BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha untuk memenuhi kebutuhan berikutnya. Setelah kebutuhan-kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. tampilkan setiap harinya, baik melalui tayangan televisi dan media massa

I. PENDAHULUAN. Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelengkap kebutuhan sehari-hari. Salah satunya adalah produk

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan yang ketat terutama dalam menghasilkan produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. menuntut korporasi baik di dalam maupun di luar korporasi. Walaupun proses

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang consumer goods. Semakin besar jumlah penduduk maka

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR..ii UCAPAN TERIMA KASIH.iii DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL.ix DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB 1 PENDAHULUAN. nya dalam menghadapi konsumen yang sangat beragam. Situasi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari banyak dan berkembangnya perusahaan elektronik bertaraf

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan

BAB I PENDAHULUAN. banyak persaingan dan para pelaku ekonomi akan bergelut didalamnya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan masa kini sedang mengalami persaingan terberat

BAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas sekarang ini, tingkat persaingan usaha di

BAB I PENDAHULUAN. ketat, terutama dalam industri otomotif. Hal ini di sebabkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis. rasanya juga cukup lezat. Salah satu makanan cepat saji yang banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil penelitian yang telah dibahas di

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat berpikiran maju. Ilmu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Deterjen merupakan salah satu produk kebutuhan rumah tangga yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang demikian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi. Dan dari keadaan ini semua

BAB I PENDAHULUAN. tentunya para konsumen sudah banyak melakukan pembelian berulang.

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. dan menginginkan suatu peradaban yang lebih baik dalam arti memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Agar mampu menguasai pasar, perusahaan tidak begitu saja melemparkan

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KECAP SEDAAP DI SURABAYA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian yang telah di lakukan mengenai kinerja merek-merek mie

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mengubah kondisi persaingan bisnis ke arah kondisi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai aspek penting dari sebagian proses bisnis karena dapat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi secara ketat, tidak terkecuali perusahaan distributor yang bersaing

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KECAP ABC DI SURABAYA (Studi Pada Giant Margerejo Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi perkembangan telekomunikasi semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar mampu memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membawa konsekuensi tertentu dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti bahwa telah terjadi persaingan yang semakin ketat di bidang bisnis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. televisi dalam meningkatkan citra merek Flexi dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan pasar, semua pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. barang yang berguna untuk dikonsumsi sehari-hari oleh konsumen. Di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri barang maupun jasa mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Salah satunya adalah industri kecap sebagai penyedap rasa, merupakan peluang yang cukup besar dengan persaingan yang semakin tinggi. Berbagai merek kecap mencoba bersaing dalam pasar kecap. Para pemasar bersaing dalam membuat produk kecap, dan mempromosikannya sehingga konsumen dihadapkan pada beberapa jenis kecap dengan merek, harga serta kualitas yang berbeda. Bagi konsumen seperti ibu-ibu rumah tangga dan juru masak pada suatu restoran maupun warung tradisional, kecap merupakan bagian yang sangat penting dalam memberikan cita rasa pada makanan yang mereka buat. Begitu pula bagi para pedagang makanan dalam menjaga cita rasa makanan yang mereka jual untuk menjaga agar para pelanggannya merasa puas dan loyal terhadap produk makanan yang mereka jual. Bagi restoran ternama, cita rasa makanan yang mereka jual sangat dijaga. Karena itu para juru masak sangat berhati-hati dalam mengolah masakan dengan berbagai bumbu yang ada. Begitu juga dalam memilih kecap sebagai penyedap rasa pada makanan yang mereka buat. Hal ini dipandang sebagai peluang oleh para produsen kecap dengan menawarkan maupun memperkenalkan produk kecap mereka kepada para konsumennya. Segmen

pasarnya cukup luas dan kebutuhan akan kecap sangat tinggi. Banyak perusahaan kecap yang bersaing dalam pasar kecap ini. Dibawah ini akan diperlihatkan beberapa produsen produk kecap yang banyak disebutkan secara spontan oleh konsumen. TABEL.1.1 PEMAIN UTAMA PRODUK KECAP DI INDONESIA No Merek Perusahaan 1 Kecap ABC PT. Heinz ABC 2 Kecap Bango PT.Unilever 3 Kecap Nasional PD Sari Sedap Indonesia 4 Kecap Indofood PT Indofood Sukses Makmur Sumber: www.swa.co.id Pemasaran produk kecap yang ada di Indonesia telah berlangsung lama, mengingat industri ini sarat akan pemain, sehingga pangsa pasar dari kategori produk kecap ini masih saling berebut untuk mendapatkan pasar yang lebih luas oleh para pemasar produk kecap. Persaingan kecap mengalami tingkat persaingan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada bulan Agustus 2007 PT Unilever telah membeli sisa saham kecap Bango dari PT Anugerah Pelangi sehingga 100% saham kecap Bango menjadi miliki PT Unilever. Segala bentuk pemasaran kecap Bango mejadi kebijakan PT Unilever sepenuhnya. Kemampuan PT Unilever dalam melakukan bauran pemasaran produk-produknya selama ini sangat baik, ini dapat dilihat dari berbagai penghargaan yang telah dilakukan PT Unilever selama beberapa tahun belakangan ini. Diantaranya adalah meraih penghargaan Packaging Consumer Branding Award 2005, Anugerah Business Review 2007 dalam berbagai kategori (Korporasi terbaik, Keuangan terbaik, 2

Inovasi dan pemasaran terbaik, dan lain-lain), The Most Powerful Distribution 2007, dan PR Program & PR People of the Year 2007. Dapat diperkirakan Kecap Bango akan memberikan persaingan yang sangat tinggi terhadap pesaingpesaingnya. Berikut adalah perkembangan penguasaan pangsa pasar produk kecap pada tahun 2006-2007 : TABEL 1.2 MARKET SHARE KECAP DI INDONESIA No Merek 2006 2007 1 Kecap ABC 40% 33% 2 Kecap Bango 23% 32% 3 Kecap Nasional 30% 27% Lain-lain (Piring 4 5% 8% Lombok, Indofood) Sumber : www.ciptapangan.com dan Swa.co.id Berdasarkan Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa market share produk kecap di Indonesia masih dikuasai oleh Kecap ABC dengan perolehan persentase sebesar 40% untuk tahun 2006 dan 33% untuk tahun 2007. Terjadinya penurunan pada Kecap ABC dikarenakan konsumen sudah aware akan merek kecap lain yaitu merek Kecap Bango dan konsumen pun sudah pintar memilih suatu produk sehingga harga bukan menjadi masalah utama lagi dalam memutuskan pembelian kecap. Kecap Bango memperoleh pangsa pasar sebesar 23% pada tahun 2006 dan 32% pada tahun 2007, hal ini dikarenakan Kecap Bango menggunakan komunikasi pemasaran yang efektif untuk mendukung peningkatan pangsa pasar mereka. Oleh karena itu tak mengherankan jika Kecap Bango lebih mahal 30% 3

dari Kecap ABC dikarenakan Kecap Bango menginginkan kualitas rasa yang tetap terjaga. Persaingan yang terjadi pada industri kecap ini lebih berfokus pada komunikasi pemasaran dan brand awareness yang dihasilkan melalui media iklan dan pelaksanaan event. Setiap produsen di dalam industri kecap memerlukan startegi pemasaran yang harus saling terintegrasi agar konsumen melakukan keputusan pembelian. Dalam hal ini, yang banyak ditekankan oleh produsen kecap adalah bagaimana produsen kecap bisa menampilkan iklan dan kemasan yang manarik untuk konsumen, sehingga konsumen dapat melakukan keputusan pembelian terhadap produk kecap tersebut. Komunikasi yang baik dan dilakukan secara kontinuitas akan mempengaruhi pikiran konsumen terhadap merek produk tersebut. Dalam kurun waktu lima tahun dapat dilihat bagaimana gambaran Top of Mind merek kecap yang merujuk kepada merek yang pertama kali muncul di benak konsumen dari Gambar 1.1. Top of Mind Merek Kecap 58.50% 61.30% 57.90% 57.60% 52.00% 17.00% 21.90% 28.00% 28.40% 37.00% 4.60% 3.40% 2.20% 2.40% 2.00% 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun ABC Bango Indofood Sumber: Marketing Edisi Khusus / I/ 2007 Gambar 1.1 Top of Mind Kecap 4

Berdasarkan Gambar 1.1, dapat dilihat bahwa Top of Mind merek kecap ABC mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2003 Top of Mind merek kecap ABC mengalami peningkatan 2,80% yaitu dari 58,50% pada tahun 2002 menjadi sebesar 61,30% pada tahun 2003. Namun, pada tahun 2004 Top of Mind kecap ABC mengalami penurunan sebesar 3,40% yaitu dari 61,30% pada tahun 2003 menjadi 57,90% pada tahun 2004. Tahun 2005 Top of Mind kecap ABC terus mengalami penurunan meskipun tidak begitu besar, yaitu 0,30% dan pada tahun 2006 Top of Mind Kecap ABC mengalami penurunan terbesar yaitu sebesar 5,60% dari 57,60% pada tahun 2005 menjadi 52,00% pada tahun 2006. Pesaing terdekat kecap ABC yaitu kecap Bango mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2003 Top of Mind Kecap Bango mengalami peningkatan sebesar 4,90% yaitu 17,00% tahun 2002 meningkat menjadi 21,90% pada tahun 2003. Tahun 2004 Top of Mind Kecap Bango meningkat sebesar 6,10% yaitu 21,90% tahun 2003 meningkat menjadi 28,00% pada tahun 2004. Peningkatan Top of Mind kecap Bango masih tetap terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 0,40% yaitu 28,00% menjadi 28,40% pada tahun 2005. Tahun 2006 Top of Mind kecap Bango masih mengalami peningkatan, dan ini menjadi peningkatan terbesar dalam beberapa tahun terakhir yaitu sebesar 8,60% dari 28,40% pada tahun 2005 menjadi 37,00% pada tahun 2006. Merek kecap ABC yang ada di dalam pikiran konsumen semakin rendah bebearapa tahun terakhir, hal ini dimungkinkan dari kinerja perusahaan kecap Bango yang secara kontinuitas melakukan komunikasi yang baik dengan konsumen selama ini. 5

Hal ini bisa berdampak pada kelangsungan hidup produk kecap ABC apabila konsumen tetap memilih produk kecap Bango dimasa yang akan datang, sebagai gambaran dapat dilihat perkembangan beberapa tahun terakhir mengenai kecenderungan dalam mengkonsumsi kecap pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 dari Gambar 1.2. Trend Future Intentio n Kecap 51.80% 57.70% 60.90% 51.50% 52.40% 45.00% 42.80% 34.10% 31.90% 15.60% 20.60% 3.40% 0.00% Sumber: Marketing Edisi Khusus / I/ 2007 3.50% 2.70% 1.80% 1.60% 1.40% 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun ABC Bango Indofood Gambar 1.2 Trend Future Intention Kecap Berdasarkan Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa trend future intetion Kecap ABC terus mengalami penurunan beberapa tahun terakhir. Tahun 2003 trend future intetion kecap ABC meningkat sebesar 5,90% dari 51,80% tahun 2002 menjadi 57,70% pada tahun 2003. Tahun 2004 trend future intetion kecap ABC masih mengalami peningkatan sebesar 3,20% yaitu dari 57,70% pada tahun 2003 menjadi 60,90% pada tahun 2004. Pada tahun 2005 trend future intetion kecap ABC mulai mengalami penurunan sebesar 9,40% yaitu dari 60,90% pada tahun 2004 menjadi 51,50% pada tahun 2005. Pada tahun 2006 trend future intetion 6

kecap ABC kembali mengalami peningkatan sebesar 0,90% yaitu dari 51,50% pada tahun 2005 menjadi 52,40% pada tahun 2006. Pada tahun 2007 2006 trend future intetion kecap ABC kembali mengalami penurunan sebesar 7,40% yaitu dari 52,40% pada tahun 2006 menjadi 45,00% pada tahun 2007. Hal ini dapat mengakibatkan lemahnya perusahaan dan produk kecap ABC di mata konsumen sehingga konsumen tidak percaya lagi pada produk tersebut. Pesaing terdekat kecap ABC yaitu kecap Bango mengalami peningkatan pada trend future intetionnya dalam beberapa tahun terakhir, yaitu sebesar 12,2% pada tahun 2003 dari 3,40% pada tahun 2002 menjadi 15,60% pada tahun 2003. Tahun 2004 masih mengalami peningkatan trend future intetion kecap Bango sebesar 5,00% yaitu dari 15,60% pada tahun 2003 menjadi 20,60% pada tahun 2004. Pada tahun 2005 trend future intetion kecap Bango mengalami peningkatan sebesar 13,50% yaitu dari 20,60% pada tahun 2004 menjadi 34,10% pada tahun 2005. Namun pada tahun 2006 trend future intetion kecap Bango mengalami penurunan sebesar 2,20% yaitu dari 34,10% pada tahun 2005 menjadi 31,90% pada tahun 2006. Tahun 2007 trend future intetion kecap Bango kembali mengalami peningkatan sebesar 10,10% yaitu dari 31,90% pada tahun 2006 menjadi 42,00% pada tahun 2007. Trend future intention kecap Cap bango terus mengalami peningkatan, hal ini disebabkan promosi below the line yang dilakukan oleh kecap Cap Bango berhasil menembus aware konsumen menjadikan kecap Cap Bango salah satu produk yang berkualitas di dalam industri kecap yang harus diwaspadai para pesaingnya. 7

Penurunan juga dialami oleh kecap indofood, hal ini dikarenakan jangkauan untuk menembus aware konsumen masih kecil dengan jarangnya promosi yang dilakukan terhadap produk kecap indofood, konsumen mengatahui bahwa indofood identik dengan saus indofood atau produsen makanan instan seperti indomie. Melihat hal ini, perusahaan harus bisa menjaga dan meningkatkan kosistensi produknya di dalam persaingan industri, oleh karena itu perusahaanperusahaan harus melakukan strategi-strategi pemasaran yang dapat meningkatkan penjualan dan menjaga konsistensi produknya. Tidak hanya trend future intention konsumen yang mengalami perubahan, hal ini dirasakan oleh para pedagang besar atau distributor yang sama-sama mengalami perubahan dalam permintaan dan penawaran kecap dari konsumen kecap. Hal ini bisa dilihat dari table berikut di bawah ini: TABEL 1.3 PERMINTAAN KECAP PARTAI BESAR No Merek 2006 2007 1 Kecap ABC 51% 41% 2 Kecap Bango 19% 21% Sumber: Swa.co.id dan tempo.com Berdasarkan Tabel 1.3 di atas, kembali Kecap ABC mengalami penurunan sedangkan pesaingnya Kecap Bango mengalami peningkatan. Hal ini tidak lain dikarenakan distributor sudah pintar dalam memilih produk yang menguntungkan mereka. Kecap Bango berhasil menembus aware konsumen dari komunikasi yang baik sehingga menjadikan Kecap Bango menjadi salah satu produk yang berkualitas bagi konsumen, sedangkan untuk Kecap ABC, kurangnya komunikasi pemasaran yang dilakukan mengakibatkan aware konsumen menjadi berkurang 8

meskipun Kecap ABC masih menjadi market leader dari produk kecap. Di daerah kelurahan Isola dapat dilihat bagaimana permintaan terhadap produk kecap ABC dan Bango yang dilakukan oleh konsumen pada pertengahan November sampai dengan pertengahan Desember tahun 2007 pada Tabel 1.4 berikut ini: No Resp Keterangan: TABEL I.4 PEJUALAN PRODUK KECAP Kecap ABC 9 Kecap Bango November Desember November Desember 1 2,350 2,350 2,120 2,120 2 4,275 4,075 3,020 3,020 3 4,125 4,125 3,040 3,040 4 3,450 3,450 3,340 3,340 5 2,200 2,200 1,800 1,800 6 3,800 4,075 3,360 3,360 7 4,900 4,900 3,300 3,300 8 3,175 3,175 2,440 2,740 9 1,825 1,825 1,820 1,820 10 5,325 5,325 4,260 4,260 11 1,750 1,025 2,740 2,740 12 1,675 1,675 1,500 1,500 13 3,600 3,600 3,060 3,640 14 3,450 3,450 3,040 3,040 15 1,125 1,125 1,800 1,800 16 1,150 1,150 2,100 2,100 17 2,550 2,550 2,720 2,720 18 1,625 1,625 2,140 2,140 19 2,900 2,900 3,040 3,040 20 4,700 2,900 3,660 4,260 21 5,875 4,900 3,340 3,940 22 1,925 1,925 2,740 2,740 23 1,825 1,825 2,420 2,420 24 5,250 6,150 3,640 2,720 25 2,625 2,625 2,740 2,740 26 2,275 2,275 2,420 2,420 27 1,550 1,550 3,660 3,660 28 1,625 1,625 3,040 3,040 29 2,050 1,675 2,740 2,740 30 2,825 2,825 2,120 2,120 = Meningkat = Menurun Hasil penjualan dalam satuan ml pada setiap warung (30 warung) di Kelurahan Isola Sumber : Pra Penelitian Bulan November Desember 2007

Berdasarkan Tabel 1.4 di atas, penjualan produk kecap pada warung-warung di daerah kelurahan Isola rata-rata stabil namun dari 30 warung tersebut penurunan permintaan juga terjadi pada produk kecap ABC sebesar 2,900 ml atau 3,30% pada bulan Desember dari total penjualan pada bulan November sedangkan kecap Bango meningkat sebesar 1,160 ml atau 1,39% pada bulan Desember. Aware konsumen terhadap produk pesaing kecap ABC di daerah kelurahan Isola juga sudah mulai terbentuk. Usaha pesaing kecap ABC dengan melakukan eventevent dan juga didukung dengan komunikasi yang secara berkesinambungan terus dilakukan. Dalam mengantisipasi pesaingnya, kecap ABC melakukan berbagai strategi untuk dapat meningkatkan penjualan mereka kembali. Beberapa startegi yang dilakukan oleh produsen kecap dapat dilihat dari tabel berikut ini: TABEL 1.5 STRATEGI PEMASARAN KECAP ABC - Inovatif dengan menghasilkan produk-produk unik - Sadar akan kekuatan merek dan mengalokasikan dana untuk memperkuat merek (Iklan diberbagai media untuk mengkomunikasikan produk kepada masyarakat) - Memiliki kekuatan dalam jaringan distribusi lewat PT Arta Boga Cemerlang dengan 72 titik jaringan distribusi di seluruh Indonesia, dengan armada yang mampu menerobos hingga pelosok desa. Para distributor Arta Boga tak hanya mengandalkan mobil boks, tetapi juga menggunakan sepeda motor. Memanfaatkan kekuatan jaringan pemasaran Heinz di mancanegara. Sumber: www.swa.co.id dan www.warta ekonomi.com Berdasarkan Tabel 1.5 di atas terlihat bahwa kecap ABC lebih menitik beratkan pada jaringan distribusi dan promosi above the line yang sedang gencargencarnya dilakukan seperti iklan media televisi maupun radio. Diharapkan startegi-strategi ini dapat mampu mengangkat penjualan dari masing-masing 10

kecap sehingga banyak konsumen yang melakukan keputusan pembelian terhadap produk kecap ini. Untuk mempengaruhi keputusan pembelian, maka salah satu cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan kegiatan promosi. Promosi yang bagus dapat mempengaruhi keputusan pembelian dan mampu melekat di benak konsumen dalam jangka waktu yang cukup lama. Menurut Buchari Alma (2004:181) bahwa tujuan utama promosi adalah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Melalui promosi, perusahaan dapat berkomunikasi dengan konsumen, sehingga hasil akhir dari proses komunikasi tersebut diharapkan konsumen memilih untuk membeli produk yang ditawarkannya daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Periklanan memang merupakan salah satu kegiatan pemasaran bagi produsen untuk mendapatkan konsumen bagi produknya melalui suatu komunikasi pemasaran untuk menginformasikan, membujuk serta mengingatkan konsumen pada produk yang dipasarkan oleh perusahaan. Dalam hal ini, salah satu media yang digunakan dalam aktivitas promosi adalah media televisi. Televisi digunakan karena memiliki jangkauan yang luas dan menghasilkan pesan audio visual yang dapat ditangkap oleh konsumen secara jelas, oleh karena itu media televisi mempunyai peran yang besar dalam memberikan awareness serta memasarkan suatu produk pada konsumen. Iklan kecap ABC di televisi yang dilakukan sebelumnya, mencoba menyampaikan kepada konsumen mengenai reputasi perusahaan dimana kecap ABC diolah oleh para ahli yang dapat dipercaya oleh ibu-ibu, kecapnya kental dan 11

hitam tanpa zat pewarna, cocok untuk semua masakan dan disukai oleh semua anggota keluarga turun temurun dan menjadi pilihan 7 ibu-ibu dari 10 ibu-ibu di Indonesia. Dalam iklan tersebut dapat dilihat produsen kecap ABC berusaha mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari ibu-ibu dengan menggunakan salah seorang chef yang berpengalaman dan ahli dalam mengolah makanan untuk menunjukkan bahwa kecap ABC memiliki kualitas yang bagus dan dapat digunakan untuk semua makanan serta dipercaya kualitasnya. Selain itu, iklan tersebut selalu melibatkan anggota keluarga baik orang tua, suami maupun anakanak dengan maksud menempatkan kecap ABC sebagai kecap keluarga yang sehat secara turun temurun dan mejadi pilihan banyak ibu-ibu di Indonesia. Menjadi produk pilihan dari ibu-ibu rumah tangga tersebut adalah tujuan yang sangat penting yang ingin dicapai oleh setiap produsen kecap, begitu juga dengan kecap ABC. Maka dari uraian latar belakang di atas, bahwa perilaku konsumen, yaitu keputusan pembelian salah satunya bisa dipengaruhi oleh iklan yang terdiri dari Mission (Tujuan), Message (Pesan) dan Media. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis merasa perlu mengadakan penelitian tentang Pengaruh Iklan Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kecap ABC (Survei Kepada Ibu-ibu Rumah Tangga di Wilayah Kelurahan Isola Bandung). 12

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Dalam memenuhi kebutuhan, konsumen seringkali melakukan penilaian maupun pertimbangan sebelum melakukan pembelian. Baik itu pertimbangan berdasarkan, merek, produk, saluran distribusi, waktu pembelian maupun jumlah pembelian. Menurut Kotler (2000:204), kebutuhan dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal apabila mencapai titik tertentu maka ia akan menjadi sebuah dorongan. Rangsangan eksternal dapat distimulus salah satunya oleh iklan televisi, atau lewat sebuah toko yang menyediakan produk yang dapat memenuhi kebutuhannya. Produsen perlu mengidentifikasi keadaan yang dapat memberikan stimulus pada kebutuhan tertentu dan kemudian mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen untuk mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan satu jenis produk. Penurunan trend future intention konsumen terhadap produk kecap ABC beberapa tahun terakhir ini mengindikasikan bahwa awareness konsumen terhadap produk tersebut mulai menurun. Hal ini juga mempengaruhi permintaan atas kecap ABC yang mengakibatkan penurunan penjualan terutama di daerahdaerah basis produk pesaingnya sehingga konsumen akan beralih pada produk pesaing. Upaya yang dapat dilakukan untuk merangsang dan meningkatkan kembali awarnes konsumen terhadap produknya, kecap ABC harus dapat melakukan komunikasi pemasaran yang baik dan efektif. Sumber informasi yang dapat 13

diberikan oleh perusahaan adalah sumber informasi komersial baik berupa iklan, tenaga penjualan dan lain sebagainya. Dengan komunikasi yang baik dan efektif diharapkan dapat mengurangi keraguan konsumen dalam mempertimbangkan produk kecap ABC yang nantinya diharapkan dapat mempengaruhi perilaku konsumen tersebut dalam melakukan pembelian kecap. Iklan kecap ABC yang terbaru mencoba memberikan rangsangan yang lebih dari iklan-iklan kecap ABC yang sebelumnya. Dalam meningkatkan awarnes konsumen, iklan kecap ABC didesign sebaik mugkin untuk merangsang konsumen mencoba kualitas tersebut di rumah masing-masing. Dengan adanya program kecap ABC, yaitu Roadshow ABC di Royal Plaza edukasi konsumen untuk membuat makanan sehat dengan bahan berkualitas dan memberikan tips membuat masakan yang enak dan sehat dengan menggunakan kecap ABC untuk mencegah anak jajan di luar rumah. Untuk mendukung program tersebut, PT Heinz ABC mecoba mengkomunikasikannya dengan masyarakat yang lebih luas dengan menggunakan iklan televisi. Dalam iklan televisi tersebut, produsen mencoba mempengaruhi ibu-ibu rumah tangga bahwa kemampuan seorang ibu dalam mengolah makanan di rumah akan mendorong anggota keluarganya untuk mengurangi kebiasaan jajan di luar rumah yang dari segi kesehatan jajanan tersebut tidak dapat dipercaya. Iklan tersebut menggambarkan dua orang anak yang menyukai masakan yang diolah oleh ibunya dan berebut kecap ABC dengan harapan dapat memberikan rasa yang lebih enak pada makanan tersebut bila menggunakan kecap ABC. Dalam iklan tersebut dapat dilihat bahwa ibu tersebut merasa sangat senang dengan apa yang dilakukannya untuk mengurangi rasa 14

khawatir dengan kebiasaan anak-anak yang menghabiskan uangnya untuk jajan di luar rumah. Kecap ABC berusaha memposisikan produknya sebagai kecap keluarga yang lezat dan sehat. Dengan menggunakan produk kecap ABC diharapkan seluruh anggota keluarga menyukai masakan dari ibu tersebut. Dengan komunkasi yang baik dan efektif diharapkan dapat mengurangi keragu-raguan konsumen dalam mempertimbangkan produk kecap ABC yang nantinya diharapkan dapat mempengaruhi perilaku konsumen tersebut dalam melakukan pembelian kecap. 1.2.2 Rumusan Masalah Seperti telah diungkapkan dalam latar belakang penelitian, maka penelitian ini bermaksud untuk memberikan jawaban terhadap beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan responden terhadap iklan televisi (Mission, Message dan Media) yang dilaksanakan oleh PT Heinz ABC di Kelurahan Isola Kota Bandung. 2. Bagaimana kecenderungan dalam melakukan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen kecap ABC di Kelurahan Isola 3. Seberapa besar pengaruh iklan televisi (Mission, Message dan Media) terhadap keputusan pembelian konsumen kecap ABC di Kelurahan Isola Kota Bandung. 15

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap iklan televisi (Mission, Message dan Media) yang dilaksanakan oleh PT Heinz ABC di Kelurahan Isola Kota Bandung. 2. Mengetahui bagaimana kecenderungan dalam melakukan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen kecap ABC di Kelurahan Isola Kota Bandung. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh iklan televisi (Mission, Message dan Media) terhadap keputusan pembelian konsumen kecap ABC di Kelurahan Isola Kota Bandung 1.3.2 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Dapat memperluas wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang Manajemen Pemasaran khususnya yang menyangkut tentang iklan televisi (Advertising) kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen. 2. Dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak perusahaan kecap dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam menjalankan iklan televisi. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian lanjutan mengenai iklan media televisi kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen. 16