HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BEDAH DI RPB RSUD TOBELO THE RELATIONSHIP OF THERAPEUTIC COMMUNICATION NURSE WITH SURGICAL PATIENT SATISFACTION IN RPB HOSPITALS TOBELO Asrinaci Masella, Muhammad Hadi, Esrom Kanine Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. Dosen Fakultas Kerawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. ABSTRAK Komunikasi sering digunakan pada aspek pemberian terapi pada klien. Sehingga komunikasi banyak dikaitkan dengan istilah terapeutik atau dikenal dengan nama komunikasi terapeutik yang merupakan suatu cara untuk membina hubungan yang terapeutik yang diperlukan untuk pertukaran informasi dan perasaan, yang dapat menghubungani perilaku orang lain, mengingat keberhasilan tindakan keperawatan tergantung pada proses komunikasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah di RPB RSUD Tobelo. Penelitian ini menggunakan desin Cross Sectional, sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang yang termasuk dalam criteria inklusif. Tabulasi silang hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien menunjukkan yang paling besar presentasinya adalah penilaian komunikasi terapeutik perawat pada katagori cukup dengan tingkat kepuasan tidak puas yaitu 34,4%. Uji statistic Spearman Rho menunjukkan Koefisien Korelasi (r)=0,428 menunjukkan tingkat hubungan yang sedang antara variabel bebas dan terikat. Sedangkan signifikan dari hubungan kedua variabel tersebut adalah (p)= 0,014 yang menunjukkan nilai tersebut <α=0.05 dengan demikian Ha diterima. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah di RPB RSUD Tobelo. Kata Kunci: Komunikasi, Terapeutik, Kepuasan, Pasien Bedah. ABSTRACT Communication is often used in aspects of the client's therapy. So communication is associated with the term therapeutic or known therapeutic communication is a way to build therapeutic relationships necessary for the exchange of information and feelings, which can connect the behavior of others, given the success of nursing actions depending on the communication process. The research aims to determine the relationship of therapeutic communication nurse with surgical patient satisfaction in hospitals Tobelo RPB. This study used a cross-sectional design, the sample in this study amounted to 32 people were included in the inclusive criteria. Cross tabulation of therapeutic nurse communication relationship with the level of patient satisfaction showed the greatest presentation is the assessment of therapeutic communication nurse in enough categories are not satisfied with the level of satisfaction is 34.4%. Spearman Rho statistical test showed correlation coefficients (r) = 0.428 indicates the level of the relationship between independent and dependent variables. While significant of these is the relationship between the two variables (p) = 0.014 which indicates the value <α = 0:05 thereby Ha accepted. The conclusion of this study is that there is a communication with the therapeutic nurse in the surgical patient satisfaction in RPB RSUD Tobelo. Keywords: Communication, Therapeutic, Satisfaction, PatientSurger Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan dalam bentuk lambang atau symbol bahasa atau gerak (non verbal) untuk mempengaruhi perilaku orang lain (Notoatmojo, 2007). PENDAHULUAN 42 Keperawatan merupakan profesi yang paling dekat dengan pasien dan keluarga karena berinteraksi selama 24 jam penuh. Peran perawat dalam proses terapeutik sangat diperlukan. Perawat menggunakan dirinya
secara terapeutik dalam membantu pasien dan keluarga (Mulyani, dkk, 2009). Komunikasi sebagai suatu pertukaran pikiran,perasaan,pendapat,dan pemberian nasehat yang terjadi antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama (Suarli, 2010). Komunikasi terapeutik adalah merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar, tujuan dan kegiatannya di fokuskan untuk menyembuhkan klien (Purwaningsi, 2009). Kepuasan klien adalah suatu respon klien terhadap sesuatu yang dirasakan dalam pelayanan yang di berikan. Pelayanan perawat sangat menentukan tingkat kepuasan pasien karena perawat merupakan profesi professional yang perannya tidak dapat dikesampingkan dari semua bentuk pelayanan rumah sakit, karena dibanding dengan tenaga kesehatan lain, jumlah perawat relatif besar (Irwan, 2012) Komunikasi terapeutik yang di lakukan perawat di sejumlah Negara besar atau Negara maju, pada umumnya tidak bermasalah, hal ini karenakan sejumlah rumah sakit memiliki perawat yang professional dan juga pelayanan dan fasilitasnya yang sangat baik.namun tidak semua rumah sakit memberikan pelayanan yang baik.stafford adalah salah satu nama dari Rumah sakit yang ada di Inggris. Rumah sakit Stafford di catat sebagai rumah sakit yang memiliki pelayanan buruk, di mana tingkat kepuasan pasien yakni 58,8%. Hal ini dikarenakan buruknya pelayanan di rumah sakit tersebut (Daren 2013). Menurut Suhaimi (2012), dari hasil pengkajian data manejemen dan pelayanan kesehatan yang dilakukan dari unit rawat jalan RS ISLAM IBNU SINA bukit tinggi desember tahun 2012 menunjukkan bahwa sebanyak 56% pasien menyatakan kurang puas terhadap pelayanan kesehatan di unit rawat jalan dan 46,66% mengatakan tidak puas dengan pelayanan kesehatan di Rumah sakit Islam Ibnu Sahi. Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Elisabet (2013), ditemukan bahwa kabupaten Halmahera utara dalam bidang pelayanan kesehatan masih belum maksimal, dimana masih minimnya petugas medis dan sarana prasarana.hal ini yang mengakibatkan ketidak puasan masyarakat dalam menggunakan jasa medis atau pelayanan rumah sakit. Di Halmahera utara sendiri, memiliki 3 rumah sakit yakni Rumah sakit Bergerak, Rumah Sakit GMIH Bethesda dan RSUD Tobelo, dari ketiga rumah sakit tersebut tingkat kepuasan pasien hanya berkisar atara 47,5%-60,88%. Dari survei awal tingkat kepuasan pasien di RSUD Tobelo dari bulan Agustus sampai oktober 2014 di dapati tingkat kepuasan lewat kotak saran pada bulan agustus sebanyak 70%, September 66,5%, oktober 54,5% (Kotak saran RPB RSUD Tobelo),. Dari data yg ada dapat di simpulkan bahwa tingkat kepuasan pasien di RSUD Tobelo mulai menurun yakni dari 70%-54,5%. Menurut Purwaningsi (2009) dengan menggunakan komunikasi dan hubungan terapeutik yang baik diharapkan dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi pasien, bahwa interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan untuk berbagi pengetahuan, perasaan dan informasi dalam mencapai tujuan perawatan yang optimal. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan komunikasi perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah di RPB RSUD Tobelo. Penelitian ini merupakan penelitian survey analtitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional mengenai Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah di RPB RSUD Tobelo di mana variabel bebas dan terikatnya di ukur dalam waktu yang bersamaan (Notoadmojo, 2002). Penelitian Cross Sectional adalah jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada studi ini akan diperoleh prevelensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) di hubungkan dengan penyebab (variabel independen) (Nursalam, 2008). Untuk melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan instrument sebagai Metode 43 pedoman pengumpulan data kuesioner untuk melihat komunikasi keperawatan dengan kepuasan pasien di ruang perawatan bedah RSUD Tobelo.Data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner kepada semua pasien bedah yang terpilih sebagai sampelyang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban yang telah disiapkan tentang komunikasi perawat dengan kepuasan pasien. Jawaban dari kuesioner yang telah di hitung secara manual, selanjutnya di lakukan uji analisis untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji statistic yang sesuai dengan skala data yang tersedia. Metode yang digunakan dalam pengambilan atau pengumpulan data adalah
dengan cara menggunakan kuesioner. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu : identifikasi terhadap responden, pemberian nomor pada lembar kuesioner yang telah di isi oleh responden, memeriksa kembali kelengkapan kuesioner atas jawaban yang diberikan responden. Setelah dipastikan terisi dengan lengkap, maka kegiatan selanjutnya adalah tahap pengolahan data analisa statistic. Hasil Penelitian Analisa Univariat 9 orang, 28% Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 0% umur 16 orang,50% 16-20 tahun 21-30 tahun 31-60 tahun 7 orang, 22% Gambar 5.1 Karakteristik responden berdasarkan umur di RPB RSUD Tobelo bulan februari 2015 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa yang paling banyak 16-20 tahun yaitu sebanyak 16 orang atau 50%. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Laki-laki,7 orang 22% 0% 0% Perempuan laki-laki Perempuan, 25 orang 78% Gambar. 5.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di RPB RSUD Tobelo bulan Februari 2015. 44
Dari gambar di atas di dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa yang paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 25 orang atau 78%. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. PT, 11 orang 34% 0% SMP,4 Orang,13% SMA, 17orang 53% SMP SMA Perguruan Tinggi Gambar 5.3.dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan menujukkan bahwa yang paling banyak responden adalah berpendidikan SMA yaitu sebanyak 17 orang atau 53%. 3 minggu,2, 6% Karakteristi Responden Berdasarkan Lamanya hari rawat 1 bulan,26% >1bulan,1, 3% 1-2 minggu 3 minggu 1 bulan > 1 bulan 1-2 minggu,27, 85% Gambar 5.4. dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan lamanya dirawat inap menunjukkan bahwa yang paling banyak yaitu pasien yang di rawat 1-2 minggu sebanyak 27 orang atau 85%. Tabel 5.5 Gambaran Komunikasi Terapeutik Perawat RPB RSUD Tobelo bulan 25 Februari- 24 Maret 2015 No Karakteristik Jumlah Presentase 1 Komunikasi Terapeutik a. Baik 15 46% b. Cukup 17 54% C. Kurang - - Total 32 100% Berdasarkan table di atas menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan penilaian komunikasi terapeutik sebagian besar cukup yaitu 17 orang atau sebanyak 54%. Tabel 5.6 Gambaran tingkat kepuasan di RPB RSUD Tobelo 25 Februari 24 Maret 2015 No Karakteristik Jumlah Presentase 2 Tingkat Kepuasan Sangat Tidak Puas 5 16% Tidak Puas 19 59% 45
Puas 8 25% Sangat Puas - - Total 32 100% Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan penilaian tingkat kepuasan dapat di katakan bahwa 5 responden merasa sangat tidak puas yakni sebanyak 16%, dan 19 responden merasa tidak puas dengan presentasi sebanyak 59%, dan 8 responden lainnya menjawab puas yakni 25%. Analisa Bivariat Tabulasi Silang Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Bedah di RPB RSUD Tobelo. Komunikasi Terapeutik Sangat Tidak Puas Tingkat Kepuasan Tidak Puas Puas Total N % N % N % Jumlah % Baik 5 15,6 8 25 2 6,2 15 46,8 Cukup - 0 11 34,4 6 18,8 17 53,2 Kurang - 0-0 - 0 - - Total 5 15,6 19 59,4 8 25 32 100 Koefisien Korelasi Spearman Rho (r ) = 0,428 Signifikansi (p) = 0,014 (<α=0,05) Dari table tabulasi silang hubungan komunikasi teraputik perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah menunjukkan yang paling besar presentasinya adalah penilaian komunikasi terapeutik perawat pada kategori cukup dengan tingkat kepuasan 34,4%. Dari hasil analisa hubungan kedua variable di atas dengan menggunakan uji statistic Spearman rho menunjukkan Koefisien Korelasi (r)=0,428 menunjukkan tingkat hubungan yang sedang antara variable bebas terikat. Sedangkan signifikansi dari hubungan kedua variable tersebut adalah (p) = 0,014 yang menunjukkan nilai tersebut <α=0,05 dengan demikian Ha diterima atau ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah di RPB RSUD Tobelo. Pembahasan Dari table tabulasi silang hubungan komunikasi teraputik perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah menunjukkan yang paling besar presentasinya adalah penilaian komunikasi terapeutik perawat pada kategori cukup dengan tingkat kepuasan 34,4%. Dari hasil analisa hubungan kedua variable di atas dengan menggunakan uji statistic Spearman rho menunjukkan Koefisien Korelasi (r)=0,428 menunjukkan tingkat hubungan yang sedang antara variable bebas terikat. Sedangkan signifikansi dari hubungan kedua variable tersebut adalah (p) = 0,014 yang menunjukkan nilai tersebut <α=0,05 dengan demikian Ha diterima atau ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah di RPB RSUD Tobelo. Data hasil penelitian yang telah dilaksanakan di RPB RSUD Tobelo, berdasarkan tabel 5.5 dan 5.6 menunjukkan bahwa penilaian komunikasi terapeutik perawat sebagian besar cukup, yaitu 17 responden (54%) dan tingkat kepuasan pasien sebagian besar merasa tidak puas, yaitu 19 responden (59%), yang artinya ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah di RPB RSUD Tobelo. Menurut asumsi peneliti hal ini di sebabkan karena 46
1. Berdasarkan table 5.5 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan penilaian komunikasi terapeutik sebagian besar cukup yaitu 17 orang atau sebanyak 54%. 2. Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan penilaian tingkat kepuasan dapat di katakan bahwa 5 responden merasa sangat tidak puas yakni sebanyak 16%, dan 19 responden merasa tidak puas dengan presentasi sebanyak 59%, dan 8 responden lainnya menjawab puas yakni 25%. Hasil penelitian ini konsisten dengan yang di temukan oleh Patrick Yosin Hirrargi (2013) yakni Kepuasan pasien berdasarkan pelaksanaan komunikasi terapeutik di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2013 masih kurang, yaitu 11 responden puas (11,6%) dan 84 responden tidak puas (88,4%). Hal ini menujukkan bahwa komunikasi terapeutik akan makin efektif jika perawat mampu berinteraksi dengan pasien dengan baik. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Green dan Kreuter (1991) dalam Liliweri (2008), menunjukkan individu individu dalam suatu komunitas atau masyarakat sangat membutuhkan informasi yang sesuai dengan status peranan mereka dalam masyarakat. Adanya hasil penelitian ini yang menunjukkan ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah di mungkinkan karena komunikasi terapeutik perawat yang masih kurang efektif dalam setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien bedah. Hal ini juga dapat dilihat dari tingkat kepuasan dimana dari 32 responden didapatkan data tingkat kepuasan pasien bedah paling banyak adalah pada kategori tidak puas yaitu 19 responden (59%), sedangkan 8 responden (25%) merasa puas dan sisanya 5 responden (16%) merasa tidak puas. Hasil ini juga didukung oleh karakteristik responden yang paling banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 35 responden (75%) di bandingkan dengan lakilaki. Penelitian yang dilakukan oleh Lupton D. Fenwick J, tahun 2001 mendapatkan bahwa komunikasi yang efektif dapat memungkinkan seseorang dapat memahami dan mengetahui maksud dari komunikasi tersebut. Selain itu ju pasien yang mendapat penjelasan dari perawat yang berbeda, apalagi dengan ekspresi wajah yang tidak ramah, berkomunikasi yang tidak efektif maka pasien tidak dapat menerima komunikasi yang baik dan yang efektif hal inilah yang memungkinkan kebanyakan pasien tidak merasa puas dengan pelayanan medis yang di berikan. Seperti yang di temukan oleh Sawitri (2006) pada penelitiannya tentang Pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kepuasan pasien rawat inap yang menunjukkan ada perbedaan kepuasan pasien sebelum dan sesudah dilakukan komunikasi terapeutik. Hasil penelitian ini juga seperti yang ditemukan oleh Mejo (2007) tentang hubungan terapeutik, bekerja dalam area kerja antara perawat dan pasien yang dapat memberikan suatu factor yang berarti pada hasil pemberian tindakan. Komponen hubungan komunikasi terapeutik dapat Nampak dari cara perawat dan juga dari penilaian pasien. Kesimpulan 1. Komunikasi Terapeutik perawat pada pasien bedah di RPB RSUD Tobelo sebagian besar pada kategori cukup. 2. Kepuasan pasien bedah di RPB RSUD Tobelo merasa tidak puas atas komunikasi terapeutik perawat dalam tindakan pelayanan yang ada. 3. Ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien bedah di RPB RSUD Tobelo. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya yang terkait dengan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien guna meningkatkan pelayanan kerja maksimal dan bertanggung jawab. 47
2. Bagi Institusi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan sebagai pertimbangan bagi pihak terkait di RSUD Tobelo dalam meningkatkan mutu pelayanan terkait dengan kepuasan pasien terhadap komunikasi terapeutik perawat. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan menambah wawasan untuk meningkatkan pengetahuan peneliti. DAFTAR PUSTAKA Daren Staples (2013), Sektor Kesehatan Inggris. From:www.voaindonesia.com/a/sektor -kesehatan-inggris.html akses 10 november 2014. Data observasi RPB RSUD Tobelo dan Register RPB RSUD Tobelo (2014) Elisabet Mangaro (2013) Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Halmahera Utara.From ://http.download/fkm/unsrat/vol 1.pdf. akses 8 november 2014. Hirargi (2013),Kualitas pelayanan rumah sakit. http://klinis.wordpress.com diakses tanggal 14 november 2014 Lilweri A (2008), Dasar dasar Komunikasi Kesehatan, Pustaka Belajar, Yogyakarta. Mulyani Sri, Ina Parmastari, Agus Priyanto (2009), Komunikasi dan Hubungan terapeutik Perawat-Klien terhadap kepuasan pra bedah mayor. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol 24.No.3 pdf. Akses 8 november 2014 Mejo (2007), Kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang.http://eprints.undip.ac.iddia kses tanggal 13 november 2014. Notoatmojdjo (2007), Metedologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Nurjannah (2006).Komunikasi Keperawatan : dasar-dasar komunikasi bagi perawat. Muco Medika; Yogyakarta Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatn. Salemba Medika: Jakarta. Purwaningsi Wahyu (2009), Asuhan keperawatan. Nuh Medika ; Jakarta Suarli Yanyan Bahtiar (2010). Manajemen Keperawatan dengan pendekatan Praktis.Erlangga Medical Series: Jakarta. Suhaimi.(2011). hubungan antara komunikasi perawat dan karakteristik pasien dengan kepuasan pasien di unit rawat jalan RS Islam "Ibnu Sina" Bukittinggi.Komunikasi Terapeutik: teori & Praktik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC 48