BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LATAR BELAKANG KONFLIK DAYAK MADURA DI SAMALANTAN A. Alasan Budaya. berkelompok, memiliki rasa solidaritas tinggi di antara sesama etnisnya dan

BAB III SIKAP PEMERINTAH TERHADAP KONFLIK DI SAMALANTAN. melampiaskan kemarahannya, dengan sasaran utama orang Madura karena

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

BAB I PENDAHULUAN. sekali saja, dan tidak hanya pada tahun tetapi pernah juga terjadi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan macam-macam suku bangsa, agama, ras, dan sumber daya manusia. Dibalik itu semua Indonesia

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT. Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

segera dikerahkan guna mengamankan situasi di daerah konflik. Mereka ditugaskan untuk mengamankan daerah konflik selama satu bulan.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar jika didukung oleh adanya kondisi yang aman dan tenteraman. Salah satu hal

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia dalam masyarakat sangatlah majemuk. orang pendatang yaitu korban kerusuhan Sampit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fety Novianty, 2013

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENERTIBAN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK

BUDAYA MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT YANG TERGANTIKAN OLEH BUDAYA KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah setengah abad lebih Indonesia merdeka, masyarakat Indonesia yang merupakan bangsa yang multi

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PENDAHULUAN. benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana umum, serta menimbulkan

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. 1 William Chang, Berkaitan Dengan Konflik Etnis-Agama dalam Konflik Komunal Di Indonesia Saat Ini, Jakarta, INIS, 2002, hlm 27.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bercumbu Dengan Konflik RUU Penanganan Konflik Sosial Sebagai Solusi Penanggulangan Konflik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi

ETNIK KONFLIK DAN PERDAMAIAN DI KALIMANTAN TENGAH

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TRILOGI NOVEL MARITO

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suporter sepakbola merupakan kerumunan di mana diartikan sebagai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum

Bercumbu Dengan Konflik RUU Penanganan Konflik Sosial Sebagai Solusi Penanggulangan Konflik di Indonesia

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan konsep noodweer exces dalam kasus penganiayaan atas dasar

Bab 1. Pendahuluan. berasal dari nama tumbuhan perdu Gulinging Betawi, Cassia glace, kerabat

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

Meski sudah padam, tapi tidak ada jaminan tidak akan meletus lagi kan?

BAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka.

BAB I PENDAHULUAN. Dayak. Suku Dayak sendiri terbagi dalam kelompok-kelompok kecil,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjelang pergantian tahun 2004, Indonesia dirundung bencana. Setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Anarkis merupakan sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan, anarkis dimulai di

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

I. PENDAHULUAN. Konflik timbul karena adanya kesenjangan fakta dan realita dalam masyarakat. Latar

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Menjadi Negara dengan masyarakat multikultur adalah tidak mudah.

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

I. PENDAHULUAN. Bentrokan massa kembali terjadi di Kabupaten Lampung Selatan antara Desa

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik

STRATEGI KOPING ANAK DALAM PENGATASAN STRES PASCA TRAUMA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA

RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

2012, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Penang

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.

BABI PENDAHULUAN. Setiap pasangan suami isteri tentu berharap perkawinan mereka bisa

KodePuslitbang : 3-WD

Bab Tiga Belas Kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. itu adalah keragaman etnis atau suku bangsa yang dimilikinya. Dalam

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

BAB II LATAR BELAKANG DOKTER SOEDARSO

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Polisi pamong praja sebenarnya sudah ada ketika VOC menduduki Batavia

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

Transkripsi:

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN A. Dampak Negatif Dampak negatif antara kedua suku yang bertikai tentu membuat hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal tersebut dirasakan sampai sekarang, dengan contoh bahwa setiap ada orang Madura masuk ke pemukiman orang Dayak untuk berdagang maka setiap warga akan sangat curiga dengan gerak-gerik dan perilakunya, itupun jika ada yang berani masuk, pada umumnya orang-orang Madura tidak ada yang berani lagi menginjakkan kaki dipermukiman orang Dayak, itu dikarenakan adanya trauma yang dalam akibat konflik yang terjadi pada tahun 1996-1997. Setiap perbuatan pasti mendapatkan akibat, perbuatan baik dan buruk pasti ada balasannya pula. Begitu pula dengan konflik di Kalimantan Barat antara etnis Dayak dengan Etnis Madura, konflik antar etnis tersebut sangatlah disayangkan oleh semua pihak terkait masih satu negara yaitu Indonesia dan masih satu tujuan yaitu Pancasila, tapi apakan daya seperti kata pepatah nasi sudah menjadi bubur banyak jalan yang telah ditempuh guna meredam terjadinya konflik tapi tetap saja terjadi. Mendengar kata konflik tentulah muncul pikiran negatif disetiap benak seseorang bahwa hal tersebut pasti menimbulkan efek tidak baik bagi siapapun yang mengalami konflik tersebut, karena melihat pengalaman yang sudah-sudah pasti terjadi dampak buruk bagi siapapun yang merasakan konflik, tapi melihat setiap 41

42 perbuatan pasti ada sisi positif-negatif maka diambil segala contoh untuk meihat kebenarannya, apakah ada sisi positif-negatif-nya. Contoh dampak negatif: a. Menelan korban Konflik antara Dayak dengan Madura terjadi berulang kali, dan ketika terjadi konflik, orang Dayak identik dengan pembunuhan sadis terhadap lawannya, sebagai contoh saat membunuh lawannya tidak hanya dengan membuat lawan jatuh, tetapi memenggal kepala korban dan memisahkan kepala korban dengan tubuhnya, pemenggalan dilakukan menggunakan senjata khas orang Dayak dengan sebutan MANDAU. Setelah terjadi konflik yang kurang lebih berlangsung selama 3 (tiga) bulan maka pastinya tidak menutup kemungkinan bahwa pasti ada korban yang meninggal dunia dan luka-luka, hal tersebut diyakini benarbenar terjadi karena banyak saksi yang mengatakan begitu, berhubung tidak ada petugas khusus yang mencatat berapa jumlah korban dari kedua belah pihak yang bertikai maka penulis tidak bisa menyebutkan secara jelas jumlah korban, tapi menurut kesaksian seorang saksi yang merupakan warga asli Samalantan dan pada saat itu sebagai pegawai negeri sipil di Kecamatan mencatat lebih dari 100 (seratus) orang yang menjadi korban jiwa dalam konflik tersebut, dan merupakan korban dari pihak Madura. Sedangkan dari pihak Dayak yang menjadi korban ada 6

43 (enam) orang yang menjadi korban jiwa saat terjadi konflik pada tahun 1996-1997 di Samalantan. 1 b. Kerugian dari segi Ekonomi Pada tahun 1996-1997 merupakan tahun yang sulit bagi orang Indonesia karena pada tahun tersebut krisis ekonomi perlahan-lahan mulai menimpa orang Indonesia, tentu saja ketika terjadi konflik antar etnis Dayak dan etnis Madura di Kalimantan Barat pada tahun 1996-1997 telah terlebih dahulu membuat masyarakat yang mengalami konflik merasakan krisis ekonomi yang nantinya akan dirasakan lagi pada tahun 1999 karena pada tahun tersebutlah tahun krisis ekonomi yang sebenarbenarnya menimpa Indonesia. Pasca terjadi konflik antara etnis Dayak dengan etnis Madura di Kalimantan Barat, Samalantan khususnya telah mengalami krisis ekonomi yang buruk bahkan untuk sumber makanan saja susah didapat, ditambah lagi keaadan sedang panas bagaimana mungkin warga bisa pergi keladang untuk melakukan kegiatan bertani mereka. Maka tidak heran saat terjadi konflik, banyak masyarakat Dayak yang memanfaatkan keadaan dengan mengambil hak milik orang Madura yang kemudian diakuinya menjadi hak miliknya. Hal tersebut tentulah tidak benar adanya karena memanfaatkan keadaan orang yang sedang susah, tapi hal yang seperti itu menjadi tidak asing lagi bagi masyarakat Samalantan, 1 Hasil wawancara dengan Bp Kimpat pada tanggal 16 Februari 2013jam 11.00 Beliau pada waktu itu sebagai anggota pegawai kantor Camat Samalantan.

44 karena pada saat itu kondisi ekonomi juga sedang lemah, maka wajarwajar saja jika terjadi penjarahan atas harta-harta orang Madura. 2 c. Dampak trauma orang-orang Madura Pertikaian pada tahun 1996-1997 bukanlah pertikaian yang pertama kali yang dirasakan orang Dayak dengan orang Madura di kecamatan Samalantan melainkan sudah kesekian kalinya, tapi setelah kesekian kalinya terjadi konflik dengan orang Dayak maka pada tahun 1996-1997 terjadilah konflik besar-besaran antara orang Dayak dengan Madura konflik tersebut bukan hanya terjadi di Samalantan saja melainkan diseluruh Kalimantan Barat, dengan konsekueni orang Madura harus pergi dari Samalantan. Pergi dari samalantan tentulah bukan sesuatu yang mudah bagi orang-orang Madura yang telah sekian lama tinggal di Samalantan bahkan sudah dari lahir berada di Samalantan, segala harta benda dan lahan pertanian serta tanah yang sedang mereka tanami tanaman tentu saja menjadi alasan kenapa mereka enggan pergi dari Samalantan, tapi karena harus bertaruh nyawa mempertahankan hak mereka maka banyak yang tidak sempat mengurusi harta benda mereka lagi karena harus segera mencari tempat mengungsi kejaran massa orang Dayak. Hewan ternak seperti sapi dan kambing juga menjadi korban amukan orang 2 Hasli wawancara dengan Bp F.A Muksin pada tanggal 19 februari jam 13.00, Beliau waktu itu sebagai camat samalantan

45 Dayak, apabila tidak menemukan orang Madura dirumahnya maka harta bendanyalah yang menjadi sasaran amukan massa orang Dayak. 3 B. Dampak Positif Setelah mendalami akibat negatif yang didapat akibat terjadinya konflik yang ada di Samalantan, sekarang kita akan melihat beberapa segi positif yang dirasakan orang Dayak akibat dari konflik pada tahun 1996-1997 adalah sebagai berikut: a. Orang Dayak merasa aman Setelah puluhan tahun hidup berdampingan bersama pendatang dari pulau Madura orang Dayak sudah terlalu sering mengalami konflik dengan penduduk pendatang tersebut, banyak masalah-masalah sepele yang dapat menjadi pemicu terjadinya konflik yang berakhir dengan luka-luka serius bahkan sampai kematian. Akhir dari konflik yang setelah ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian dinyatakan ada fase kecil, fase sedang dan fase besar, sebelum-sebelumnya memang ada yang dinyatakan fase besar tapi masyarakat Samalantan masih penuh dengan toleransinya sehingga masih bisa menerima orang-orang Madura untuk tetap tinggal di Kecamatan Samalantan, puncak kesabaran sudah habis ketika terjadi konflik pada tahun 1996-1997, orang-orang Dayak yang ada di Samalantan tidak lagi bisa hidup bersama-sama dengan orang Madura karena merasa sudah tidak aman. 3 Hasil wawancara dengan Bp T. Tumba Gunang pada tanggal 11 Februari 2013 jam 11.00 Beliau pada saat itu sebagai Tokoh Masyarakat Kec Samalantan

46 Konflik berakhir dan hanya meninggalkan sisa-sisa rumah dan aset-aset orang Madura tanpa memiliki pemilik lagi yaitu orang Madura, dengan begitu sudah bebaslah tanah Samalantan dari orangorang Madura, tapi tidak dengan orang-orang Madura yang sudah menjadi penduduk asli Samalantan karena telah menikah dengan penduduk asli Samalantan terutama menikah dengan orang Dayak, yang seperti itu tidaklah dianggap orang Madura lagi melainkan sudah menjadi orang Dayak. Sampai saat ini penduduk Samalantan sudah tidak pernah mengeluh lagi dengan keamanan, sudah tidak ada lagi yang ketakutan pulang kerumah masing-masing pada malam hari, karena waktu masih ada orang Madura seringkali terjadi perampokanperampokan dijalan ketika pengguna jalan tersebut hanya berjalan sendiri. 4 b. Tidak ada konflik yang menelan korban Sejak berakhirnya konflik yang terjadi pada tahun akhir 1996 sampai awal tahun 1997 kondisi sosial di Samalantan berubah secara signifikan, tidak ada lagi buruh Madura yang bekerja untuk orang-orang Dayak, tidak ada lagi pula tempat-tempat jual makanan di pasar-pasar Samalantan, tidak seperti sebelumnya waktu masih ada orang Madura, merekalah yang menguasai perdagangan-perdagangan dipasar Samalantan. 4 Hasil wawancara dengan narasumber bp. Ariamzah pada tanggal 14 Februari 2013 jam 12.00 beliau pada waktu itu sebagai kepala desa Samalantan.

47 Setelah kepergian orang-orang Madura dari Samalantan suasana menjadi aman dan tenang, walau tidak bisa dipungkiri bahwa pasti masih ada konflik antara orang Dayak dengan orang Dayak sendiri atau dengan orang Melayu, tapi tidak sampai berujung kematian atau korban jiwa. Jika memang ada konflik yang sampai menelan korban maka itu bukanlah menjadi hal yang berlanjut lagi keesokan harinya, karena pasti langsung diurusi oleh para Dewan Adat Dayak dan Ketua Adat lainnya yang bertugas dalam hal tersebut. 5 c. Orang pribumi di kursi pemerintahan Dalam kursi pemerintahan yang ada di Kalimantan Barat orang Dayak masih sangat kurang jumlahnya untuk mewakili sebagian besar penduduk pribumi yakni etnis Dayak di kursi pemerintahan, baik ditingkat Camat, Bupati apalagi Gubernur sangatlah kecil jumlahnya. Dengan terjadinya konflik antara orang Dayak dengan orang Madura maka kursi yang sebelumnya diduduki oleh orang Madura menjadi pindah tempat kepada orang Dayak. Dengan begitu konflik pada tahun 1996-1997 memberi peluang untuk tampilnya orang-orang pribumi dikursi pemerintahan, maka tidaklah heran jika sekarang ini banyak pula etnis Dayak yang menduduki tempat yang sebelumnya tidak pernah 5 Hasil wawancara dengan narasumber Bp M. Sedek pada tanggal 12 Februari 2013 jam 13.00, Beliau waktu itu sebagai kepala desa Aping, kecamatan Samalantan.

48 disentuh oleh orang Dayak. Perlu diperjelas bahwa konflik bukanlah jalan yang diatur oleh oknum-oknum tertentu untuk mengambil kursi dipemerintahan, hal tersebut tentu bisa dikatakan hanya dengan kebetulan. 6 Setelah membahas beberapa poin yang ada diatas berikut pula dampak dari terjadinya konflik antar etnis Dayak dengan etnis Madura di Kalimantan Barat, Samalantan khususnya. Disini banyak pembahasan yang akan didapat mengenai bagaimana dampak yang diderita masyarakat Kalimantan Barat setelah terjadi konflik yang telah banyak memakan korban, para tokoh adat meminta supaya diadakan nyaru sumangat karena tradisi maka sangatlah wajib hukumnya bagi orang-orang Dayak menaati, nyaru sumangat adalah bahasa Dayak yang membuat upacara adat yang dengan tujuan antara lain mengembalikan ketentraman dan persaudaraan di Kalimantan Barat. Upacara nyaru sumangat tersebut dilakukan disemua pelosok Kalimantan Barat, dengan tujuan supaya semua masyarakat merasakan perdamaian dan persaudaraan yang kuat antara semua lapisan masyarakat. Ada beberapa tempat yang menjadi tujuan utama diadakannya nyaru sumangat adalah di Sanggau Ledo yaitu merupakan asal mula tempat terjadinya kerusuhan antara Dayak dengan Madura, akan tetapi prosesi nyaru sumangat tersebut 6 Hasil wawancara dengan narasumber Bapak F. Kimsong pada tanggal 10 Februari 2013 jam 11.00, beliau waktu itu sebagai ketua Dewan Adat Dayak

49 dilaksanakan di Rumah Adat Dayak yaitu Rumah Panjang yang berlokasi di Samalantan, dipilihnya Samalantan sebagai tempat prosesi nyaru sumangat juga mempunyai alasan yang jelas, adalah karena Samalantan merupakan salah satu tempat yang penduduknya Maduranya lumayan banyak, dan Samalantan juga merupakan salah satu tempat dimana kerusuhan antara etnis Dayak dengan etnis Madura seringkali terjadi bukan hanya satu kali melainkan berkalikali, berbagai usaha perdamaian telah didahulukan tapi tetap saja terjadi lagi, melihat alasan tersebut para Tetua Adat Dayak mengusulkan untuk mengadakan upacara nyaru sumangat di Samalantan. 7 7 Institut Studi Arus Informasi. Sisi Gelap Kalimantan Barat. Pontianak Juli 1998, hlm. 186-187.