BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

deskriptif korelation yaitu

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis korelasi atau explanatory yaitu mengkaji

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross Sectinal) yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan variabel dependen diukur dalam waktu yang bersamaan dan sesaat. (Nursalam, 2003). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Kraton Pekalongan yang berjumlah 124 perawat. 2. Sampel Pada penelitian ini cara pengambilan sampelnya menggunakan tehnik proppartional stratified sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan strata kemudian diambil sampel yang mewakili strata tersebut secara random. Adapun untuk menentukan besarnya sampel menggunakan rumus : n = z ² α/2 x p (1 p) N d ² (N 1) + z ² α/2 x p (1 p) Keterangan : n = Besarnya sampel z ² α/2 = Nilai z pada derajat kepercayaan 1 α/2 p = Proporsi hal yang diteliti α = Presisi N = Jumlah populasi

Berdasarkan rumus di atas diperoleh sampel sebanyak 53 perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Kraton Pekalongan. Adapun pembagian sampel masing masing ruang rawat inap sebagai berikut : Tabel 3.1 Jumlah Responden No Ruang Jumlah perawat jumlah perawat x sampel populasi 1. Nusa Indah 17 7 2 Kenanga 21 9 3 Seruni 16 9 4 Anggrek 15 9 5 mawar 13 7 6 Wijaya Kusuma 11 8 7 ICU 13 7 Total 124 53 C. Definisi Operasional Variabel variabel Tabel 3.2 Definisi Operasional Definisi operasional Cara ukur Hasil Ukur Skala pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial Kemampuan perawat dalam memahami dan mengerti tentang infeksi nosokomial Pengukuran dengan kuesioner dengan kategori 0 : jika jawaban salah 1 : jika jawaban benar Skor pengetahuan dengan kategori baik : 20 16 sedang : 12 15 kurang : < 12 interval Tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial Tindakan yang lakukan oleh perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial Pengukuran dengan observasi dengan kategori 1 : tidak pernah 2 : kadang kadang 3 : selalu Skor tindakan dengan kategori baik : 10 8 sedang : 6 7 kurang : < 6 interval

D. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Kraton Pekalongan yang meliputi ruang Kenanga, Seruni, Nusa Indah, Anggrek, Mawar, Wijaya Kusuma dan ICU. E. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2011. F. Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian ini harus memperhatikan masalah etika penelitian yang meliputi ( Nursalam, 2003 ). 1. Informed Consent ( lembar persetujuan ) Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden terlebih dulu peneliti memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah dilakukan penelitian. Setelah responden bersedia maka diberikan lembar persetujuan untuk ditanda tangani. Akan tetapi apabila responden tidak bersedia maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak hak responden. 2. Anonimity ( tanpa nama ) Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak mencanyumkan nama tetapi hanya menggunakan kode nomor atau inisial. 3. Confidentality ( kerahasiaan ) Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti dengan cara kuesioner disimpan dalam tempat yang terkunci dan setelah selesai maka akan dimusnahkan dengan cara dibakar.

G. Alat Pengumpul Data 1. Alat pengumpul data. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan pilihan ganda untuk variabel pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial dan kuesioner yang berupa observasi untuk variabel tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial. Kuesioner untuk pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial bernilai 0 untuk jawaban salah dan nilai 1 untuk jawaban benar dengan skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah adalah 0. Kuesioner berupa observasi tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial diberi nilai 1 untuk responden yang tidak pernah melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial, nilai 2 untuk responden yang kadang kadang melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial dan nilai 3 untuk responden yang selalu melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial dengan skor tertinggi adalah 30 dan skor terendah adalah 10. 2. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar benar mengukur apa yang diukur ( Notoatmodjo, 2005 ). Instrumen tersebut sebelum diberikan kepada responden harus melalui uji validitas. Secara tehnis pengujian validitas dapat dibantu dengan menggunakan kisi kisi instrumen. Pada pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan uji korelasi antara skor tiap tiap item pertanyaan terhadap skor total seluruh pertanyaan. Instrumen tersebut diujicobakan pada 20 responden perawat RSUD Kraton Pekalongan yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian, kemudian dilakukan perhitungan korelasi antara skor total menggunakan korelasi person product momen. Hasil dari pengujian validitas menunjukan bahwa semua variabel mempunyai koefisien yang lebih besar dari r tabel (0,444). Pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan hasil: 1) Pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial pada hasil uji validitas pengetahuan dalam rentang 0,464 0,829.

2) Tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial pada hasil uji validitas tindakan dalam rentang 0,681 0,813. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indek yang menunjukan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan ( Notoatmodjo, 2005 ). Setelah diketahui bahwa setiap item pertanyaan cukup valid maka dilanjutkan dengan analisa reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen tersebut cukup konsisten untuk mengukur gejala yang sama pada pengukuran berulang. Pada awal tinggi rendahnya reliabilitas tes tercermin oleh nilai cronbach alpha. Dari hasil pengujian reliabilitas menunjukan bahwa semua variabel mempunyai koefisien yang lebih besar dari r tabel (0,444). Koefisien cronbach alpha pengetahuan sebesar 0,957 dan tindakan sebesar 0,882 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. H. Prosedur Pengumpulan Data 1. Langkah langkah pengumpulan data a) Peneliti meminta ijin kepada masing kepala ruang rawat inap RSUD Kraton Pekalongan untuk mengadakanpenelitian. b) Setelah mendapat ijin dan persetujuan, peneliti mengadakan pendekatan dengan kepala ruang dan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian agar proses pengambilan data dapat dilakukan dengan mudah. c) Selanjutnya peneliti melakukan pendekatan dengan responden dan menjelaskan tujuan, manfaat dan pentingnya peran serta responden dalam penelitian ini. Di dalam penellitian ini peneliti menjamin kerahasian identitas responden dan responden berhak untuk menolak. Jika responden bersedia maka peneliti meminta responden untuk menandatangani lembar persetjuan untuk menjadi responden. d) Responden diberikan kuesioner untuk diisi, peneliti membacakan pertanyaan yang ada dalam kuesioner kemudian responden menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. e) Bila kuesioner telah diisi maka peneliti mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapannya.

f) Selanjutnya peneliti melakukan observasi pada responden dengan melihat secara langsung apakah perawat melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial. I. Rencana Analisa Data 1. Metode Pengolahan Data Setelah data terkumpul maka dilakukan pengecekan jumlah kuesioner dan kelengkapan data sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti. Kegiatan selanjutnya pemberian kode berupa angka untuk memudakan pengolahan data. Angka yang digunakan yaitu untuk variabel pengetahuan adalah 0 dan 1. Angka 0 untuk jawaban salah dan 1 untuk jawaban benar. Pada variabel tindakan menggunakan angka 1,2 dan 3. Angka 1 untuk jawaban tidak pernah, angka 2 untuk jawaban kadan kadang dan angka 3 untuk jawaban selalu.kegiatan yang terakhir adalah memasukan data yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas komputer dengan menggunakan program SPSS versi 15,0. 2. Analisa data Setelah proses pengambilan data selesai kemudian dilakukan penjumlahan pada tiap tiap pertanyaan dalam kuesioner. Hal ini dimaksudkan agar data tersebut dapat dipakai dan ditafsirkan. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisa secara analisis kuantitatif. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS. Adapun tahap analisa data sebagai berikut : a. Analisa Univariat Penelitian ini menggunakan analisa univariat dengan tujuan untuk mengetahui nilai mean, median, standar deviasi, maksimal, minimal dan range dari variabel pengetahuan dan variabel tindakan. b. Analisa Bivariat Analisa bivariat untuk mengetahui hubungan dua varabel. Penentuan nilai (alpha) tergantung dari tujuan dan kondisi penelitian, untuk bidang kesehatan masyarakat biasanya menggunakan nilai sebesar 5% (Hastono, 2001), oleh karena itu penelitian ini mengguanakan taraf signifikansi (level of significanse) sebesar 5% (α = 0,05).

Penelitian ini menggunakan skala interval yang dikorelasikan dengan skala interval. Sebelum variabel bebas dan variabel terikat dianalisis maka terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan dengan uji Kolmogorov Smirnov, data pada penelitian ini berdistribusi tidak normal sehingga menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Dari uji tersebut diperoleh hasil p value 0,000 sehingga p value α Ho ditolak berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomiaal dengan tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Responden Tabel 4.1 Umur Responden Umur Frekuensi Prosentase (thn) (n) (%) 21-30 27 50

31-40 22 41 41-55 4 7,6 Berdasarkan Tabel 4.1 gambaran karakteristik responden sebagai berikut untuk umur responden dalam penelitian ini minimal berusia 21 tahun dan maksimal 54 tahun dibagi menjadi 3 rentang yaitu antara 21 sampai 30 sebanyak 27 orang (50%), umur antara 31 sampai 40 sebanyak 22 orang (41%) dan umur antara 41 sampai 55 sebanyak 4 orang (7,6%) 2. Pendidikan Responden Tabel 4.2 Pendidikan Responden Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) D III Keperwatan 47 88 SI Keperawatan 6 11,3 Berdasarkan Tabel 4.2 pendidikan responden yang terbanyak adalah DIII Keperawatan yaitu berjumlah 47 orang (88,7%) dan yang mempunyai pendidikan SI Keperawatan berjumlah 6 orang (11,3%). B. Analiasa Univariat 1. Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial di RSUD Kraton Pekalongan tahun 2010 Pengetahuan Frekuensi Persentase Kurang Sedang Baik 2 17 34 3,8 32,1 64,2 Total 53 100

Tabel 4.4 Diskriptif pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial di RSUD Kraton Pekalongan tahun 2010 Variabel Mean Median Min Max SD Pengetahuan 15,57 16,00 11 19 2,283 Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan hasil pada responden yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 34 orang (64,2%), mempunyai pengetahuan sedang sebanyak 17 (32%) dan mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (3,8%). Tabel 4.4 didapatkan nilai median dari pengetahuan adalah 16,00, niali mean 15,57, nilai maksimum 19, nilai minimumnya 11 dan nilai standart deviasi 2,283. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar perawat RSUD Kraton Pekalongan mempunyai pengetahuan baik dengan frekuensi sebanyak 64,2%, disusul responden yang berpengetahuan sedang sebanyak 32,1% dan yang terakhir adalah responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 3,8%. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh perawat sebanyak 53 orang sebagai responden didapatkan sebagian besar perawat yang menjadi responden ini adalah berpendidikan DIII Keperawatan dan yang berpendidikan SI Keperawatan hanya 6 orang. Walaupun mereka berpendidikan DII Keperawatan tetapi mereka mempunyai pengetahuan yang sama dengan mereka yang berpendidikan SI Keperawatan. Hal ini disebabkan karena mereka mendapatkan informasi tentang infeksi nosokomial dari pendidikan di sekolah dan melalui seminar atau pelatihan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan ini terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian basar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003). Dari pengalaman penelitian tertulis bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.(notoadmodjo 1997). 2. Tindakan Perawat Terhadap Pencegahan Infeksi Nosokomial Tabel 4.5 Distribusi frekuensi tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Kraton Pekalongan tahun 2010 Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%) Baik 40 75,5 Sedang 12 22,6 Kurang 1 1,9 Total 53 100 Tabel 4.6 Diskriptif tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Kraton Pekalongan tahun 2010 Variabel Mean Median Min Max SD Tindakan 25,47 26,00 19 28 1,967 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa dari 53 responden yang diambil dalam penelitian ini ada 40 (75,5%) perawat yang melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial dengan baik, ada 12 perawat (22,6%) yang melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial dalam kategori sedang dan ada 1 (1,9%) perawat yang melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial kurang. Nilai mean 25,47, nilai maksimum 28, nilai minimum 19 dan standart deviasinya 1,967. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh perawat sebanyak 53 orang sebagai responden didapatkan sebagian besar mereka sudah melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial dengan baik sebanyak 75,5%. Namun demikian ada beberapa tindakan pencegahan infeksi nosokomial yang belum dilakukan oleh perawat sebagai responden yaitu sebanyak 1,9%. Hal ini disebabkan karena fasilitas yang mendukung terlaksananya tindakan pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Kraton Pekalongan belum tercukupi sepenuhnya. Tindakan yang kadang kadang atau tidak selalu dilakukan oleh perawat yaitu

tindakan yang berhubungan dengan desinfektan dan sterilisasi serta tindakan yang berhubungan dengan pengelolaan sampah. Pencegahan infeksi nosokomial bertujuan untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit, mengurangi resiko penyebaran mikroorganisme dari sumber infeksi baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui (Depkes RI,2007). Praktek otomatis tewujud dalam suatu tindakan ( overt behavior). Untuk mewujudkan praktek menjadi nyata maka diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas. ( Notoatmodjo, 2003 ). Suatu tindakan dapat dilakukan dengan baik jika di dukung dengan fasilitas yang lengkap. Ada beberapa tindakan pencegahan infeksi nosokomial yang tidak pernah dilakukan oleh responden hal ini disebabkan karena fasilitas yang ada di RSUD Kraton Pekalongan belum lengkap. C. Analisa Bivariat 1. Hubungan antara pengetahuan dengan tindakan Tabel 4.7 Hubungan pengetahuan perawat dengan tindakan perawat Tindakan p value Koef Sig Baik Sedang Kurang (r) Pengetahuan Baik 34 0 0 0,000 0,611 0,000 Sedang 5 12 0 Kurang 1 0 1 Total 40 12 1 Berdasarkan tabel 4.7 ditunjukan bahwa nilai test normalitas berdasarkan Kolmogorov-Smirnov untuk pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial dengan tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial adalah 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut berdistribusi

tidak normal. Pada penelitian ini kedua variabel berdistribusi tidak normal sehingga untuk menentukan hipotesis digunakan uji korelasi Rank Spearman. Berdasarkan uji analisa dengan menggunakan Rank Spearman didapatkan nilai p value 0,000 dan nilai α 0,05 sehingga p value α yang berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial dengan tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Kraton Pekalongan. Dari hasil uji Rank Spearman juga di dapatkan nilai Correlation Coefficient yaitu 0,611 (**) yang artinya bahwa hubungan antara pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial dengan tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial adalah sangat kuat. Sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis yang didasari teori ternyata menunjukan adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial dengan tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Kraton Pekalongan. Semakin baik pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial akan diikuti semakin baik tindakan pencegahan infeksi nosokomial yang dilakukan perawat. Pengetahuan yang didapatkan oleh responden sangat berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial. Semakin baik pengetahuan perawat maka semakin baik pula tindakan yang dilakukan oleh perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial. Pengetahuan tidak selamanya didapatkan dari pendidikan tetapi bisa diperoleh melalui pelatihan maupun seminar (Notoatmojo 2003). Pengetahuan yang baik dari para perawat dapat menjadikan mereka dapat bertindak lebih baik dalam pencegahan infeksi nosokomial. Dengan pengetahuan yang baik maka perawat dapat lebih dinamis dalam menerima informasi baru yang berkaitan dengan infeksi nosokomial. Menurut Winkel (dalam Notoatmojo, 2003), pendidikan formal merupakan pendidikan terencana dan terorganisir. Melalui proses ini seseorang memperoleh pemahaman, ketrampilan dan sikap serta nilai nilai yang menghantarkan untuk ke arah kedewasaan dalam bertindak.

Seperti pada penelitian ini responden yang berpengetahuan baik ada 64,2% sehingg dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan sangat berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukan perawat. Perawat yang memiliki pengetahuan kurang perlu di tingkatkan lagi dengan cara memberikan informasi dan mengikutsertakan dalam seminar tentang infeksi nosokomial. Dengan demikian pengetahuan yang baik tentang infeksi nosokomial disertai dengan tindakan yang baik dapat mendukung keberhasilan dalam mengurangi angka terjadi infeksi nosokomial di rumah sakit. D. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kebiasaan yang dilakukan keseharian oleh responden dan dilakukan pada satu waktu tertentu sehingga hasil penelitian ini tidak bisa menggambarkan sifat hubungan yang sebenarnya. Aspek subyektifitas jawaban responden terhadap beberapa pertanyaan kuesioner yang dikerjakan misal ketersediaan fasilitas dan kebiasaan yang dilakukan di ruangan cenderung untuk menuliskan atau menjawab secara idealnya walaupun waktu sebenarnya jauh dari ideal