BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Upaya-upaya peningkatan daya tarik yang telah dilakukan pemerintah dan masyarakat pada tahun 2008-2010 menunjukkan hasil yang positif bagi pengembangan pariwisata dan budaya yang ada di Kabupaten Bangka Selatan, terutama dalam mempromosikan Upacara Adat Buang Jung kepada wisatawan. Dalam penyelenggaraan Upacara Adat Ritual Buang Jung dikarenakan kurangnya komunikasi dan koordinasi pemerintah dengan masyarakat Suku Sekak ada acara tambahan berupa pertunjukan pertunjukan Marching Band Gita Selatan yang dianggap oleh masyarakat Suku Sekak tidak selaras dengan konsep Upacara Adat Buang Jong yang sakral dan berlandaskan budaya tradisional sehingga mengurangi nilai dari upacara adat tersebut. Pada Tahun 2011 tidak ada anggaran dana dari pemerintah, menyebabkan Upacara adat Ritual Buang Jong tidak dilaksanakan. Hal ini dikarenakan pergeseran pola pikir masyarakat yang mulai menggantungkan dana upacara pada anggaran pemerintah, sehingga adanya sistem gotong royong sebelum adanya bantuan dana dari pemerintah tidak lagi dilakukan. Pada tahun 2012-2013 anggaran penyelenggaran Ritual Buang Jong tersedia baik dipemerintah Provinsi maupun Kabupaten, akan tetapi Upacara Adat Ritual Buang Jong tidak terealisasi dengan alasan adanya proposal yang masuk tidak berasal dari satu sumber masyarakat Suku Sekak sebagai penyenggara, yang menyebabkan pemerintah Kabupaten Bangka Selatan tidak menyetujui semua 158
proposal pengajuan penyelenggaraan Ritual Buang Jong untuk menghindari terjadinya konflik dalam masyarakat. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pemerintah, perantara dengan masyarakat Suku Sekak maupun masyarat Suku Sekak sendiri mengakibatkan tidak terealisasinya program penyelenggaraan Ritual Buang Jong hingga tahun 2013. Upaya peningkatan daya tarik yang dilakukan oleh pemerintah provinsi pada tahun 2008-2013 mengalami beberapa penambahan program yang memberikan hasil yang positif baik untuk pengembangan budaya masyarakat Suku Sekak maupun pengembangan kesenian, tetapi tidak didukung oleh pelaksanaan program pemerintah daerah Kabupaten Bangka Selatan sehingga pada bagian kesenian mengalami peningkatan tapi pada penyelenggaraan upacara adat mengalami penurunan. Upaya-upaya peningkatan daya tarik wisata budaya Suku Sekak yang dilakukan masih dalam sebatas realisasi anggaran penyelenggaraan upacara adat dan kesenian, masih ada kesalahan dalam koordinasi dan komunikasi yang menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan pada budaya masyarakat Suku Sekak. Unsur budaya yang diindikasikan mengalami perubahan setelah adanya upaya-upaya peningkatan daya tarik wisata busaya yang dilakukan. Dari 7 unsur budaya yang direkomendasikan berdasarkan teori Koentjaraningrat, 3 unusr budaya Mata Pencaharian, Sistem Tehnologi dan Cara Hidup serta Sistem Ilmu Pengetahuan sudah berubah sebelum adanya upaya-upaya daya tarik wisata, 2 unsur budaya yaitu Bahasa dan Sistem Organisasi masyarakat mengalami perubahan yang positif dengan adanya upaya-upaya yang telah dilakukan, sedangkan pada unsur budaya Sistem Religi/Upacara Adat serta kesenian 159
mengalami perubahan yang negatif. Perubahan negatif pada unsur upacara adat yaitu adanya penambahan acara yang tidak selaras dengan ketentuan menyebabkan berkurangnya nilai dan kesakralan dari upacara adat tersebut. Aturan protokol pemerintah yang menjadi prioritas diatas upacara adat sebagai acara utama, mengakibatnya bergesernya waktu dan susunan upacara tidak lagi sesuai dengan ketentuan adat, sehingga mengurangi makna dari Upacara Adat Ritual Buang Jong. Upacara Adat Ritual Buang Jong mulai dikenal wisatawan sebagai salah satu Agenda budaya Kabupaten Bangka Selatan, sehingga tidak hanya menjadi Ritual Budaya masyarakat Suku Sekak saja, akan tetapi ditonton banyak pendatang dari luar komunitas Suku Sekak dan masyarakat sekitarnya. Bantuan dana penyelenggaraan Upacara Adat dari pemerintah mengakibatkan adanya ketergantungan masyarakat Suku Sekak kepada pemerintah dalam penyelenggaraan Upacara Adat. Upaya pengembangan kesenian menjadikan adanya perubahan dalam penampilan kesenian yang mulai dimodifikasi supaya lebih menarik untuk ditonton. Lagu-lagu dan tarian yang pada mulanya hanya bisa dilihat pada saat upacara adat, setelah adanya fasilitasi pertunjukan budaya mulai ditampilkan dalam pertunjukan seni budaya dan didokumentasikan. Bahasa dan sistem organisasi masyarakat masih digunakan dan terdapat peningkatan dikarenakan adanya pendokumentasian lagu-lagu dalam bahasa sekak sehingga bisa dipelajari generasi muda. Forum Budaya Suku Sekak yang difasilitasi pemerintah juga makin menguatkan hubungan dan silaturahmi antar komunitas adat Suku Sekak yang ada di Kepulauan Bangka Belitung. 160
Dari Indikasi perubahan yang ada, Upacara Adat dan Kesenian merupakan dua unsur yang mengalami perubahan negatif setelah adanya upaya-upaya peningkatan daya tarik wisata budaya Suku Sekak di Kabupaten Bangka Selatan. Dalam kegiatan pariwisatapun, kedua unsur inilah yang paling sering menjadi atraksi wisata yang dipertunjukankan pada wisatawan. Terdapat perbedaan persepsi antara Ketua Suku Sekak, Masyarakat Suku Sekak, Masyarakat Non Suku Sekak, Wisatawan dan Pemerintah mengenai konsep Penyelenggaraan Upacara Adat Ritual Buang Jung. Ketua Suku Sekak dan Masyarakat Suku Sekak sendiri memiliki persepsi yang sama mengenai Upacara Adat Buang Jung, bahwa Waktu dan Tempat pelaksanaan upacara sesuai dengan ketentuan adat, terletak di Desa Kumbung dan terdapat beberapa bagian dari upacara yang bersifat sakral dan tidak dipertunjukkan kepada wisatawan. Persepsi Ketua Suku Sekak, Masyarakat Suku Sekak terhadap Konsep Sistem Religi/ Upacara Adat Ritual Buang Jong tidak banyak mengalami perubahan Kurangnya Komunikasi dan Koordinasi antara Pemerintah dengan Masyarakat, sehingga terjadi kesalahan pemahaman dalam penambahan acara didalam upacara adat yang tujuannya untuk membuat atraksi wisata budaya lebih menarik ternyata dianggap masyarakat mengurangi nilai kesakralan dari ritual tersebut. Masyarakat Non Suku Sekak dan Wisatawan memiliki persepsi yang sama mengenai Upacara Buang Jong adalah budaya yang unik dan boleh diadakan lebih dari satu kali dalam setahun, akan tetapi perlu dikemas lebih menarik demikian pula dengan kesenian Suku Sekak Pemerintah dalam hal ini menanggapi bahwa perlu adanya komunikasi dan koordinasi lebih baik sehingga program pengembangan nilai budaya sebagai tujuan menjadikan 161
Upacara Adat Ritual Buang Jong sebagi atraksi wisata tidak menyalahi ketentuan adat dan merubah keaslian dari budaya masyarakat Suku Sekak itu sendiri. Masyarakat Suku Sekak, Non Suku Sekak, wisatawan dan pemerintah mempersepsikan adanya modifikasi pada tampilan kesnian seperti pakaian tetapi tidak merubah baik dari lagu, gerakan tarian dan musik sebagaimana aslinya dibawakan oleh Suku Sekak akan lebih menarik untuk dipertunjukan pada wisatawan. Kesenian juga ditampilkan sebagai bagian dari pertunjukan dengan tetap memperhatikan ketentuan adat dimana kesenian yang ditampilkan adalah kesenian yang bersifat sosial bukan spritual. Pemerintah dalam hal ini menanggapi dengan baik bahwa kesenian Suku Sekak bisa dikembangkan sebagai atraksi wisata dan yang merupakan bagian dari upacara adat dibiarkan sebagaimana ketentuan adat yang berlaku. Kebijakan pemerintah mengenai pengembangan dan Pengelolan Budaya di Kabupaten Bangka Selatan telah tercantum dalam RENTRA Kabupaten Bangka Selatan 2010-2015 dan RIPPDA Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2012-2022. Dalam pelaksanaan kebijakan pada kenyataannya yang terealisasikan hanya bantuan dana penyelenggaraan Upacara Adat Ritual Buang Jung. Kebijakan Pemerintah dalam mengelola budaya Suku Sekak sebagai Atraksi Wisata budaya yang bertujuan meningkatkan daya tarik wisata budaya Suku Sekak masih memiliki beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut : a. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Bangka Selatan baru terkonsentrasi kepada Penyelenggaraan upacara adat saja, sedangkan pemahaman dan informasi mengenai budaya Suku Sekak belum maksimal 162
dilakukan sebagai bagian dari pendukung dasar pengelolaan nilai-nilai budaya. b. Perlu adanya kerjasama pemerintah dengan pihak swasta baik untuk mempromosikan maupun ikut serta berpartisipasi dalam upaya-upaya peningkatan daya tarik wisata budaya Ritual Buang Jong. c. Perlu adanya pendampingan dan sosialisasi baik kepada masyarakat Suku Sekak maupun masyarakat lokal tentang Pariwisata Budaya sehingga masyarakat bisa menerima wisatawan dengan baik tanpa merubah budaya aslinya. masih memegang teguh ketentuan-ketentuan adat yang berlaku. Kekurangan ini kemudian menjadi masukan bagi pemerintah khususnya untuk program jangka pendek dan menengah (lihat Tabel 5.37 Usulan Arahan Kebijakan) 5.2. Saran Adapun dari kesimpulan analisis dan pembahasan diatas, saran-saran yang dapat menjadi masukan kepada pemerintah daerah terutama Instansi dalam membuat kebijakan-kebijakan terkait pariwisata budaya yang ada di Kabupaten Bangka Selatan khususnya dan Provinsi Kepulauan Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya adalah sebagai berikut : 1. Perlu adanya komunikasi dan koordinasi langsung dengan Ketua Adat/Dukun Suku Sekak melibatkan juga perwakilan masyarakat, dan pemerintahan setempat kepala desa, lurah atau camat dalam bantuan penyelenggaraan Upacara Adat Ritual Buang Jong sehingga tidak 163
terjadi kesenjangan persepsi mengenai konsep penyelenggaraan Upacara. 2. Perlu adanya sosialisasi bagi masyarakat mengenai wisata budaya, sehingga masyarakat bisa menerima keberadaan wisatawan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata dan memperkenalkan Budaya Suku Sekak sebagai keunikan dan ciri khas daerah. 3. Peningkatan dukungan pemerintah baik dalam bentuk dukungan pendanaan maupun kebijakan pengembangan yang harus di sepakati baik dengan masayarakat maupun swasta untuk pelestarian budaya Suku Sekak dan pengembangan daya tarik wisata. 4. Pemerintah perlu menjalin kerjasama dengan stakeholder pariwisata dalam mengembangkan daya tarik budaya Suku Sekak, yaitu dengan : a. Meningkatkan kemitraan antar stakeholder pariwisata dalam mengembangkan aktivitas budaya Suku Sekak yang berlandaskan kearifan lokal dan budaya tradisional. b. Perlu adanya perlibatan asoasiasi pariwisata dan budaya, swasta dan masyarakat dalam program-program peningkatan nilai budaya dan daya tarik wisata budaya Suku Sekak c. Menyediakan fasilitas sarana pendukung budaya sebagai wahana pertunjukan kesenian Suku Sekak sehingga dapat lebih berkembang dan dilestarikan. 164
d. Melakukan promosi mengenai wisata budaya Suku Sekak yang ada sebagai bagian dari ciri khas dan keunikan yang terdapat di Bangka Selatan. e. Melakukan pembinaan dan kerjasama wisata memalui berbagai lembaga, merangkul pihak swasta untuk pengembangan budaya Suku Sekak dan masyarakat sebagai upaya pelestarian budaya dan peningkatan sektor pariwisata budaya. 165