FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT TERAPI RUMATAN METADON DI PUSKESMAS KASSI KASSI KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KEPATUHAN PENASUN DALAM MENGIKUTI PTRM DI RSJD SUNGAI BANGKONG PONTIANAK 2015

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN RETENSI PASIEN PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

ABSTRAK KUALITAS HIDUP KLIEN TERAPI METADON DI PTRM SANDAT RSUP SANGLAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT DI KLINIK PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI PUSKESMAS PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

Putri Immi Rizky Budiyani 1, Renti Mahkota 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. hancurnya kehidupan rumah tangga serta penderitaan dan kesengsaraan yang

BAB I PENDAHULUAN. (Afrika Selatan), D joma (Afrika Tengah), Kif (Aljazair), Liamba (Brazil) dan Napza

PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYI DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

GAMBARAN DOSIS TERAPI PADA PASIEN PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Wenny Chartika. Andri Dwi Hernawan dan Abduh Ridha

PERAN FAKTOR INTRINSIK DALAM KEIKUTSERTAAN PENGGUNA NARKOBA SUNTIK PADA PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat merupakan hak azazi manusia yang harus di lindungi seperti yang tertuang dalam Deklarasi Perserikatan

Gambaran dan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Retensi Pasien Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) di Puskesmas Kecamatan Tebet

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN HIV DAN

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN KINERJA PETUGAS DENGAN CASE DETECTION RATE (CDR) DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB V HASIL PENELITIAN. yang meliputi analisis bivariat dan multivariat. berlokasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar, yang

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Sugiarto Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Harapan Ibu Jambi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Proposal Penelitian Operasional. Evaluasi dan Intervensi Pengobatan Terapi Rumatan Metadon (PTRM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba dalam bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Unnes Journal of Public Health

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA KUSTA DI RS DR. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

Pengaruh Karakateristik Terhadap Terbentuknya Perilaku Peserta Terapi Rumatan Metadon (TRM) di Klinik Rumatan Metadon Puskesmas Manahan Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

Pokok Bahasan Latar Belakang Tujuan Peta Distribusi Penasun dan Lokasi SCP Metodologi Temuan: Kesimpulan Rekomendasi Lampiran

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN SAUNG NAGA KECAMATAN BATURAJA BARAT TAHUN 2014.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pelaku transeksual atau disebut waria (Wanita-Pria) belum

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK

1 Universitas Kristen Maranatha

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

JST Kesehatan, Oktober 2012, Vol. 2 No. 4: ISSN

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

PENGARUH KONSELING TERHADAP PENURUNAN DEPRESI PADA PASIEN PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI PUSKESMAS MANAHAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

Pemanfaatan Layanan Metadon bagi Pengguna Napza Suntik di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk

Transkripsi:

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT TERAPI RUMATAN METADON DI PUSKESMAS KASSI KASSI KOTA MAKASSAR Factors Associated With Methadone Maintenance Therapy Treatment Compliance, In Kassi Kassi Health Center Makassar Indriani Pratiwi 1, Dian Sidik Arsyad 1, Jumriani Ansar 1 1 Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (indrianipratiwi35@yahoo.com, dian_sidiq@yahoo.com, nhu_nae@yahoo.co.id, 085656401091) ABSTRAK Program pengurangan dampak buruk (harm reduction) merupakan program yang berkaitan dengan penggunaan napza suntik terutama untuk pengendalian epidemi HIV. Harm reduction terdiri dari beberapa program, salah satunya program terapi subtitusi ini adalah Program Terapi Rumatan Metadon.. Program Terapi Rumatan Metadon merupakan program rumatan yang artinya program jangka panjang,sehingga tingkat kepatuhan merupakan keberhasilan suatu program. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, penerimaan efek samping), faktor pemungkin (keterjangkauan pelayanan), dan faktor pendorong (dukungan keluarga, dukungan petugas) dengan kepatuhan berobat terapi rumatan metadon. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional Study. Sampel dalam penelitian ini yaitu pengguna narkoba suntik (penasun) yang mengikuti terapi metadon di Puskesmas Kassi Kassi, sebanyak 50 orang. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini diperoleh hasil yang signifikan meliputi pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,020), dukungan keluarga(p=0,018) dan dukungan petugas kesehatan (p=0,001) dengan kepatuhan berobat terapi rumatan metadon. Sedangkan variabel yang tidak signifikan yaitu penerimaan efek samping dan keterjangkauan pelayanan. Pengupayaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan berobat terapi rumatan metadon adalah bagi petugas kesehatan klinik PTRM agar lebih mengoptimalkan lagi pemberian dukungan kepada pasien yang menjalani terapi sehingga lebih memotivasi pasein untuk makin patuh dan rutin untuk menjalankan terapi metadon. Kata kunci: kepatuhan berobat PTRM, terapi metadon, dukungan petugas. ABSTRACT Harm reduction programs (harm reduction) is a program that is associated with drug use, especially for the control of the HIV epidemic. Harm reduction consists of several programs, one of which is the substitution therapy programs Program Methadone maintenance therapy. Methadone maintenance therapy program is a maintenance program which means a long-term program, so that the level of compliance is the success of a program. This study aims to determine the relationship of predisposing factors (knowledge, attitudes, acceptance of side effects), enabling factors (affordability), and the driving factors (family support, support personnel) with methadone maintenance therapy treatment compliance. The method used was an observational analytic cross sectional study approach. The sample in this study, namely injecting drug users (IDUs) who followed the methadone treatment at the Kassi Kassi health center, totally 50 people. Data processed by analysis univariate and bivariate. This study obtained significant results include knowledge (p = 0.000), attitude (p = 0.020), family support (p = 0.018) and support health workers (p = 0.001) with treatment compliance methadone maintenance therapy. While not a significant variable, namely acceptance of side effects and affordability of care. Based on the results of this research effort for that can be done to improve treatment compliance is a methadone maintenance therapy for clinical health care workers in order to further optimize PTRM again providing support to patients undergoing therapy so that patients could be motivated to become more obedient and routine to run methadone therapy. Keywords : PTRM treatment compliance, theraphy methadone, support officer.

PENDAHULUAN Penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang (narkoba) merupakan salah satu masalah yang sangat serius di seluruh negara maju maupun di negara berkembang. Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba diluar keperluan medis tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum. Perkembangan penyalahgunaan narkoba telah menjadi permasalahan dunia yang mengancam kehidupan masyarakat bangsa dan negara. Penyalahgunaan obat di dunia pada tahun 2005/2006 diperkirakan mencapai sekitar 200 juta orang, dan pada tahun 2006/2007 meningkat menjadi sekitar 208 juta orang. Dengan fakta ini, maka diperkirakan tingkat pertumbuhan penyalahguna narkoba di dunia telah mencapai 4% per tahun. Kasus narkoba di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2005-2011. Kasus narkoba yang telah di ungkap Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2010 sebanyak 23.531 kasus, dan pada tahun tahun 2011 sejumlah 26.500 kasus. Jika diakumulasikan secara keseluruhan kasus Narkotika dan Psikotropika yang terjadi di Indonesia sejak tahun 2005-2011 terjadi kenaikan rata-rata 56,8% per tahun (BNN 2010-2014). Penyalahgunaan narkoba di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun (2008) 103.849 penyalahguna, (2009) 110.999 penyalahguna, (2010) 121.773 penyalahguna, dan menjadi 126.032 penyalahguna narkoba pada tahun 2011, penyalahgunaan narkoba kelompok pecandu suntik sebanyak 11.571. Artinya penyalahgunaan narkoba mengalami peningkatan jumlah penyalahguna rata-rata 6% pertahun (BNNP SulSel, 2011). Pengguna narkoba suntik (penasun) merupakan salah satu penyumbang yang ikut berkontribusi dalam penyebaran infeksi HIV/AIDS, karena penggunaan jarum suntik yang berganti-gantian dan tidak steril. Presentase kasus HIV/AIDS menurut faktor risiko, penularan melalui seksual lawan jenis (heteroseksual) sebesar 71,0%, disusul oleh Injecting Drug User (IDU) sebesar 18,7% (Dinkes, 2012). Sedangkan kasus HIV/AIDS di Sulawesi Selatan pada tahun 2011 tercatat sebanyak 874 kasus dan 362 kasus AIDS akibat pengguna napza suntik (Dinkes, 2011). Program pengurangan dampak buruk (harm reduction) di Indonesia secara resmi dimulai pada tahun 2004, program ini ditujukan yang berkaitan dengan penggunaan napza suntik terutama untuk pengendalian epidemi HIV. Salah satu program terapi subtitusi ini adalah program terapi rumatan metadon, dengan cara diminum di hadapan petugas kesehatan. Hal tersebut dikenal dengan Program Terapi Rumatan Metadon atau disingkat sebagai PTRM (Kemenkes RI, 2012). Program terapi metadon dilakukan dalam jangka panjang, karena itu disebut Program Terapi Rumatan Metadon. Tujuannya untuk menurunkan risiko yang dibuat karena penggunaan heroin dan memperbaiki kualitas hidup. Selain itu tujuan program terapi rumatan metadon yaitu mengurangi risiko pecandu opiat melalui penggunaan heroin suntik, meningkatkan kepercayaan diri pecandu bahwa mereka mampu menjalani proses perubahan perilaku, dari perilaku pengguna berisiko menjadi kurang berisiko atau tidak berisiko (Kemenkes RI, 2012).

Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) di Puskesmas Kassi kassi merupakan PTRM dengan pasien terbanyak di Sul-Sel. Berdasarkan laporan tahunan cakupan PTRM Puskesmas Kassi kassi jumlah pasien sebanyak 242 orang pada tahun 2012 yang terdiri dari kelompok dampingan (KD) Puskesmas Kassi kassi, LSM, dan yang datang sendiri. Sedangkan jumlah klien yang terdaftar tahun 2013 sebanyak 253 orang (51 orang yang aktif) terdiri dari 47 laki-laki, 4 perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat penasun terapi rumatan metadon di Puskesmas Kassi-Kassi Tahun 2013. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksananakan di Klinik PTRM Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar pada 18 Januari-12 Februari 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah semua pengguna napza suntik yang terdaftar dan mengikuti Terapi Rumatan Metadon di Puskesmas Kassi kassi Makassar. Berdasarkan laporan tahunan bagian Harm Reduction Desember tahun 2013 di ketahui jumlah pengguna napza suntik yang terdaftar sebanyak 51 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling dengan cara exhaustive sampling yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian. Sampel semua pengguna napza suntik yang terdaftar dan masih mengikuti terapi metadon di Puskesmas Kassi Kassi pada Desember 2013 yaitu berjumlah 50 orang dan telah mengikuti terapi rumatan metadon selama 3 bulan. Data primer diperoleh melalui metode wawancara langsung dengan pedoman kuesioner. Analisa data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square menggunakan program SPSS versi 18. Penyajian data dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karateristik responden distribusi menurut kelompok umur responden yang paling banyak dikelompok umur 30-33 tahun sebanyak 23 orang (46%). Untuk distribusi responden menurut jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari jumlah responden yang jenis kelamin perempuan. Responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 46 orang (92%), sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 4 orang (8%). Distribusi responden menurut pendidikan terakhir, dimana pendidikan terakhir responden terbanyak pada kategori SMA yaitu sebanyak 37 orang (74%) dan yang paling sedikit terdapat kategori SMP dan D3 masing-masing sebanyak 1 orang (2%). Untuk distribusi pekerjaan responden yang paling banyak adalah wiraswasta sebanyak 20 orang (40%) dan yang paling sedikit adalah responden dengan pekerjaan pegawai negeri sipil dan IRT (ibu rumah tangga) masing-masing sebanyak 2 (4%). Distribusi responden menurut status pernikahan yaitu responden dengan status menikah sebanyak orang 34 (68%) dan yang belum menikah sebanyak 16 orang (32%). Adapun distribusi responden menurut kategori lama terapi yaitu paling banyak responden yang telah mengikuti terapi 4-6 tahun sebanyak (36%) 18 orang (Tabel 1). Responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 30 responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 24 orang (80%) yang patuh berobat terapi metadon dan 6 orang (20%) yang

tidak patuh berobat terapi metadon. Hasil uji statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p=0,000 dengan demikian Ho ditolak berarti ada hubungan antara pengetahuan pasien terapi metadon dengan kepatuhan berobat terapi metadon. Responden yang memiliki sikap positif sebanyak 23 orang (69,7%) yang patuh berobat terapi metadon dan 10 orang (30,3%) yang tidak patuh berobat terapi metadon. Hasil uji statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,020 dengan demikian Ho ditolak berarti ada hubungan antara sikap pasien terapi metadon dengan kepatuhan berobat terapi metadon (Tabel 2). Responden yang menerima efek samping yang dirasakan sebanyak 22 orang (57,9%) yang patuh berobat terapi metadon dan 16 orang (42,1%) yang tidak patuh berobat terapi metadon. Hasil uji statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,979 dengan demikian Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara penerimaan efek samping pasien terapi metadon dengan kepatuhan berobat terapi metadon. Responden yang menjawab mudah dijangkau sebanyak 26 orang (57,8 %) yang patuh berobat terapi metadon dan 19 orang (42,2%) yang tidak patuh berobat terapi metadon Hasil uji statistik dengan uji chisquare diperoleh nilai p = 0,924 dengan demikian Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara keterjangkauan pelayanan pasien terapi metadon dengan kepatuhan berobat terapi metadon (Tabel 2). Responden yang mendapatkan dukungan keluarga 31 responden yang mendapatkan dukungan keluarga cukup sebanyak 12 orang (71%) yang patuh berobat terapi metadon dan 9 orang (29%) yang tidak patuh berobat terapi metadon. Responden yang mendapatkan dukungan petugas kesehatan 40 responden yang mendapatkan dukungan petugas kesehatan cukup sebanyak 28 orang (70%) yang patuh berobat terapi metadon dan 12 orang (30%) yang tidak patuh berobat terapi metadon. Hasil uji statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,001 demikian Ho ditolak berarti ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan pasien terapi metadon dengan kepatuhan berobat terapi metadon (Tabel 2). Pembahasan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan pasien berobat terapi rumatan metadon sangat berpengaruh pada sikap untuk patuh berobat karena semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki oleh pasien semakin tinggi pula kesadaran untuk patuh berobat terapi metadon. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa dari hasil data yang menggunakan kuesioner pengetahuan tentang Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) cenderung menjawab benar setiap pertanyaan, dan paling banyak yang menjawab benar pada pertanyaan waktu minimal melakukan terapi metadon, dosis awal pada terapi metadon, dan manfaat terapi metadon. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andri (2012), berdasarkan uji statistik diketahui ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang PTRM dengan kepatuhan berobat terapi metadon di Puskesmas Kendalasari Malang responden yang memiliki pengetahuan cukup 75% dan patuh 79% terapi metadon berjalan sesuai dengan yang diharapkan, artinya mereka mengerti dan paham tentang program terapi rumatan metadon. Mempunyai pengetahuan yang tinggi berarti mampu memahami

manfaat, tujuan, kegunaan tentang pengobatan tersebut. Tingkat pengetahuan tidak hanya diperoleh secara teori tetapi juga melalui pengalaman. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Azwar, 2011). Sikap seseorang menentukan untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap terhadap program terapi metadon dapat mentukan kepatuhan seseorang untuk berobat terapi metadon. Hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang memiliki sikap positif terhdap program terapi metadon. hasil uji statistic diperoleh ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan berobat terapi rumatan metadon. Karena setelah mengikuti terapi rumatan metadon mereka merasa kualitas hidupnya menjadi lebih baik, memberikan kesempatan mereka untuk bekerja, dan kesehatan fisik mereka meningkat, sehingga bisa hidup normal. Sehingga ada kecenderungan hubungan bahwa sikap mereka mempengaruhi perilakunya untuk patuh dalam menjalani terapi metadon.penelitian ini sejalan dengan penelitian Irna (2012) bahwa ada perbedaan sikap persepsi terhadap lama periode terapi antara pasien yang aktif dan pasien yang drop out. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Schwartz, 2008) yang mengatakan sikap positif terhadap program merupakan faktor yang berhubungan dalam kepatuhan berobat pengguna napza sebagai bentuk kepercayaan terhadap program metadon agar hidup normal. Penerimaan efek samping dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria objektif pernyataan pasien terhadap efek samping dari metadon dengan bisa menerima atau tidak bisa menerima efek samping yang mereka rasakan sebab pasien yang menjalani terapi rumatan metadon masing-masing merasakan efek samping yang berbeda-beda seperti mual, muntah, pusing, sulit buang air besar, penurunan frekuensi menstruasi pada wanita, penurunan gairah seksual dan lain-lain. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,979 penelitian ini responden yang menerima efek samping yang mereka rasakan sebanyak 38 orang (76%) sedangkan responden yang tidak menerima efek samping yang mereka rasakan sebanyak 12 orang (24%). Responden yang mengikuti terapi metadon sebagian besar responden patuh dan menerima efek samping yang mereka rasakan, mereka beralasan efek samping dari metadon tidak menjadi permasalahan buat mereka karena efek samping yang mereka rasakan masih tergolong ringan dan tidak mengganggu aktivitas mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Harjon (2009) bahwa persepsi terhadap efek samping minum metadon seluruh informan yang masih menjalani terapi metadon merasakan efek samping selama minum metadon seluruhnya berpendapat bahwa efek samping tidak menjadi kendala. Keterjangkauan pelayanan adalah faktor yang mendukung berperilaku terhadap kepatuhan suatu program, pada penelitian ini yang dibahas adalah faktor jarak ke lokasi, yaitu jarak tempuh yang harus dilalui pasien untuk dapat sampai ke tempat pelayanan kesehatan. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,924, penelitian ini menunjukkan menunjukkan bahwa responden yang sulit menjangkau tempat pelayanan kesehatan sebanyak 5 orang (10%) sedangkan yang

mudah menjangkau tempat pelayanan yaitu sebanyak 45 orang (90%). Keterjangkauan pelayanan kesehatan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan berobat terapi rumatan metadon karena hampir secara keseluruhan para klien yang mengikuti terapi metadon mudah menjangkau klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) di Puskesmas Kassi kassi Kota Makassar sebab jarak rumah yang dekat, tidak memerlukan waktu yang lama untuk ke klinik, dan rata-rata menggunakan transportasi roda dua. Karena keterjangkauan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau maka banyak yang patuh untuk datang berobat terapi metadon, namun yang masih tidak patuh menjalani terapi metadon, hal ini karena mereka mempunyai kesibukan pribadi dan fokus dengan pekerjaan mereka sehingga biasanya mereka tidak sempat untuk datang berobat terapi metadon, karena terapi metadon dibuka mulai jam 09.00-13.00. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Rodiyah (2011) terlihat bahwa tidak ada hubungan (p=0,296) antara jarak tempat pelayanan dengan kepatuhan berobat. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Keluarga berfungsi sebagai system pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dengan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998). Dukungan keluarga dapat berpengaruh pada sikap atau tindakan seseorang untuk patuh dalam menjalani pengobatan. Dukungan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan dukungan keluarga yang berbentuk dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan penilaian. Dari beberapa jenis dukungan keluarga dalam penelitian ini, sebagian besar responden mendapatkan dukungan emosional dalam bentuk mendukung untuk menjalani terapi metadon, dan mereka merasa nyaman berada didalam lingkungan keluarganya. Mendapat dukungan keluarga dalam bentuk mendukung untuk menjalani terapi metadon sehingga mereka patuh untuk menjalani terapi metadon. Hal ini sejalan dengan penelitian Roslina (2012) menyatakan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan terapi metadon merupakan variabel yang paling berhubungan (p = 0,001 ) dengan kepatuhan berobat ke Kinik PTRM Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Agung (2007) didapatkan perbedaan yang bermakna antara dalam fungsi keluarga antara keluarga sampel yang patuh dibanding dengan yang tidak patuh. Dukungan petugas kesehatan sangat berpengaruh, dimana dengan adanya dukungan dari petugas kesehatan sangatlah besar artinya bagi seseorang dalam mengikuti terapi rumatan metadon, sebab petugas kesehatan yang setiap hari berinteraksi langsung dengan pasien, agar pemahaman pasien terhadap kondisi fisik maupun psikisnya lebih baik, dengan sering berinteraksi akan sangat mempengaruhi rasa percaya bagi dirinya, serta motivasi atau dukungan yang diberikan petugas sangat besar artinya terhadap ketaatan pasien untuk berobat terapi rumatan metadon setiap hari. Dukungan petugas kesehatan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sudah sebagian besar responden mendapatkan dukungan cukup dari petugas kesehatan, dan mereka patuh berobat terapi metadon. Dukungan petugas kesehatan di Puskesmas Kassi Kassi khususnya untuk program terapi rumatan metadon terdapat 2 orang ahli konseling yang dibagi tugas, 1 orang konseling berada di klinik PTRM sehingga pasien dapat sharing langsung mengenai keluhan-keluhan yang mereka rasakan saat

menjalani terapi metadon dan 1 orang konseling khusus untuk pasien terapi metadon yang ingin menurunkan atau menaikkan dosis metadonnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Madubun (2012) dukungan petugas kesehatan berhubungan (p=0,036) terhadap kepatuhan terapi metadon pada pasien narkoba di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan pasien terapi metadon (p=0,000), sikap pasien terapi metadon (p=0,020), dukungan keluarga pasien terapi metadon (p=0,018), dan dukungan petugas kesehatan (p=0,001) dengan kepatuhan berobat terapi rumatan metadon. Penerimaan efek samping pasien terapi metadon (p=0,979) dan keterjangkauan pelayanan (p=0,924) dengan kepatuhan berobat terapi metadon. Disarankan bagi petugas kesehatan terkhusus pihak klinik PTRM agar lebih mengoptimalkan lagi pemberian dukungan kepada pasien yang menjalani terapi metadon, sehingga lebih memotivasi pasien untuk makin patuh dan rutin untuk menjalankan terapi metadon. DAFTAR PUSTAKA Andri, Titin. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Ptrm Dengan Kepatuahn Minum Obat Di Puskesmas Kendalasari Malang, Malang. [online] http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/keperawatan/maja_jayanti%20s_115070209111037. [diakses 25 oktober 2013] Agung, Budi. 2007. Hubungan Antara Fungsi Keluarga Dengan Kepatuhan Berobat Pasien Program Terapi Rumatan Metadon Rsu Dr Soetomo Surabaya, Skripsi, FK Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya. Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Vol. Edisi 2 Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. BNNP Sulsel, 2014. Rencana Strategi (Renstra) Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan 2011-2014. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. BNN, 2014, Rencana Strategis Badan Narkotika Nasional Tahun 2010-2014. Badan Narkotika Nasional. Jakarta. Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan 2011, Profil Kesehatan RI 2011. Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan 2012, Profil Kesehatan RI 2012. Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Friedman, B. M.M 2010, Buku ajar keperawatan keluarga. Jakarta, EGC. [online] http://source=web&cd=2&cad=rja&ved=0cdeqfjab. [diakses 25 oktober 2013]. Harjon, A 2009, Hubungan Faktor Perilaku Keteraturan Minum Metadon pada Klien PTRM UPTD Puskesmas Bogor Timur tahun 2009 Skripsi, FKM UI, Jakarta. [online] http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124136-s-5626-gambaraperilaku.pdf. [diakses 25 oktober 2013].

Irna, Fransisca, 2012. AnalisisPerilaku Kepatuhan Pengguna Narkoba Suntik Dalam Mengikuti Program Terapi Rumatan Mntadon (Ptrm) Di Klinik Ptrm Rumah Sakit Ernaldi Bahar Tahun 2012 Skripsi, FKM Universitas Sriwijaya, Palembang. Kemenkes RI. 2012. Modul Pelatihan Program Terapi Rumatan Metadon. Edisi Revisi. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. Madubun, Jony. 2012. Dukungan Keluarga dan Dukungan Petugas Kesehatan Terhadap Kepatuhan Berobat Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar Skripsi, FKM Unhas, Makassar. Notoatmodjo,S 2012. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. PT Rineka Cipta, Jakarta. Rodiyah, Kusniyawati. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Terapi Rumatan Metadon Pada Penasun. Skripsi, IKM Unnes, Semarang. Roslina, Duma. (2012). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Dukungan Keluarga Pengguna Narkoba Suntik Dengan Kepatuhan Berobat Ke Klinik Ptrm Skripsi, IKM Unsut, Sumatra. [online] http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/34713. [diakses 25 oktober 2013]. Schwartz, Robert P. 2008. Attitudes toward Methadone among Opiad Individuals [online] http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc2814176/. [diakses 20 oktober 2013]

Lampiran: Tabel 1. Karakteristik Responden Program Terapi Rumatan Metadon di Puskesmas Kassi-Kassi Kelompok Umur n % 18-21 Tahun 1 2 22-25 Tahun 4 8 26-29 Tahun 9 18 30-33 Tahun 23 46 34-37 Tahun 7 14 38-41 Tahun 5 10 42-45 Tahun 1 2 Jenis Kelamin Laki-laki 46 92 Perempuan 4 8 Pendidikan Terakhir SMP 1 2 SMA 37 74 D3 1 2 S1 11 22 Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil 2 4 Pegawai Swasta 17 34 Wiraswasta 20 40 Tidak Bekerja 9 18 IRT 2 4 Status Pernikahan Belum menikah 16 32 Menikah 34 68 Kategori Lama Terapi 2 Tahun 16 32 2-4 Tahun 7 14 4-6 Tahun 18 36 < 6 Tahun 9 18 Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 2. Hubungan Variabel Independen Dengan Kepatuhan Terapi Metadon Pasien di Puskesmas Kassi-Kassi Kepatuhan Terapi Hasil Uji Rumatan Metadon Total Variabel Independen Tidak Statistik Patuh Patuh n % n % n % Pengetahuan Cukup 24 80 6 20 30 100.0 Kurang 5 25 15 75 20 100.0 p=0.000 Sikap Positif 23 69,7 10 30,3 33 100.0 Negatif 6 35,3 11 64,7 17 100.0 p= 0.020 Penerimaan Efek Samping Menerima 22 57,9 16 42,1 38 100.0 Tidak menerima 7 58,3 5 41,7 12 100.0 p=0.979 Keterjangkauan Pelayanan Mudah dijangkau 26 57,8 19 42,2 45 100.0 p=0,924 Sulit dijangkau 3 60 2 40 5 100.0 Dukungan Keluarga Cukup 12 71 9 29 31 100.0 p=0.018 Kurang 7 36,8 12 63,2 19 100.0 Dukungan Petugas Cukup 28 70 12 30 40 100.0 p=0.001 Kurang 1 10 9 90 10 100.0 Sumber : Data Primer, 2014