Determinan Pemilihan Tempat Persalinan di Kabupaten Cirebon, Tahun 2004

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

Penolong Persalinan dan Kejadian Komplikasi Persalinan di Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAHANAN HIDUP BAYI NEONATAL DI INDONESIA

Pemilihan Penolong Persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Risiko Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kematian Perinatal di Indonesia (Analisis Lanjut SDKI 2012)

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

ABSTRAK. Yuliana Elisabeth Eluama, 2015 Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II: dr. Jeanny E. Ladi, M.Kes., PA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Amerika Latin dan Karibia 85/ KH, Amerika Utara 23/ KH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

LUARAN PARTUS LAMA DI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN SKRINING ANTENATAL UNTUK DETEKSI DINI FAKTOR RESIKO IBU HAMIL BERBASIS MASYARAKAT

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Hubungan Status Reproduksi, Status Kesehatan, Akses Pelayanan Kesehatan dengan Komplikasi Obstetri di Banda Sakti, Lhokseumawe Tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 5 HASIL PENELITIAN. n % n % Total % %

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini Indonesia adalah salah satu negara yang masih belum

commit to user BAB I PENDAHULUAN

KELANGSUNGAN HIDUP BAYI PADA PERIODE NEONATAL BERDASARKAN KUNJUNGAN ANC DAN PERAWATAN POSTNATAL DI INDONESIA

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

JURNAL ILMU BERBAGI PEMANFAATAN PENOLONG PERSALINAN DI KELURAHAN MULYAHARJA KOTA BOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan. Berdasarkan definisi ini kematian

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Persiapan Menjelang Persalinan Di Puskesmas Jambu Burung Kabupaten Banjar Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Determinan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Susi Irianti *

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PONED OLEH IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR 2 KOTA BANJAR

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Transkripsi:

PENDIDIKAN KESEHATAN ILMU PERILAKU Determinan Pemilihan Tempat Persalinan di Kabupaten Cirebon, Tahun 2004 Deti Adipriati* Abstrak Lebih dari 90 % kematian ibu disebabkan komplikasi obstetrik yang sering tidak dapat diramalkan pada saat kehamilan. Pada umumnya kematian Ibu dan kejadian kesakitan setelah bayi lahir adalah akibat kegagalan untuk menanggulangi komplikasi persalinan. Kebanyakan komplikasi itu terjadi pada saat atau sekitar persalinan. SDKI 2003 melaporkan bahwa 9 % persalinan dilakukan di fasilitas pemerintah dan 31 % pada fasilitas swasta, sedangkan 59 % masih dilakukan di rumah. Pertolongan persalinan di rumah, dimana sistem rujukan tidak dikembangkan dengan tepat, memiliki pengaruh yang besar terhadap kelangsungan hidup ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan pemilihan tempat persalinan di Kabupaten Cirebon tahun 2004. Desain penelitian menggunakan desain potong lintang (cross sectional ) pada 447 responden pada 29 desa di kabupaten Cirebon. Analisa yang digunakan adalah regresi logistik model prediksi. Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu berpendidikan rendah akan memilih tempat persalinan di rumah sebanyak 2.94 kali dibandingkan ibu berpendidikan tinggi (OR = 2,94 95 % CI 1.764 4.890) setelah dikontrol oleh variable pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan pada masa persalinan dan melahirkan dan variable status ekonomi. Penelitian menyimpulkan bahwa pendidikan Ibu, pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan pada masa kehamilan dan persalinan serta status ekonomi mempunyai pengaruh terhadap pemilihan tempat persalinan Kata kunci : Pemilihan tempat persalinan, pengetahuan ibu, status ekonomi Abstract More than 90% of maternal death is caused by obstetric complications, which are often unpredictable during pregnancy. In general, maternal death and newborn morbidity are caused by failure to overcome delivery complication. Most of the complication happened at the moment or around delivery. SDKI 2003 reported that 9% birth were delivered in public facilities, 31% were delivered in private health facilities and 59% were still delivered at home. Birth delivery at home with not well-developed referral system, has great influence on mother and newborn lives. The objective of this study is to identify factors that influence selection of delivery place in Cirebon district in 2004 using cross-sectional design among 447 respondents living in 29 villages in Cirebon District. The analysis used is logistic regression using prediction modeling. The results indicate that mother with low education has chance to opt for delivery at home 2.94 times higher than mother with high education level (OR = 2.94 95 % CI 1.764 4.890) after controlled by mother s knowledge on health problem at birth and economic status. The study concludes that delivery place selection is influenced by mother s education, mother s knowledge on health problem at birth and economic status. Key words : Delivery place selection, mother s knowledge on health problem, economic status *Kepala UPTD Puskesmas Jambe, Tangerang 188

Adipriati, Determinan Pemilihan Tempat Persalinan Di negara berkembang, mortalitas dan mordibitas wanita hamil dan bersalin masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting dan serius. Pada tahun 1996, WHO memperkirakan, setiap tahunnya lebih dari 585.000 ibu meninggal pada saat hamil atau bersalin Kaum ibu di Asia Selatan berisiko 1/18 untuk meninggal akibat kehamilan dan persalinan, sedangkan di banyak negara Afrika risiko tersebut adalah 1/14. Risiko kematian ibu tersebut jauh lebih besar dari negaranegara di Amerika Utara yang besarnya 1 /6.366. 1 Lebih dari 90% kematian ibu tersebut disebabkan oleh komplikasi obstetrik yang sering tidak dapat diramalkan pada masa kehamilan dan awal masa persalinan. Umumnya, komplikasi tersebut terjadi pada saat atau sekitar masa persalinan. Diperkirakan 15 persen kehamilan akan mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik dan jika tidak ditangani secara memadai dapat membahayakan kehidupan ibu dan janin yang dikandung. 2 Oleh sebab itu, pendekatan yang dianjurkan adalah mengganggap semua kehamilan tersebut berisiko dan setiap ibu hamil mempunyai akses pada pertolongan persalinan yang aman. Pada tahun 1992, 1995 dan 2003, Angka Kematian Ibu di Indonesia memperlihatkan kecenderungan menurun secara perlahan, yaitu 425,373 dan 307 per 100.000 kelahiran hidup. Target kematian ibu yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010 adalah sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup. 3 Berdasarkan data tahun 2001, 2002 dan 2003, Angka Kematian Bayi juga mengalami penuruhan perlahan yaitu 50, 47 dan 37 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2003. 4 Meskipun demikian, penurunan tersebut jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Sebagai perbandingan, di negara tetangga Angka Kematian Bayi tersebut berada pada kisaran 20 30 per 1.000 kelahiran hidup. Di Indonesia, Risiko kematian ibu akibat melahirkan (1 dari 65), jauh lebih besar daripada di risko kematian ibu di Thailan (1 dari 1.100). 5 Berdasarkan data SDKI 2003, diketahui bahwa proporsi ibu yang bersalinan di rumah (59%) jauh lebih tinggi daripada proporsi ibu yang bersalinandi fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta (30.5% dan 9.2%). Selain itu, ibu di daerah pedesaan, pada ibu berpeluang dua kali lebih besar untuk bersalin di rumah dari pada ibu di daerah perkotaan (76% dan 40%). Keadaan ini diduga merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kejadian komplikasi persalinan. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (40-60%), infeksi (20 30%) dan eklampsi (20-30%). Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain akibat anemia, kurang energi khronis dan keadaan 4 Terlalu (terlalu muda/tua, terlalu sering, terlalu banyak), selain itu hal non teknis yang masuk katagori penyebab mendasar yaitu rendahnya status wanita, ketidak berdayaan dalam mengambil keputusan dan pendidikan yang rendah. 6 Survei yang diselenggarakan hasil kerjasama antara BKKBN dengan BPS dan Depkes, menjelaskan bahwa lebih dari 40 persen ibu tidak mengetahui komplikasi persalinan dan lebih dari 50 persen ibu-ibu tidak mengetahui komplikasi masa nifas. 7 Menurut Pratomo, 8 faktor penting yang berpengaruh terhadap kejadian kematian bayi neonatal (0-28 hari) di Indonesia adalah persalinan yang dilakukan dirumah. Sebagian besar kematian neonatal terjadi pada persalinan di rumah (54,2%). Kematian neonatal sebagian besar terjadi di wilayah Jawa Bali (66,7%) dan di daerah pedesaan 58,6%. Berdasarkan umur kematian, sekitar 79,4% kematian neonatal terjadi sampai usia 7 hari, dan 20,6% terjadi pada usia 8-28 hari. Penyebab kematian neonatal tertinggi adalah berat lahir rendah (35%), kemudian asfiksia lahir (33,6%). Di daerah kabupaten, persalinan di rumah sebagian besar ditolong oleh tenaga kesehatan. Budaya pertolongan persalinan di rumah, yang tidak mengembangkan sistem rujukan secara tepat, berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan tempat persalinan. Metode Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder Baseline Survey Saving Newborn Lives (Survey Data Dasar Upaya Kelangsungan Hidup Bayi Baru lahir) Kabupaten Cirebon Tahun 2004, dengan menggunakan rancangan studi epidemiologi potong lintang (cross sectional). Penelitian dilakukan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mencakup 29 desa yang tersebar pada 17 Kecamatan di Kabupaten Cirebon. Populasi studi adalah pemilik rumah yang tinggal permanen atau cenderung tinggal permanen di tempat tinggal mereka. Populasi target adalah ibu yang memiliki bayi berumur di bawah 1 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara tatap muka di rumah responden dengan menggunakan instrumen kuesioner terstuktur yang dikembangkan oleh PATH dan Departemen Kesehatan. Jumlah subjek yang diteliti pada penelitian ini adalah 450 responden yang ditarik secara purposif. Setelah dilakukan recoding dan cleaning, data yang dianalisis adalah 447 responden. Variabel yang dikumpulkan meliputi, umur ibu, pendidikan ibu, paritas, pengetahuan tentang kesehatan persalinan, kesehatan setelah melahirkan, kesehatan bayi 0 7 hari, persepsi jarak, persepsi biaya transportasi dan status ekonomi Untuk variable status ekonomi dilakukan komposit kepemilikan barang tahan lama dan kepemilikan rumah, sehingga didapatkan 5 katagori status ekonomi. 189

KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 1, No. 4, Februari 2007 Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Tempat Persalinan Variabel Katagori Tempat Persalinan Rumah Yankes n % n % Umur Ibu < = 19 th 13 4.7 8 4.7 20-34 th 219 79.6 133 77.3 >= 35 th 43 15.7 91 18.0 Pendidikan Ibu Rendah 242 88.0 123 41.5 Tinggi 33 12.0 49 28.5 Paritas 1 dan >4 154 56.0 69 40.1 2-3 121 44.0 103 59.9 Pengetahuan kesehatan persalinan Tahu 7 2.5 8 4.6 Tidak Tahu 268 97.5 164 95.4 Kesehatan setelah Melahirkan Tahu 26 9.4 15 8.7 Tidak Tahu 249 90.6 157 91.3 Kesehatan bayi 0 7 hari Tahu 7 2.6 7 4.1 Tidak Tahu 268 97.4 165 95.9 Tabel 2. Hubungan Faktor Predisposing dengan Pemilihan Tempat Persalinan Variabel Katagori p OR 95 % CI Umur Ibu 20-34 th 0.975 1.01 0.44-2.37 35 th 0.693 0.85 0.38-1.92 Pendidikan Ibu Tinggi 0.000 2.92 1.74-4.928 Paritas 1 atau >4 0.594 0.85 0.46-1.56 Pengetahuan kehamilan & persalinan Tidak Tahu 0.185 1.87 0.73-4.79 Pengetahuan kesehatan setelah melahirkan Tidak Tahu 0.185 0.92 0.42-1.98 Pengetahuan kesehatan bayi neonatal Tidak Tahu 0.319 1.62 0.61-0.43 Hasil Proporsi ibu yang melahirkan dirumah sebesar 61,5%. Distribusi umur ibu pada kelompok yang lahir di rumah dan yankes tak terlihat berbeda. Berdasarkan pendidikan, ibu yang melahirkan di rumah sebagian besar berpendidikan rendah. Berdasarkan paritas ibu yang melahirkan di rumah lebih banyak dengan paritas 1 dan > 4. Berdasarkan pengetahuan, tak ada perbedaan antara ibu yang lahir dirumah dan lahir di yankes (Lihat tabel 1). Pada analisis bivariat, dari 9 variabel independen yang dianalisis, hanya variabel pendidikan yang berhubungan secara bermakna dengan pemilihan tempat persalinan. Variabel yang masuk sebagai kandidat model multivariat adalah variabel pendidikan, pengetahuan ibu tentang kesehatan kehamilan dan persalinan serta variabel status ekonomi. Dari hasil analisis multivariat didapatkan model yang menyatakan bahwa, ibu yang berpendidikan rendah akan memilih tempat persalinan di rumah sebanyak 2.94 kali debandingkan dengan ibu berpendidikan tinggi (OR= 2.94 95% CI 1.76 4.89) setelah dikontrol oleh variabel pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan pada masa kehamilan dan persalinan serta variabel status ekonomi. Model akhir Variabel yang masuk model akhir adalah pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan status sosial ekonomi yang terdiri dari 6 katagori dengan tingkat terendah sebagai referensi. (Lihat Tabel 4) Pembahasan Pada penelitian ini, responden yang memilih bersalin di rumah sebesar 275 (61.5 %). Hasil ini tidak jauh berbeda dengan data SDKI 2002-2003 yang melaporkan bahwa yang memilih tempat persalinan di rumah adalah sebesar 59 %. Menurut Monthe, 9 alasan ibu bersalinan di rumah antara lain adalah dekat dengan rumah bidan; dekat dengan ibu (orang tua); dekat dengan suami, ada orang tua yang membantu dan merawat, menghemat biaya, lebih leluasa dibandingkan bila di rumah sakit. Selain itu, jika selama kehamilan ibu tidak mengalami gangguan, maka ibu memilih melahirkan di rumah. Penelitian ini menemukan bahwa variabel umur, paritas, pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan, pengetahuan ibu tentang kesehatan setelah persalinan, pengetahuan ibu tentang kesehatan bayi 0 7 hari, persepsi ibu tentang jarak dari rumahnya ke tenaga kesehatan yang terdekat, persepsi ibu tentang biaya transportasi ke tempat tenaga terlatih yang terdekat, 190

Adipriati, Determinan Pemilihan Tempat Persalinan Tabel 3. Hubungan Faktor Pendukung dan Tempat Persalinan Faktor Pendukung Katagori p OR 95 % CI Persepsi jarak Dekat 0.639 0.87 0.49-1.54 Persepsi biaya transportasi Murah 0.786 0.91 0.48-1.74 Status Ekonomi Terbawah 0.061 1.66 0.98-2.82 Menengah Bawah 0.315 1.32 0.76-2.28 Menengah 0.519 1.36 0.52-3.58 Menengah Atas 0.447 0.92 0.45-1.89 Tabel 4. Model Akhir Faktor Penentu Pemilihan Tempat Persalinan Variabel βb SE p OR 95 % CI Pendidikan Ibu 1.08 0.73 0.00 2.94 1.76-4.89 Pengetahuan Ibu 0.66 1.05 0.23 1.94 0.64-5.87 Stsek 2 0.63 0.52 0.03 1.87 1.08-3.26 Stsek 3 0.32 0.38 0.26 1.37 0.78-2.41 Stsek 4 0.36 0.67 0.45 1.43 0.55-3.72 Stsek 5 0.24 0.44 0.51 1.26 0.55-3.71 Const 1.35 0.62 0.04-2.61--0.88 tidak berhubungan bermakna dengan pemilihan tempat persalinan di rumah. Keadaan ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain faktor sosial budaya, perilaku, sikap, kurangnya informasi (melalui penyuluhan, informasi dari media), pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, kepercayaan, tradisi, nilai dan pengaruh kelompok referensi dalam menentukan pilihan tempat persalinan sosial. 10 Walaupun dari analisis hubungan bivariat, variabel pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan pada masa kehamilan dan persalinan dan variabel status ekonomi tidak memperlihatkan hubungan yang signifikan, tetapi pada analisis multivariat, variabel-variabel ini memiliki kontribusi sebagai konfounder. Hal ini cukup menjelaskan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan ibu dan status ekonomi dalam menentukan pemilihan tempat persalinan di rumah. Kesimpulan 1. Proporsi terbesar melahirkan di rumah adalah kelompok ibu yang tidak tahu tentang masalah kesehatan pada bayi 0 7 hari 2. Tidak ada perbedaan bermakna secara statistik antara umur ibu, paritas, pengetahuan ibu tentang kesehatan masa kehamilan dan persalinan; masalah kesehatan setelah persalinan, masalah kesehatan bayi 0 7 hari, persepsi jarak rumah nakes terlatih terdekat, persepsi biaya transportasi rumah- nakes terdekat terhadap pemilihan tempat persalinan. 3. Pada model akhir analisis multivariat ditemukan ibu berpendidikan rendah berisiko 3 kali lebih besar untuk bersalin di rumah daripada ibu pendidikan tinggi, setelah dikontrol oleh variabel perancu. Saran 1. Tenaga kesehatan perlu melakukan penyuluhan kepada ibu hamil secara lebih intensif untuk mencegah komplikasi persalinan pada ibu hamil risiko tinggi. 2. Perlu pemantauan pelaksanaan ANC yang memenuhi criteria 7 T dan anjuran persalinan petugas kesehatan untuk ibu risiko tinggi oleh petugas. 3. Meneliti pengaruh faktor penolong persalinan terhadap pemilihan tempat bersalin dengan mengendalikan faktor sosial ekonomi yang diukut berdasarkan pendapatan dan pengeluaran. Daftar Pustaka 1. Depkes RI, (2002).Laporan Study Mortalitas 2001,Pola Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia, Sekertariat Susenas Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Jakarta. 2. WHO, (1994). Safe motherhood care of mother and baby at the health centre: Apratical guide, maternal and safe motherhood programme division of family health, Geneva. 3. Depkes,(2005).Profil Kesehatan Indonesia 2003, Menuju Indonesia Sehat 2010,,Jakarta 4. Depkes, 2003. Laporan Kajian pengadaan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal di Kabupaten Serang,Setiarini Asih dkk, Depkes WHO,Jakarta. 5. Djaya Sarimawar,(1999).Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan yang Berkaitan di Indonesia Survei Kesehatan RumahTangga,Puslitbang Ekologi Kesehatan,Badan Litbangkes. 6. Depkes, 2001. Rencana strategis nasional making pregnancy safer (MPS) di Indonesia 2001-2010, Jakarta. 7. Hatmadji,Harijati,dkk,(1999). Baseline Survey Safe Motherhood (SM) Project: Pendekatan Kemitraaan dan Keluarga diakses 18 April 2006 ; http:/www.ldfeui.org/publications/rschabstract/ra-detailasp?q=004 8. Pratomo,Hadi,(2004).Bayi Lahir mati,diakses 4 Oktober 2005 ;http:/www.depkes.go.id/showclips.php?pid=464,pratomo 191

KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 1, No. 4, Februari 2007 9. Monthe, Krisman. Tesis. 2001. Analisis terhadap pilihan tempat persalinan oleh ibu bersalin yang di tolong oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas teluk batang kabupaten ketapang propinsi kalimantan barat tahun 2000. Program pasca sarjana program studi ilmu kesehatan masyarakat UI, Depok. 10. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Rineka cipta: Jakarta. 192