PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KAIZEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

Quality Management. D Rizal Riadi

BAB II STUDI PUSTAKA

MANAJEMEN MUTU. Pendekatan Manajemen Mutu: Kaizen Total Quality Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang merupakan rangkaian

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *)

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

HANS PUTRA KELANA F

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER

Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini?

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari

I Gambaran umum Pengendalian dan Jaminan Kualitas. Pengendalian Kualitas TIN-212

BAB II LANDASAN TEORI

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan harus dapat memahami keinginan konsumen, sehingga perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen.

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : Mata Kuliah Lanjutan Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

HOUSEKEEPING & PRODUKTIVITAS KERJA PERTEMUAN KE-7

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

QUALITY COST OF PRODUCT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk.

MUTU. Disusun: Ida Yustina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penjualan adalah tindak lanjut dari pemasaran dan merupakan kegiatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #14 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI)

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk

BAB II BIAYA MUTU. kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara oprasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dorothea Wahyu Ariani, Pengendalian Kualitas Statistik, Penerbit Andi, 2004, Hlm 4

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M.

1 Pendahuluan. Quality Engineering & Management Konsep Kaizen Untuk Meningkatan Kualitas Secara Terus Menerus Pada Industri Sarung Tangan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan

JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN. Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr.

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting sebagian besar organisasi

Bab 1. Pendahuluan. Amerika Serikat, kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) DAN GUGUS KENDALI MUTU (GKM)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin

KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

1 Dinamika Teknik Juli PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KAIZEN Firman Ardiansyah Ekoanindiyo Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. VII, No. 2 Juli 2013 Hal 1-10 Abstrak Dalam meningkatkan mutu atau kualitas perlu diadakan usaha-usaha pengendalian yang meliputi usaha pencegahan terhadap terjadinya kesalahan, mengurangi penyimpangan atau cacat produk, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya sistem pengendalian mutu atau kualitas maka produk yang dihasilkan perusahaan akan menjadi lebih baik, sebaliknya jika dalam proses produksinya banyak produk yang cacat akan terjadi pemborosan sehingga menurunkan efisiensi dan produktifitas perusahaan. Pada dasarnya Total Quality Control (TQC) atau Pengendali Mutu Terpadu didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performansi secara terus menerus (continous performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia juga dikenal dengan nama lain sebagai TQM (Total Quality Management). Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang terhadap konsep continous incremental improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik, Kaizen berarti penyempurnaan. Di samping itu, kaizen berarti penyempurnaan yang berkesinambungan yang melibatkan semua orang. Filsafat kaizen menganggap bahwa cara hidup kita baik cara kerja, kehidupan sosial, maupun kehidupan rumah tangga perlu disempurnakan setiap saat. Kata Kunci : Kualitas atau mutu, total quality management, kaizen, perbaikan berkesinambungan atau continous performance improvement. A. Pendahuluan Kualitas / mutu merupakan suatu hal yang sangat penting karena kualitas menjadi faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing. Prinsip prinsip jaminan kualitas berlaku baik untuk benda benda yang dihasilkan pabrik maupun jasa. Kualitas barang atau jasa berhubungan dengan keandalan, ketahanan, waktu yang tepat, penampilan, intergritas, kemurnian dan individualisasi atau kombinasi dari berbagai faktor tersebut. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti : performansi (performance), keandalan (realibility), mudah dalam penggunaan (ease of use), estetika (esthetics) dan sebagainya (Vincent, 2005 : 4). Beberapa pendapat mengenai pengertian kualitas antara lain : 1. Menurut Feigenbaum (1989) : Kualitas adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, perbaikan dan pemeliharaan yang membangun produk jasa digunakan untuk memenuhi

2013 Firman Ardiansyah Ekoanindiyo 2 harapan-harapan dari pelanggan. 2. Menurut Goetch dan Davis (1995) : Kualitas adalah suatu kondisi yang dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan. 3. Menurut ASQC (American Society Quality control) : Totalitas keistimewaan dan karakteristik dari suatu produk atau pelayanan yang menekankan kemampuannya untuk memuaskan secara penuh sebagian kebutuhan. 4. Menurut ISO 8420 dari Standar Nasional Industri (SNI) : Gambaran dan karakteristik yang menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang dibutuhkan atau yang tersirat (fitness for use). Ada dua segi umum tentang kualitas, yaitu kualitas rancangan dan kualitas kecocokan. Semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam berbagai tingkat kualitas. Variasi dalam tingakat kualitas ini memang disengaja, maka dari itu istilah teknik yang sesuai adalah kualitas rancangan. Misalnya, semua mobil mempunyai tujuan dasar memberikan angkutan yang aman bagi konsumen. Tetapi mobil mobil berbeda dalam ukuran, penentuan, rupa dan penampilan. Perbedaan perbedaan ini adalah hasil perbedaan rancangan yang disengaja antara jenis jenis mobil itu. Perbedaan rancangan ini meliputi jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan, daya tahan dalam proses pembuatan, keandalan yang diperoleh melalui pengembangan teknik mesin dan bagian bagian penggerak, dan perlengkapan atau alat alat lain. Garvin mendefinisikan delapan dimensi untuk menganalisa karakteristik kualitas produk yaitu : 1. Performansi Bekaitan dengan aspek fungsional dari produk itu dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk. 2. Features Merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan pilihan dan pengembangannya. 3. Keandalan Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu. 4. Konformasi Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

3 Dinamika Teknik Juli 5. Durability Merupakan ukuran masa pakai suatu produk. 6. Kemampuan Pelayanan Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan. 7. Estetika Merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari prefensi atau pilihan individual. 8. Kualitas yang Disarankan Bersifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk. Menurut Garvin, dilihat dari persepektif yang lebih luas, mengkategorikan lima definisi kualitas / mutu sebagai berikut : - Definisi berdasarkan transeden kualitas tidak dapat didefinisikan secara persis kualitas merupakan suatu konsep yang dikenali secara universal tentang keunggulan. - Definisi berdasarkan produk kualitas merupakan derajat atau kuantitas atribut yang dimiliki produk. - Definisi berdasarkan pemakai kualitas memiliki arti sebagai derajat pemenuhan keinginan pelanggan oleh suatu produk. - Definisi berdasarkan manufaktur kualitas merupakan pemenuhan spesifikasi yang diperlukan atau diminta. - Definisi berdasarkan nilai Kualitas mengacu pada penyediaan suatu produk dengan kualitas yang dapat diterima pada harga yang wajar. Tiap produk mempunyai sejumlah unsur yang sama sama menggambarkan kecocokan penggunaannya. Parameter parameter ini biasanya dinamakan ciri ciri kualitas. Ciri ciri kualitas yaitu : - Fisik, misal : panjang, berat, voltase, kekentalan. - Indera, misal : rasa, penampilan, warna. - Orientasi waktu, misal : keandalan (dapat dipercaya), dapat dipelihara, dapat dirawat. (Montgomery, 1993 : 3). Karakteristik kualitas dapat digolongkan menjadi dua golongan utama yaitu : variabel dan atribut. Karakteristik yang dapat diukur dan diwujudkan dengan skala numerik disebut variabel, sebagai contoh : diameter dari ring dalam milimeter, resistansi dari koil dalam ohm dan kepadatan suatu larutan dalam gram per centimeter kubik. Karakteristik kualitas dikatakan sebagai atribut jika dapat diklasifikasikan termasuk kesesuaian maupun kesesuaian untuk memenuhi permintaan spesifikasi. Untuk

2013 Firman Ardiansyah Ekoanindiyo 4 pernyataan atribut maka tidak bisa menggunakan skala numerik melainkan diekspresikan dengan atribut, misalnya bau minyak wangi yang tremasuk golongan dapat diterima atau tidak, warna kain yang termasuk diterima atau tidak dan hal lainnya yang termasuk atribut. Dengan demikian, pengendalian kualitas mutlak diperlukan guna mencapai karakteristik kualitas yang diinginkan. Pengendalian kualitas sendiri diartikan sabagai aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu akan terukur ciri ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar (Montgomery, 1993 : 3). B. Total Quality Management (TQM) Kekalahan Jepang pada perang dunia ke II, membangkitkan budaya Jepang dalam membangun sistem kualitas modern. Hadirnya pakar kualitas W. Edward Deming di Jepang pada tahun 1950 membuat para ilmuwan dan insinyur Jepang lebih bersemangat dalam membangun dan memperbaiki sistem kualitas. Keberhasilan yang cukup pesat perusahaan Jepang di bidang kualitas menjadi perhatian perusahaan perusahaan di negara maju lainnya. Perusahaan kelas dunia kemudian mempelajari apa yang pernah diraih oleh perusahaan Jepang dalam mengembangkan konsep kualitas. Hasil studi perusahaan perusahaan industri kelas dunia ini menunjukkan bahwa keberhasilan perusahaan Jepang ini salah satunya menerapkan apa yang dikenal dengan Total Quality Management (TQM). B.1. Definisi Total Quality Management Pada dasarnya Total Quality Control (TQC) atau Pengendali Mutu Terpadu didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performansi secara terus menerus (continous performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia (Vincent, 2006 : 2) juga dikenal dengan nama lain sebagai TQM (Total Quality Management). Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan sebagai pengelolaan organisasi secara menyeluruh agar organisasi memperoleh keunggulan pada semua dimensi dari produk atau jasa, yang penting bagi pelanggan. Catatan penting dari definisi ini adalah bahwa mutu mencangkup keseluruhan organisasi, pada setiap hal yang dilakukan organisasi, dan bahwa mutu adalah pada akhirnya didefinisikan oleh pelanggan. Sedangkan berdasarkan ISO 8402, TQM diartikan sebagai

5 Dinamika Teknik Juli semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui : Q-planning, Q-control, Q-assurance dan Q-improvement. Pandangan tradisional dan modern mengenai kualitas dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Pandangan Tradisional dan Modern Tentang Kualitas Pandangan Tradisional Memandang mutu sebagai isu teknis. Usaha perbaikan mutu dikoordinasikan oleh manajer kualitas. Memfokuskan mutu pada fungsi atau departemen produksi. Produktivitas dan mutu merupakan sasaran yang bertentangan. Mutu didefinisikan sebagai konfirmasi (conformance) terhadap spesifikasi atau standar. Membandingkan produk terhadap spesifikasi asing. Mutu diukur melalui derajat nonkonformasi (nonconformance) menggunakan ukuran ukuran mutu internal. Mutu dicapai melalui inspeksi secara intensif terhadap produk. Beberapa kerusakan atau cacat diijinkan, jika produk telah memenuhi standar mutu minimum. Mutu adalah fungsi terpisah dan berfokus pada evaluasi produksi. Pekerja dipermalukan apabila menghasilkan mutu yang jelek. Hubungan dengan pemasok bersifat jangka pendek dan berorientasi pada biaya. B.2. Pengertian Kaizen Pandangan Modern Memandang mutu sebagai isu bisnis. Usaha mutu diarahkan oleh manajer puncak. Mutu mencakup semua fungsi atau departemen dalam organisasi. Produktivitas dan mutu merupakan sasaran yang bersesuaian, karena hasil hasil produktivitas dicapai melalui peningkatan atau perbaikan mutu. Mutu secara tepat didefinisikan sebagai persyaratan untuk memuaskan kebutuhan pengguna produk atau pelanggan (customers). Membandingkan produk terhadap kompetisi dan terhadap produk terbaik di pasar. Mutu diukur melalui perbaikan proses / produk dan kepuasan pengguna produk atau pelanggan secara terus menerus, dengan menggunakan ukuran ukuran mutu berdasarkan pelanggan. Mutu ditentukan melalui desain produk dan dicapai melalui teknik pengendalian yang efektif, serta memberikan kepuasan selama masa pakai produk. Cacat atau kerusakan dicegah sejak awal melalui teknik pengendalian proses yang efektif. Mutu adalah bagian dari setiap fungsi dalam semua tahap dari siklus hidup produk. Manajemen bertanggung jawab untuk mutu. Hubungan dengan pemasok bersifat jangka panjang dan berorientasi pada mutu. Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang terhadap konsep continous incremental improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik, Kaizen berarti penyempurnaan. Di samping itu, kaizen berarti penyempurnaan yang berkesinambungan yang melibatkan semua orang. Filsafat kaizen menganggap bahwa cara hidup kita baik cara kerja,

2013 Firman Ardiansyah Ekoanindiyo 6 kehidupan sosial, maupun kehidupan rumah tangga perlu disempurnakan setiap saat. Semangat kaizen yang tinggi dalam perusahaan Jepang telah membuat mereka maju pesat dan unggul dalam kualitas. Kaizen pada dasarnya merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang bertujuan untuk melaksanakan peningkatan secara terus menerus. Semangat kaizen berlandaskan pandangan berikut ini : Hari ini harus lebih baik daripada kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari pada hari ini. Tidak boleh ada satu hari pun yang lewat tanpa perbaikan / peningkatan. Masalah yang timbul merupakan suatu kesempatan untuk melaksanakan perbaikan/peningkatan. Menghargai adanya perbaikan/peningkatan meskipun kecil. Perbaikan / peningkatan tidak harus memerlukan investasi yang besar. Bila filosofi kaizen diterapkan, maka semua aspek organisasi harus diperbaiki sepanjang waktu. Dalam hal ini berlaku prinsip good enough is never good enough. (Fandy, 2001 : 286) Dalam lingkungan TQM, mutu ditentukan oleh pelanggan. Bagaimanapun cara pelanggan menetapkan mutu, mutu selalu dapat diperbaiki secara berkesinambungan. Kaizen merupakan konsep luas yang mendorong mutu melalui perspektif Big Q (semua orang terlibat, baik internal maupun eksternal). Kaizen merupakan konsep payung yang mencakup sebagian besar praktis khas Jepang yang belakangan ini terkenal di seluruh dunia. Konsep payung tersebut dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini : B.3. Pendekatan Perbaikan Berkesinambungan Tiang pertama dari Kaizen adalah kaizen yang berorentasi manajemen. Ini adalah tiang yang penting karena kaizen yang berorentasi manajemen berkonsentrasi pada logistik dan isu isu strategis yang paling penting dan menyediakan cukup waktu bagi

7 Dinamika Teknik Juli pemeliharaan kemajuan dan moral. Karena kaizen adalah tugas setiap orang, manajer harus terlibat dalam memperbaiki pekerjaannya sendiri (Imai, 2008 : 141). Untuk mengikuti perubahan lingkungan eksternal, manajer harus mengubah organisasi dan manajer harus melakukan perbaikan. Oleh karena perubahan lingkungan eksternal semakin cepat, maka manajer harus melakukan perbaikan yang berbeda dan lebih sering. Atau dengan kata lain mereka harus melakukan perbaikan yang berkesinambungan yang merupakan usaha konstan untuk merubah dan membuat sesuatu menjadi lebih baik. B.4. Aktivitas Perbaikan Berkesinambungan Dalam banyak organisasi, orang bekerja untuk memenuhi spesifikasi dan merasa puas apabila pekerjaan itu sesuai dengan spesifikasi atau standar yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bila sesuatu tidak rusak, maka tidak perlu diperbaiki. Jadi selama masalah belum timbul maka tidak perlu dipecahkan. Perbaikan berkesinambungan tidak sekedar memecahkan masalah, tetapi juga memperbaiki penyebab penyimpangan dari standar yang ditetapkan. Dalam perbaikan berkesinambungan diasumsikan bahwa sesuatu rusak apabila menyimpang dari target yang diinginkan pelanggan. Perbaikan berkesinambungan akan menjadi lebih sulit karena semakin banyak perbaikan yang dilakukan. Peningkatan kinerja juga berasal dari perbaikan sistem, tidak hanya merupakan peningkatan kemampuan sumber daya. Untuk meningkatkan sistem, manajer harus mencari sumber penyebab masalah, karena sering kali manajer melakukan kekeliruan yaitu lebih banyak menekankan aspek pemecahan masalah daripada mencari sumber penyebab masalah tersebut. Ada lima aktivitas pokok dalam perbaikan berkesinambungan yaitu : 1. Komunikasi Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam perbaikan berkesinambungan. Tanpa adanya komunikasi, perbaikan berkesinambungan tidak dapat dilakukan dengan baik. Komunikasi tidak hanya terjadi di antara anggota tim saja, tetapi komunikasi antar tim dalam suatu perusahaan juga diperlukan. Komunikasi berguna untuk memberikan informasi sebelum, selama dan sesudah usaha perbaikan. Semua orang yang terlibat langsung dan orang atau unit yang mungkin terkena pengaruh perbaikan yang direncanakan harus mengetahui apa yang sedang terjadi, mengapa dan bagaimana pengaruhnya terhadap mereka. 2. Memperbaiki masalah yang nyata permasalahan yang terjadi seringkali tidak jelas, sehingga diperlukan penelitian untuk mengidentifikasi dan mengatasinya. Oleh karena itu pendekatan ilmiah sangat penting dalam TQM. Kadangkala masalah dalam

2013 Firman Ardiansyah Ekoanindiyo 8 proses tampak jelas, sehingga masalah tersebut dapat dengan segera dapat diperbaiki. 3. Memandang ke hulu memandang ke hulu berarti mencari akar penyebab suatu masalah, bukan gejalanya (symptom). 4. Mendokumentasikan kemajuan dan masalah dokumentasi masalah dan kemajuan dilakukan agar apabila di kemudian hari menjumpai masalah yang sama, maka pemecahannya apat dilakukan dengan cepat. 5. Memantau perubahan pemantauan secara objektif terhadap kinerja suatu proses setelah diadakan perubahan perlu dilakukan, karena kadangkala solusi yang diajukan untuk suatu masalah belum tentu bisa memecahkan masalah tersebut secara tuntas. B.5. Gerakan Kaizen Lima Langkah (5-S) Gerakan 5 S memperoleh namanya dari inisial lima kata Jepang yang dimulai dengan huruf S : seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitshuke. Sebagai bagian dari manajemen visual suatu program menyeluruh, petunjuk yang mengulangi langkah langkah itu seringkali dipasang di tempat kerja. 1. Seiri (memisah misahkan) Seiri berarti memisah misahkan berkas berkas atau barang barang dalam beberapa kategori. Kategori tersebut terdiri dari barang barang yang sering kita gunakan sehingga perlu diletakkan di tempat yang lebih dekat dari tempat kerja kita, barang barang yang tidak sering kita gunakan sehingga dapat diletakkan di tempat yang jauh dari tempat kerja kita, dan barang barang yang tidak pernah digunakan dapat disingkirkan atau dihapus. Dengan seiri ini kita dapat menghemat tempat dan dapat menciptakan tempat kerja yang nyaman sehingga akan meningkatkan efisiensi. 2. Seiton (penataan) Dengan seiton ini kita mengatur secara baik, perbekalan kantor, alat alat, dokumen, suku cadang, buku dan lain lainnya untuk membuat pencariannya kembali menjadi efisien dan efektif. Untuk maksud ini kita perlu mengadakan analisis yang mendalam terhadap penggunaan barang barang tersebut, siapa yang menggunakan, dan bagaimana menyusunnya. Bergantung pada pola penggunaannya, dapatlah didesain metode pengaturan demi penyimpanan dan pencariannya kembali secara efektif. 3. Seiso (pembersihan) Membersihkan di sini tidak hanya berarti membersihkan gejala yang kotor saja, tetapi meliputi pula analisis sebab timbulnya gejala kotor. Umumnya, istilah ini

9 Dinamika Teknik Juli berarti membersihkan barang barang sehingga menjadi bersih. Dalam istilah 5 S, berarti membuang sampah, kotoran dan benda benda asing serta membersihkan segala sesuatu. Pembersihan merupakan salah satu bentuk dari pemeriksaan. Di sini diutamakan pembersihan sebagai pemeriksaan terhadap kebersihan dan menciptakan tempat kerja yang tidak memiliki cacat dan cela. Walaupun membersihkan jelas berarti membuang sampah dan kotoran serta menjadikan barang lebih bersih, akhir akhir ini hal itu menjadi semakin penting. Dengan mutu yang lebih tinggi, ketepatan yang lebih tinggi dan teknologi pemrosesan yang lebih halus, hal hal terkecil pun masih terbagi bagi lagi. Itulah sebabnya tidak boleh mudah menyerah dalam mengadakan pembersihan secara teratur. 4. Seiketsu (pemantapan) Dalam istilah 5 S, pemantapan berarti terus menerus dan secara berulang ulang memelihara pemeliharaan, penataan dan pembersihannya. Dengan demikian, pemantapan mencakup kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan. Dalam hal ini terutama diperlukan manajemen visual dan pemantapan 5 S. Inovasi dan manajemen visual terpadu digunakan untuk mencapai dan memelihara kondisi yang dimantapkan sehingga akan dapat bertindak dengan cepat. 5. Shitshuke (disiplin) Umumnya, istilah ini berarti pelatihan dan kemampuan untuk melakukan apa yang ingin dilakukan walaupun sulit dilakukan. Dalam istilah 5 S, ini berarti menanamkan (atau memiliki) kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar. Dalam hal ini, penekanannya adalah untuk menciptakan tempat kerja dengan kebiasaan dan perilaku yang baik. Dengan mengajarkan setiap orang apa yang harus dilakukan dan memerintahkan setiap orang untuk melaksanakannya, maka kebiasaan buruk akan terbuang dan kebiasaan baik akan terbentuk. Orang mempraktekannya dengan membuat dan mematuhi aturan. DAFTAR PUSTAKA A.Yamada & Utena, Seminar Kontrol Produksi Menjahit (Panduan Pengembangan Kursus Manajemen), The Association For Overseas Technical Scholarship (AOTS) & Juki Corporation Japan, 2010. Feigenbaum, A.V, Kendali Mutu Terpadu, Erlangga, Jakarta, 1996. Gaspersz,Vincent, Total Quality Management, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.

2013 Firman Ardiansyah Ekoanindiyo 10 Gaspersz,Vincent, Total Quality Management Untuk Praktisi Bisnis Dan Industri, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006. Imai, Masaaki, Kaizen : Kunci Sukses Jepang Dalam Persaiangan, PPM, Jakarta, 2001. Imai, Masaaki, The Kaizen Power, Yogyakarta, Think, Yogyakarta, 2008. Montgomery, Douglas C., Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1990. Osada, Takashi, Sikap Kerja 5S, PPM, Jakarta, 2005. Suwarso, Hardjosudarmo, Total Quality Management, Andi Offset, Yogyakarta, 1996. Tjiptono & Anastasia Diana, Fandy, Total Quality Management, Andi Offset, Yogyakarta, 2001. Veronika Dyah Ayuningtyas, Skripsi Analisa Pendekatan Kualitas Menggunakan Pendekatan Kaizen, Unisbank Semarang, 2010.