Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat IKIP Bandung. F.G. Winarno, dkk., 1980, Pengantar Teknologi Pangan, Gramedia, jakarta Hartman, T.H., and D.E Kester, 1968, Plant Propagation, Prentice hall Inc., Englewood Cleffs, New Jersey. Hendro Sunaryono, 1984, Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura, Penerbit Sinar Baru, Bandung. Hieronymus B. Santoso, 1995, Menjernihkan Air Dengan Biji Kelor, Nova, No. 376/VIII, hal. XXII. Lembaga Fisika Nasional, LIPI, Brosur Pembuatan Minyak Kelapa Dengan Ragi Roti. Olsen, H.S., 1988, Aqueous Enzymatic Extraction Of Oil From Seed, In: Food Science And Technology In Industrial Development, S. Maneepun et al (ed.), Vol I, bangkok, p.30-37. Pusat Pendidikan dan Latihan Pertanian, badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian, 1975, Lembaran Petunjuk Latihan Teknologi Makanan, Pendidikan Guru Pertanian, PGP-Kejuruan Teknologi Makanan, Yogyakarta. Slesser, M. and C. Lewis, 1979, Biological Energy Resources, London, E & F N. Spon Ltd., A Halsted Press Book, John Wiley & Sons, New York. Stainier, R. Y., M. Doudorroff, and E. A. Adelberg, 1970, The Microbial World, Prentice Hal of Japan Inc., Tokyo. Sub Balittan Pasar Minggu, 1983, mempertahankan Kesegaran Buah-buahan dan Sauran, Balai Penelitian Hortikultura Lembang, bandung