DAFTAR TABEL. Parameter sistem penelitian dan klasifikasi massa batuan (Bieniawski, 1989)... 13

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. SARI... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN...

KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO

DAFTAR ISI. BAB III TEORI DASAR Lereng repository.unisba.ac.id. Halaman

BAB I PENDAHULUAN. PT Beringin Jaya Abadi merupakan salah satu tambang terbuka

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. SARI... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN. besar yang dibangun di atas suatu tempat yang luasnya terbatas dengan tujuan

BAB V ANALISIS EMPIRIS KESTABILAN LERENG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teguh Samudera Paramesywara1,Budhi Setiawan2

PENENTUAN DESAIN LERENG FINAL PADA PIT DH DAERAH KONSESI PT. ARUTMIN INDONESIA TAMBANG ASAM ASAM

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan batuan samping berpotensi jatuh. Keruntuhan (failure) pada batuan di

GEOTEKNIK dan GEOMEKANIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bulletin of Scientific Contribution, Edisi Khusus, Desember 2005: Bulletin of Scientific Contribution, Edisi Khusus, Desember 2005: 18-28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Influence Groundwater Levels to Safety Factor of Slope Mining. Pengaruh Tinggi Muka Air Tanah Terhadap Faktor Kestabilan Lereng Tambang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara menggunakan pendekatan Rock Mass Rating (RMR). RMR dapat

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Kestabilan Lereng Batuan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. di Kalimantan Timur yang melakukan penambangan dengan sistem penambangan

RANCANGAN GEOMETRI WEB PILAR DAN BARRIER PILAR PADA METODE PENAMBANGAN DENGAN SISTEM AUGER

BAB I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... ii. Daftar Tabel... vii. Daftar Gambar... ix. Daftar Lampiran... xiv. Intisari... xv. Abstract...

Studi Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Rock Mass Rating (RMR) pada Lereng Bekas Penambangan di Kecamatan Lhoong, Aceh Besar

BAB I PENDAHULUAN. terowongan, baik terowongan produksi maupun terowongan pengembangan.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. A Latar Belakang...1

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

Oleh : ARIS ENDARTYANTO SKRIPSI

Analisis Baliklongsoran Lowwall Pit B3 di Tambang Batubara PT BJA menggunakan Metode Probabilistik Monte Carlo

PAPER GEOLOGI TEKNIK

PENGEMBANGAN PETA BENCANA LONGSORAN PADA RENCANA WADUK MANIKIN DI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 4.1 Kompas Geologi Brunton 5008

RANCANGAN GEOMETRI LERENG AREA IV PIT D_51_1 DI PT. SINGLURUS PRATAMA BLOK SUNGAI MERDEKA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

Aktivitas Tanah Lempung Pada Formasi Bojongmanik Terhadap Kestabilan Lereng di Daerah Cikopomayak, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

BAB I PENDAHULUAN. wisata Pantai Parangtritis yang merupakan pantai selatan Pulau Jawa masih menjadi

Kestabilan Geometri Lereng Bukaan Tambang Batubara di PT. Pasifik Global Utama Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Metode Analisis kestabilan lereng

DAYA DUKUNG TANAH UNTUK DISPOSAL DI TAMBANG BATUABARA DAERAH PURWAJAYA, KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA ABSTRAK

BAB IV ANALISA BLASTING DESIGN & GROUND SUPPORT

Kelongsoran pada Bantaran Sungai Studi Kasus Bantaran Kali Ciliwung Wilayah Jakarta Selatan dan Timur

Beberapa Model Penelitian Kestabilan Lereng untuk Mahasiswa Program Sarjana

BAB II LINGKUP KEGIATAN PENELITIAN Lingkup Kegiatan Penelitian Komponen Lingkungan Kerangka Alur Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Alat dan Bahan Alat Penelitian Kegiatan Survey Lapangan Uji Tekstur Tanah...

UNIVERSITAS DIPONEGORO DESAIN LERENG PIT A BLOK 3 DALAM PENAMBANGAN PIT TERBUKA PT. DAYA BAMBU SEJAHTERA (DBS), JAMBI TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II DASAR TEORI

Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km.32 Inderalaya Sumatera Selatan, 30662, Indonesia Telp/fax. (0711) ;

TUGAS PRAKTIKUM GEOLOGI TEKNIK ROCK QUALITY DESIGNATION (RQD) & SCANLINE

BAB I PENDAHULUAN...1

APLIKASI SLIDE SOFTWARE UNTUK MENGANALISIS STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI DAERAH GUNUNG SUDO KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Data Lapangan Pemetaan Bidang Diskontinu

UNIVERSITAS DIPONEGORO

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran...

LAMPIRAN A PETA KEMIRINGAN LERENG WADUK MANIKIN, NTT

BAB IV DERAJAT PELAPUKAN ANDESIT DAN PERUBAHAN KEKUATAN BATUANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan

UNIVERSITAS DIPONEGORO

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Studi Hidrogeologi dan Identifikasi Intrusi Air asin pada Airtanah di Daerah Samas, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

ABSTRAK Kata Kunci : Nusa Penida, Tebing Pantai, Perda Klungkung, Kawasan Sempadan Jurang, RMR, Analisis Stabilias Tebing, Safety Factor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. SARI...iv. ABSTRACT...v. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR TABEL...ix. DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian banjir, air baku 300 liter/ detik dan energi listrik 535 KWH (Wicaksono,

5.1 ANALISIS PENGAMBILAN DATA CORE ORIENTING

REKAYASA LERENG STABIL DI KAWASAN TAMBANG TIMAH TERBUKA PEMALI, KABUPATEN BANGKA UTARA, KEPULAUAN BANGKA

LAPORAN PENELITIAN TESIS 2013 BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Parameter geomekanika yang dibutuhkan dalam analisis kestabilan lereng didasarkan

BAB II RUANG LINGKUP PENELITIAN

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III PELAKSANAAN PENGUJIAN

Gambar 1. 1 Peta persebaran longsoran di dinding utara penambangan Batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara (Dept. Geoteknik dan Hidrogeologi PT.

Transkripsi:

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Parameter sistem penelitian dan klasifikasi massa batuan (Bieniawski, 1989)... 13 Tabel 2.2 Hubungan antara orientasi diskontinuitas dan orientasi lereng... 13 Tabel 2.3 Klasifikasi kelas geomekanika untuk massa batuan (Bieniawski, 1984)... 14 Tabel 2.4 Nilai SMR berdasarkan RMR (Laubscher, 1975)... 15 Tabel 2.5 Hubungan nilai faktor keamanan lereng dan intensitas longsor... 16 Tabel 2.6 Data parameter hidrolik akuifer... 23 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Klasifikasi longsoran (landslide) oleh Varnes (1978, dalam Zufialdi, 2009)... 26 Laju kecepatan gerakan tanah (Hansen, 1984 dalam Zufialdi, 2009)... 28 Tabel 4.1 Sifat mekanika batuan pada daerah penelitian... 49 Tabel 4.2 Hubungan nilai UCS, RMR dan SMR pada titik bor GT03... 54 Tabel 4.3 Hubungan nilai UCS, RMR dan SMR pada titik bor GT04... 54 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Hasil perhitungan nilai Faktor Keamanan (FS) desain lereng Highwall pada masing-masing kondisi simulasi desain lereng... 78 Hasil perhitungan nilai Faktor Keamanan (FS) desain lereng Lowwall pada masing-masing kondisi simulasi desain lereng... 101 Tabel 4.6 Nilai faktor keamanan pada highwall... 103 Tabel 4.7 Nilai faktor keamanan pada lowwall... 103 v

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Lokasi Penelitian... 5 Gambar 2.1 Peta Geologi Daerah Penelitian... 7 Gambar 2.2 Prosedur pengukuran dan perhitungan nilai RQD... 12 Gambar 2.3 Penurunan muka airtanah akibat pemompaan (Fetter,1980)... 22 Gambar 2.4 Penurunan muka airtanah akibat pemompaan (Leonards,1962)... 22 Gambar 3.1 Bagan alir langkah kerja penelitian... 36 Gambar 4.1 Satuan Geomorfologi daerah penelitian... 37 Gambar 4.2 (A)Satuan Geomorfologi dataran rendah pedalaman sdimen sangat landai, (B)Satuan Geomorfologi dataran rendah pedalaman landai... 39 Gambar 4.3 Peta geomorfologi daerah penelitian... 40 Gambar 4.4 Penampang log bor geoteknik berdasarkan data bor GT03 dan GT04 di daerah penelitian... 42 Gambar 4.5 Tanah OH (Organic High Plasticity) dengan tebal 1,6 meter dan Tanah SC (Sand Clay MIxtured) pada stasiun GTM 09 dengan tebal 0,3 meter... 43 Gambar 4.6 Tanah OH (Organic High Plasticity) dengan tebal 0,5 meter dan Tanah CH (Clay High Plasticity) pada stasiun GTM 11 dengan tebal 0,5 meter... 44 Gambar 4.7 Peta kerangka hasil pemetaan geologi teknik daerah penelitian... 47 Gambar 4.8 Peta Geologi Teknik Daerah Penelitian... 45 Gambar 4.9 Diagram perbandingan nilai Uniaxial Compressive Strength (UCS) batuan terhadap kedalaman pada titik bor GT03... 49 vi

Gambar 4.10 Diagram perbandingan nilai Uniaxial Compressive Strength (UCS) batuan terhadap kedalaman pada titik bor GT03... 50 Gambar 4.11 Diagram perbandingan nilai RMR batuan terhadap kedalaman pada titik bor GT03... 52 Gambar 4.12 Diagram perbandingan nilai RMR batuan terhadap kedalaman pada titik bor GT04... 52 Gambar 4.13 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng Highwall pada kedalaman Pit 10 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa... 57 Gambar 4.14 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 10m dan sudut lereng 65 dalam keadaan saturated dan pengaruh seismic load... 59 Gambar 4.15 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng Highwall pada kedalaman Pit 20 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa... 60 Gambar 4.16 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 20m dan sudut lereng 65 dalam keadaan MAT diturunkan dan pengaruh seismic load... 62 Gambar 4.17 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng Highwall pada kedalaman Pit 30 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa... 63 Gambar 4.18 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 30m dan sudut lereng 60 dalam keadaan MAT diturunkan dan pengaruh seismic load... 65 Gambar 4.19 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng Highwall pada kedalaman Pit 40 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa... 66 Gambar 4.20 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 40m dan sudut lereng 55 dalam saturated... 68 Gambar 4.21 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng Highwall pada kedalaman Pit 50 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa... 69 vii

Gambar 4.22 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 50m dan sudut lereng 50 dalam keadaan MAT diturunkan dan pengaruh seismic load... 71 Gambar 4.23 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng Highwall pada kedalaman Pit 60 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa... 72 Gambar 4.24 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 60m dan sudut lereng 43 dalam keadaan MAT diturunkan dan pengaruh seismic load... 74 Gambar 4.25 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng Highwall pada kedalaman Pit 70 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa... 75 Gambar 4.26 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 70m dan sudut lereng 35 dalam keadaan MAT diturunkan dan pengaruh seismic load... 77 Gambar 4.27 Grafik hubungan antara kedalaman pit terhadap sudut lereng highwall dengan nilai FS 1,25 pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa... 79 Gambar 4.28 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 10m dan sudut lereng 9 dalam keadaan saturated 5m dan pengaruh seismic load... 82 Gambar 4.29 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 20m dan seismic load... 85 Gambar 4.30 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 30m dan seismic load... 88 Gambar 4.31 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 40m dan seismic load... 91 Gambar 4.32 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 50m dan seismic load... 94 Gambar 4.33 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 60m dan seismic load... 97 viii

Gambar 4.34 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 70m dan seismic load... 100 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Logbor Geoteknik Lampiran 2 Hasil Laboratorium Mekanika Batuan Lampiran 3 Jurnal Pemetaan Geologi Teknik Lampiran 4 Simulasi Lereng Highwall Lampiran 5 Simulasi Lereng Lowwall Lampiran 6 Hasil Perhitungan RMR dan SMR Lampiran 7 Peta Zonasi Gempa ix