PEMUPUKAN BERIMBANG Oleh : Isnawan BP3K Nglegok

dokumen-dokumen yang mirip
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK FORMULASI TAKARAN PUPUK BERIMBANG (N, P, K) UNTUK TANAMAN PADI SAWAH. Oleh : NOVI ANDARYANI F

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

SYEKHFANI Fakultas Pertanian Universitas Brawijyaa

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMUPUKAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

PERANAN PUPUK NPK PADA TANAMAN PADI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

Formulir PuPS versi 1.1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Imam Purwanto, Eti Suhaeti, dan Edi Sumantri Teknisi Litkaysa Penyelia Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi (Sofyan dkk., 2007).

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

PUPUK DAN PEMUPUKAN TANAMAN BAWANG MERAH

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Pengaruh Pupuk Unsur N, P, dan K bagi Tanaman Padi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMUPUKAN TANAMAN CABAI Oleh : Isnawan BP3K Nglegok

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN PUPUK TANAMAN. Perhitungan Kebutuhan Pupuk

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN DEMPLOT PEMUPUKAN ORGANIK

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman sayuran yang

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

APLIKASI DOSIS PEMUPUKAN

Sumber : Nurman S.P. (

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PEMUPUKAN KEDELAI

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

III. METODE PENELITIAN

Untuk menunjang pertumbuhannya, tananam memerlukan pasokan hara

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan:

Transkripsi:

Mengapa DILAKUKAN pemupukan harus berimbang? Untuk meningkatkan hasil dan mutu beras, tanaman padi memerlukan zar hara dalam jumlah banyak diantaranya nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K) dan belerang (S). Kecuali itu diperlukan hara sekunder Kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) serta hara mikro yang jumlahnya sangat sedikit seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe). Tanaman yang kekurangan Urea (zat hara N) tumbuhnya kerdil, anakan sedikit dan daunnya berwarna kuning pucat, terutama daun tua. sebaliknya tanaman yang dipupuk Urea berlebihan, tumbuhnya subur, daun hijau anakan banyak tetapi jumlah malai sedikit, mudah rebah dan pemasakan lambat. Tanaman yang kekurangan zat hara fosfat (P) tumbuhnya kerdil, daun berwarna hijau tua, anakan sedikit, malai dan gabah sedikit, pemasakan lambat dan sering tidak menghasilkan gabah. kan tanaman yang kekurangan Kalium (K), batangnya tidak kuat, daun terkulai dan cepat menua, mudah terserang hama dan penyakit, mudah rebah, gabahnya banyak yang hampa, butir hijau banyak dan mutu beras menurun. Gambar 1 PEMUPUKAN BERIMBANG Oleh : Isnawan BP3K Nglegok Tanaman cukup N Gejala kekurangan N, daun berwarna kuning coklat Gambar 2 a. Tanaman cukup P b. Gejala kekurangan P, anakan sedikit dan kerdil Gambar 3 Gejala kekurangan K, daun terkulai mengering mulai dari pinggir daun Meskipun kebutuhan zat hara belerang tidak sebanyak N, tetapi apabila kekurangan maka tanaman juga kerdil, daun berwarna kuning pucat, terutama daun muda, hasil gabah, dan mutu beras menurun. Gambar 4

Gejala kekurangan S (belerang), daun muda berwarna kuning pucat Agar tanaman tumbuh sehat dengan hasil dan mutu beras tinggi, maka zatzat hara tersebut jumlahnya dalam tanah harus cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Apabila salah satu zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah tidak cukup, maka hasil dan mutu beras akan menurun. Oleh karena itu pemupukan harus berimbang, dimana jenis dan dosis pupuk harus sesuai dengan kebutuhan tanaman dan jumlah zat hara yang tersedia dalam tanah (tingkat kesuburan tanah). Apa itu pemupukan berimbang? Selama ini di masyarakat berkembang pengertian bahwa pemupukan berimbang adalah pemupukan yang menggunakan pupuk majemuk NPK. Pengertian ini kurang tepat karena pemupukan berimbang adalah menyediakan semua zat hara yangcukup sehingga tanaman padi mencapai hasil tinggi dan bermutu serta meningkatkan pendapatan petani. Oleh karena itu jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan harus sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. dengan demikian jenis dan dosis pupuk yang diberikan tidak dapat disamaratakan tetapi harus memiliki spesifik lokasi. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk tunggal seperti urea, SP36. TSP dan KCl, pupuk majemuk ditambah pupuk tunggal atau campuran pupuk tunggal.

Apakah keuntungan pemupukan berimbang? Keuntungan utama dari penerapan pemupukan berimbang adalah petani dapat memupuk lebih efisien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Apabila tanahnya subur, dimana kadar fosfat dan kaliumnya cukup tinggi, maka sebenarnya cukup diberi Nitrogen N. Pemberian pupuk P dan K sedikit saja, untuk menggangi hara P dan K yang terangkut saat panen, yaitu sebesar kg SP36 dan kg KCl per ha. Apabila pemberian pupuk P dan K pada tanah tersebut berlebihan, maka sisanya tidak terpakai, sebagian besar hilang bersama air hujan atau air irigasi dan ini merupakan pemborosan. Namun sebaliknya jika tanah kekurangan fosfat dan kalium makan harus dipupuk lengkap NPK sesuai dosis anjuran. Inilah sebenarnya pengertian pemupukan berimbang. Pada gambar 5 disajikan respon tanaman padi terhadap pemupukan NPK pada tanah Vertisols di ngawi Jawa Timur yang kadar fosfat (P) dan kaliumnya (K) sangat rendah. pemupukan P sebanyak 1ku TSP/ha dapat meningkatkan hasil gabah 2,1 ton/ha dibandingkan dengan urea saja dan bila ditambah pupuk K sebanyak 1ku KCl/ha, maka hasilnya mencapai 6,5 ton/ha yaitu sekitar 3,2 ton/ha lebih tinggi bila dibandingkan hanya dipupuk urea saja. Gambar 5 Respon tanaman padi terhadap pemupukan berimbang NPK dan jerami pada tanah sawah yang kekurangan P (fosfat) dan K (kalium) di Ngawi, Jawa Timur MT 1989/1990 Dimana dan bagaimana menerapkan pemupukan berimbang? Kandunganzat hara N, P, K dalam tanah berbedabeda, tergantung sifatsifat tanahnya. Sebagai contoh kandunagn zat hara pada tanah yang berat/liat akan berbeda dengan tanah berpasir. Oleh karena itu jenis dan dosis pupuk pada kedua jenis tanah tersebut harus berbeda. Untuk mengetahui kandungan zat hara dalam tanah diperlukan pemeriksaan kandungan zat hara dalam tanah yang disebut uji tanah. Siapa yang melakukan pemeriksaan tanah/uji tanah dan anjuran pemupukan berimbang?

Pemeriksaan tanah dilakukan oleh Balai Penelitian Tanah atau Balai pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) atau Perguruan yang ada di daerah. Pemeriksaan tanah diawali dengan pengambilan contoh tanah oleh Penyuluh Pertanian setempat dibantu oleh Petani. Untuk itu perlu adanya pelatihan pengambilan contoh tanah kepada penyuluh dan petani. Setiap contoh tanah mewakili ± 1525 ha lahan dan pengambilannya cukup dilakukan sekali tiap 12 tahun. Harga pemeriksaan hara P dan K per contoh tanah yang mewakili luasan 25 ha hanya sekitar Rp 40.000,. Anjuran jenis dan dosis pupuk kepada petani akan diberikan BPTP setempat melalui Dinas Pertanian dan penyuluh di daerah. Petani bebas memilih pupuk, apakah menggunakan pupuk majemuk atau pupuk tunggal. Namun perlu hatihati dalam memilih jenis pupuk agar petani tidak dirugikan.

Apa itu peta P dan k tanah dan apa kegunaannya? Saat ini telah dilakukan pemeriksaan kandungan zat hara fosfat (P) dan kalium (K) dalam tanah di sebagian besar lahan sawah di Indonesia. hasilnya berupa peta hara fosfat (P) dan kalium (K). Peta tersebut diberi tiga warna, yaitu merah berarti kandungan haranya rendah, warna kuning berarti sedang dan warna hijau berarti tinggi. Peta tersebut digunakan untuk anjuran pemupukan. Tanah yang kadar hara fosfatnya (P) rendah harus dipupuk kg SP36 per ha, yang kadar hara Pnya sedang dipupuk 75 kg SP36 per ha dan yang Pnya tinggi dipupuk dengan kg SP36 per ha. jadi dosis SP36 untuk lahan sawah berbedabeda, tergantung kandungan hara P dalam tanah. Tanah yang kadar hara kaliumnya (K) rendah, dipupuk kg KCl per ha, sedang kadar knya sedang sampai tinggi, cukup dipupuk kg KCl per ha. Di bawah ini disajikan dosis anjuran pupuk SP36 dan KCl (Tabel 1) serta majemuk NPK (Tabel 2) untuk padi sawah berdasarkan status hara fosfat (P) dan kalium (K) pada lahan sawah. Untuk hara N tidak dilakukan pembuatan peta status hara N karena umumnya kadar N tanah di Indonesian rendah, sehingga secara umum harus dipupuk 300 kg Urea per ha. Tabel 1. Anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan menggunakan pupuk tunggal Anjuran pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi Kelas Status Hara Tanah (Kg/ha) P K Urea SP36 KCl 75 75 75 Tabel 2. Anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan menggunakan pupuk Majemuk NPK Kelas Status hara Anjuran pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi (Kg/ha) Tanah P K NPK 151515 Tambahan Pupuk Tambahan Tunggal NPK Tunggal 201010 Urea KCl Urea KCl 170 170 170 40 400 400 400 300 300 1 1 30 Pupuk

() Tidak dipupuk 1 1 1 60 10 10 300 1 70 Apa peran pupuk organik dalam pemupukan berimbang? Dalam pemupukan berimbang selain pupuk N, P, K seharusnya diberikan pula pupuk organik karena dapat meningkatkan manfaat pupuk NPK dan kesuburan tanah. Tanah yang diberi bahan organik, lebih remah, mudah diolah, akar tanaman tumbuh lebih lebat dan menyerap hara dari dalam tanah lebih tinggi. Beberapa jenis pupuk organik antara lain adalah kompos jerami, kotoran ayam, kambing, sapi/kerbau. Oleh karena itu, sebaiknya jerami dikembalikan ke tanah sebagai pupuk organik, sehingga kesuburan tanahnya meningkat. Jerami yang dikembalikan ke tanah dapat mengganti keperluan pupuk KCl (lihat Gambar 5).

Siapa yang melaksanakan pemupukan berimbang? Untuk mendapatkan produksi tinggi semua jenis tanaman baik tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), tanaman sayuran, buahbuahan maupun tanaman perkebunan harus dipuk secara berimbang sesuai kebutuhan tanaman dan kandungan zat hara dalam tanah. Oleh karena itu pemupukan berimbang harus dilaksanakan oleh semua petani. Agar dicapai hasil tinggi maka disamping dosis dan jenis pupuk yang tepat, juga harus diperhatikan waktu dan cara pemupukan yang tepat (Tabel 3). Tabel 3. Cara dan waktu pemupukan berimbang spesifik lokasi padi sawah Pupuk Dasar/saat Pupuk susulan I Pupuk Susulan II Jenis Pupuk Tanam (34 MST) (67 MST) Tunggal Urea SP36 KCl Majemuk NPK 151515 NPK 201010 1/3 dosis Urea Semua dosis SP36 1/2 dosis KCl Semua dosis NPK 151515 Semua dosis NPK 201010 1/3 Urea 1/3 dosis KCl 1/3 Urea 1/2 dosis Urea 1/2 dosis Urea tambahan, semua KCl tambahan. tambahan. 1/2 dosis Urea 1/2 dosis urea tambahan, semua KCl tambahan. tambahan. MST : Minggu Setelah Tanam Untuk tanman padi sawah, pupuk N (Urea) diberikan 3x yaitu 1/3 saat tanam, 1/3 umur 34 minggu setelah tanam, sedangkan pupuk P (SP36) diberikan sekali saat tanam dan pupuk K (KCl) diberikan sekali saat tanam bersama pemupukan urea kedua. * ) Sumber Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) dan Lembaga Pupuk Indonesia (LPI) tahun 3 PEMUPUKAN BERIMBANG Beberapa waktu yang lalu berita mengenai 'Nutrisi Esensial' telah menyita banyak perhatian kita. Baik perhatian kita sebagai seorang scientist/ilmuan, ataupun sebagai seseorang yang berharap banyak mengenai solusi 'sapu jagat' terhadap beberapa persoalan penting negara Indonesia. Beberapa 'ilmuan sejati' segera mempertanyakan mengenai beberapa metoda ilmiah yang melandasi kesimpulan bombastis mengenai manfaat dari nutrisi tersebut. Jawaban yang tidak memuaskan dari sang penemu 'nutrisi esensial' mengakibatkan dirinya 'dikucilkan' dari dunia ilmiah. Barangkali kisah mengenai Thomas Edison atau bahkan Galieo, yang 'dikucilkan' oleh para ilmuan di masanya lah yang memberikan inspirasi bagi salah seorang pengusaha nasional yang dekat dengan kekuasaan untuk mendukung dan mem 'blow up' penemuan tersebut. Terlepas dari polemik tersebut, jika berbicara mengenai nutrisi untuk tanaman (dan bahkan untuk manusia), tentu saja tidak akan bisa melepaskan diri dari aksioma 'mass balance' dan prinsip pemupukan/nutrisi berimbang. Berikut akan dipaparkan mengenai

kedua hal tersebut. Mengapa 'mass balance' disebut sebagai aksioma? Aksioma adalah kebenaran 'mutlak' yang harus diakui oleh orang orang yang mengaku sebagai suatu 'golongan'. Seorang yang mengaku guru, haruslah mengakui bahwa pendidikan adalah jalan yang benar untuk kemajuan bangsa. Sementara seorang birokrat seharusnya paham bahwa ia adalah pelayan masyarakat. 'Pendidikan adalah jalan yang benar' dan 'pelayan masyarakat' adalah aksioma untuk profesi guru dan birokrat. Jika ada yang tidak mengakui aksioma tersebut, maka orang tersebut sudah 'kafir' (=keluar) terhadap profesi tersebut. Aksioma sebagai seorang manusia adalah 'mass balance'. Secara sederhana pengertian 'mass balance' adalah "Bagaimana bisa memberi banyak jika tidak punya penghasilan", atau "Banyak memberi, pasti banyak menerima", atau "Orang yang banyak memberi tapi tidak punya penghasilan, pasti orang yang banyak hartanya". Secara matematis, 'mass balance' adalah Output dikurangi Input sama dengan delta Storage. Kembali ke soal nutrisi tanaman. Lahan pertanian adalah 'storage', sementara berbagai macam sarana produksi adalah inputnya. Tentu saja hasil panen adalah outputnya. Biasanya petani memberikan pupuk Urea, Phospat, dan KCl untuk tanaman padi untuk setiap hektarnya sebanyak 300 kg, kg, dan kg. Kadang kadang petani juga memanfaatkan pupuk kandang dan sejenis hijauhijauan (biomas) sebesar 3 ton per Ha. Dengan hasil padi (GKP=Gabah Kering Panen, kadar air 21%) sebesar 6 ton per Ha, artinya lahan pertanian mengalami defisit/pengurangan sebesar 2.55 ton per Ha. Dengan kata lain, hasil padi menyedot/membawa keluar tanah dan air sebesar 2.55 ton per Ha untuk satu musim. Atas dasar ini pula mengapa Departemen Pertanian melarang pembakaran sisa sisa panen, dan menyarankan petani untuk menggunakan berbagai macam biomas sampai sekitar 5 ton/ha. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kesetimbangan lahan. Klaim penemu 'nutrisi esensial' yang menyatakan bahwa untuk menggarap 1 hektar tanah hanya diperlukan 10 kg 'nutrisi esensial' tanpa pupuk lain (http://www.antara.co.id/seenws/?id=41674) mempunyai pengertian bahwa lahan pertanian mengalami stress yang luar biasa dengan keluarnya hampir 6 ton tanah dan air untuk setiap musimnya. Fakta yang kontradiktif dengan semangat pembangunan pertanian berkelanjutan. Hal berikutnya adalah pemupukan berimbang. Beberapa tahun yang lalu, mungkin kita sempat menyaksikan acara TVRI yang menayangkan 'iklan 4T' yang terkait dengan pemupukan, yaitu Tepat waktu, Tepat jenis, Tepat dosis, dan Tepat tabur. Tepat waktu memberikan pengertian bahwa pemupukan harus pada saat yang tepat. Pemberian nutrisi bukan pada waktunya bisa jadi tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan. Tanaman padi memerlukan banyak nutrisi terutama saat akan tumbuh (saat tanam), saat berkembang (20 hari setelah tanam), dan saat akan berkembang biak (40 hari setelah tanam). Tepat Jenis mempunyai arti bahwa tanaman memerlukan unsur spesifik untuk tumbuh. Padi memerlukan Nitrogen (N) untuk memperbanyak anakan dan daun, sementara memerlukan P (P 2 O 5 ) untuk pembungaan. Pemberian N pada masanya pembungaan (fase generatif) tidak akan meningkatkan hasil panen, bahkan bisa jadi akan mengakibatkan gagal total karena padi akan terus memperbanyak daun dan anakan sampai saatnya mati, sehingga 'lupa' untuk berbunga dan berbuah.

Tanaman secara umum juga memerlukan apa yang dikenal sebagai unsur mikro. Unsur yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah sangat kecil. Termasuk ke dalam unsur mikro untuk pertumbuhan tanaman adalah Zeng (Zn). Hal ini lah yang menjelaskan bahwa pada beberapa daerah tertentu, pemberian pupuk N, P, dan K tidak memberikan peningkatan hasil. Bisa jadi pada daerah tersebut unsur mikronya tidak cukup untuk pertumbuhan tanaman. Tepat dosis memberi pengertian bahwa tanaman memerlukan dosis yang tepat untuk setiap unsurnya. Dengan asusmsi bahwa unsur mikro tersedia berlimpah, perbandingan dosis (spesifik lokasi) antara N:P:K adalah 6:2:1. Artinya pemberian pupuk N, P, dan K sebesar 300kg, kg, dan 25kg adalah berlebihan karena mempunyai efek yang sama dengan pemberian N, P, dan K sebesar 1 kg, kg, dan 25 kg. Ketika pemerintah melarang 'jual beli' pupuk KCl akibat sedang ramainya kejadian pemboman (unsur K adalah salah satu komponen pembuat bom), petani tidak bisa memberikan KCl untuk lahan pertaniannya. Pada kondisi tersebut, sebaiknya petani tidak memberikan pupuk sama sekali, karena pemberian N dan P sebanyak apapun tidak akan memberikan peningkatan hasil. Penentuan dosis ini dilakukan oleh Departemen Pertanian, spesifik untuk lokasi tertentu, dengan meminta PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) mengambil sample tanah untuk dianalisis kandungan haranya (N, P, dan K saja) untuk setiap tahunnya. Kebijakan yang sangat baik, tapi tanpa dibarengi dengan fasilitas, kontrol, dan metoda yang memadai. Selain unsur N, P, dan K, kandungan unsurunsur mikro di dalam tanah pun perlu diketahui. Hal tersebut untuk menjamin ketepatan penentuan dosis pupuk. 'Tepat' berikutnya adalah tepat tabur yang berarti bahwa metoda aplikasi pemupukan pun mempunyai peran penting dalan peningkatan hasil. Penumpukan pupuk di satu titik, tentu saja tidak akan memberikan peningkatan hasil. Pupuk perlu disebar merata di lahan, dan perlu diatur sedemikian rupa agar pupuk tidak berubah bentuk senyawanya. Aplikasi pupuk urea tablet dengan cara dibenamkan ke dalam tanah yang tidak tergenang, menjamin kondisi urea tersebut tetap sebagai bentuk yang bisa diserap tanaman, dan tidak berubah menjadi Amonia atau gas nitrogen. Mengenai fenomena 'nutrisi esensial', kemungkinan hal tersebut bisa dijelaskan halhal tersebut di atas. Keberhasilan percobaan di Karawang bisa jadi adalah akibat kurangnya unsur mikro, dan cukup tersedianya N, P, dan K di lahan mengingat daerah Karawang adalah daerah intensifikasi pertanian sejak lama. Ketika diberikan nutrisi esensial yang mungkin mengandung beberapa unsur mikro, kemampuan tanaman untuk berproduksi pulih, sehingga memberikan hasil yang tinggi. Adapun klaim tentang efek nutrisi esensial terhadap tanaman (dan manusia) adalah syahsyah saja, terkait dengan metoda sosialisasi produk. Tapi perlu diingat bahwa ada UU perlindungan konsumen yang memungkinkan untuk 'class action' karena efek nutrisi esensial tersebut berbeda untuk setiap kondisi. Kerja sama dengan pihak pengusaha pun bisa bernilai posistif jika diarahkan untuk membuat daftar kandungan hara di setiap daerah (lahan pertanian) dan membuat penelitian lanjutan mengenai komposisi kandungan unsur hara di dalam nutrisi esensial. Sesuai peraturan di Departemen Pertanian, setiap produk pupuk diwajibkan mencantumkan kandungan unsur haranya. Hal ini terkait dengan banyaknya fenomena

mengenai penemuan produk pupuk yang diklaim bisa meningkatkan hasil pertanian sebelumnya.