UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 KALIBAWANG

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIIID SMP N I KASIHAN

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS VIIIC

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Dedi Kurniawan ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 LENDAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

ZULFA SAFITRI A54F100040

Oleh Rohimatul Azizah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran Inquiry

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keywords: Model pembelajaran kooperatif, Think Pair Square, Hasil Belajar

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

Kata kunci : pendidikan matematika realistik, pemahaman konsep, materi prisma dan limas.

Ibnu Hadjar Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

PROSIDING ISBN :

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KOMPONEN QUESTIONING DAN LEARNING COMMUNITY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

LEMMA VOL I NO. 2, MEI 2015

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang-Banten

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kemampuan untuk memperoleh informasi, memilih informasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

1130 ISSN:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

RUSMI HARTATIK SMP Negeri 1 Sumberrejo Bojonegoro

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif

`PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 24 SURAKARTA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta (UPY)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN Arrini Ditta Margarani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta Email: arrinidittamargarani@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan Contextual Teaching & Learning pada materi segiempat siswa kelas VII E SMP N 1 Srandakan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VII E tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 31 anak. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, tes kemampuan pemecahan masalah, angket, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan dua metode, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CTL dapat meningkatkan motivasi dan matematika siswa pada materi segiempat. Hal ini dapat ditunjukkan dengan: (1) Meningkatnya persentase motivasi belajar dari 72,85% pada pra penelitian menjadi 83,17% pada siklus I dan 87,06% pada siklus II, (2) Meningkatnya aspek kemampuan pemahaman masalah pada pra penelitian 73,12 menjadi 95,16 pada siklus I, dan 96,24 pada siklus II, (3) Meningkatnya aspek kemampuan membuat rencana penyelesaian pada pra penelitian 42,20 menjadi 75,27 pada siklus I, dan 87,63 pada siklus II, (4) Meningkatnya aspek kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian 46,77 pada pra penelitian, 60,22 pada siklus I, dan 76,34 pada siklus II, dan (4) Meningkatnya aspek kemampuan memeriksa kembali, mengecek hasil pada pra penelitian 25,09 menjadi 50,54 pada siklus I, dan 75,27 pada siklus II. Kata Kunci : Contextual Teaching & Learning (CTL), motivasi, kemampuan pemecahan masalah matematika 1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu cara pembentukan manusia muda menjadi manusia dewasa yang berguna bagi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan diharapkan berdampak positif bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Salah satu sarana dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah sekolah. Sekolah berperan penting dalam pembentukan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 tahun

2006, mata pelajaran matematika diberikan dengan tujuan salah satunya adalah memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Masalah merupakan sesuatu yang selalu beriringan dalam kehidupan manusia. Dalam hal ini, sangat diperlukan untuk pembelajaran matematika. Sehingga dapat dipahami bahwa pemecahan masalah merupakan unsur penting dalam pembelajaran matematika. Peneliti yang telah dibantu oleh 2 orang observer menemukan bahwa sebagian siswa di SMP N 1 Srandakan kelas VII E, tidak menjawab guru saat guru memberikan pertanyaan atau memberikan kesempatan bertanya, siswa hanya diam dan malas bertanya, bahkan terdapat beberapa siswa terlihat sibuk mengerjakan hal lain untuk mengalihkan perhatian agar tidak ditunjuk oleh guru. Pada saat guru meminta siswa untuk berdiskusi, hanya terlihat beberapa anak dalam anggota yang menjawab lembar kegiatan yang diberikan guru sedangkan anak lain berbincang dengan temannya. Setelah selesai berdiskusi lalu guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, tidak ada siswa yang bersedia maju ke depan kecuali guru yang menunjuknya. Dari hasil observasi tersebut mengindikasikan bahwa motivasi belajar siswa masih kurang, hal ini didasarkan analisis angket motivasi terhadap pembelajaran matematika yang telah disebarkan kepada siswa kelas VII E, diperoleh bahwa 13 dari 31 siswa memiliki motivasi dengan kualifikasi tinggi. Dengan kata lain hanya 41,94% dari seluruh siswa kelas VII E yang memiliki motivasi dengan kualifikasi tinggi. Selain itu, peneliti telah melakukan tes prasiklus untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan diperoleh bahwa persentase matematika siswa berada pada kualifikasi rendah. Adapun skor masing-masing aspek dalam matematika diantaranya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII E menunjukkan bahwa skor aspek kemampuan pemahaman masalah adalah 73,12 berada dalam kualifikasi cukup, kemampuan membuat rencana penyelesaian adalah 42,20 berada dalam kualifikasi kurang, kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian adalah 46,77 berada dalam kualifikasi kurang, dan kemampuan memeriksa kembali, mengecek hasil adalah 25,09 berada dalam kualifikasi rendah. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai sehingga membuat siswa aktif, senang, dan merasa tertarik untuk belajar agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta memperoleh pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa. Pengalaman belajar dapat diperoleh siswa melalui praktek memahami dan memecahkan permasalahan yang ia hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini pendekatan kontekstual akan melibatkan siswa untuk mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan mengaitkan pelajaran dan realita kehidupan yang

mereka hadapi, siswa akan melihat makna di dalam tugas sekolah. Ketika siswa menyusun proyek atau menemukan permasalahan yang menarik dalam kehidupan, ketika mereka membuat pilihan dan menerima tanggung jawab, mencari informasi atau menarik kesimpulan, ketika mereka secara aktif memilih, menyusun, mengatur, merencanakan, menyelidiki, mempertanyakan, dan membuat keputusan, mereka mengaitkan isi akademis yang mereka dapatkan di sekolah dengan peristiwa yang terjadi. Siswa akan menemukan makna dan memperoleh manfaat dari pelajaran akademis ke dalam kehidupan nyata. Contextual Teaching & Learning (CTL) merupakan suatu pendekatan pendidikan yang berbeda, melakukan lebih daripada sekadar menuntun siswa dalam menggabungkan subjek-subjek akademik dengan konteks keadaan mereka sendiri. Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yaitu untuk meningkatkan motivasi dan matematika dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching & Learning pada materi segiempat siswa kelas VII E SMP N 1 Srandakan. Peneliti akan melakukan penelitian sebagai upaya meningkatkan motivasi dan matematika dengan Contextual Teaching & Learning siswa kelas VII E SMP N 1 Srandakan. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Zwahir (2012) dengan judul Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Materi Kubus dengan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) siswa kelas XI TKJ 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 Temon Kulon Progo. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Bakhrodin (2013) dengan judul Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII MTs Mu Allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) lebih efektif dibanding metode pembelajaran konvensional dalam kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi segiempat (trapesium dan layang-layang) siswa kelas VII Mts Mu Allimin Muhammadiyah Yogyakarta tahun ajaran 2011/ 2012. 2. KAJIAN TEORI a. Pengertian Pembelajaran Matematika Menurut Ali Hamzah (2014: 259) pembelajaran matematika merupakan proses membangun pemahaman peserta didik tentang fakta, konsep, prinsip, dan skill sesuai dengan kemampuannya, guru atau dosen menyampaikan materi, peserta didik dengan potensinya masing-masing mengkonstruksi

pengertiannya tentang fakta, konsep, prinsip dan skill, serta problem solving. b. Tujuan Pembelajaran Matematika SMP/ MTs Sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006, mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. c. Objek Kajian Abstrak Matematika Menurut Endang M.M. Endang Susetyawati dan Sumaryanta (2005: 22-24), dalam matematika, obyek dasar yang dipelajari adalah abstrak, sering juga disebut obyek mental. Obyek-obyek itu merupakan obyek pikiran. Obyek dasar meliputi: fakta, konsep, operasi atau relasi, dan prinsip. Dari obyek dasar itulah dapat disusun suatu pola dan struktur matematika. d. Motivasi Belajar Matematika Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Hamzah B. Uno, 2013: 3). Dan indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil. 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4) Adanya penghargaan dalam belajar. 5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. e. Pengertian Masalah Matematika Menurut Russeffendi (M.M. Endang Susetyawati dan Sumaryanta, 2005: 71), masalah dalam matematika adalah suatu persoalan yang mana siswa sendiri dapat menyelesaikan tanpa menggunakan cara atau algoritma yang rutin. f. Pengertian Pemecahan Masalah

Menurut Made Wena (2013: 60) pemecahan masalah sistematis adalah petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Krames dkk (Made Wena 2013: 60) mengemukakan bahwa secara operasional tahaptahap pemecahan masalah sistematis terdiri dari empat tahap sebagai berikut: 1) Memahami masalahnya. 2) Membuat rencana penyelesaian. 3) Melaksanakan rencana penyelesaian. 4) Memeriksa kembali, mengecek hasilnya. g. Contextual Teaching and Learning (CTL) Endang Komara (2014: 72) mengemukakan bahwa CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 (tujuh) asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Wina Sanjaya (2006: 264-268) menyatakan CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian nyata (authentic assessment). h. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah segi empat. 3. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 yaitu pada bulan April-Mei 2015 di SMP N 1 Srandakan kelas VII E. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP N 1 Srandakan tahun ajaran 2014/ 2015 yang terdiri dari 31 siswa. Sedangkan obyek penelitian ini adalah penggunaan pendekatan Contextual Teaching & Learning untuk meningkatkan motivasi dan siswa kelas VII E SMP N 1 Srandakan. Dalam penelitian ini digunakan metode yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2013: 137) dengan 4 tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan/pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, angket, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Sedangkan instrumen penelitiannya adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), tes, angket motivasi belajar matematika, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian secara keseluruhan berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan. Dalam setiap siklus, guru telah melaksanakan komponen-komponen pendekatan pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL) dengan benar.

Skor Persentase Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII E 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Gambar 1. Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII E 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Grafik Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII E A B C D Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 2. Grafik Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII E Guru dan peneliti memperbanyak interaksi dengan siswa, memberikan perhatian lebih kepada siswa yang bandel, dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar sehingga motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Presetase motivasi pra penelitian 72,85% dengan kualifikasi cukup meningkat menjadi 83,17% pada siklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,06% dengan kualifikasi tinggi. Guru dan peneliti telah menjelaskan dengan jelas materi yang akan dipelajari dan menekankan bahwa siswa harus teliti serta mengecek ulang hasil jawabannya sehingga meminimalisir kesalahan. Hal ini menyebabkan matematika siswa dalam siklus II mengalami peningkatan, yaitu kemampuan pemahaman masalah (A) pada pra penelitian 73,12 (kualifikasi cukup) menjadi 95,16 pada siklus 1 dan meningkat menjadi 96,24 (kualifikasi tinggi) pada siklus II; kemampuan membuat rencana penyelesaian (B) dari pra penelitian 42,20 (kualifikasi kurang) menjadi 75,27 (kualifikasi tinggi) pada siklus I dan meningkat menjadi 87,63 (kualifikasi tinggi) pada siklus II; kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian (C) dari pra penelitian 46,77 (kualifikasi kurang) menjadi 60,22 (kualifikasi cukup) pada siklus I dan meningkat menjadi 76,34 (kualifikasi tinggi) pada siklus II; serta kemampuan memeriksa kembali, mengecek hasil (D) dari pra penelitian 25,09 (kualifikasi rendah) menjadi 50,54 (kualifikasi cukup) pada siklus I dan meningkat menjadi 75,27 (kualifikasi tinggi). 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru matematika kelas VII E SMP N 1 Srandakan, diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran matematika dengan pendekatan Contextual Teaching & Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Pada proses pembelajaran matematika dengan Contextual Teaching & Learning (CTL) terbukti

bahwa siswa dapat lebih terdorong untuk belajar dan mampu memahami masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan pelajaran akademis yang mereka dapatkan dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil tes matematika menunjukkan bahwa skor aspek kemampuan pemahaman masalah (A) pra penelitian sebesar 73,12 (kualifikasi cukup), siklus I sebesar 95,16 (kualifikasi tinggi), dan siklus II sebesar 96,24 (kualifikasi tinggi). Aspek kemampuan membuat rencana penyelesaian (B) pra penelitian sebesar 42,20 (kualifikasi kurang), siklus I sebesar 75,27 (kualifikasi tinggi), dan siklus II sebesar 87,63 (kualifikasi tinggi). Aspek kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian (C) pra penelitian sebesar 46,77 (kualifikasi kurang), siklus I sebesar 60,22 (kualifikasi cukup), dan siklus II sebesar 76,34 (kualifikasi tinggi). Aspek kemampuan memeriksa kembali, mengecek hasil (D) pra penelitian sebesar 25,09 (kualifikasi rendah), siklus I sebesar 50,54 (kualifikasi cukup), dan siklus II sebesar 75,27 (kualifikasi tinggi). Berdasarkan hasil angket motivasi siswa menunjukkan bahwa persentase motivasi belajar pra tindakan sebesar 72,85% dengan kualifikasi cukup, pada siklus I sebesar 83,17% dengan kualifikasi tinggi, dan pada siklus II sebesar 87,06% dengan kualifikasi tinggi. 6. REFERENSI Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Pratik. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Gulo, W. 2004. Strategi Belajar- Mengajar. Jakarta: PT Grasindo. Jhonson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC. Hamzah, Ali & Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers. Heruman. 2013. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Komara, Endang. 2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama. Saefudin, Abdul Aziz. 2012. Meningkatkan Profesionalisme Guru dengan PTK. Yogyakarta: PT. Citra Adi Parama. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Sardiman. 2011. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Shadiq, Fadjar. 2014. Belajar Memecahkan Masalah Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sumaryanta. 2009. Perencanaan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta. Susetyawati, Endang MM & Sumaryanta. 2005. Teknologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta. Uno, Hamzah B. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.