lease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN

dokumen-dokumen yang mirip
Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 2 KLASIFIKASI DATA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 3 ANALISIS UNGKAPAN KEMANUSIAAN BUTIR-BUTIR BUDAYA JAWA

UNIVERSITAS INDONESIA NILAI KEMANUSIAAN DALAM BUTIR-BUTIR BUDAYA JAWA SKRIPSI PRABAKTI NOVEBRIANTI SIWI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Buton dalam kehidupannya terikat kuat oleh tradisi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT

BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. istiadat dari suatu masyarakat etnik, seperti dalam istiadat masyarakat etnik Melayu. Dalam hal

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Masyarakat Agraris 2.2 Pekerjaan Tenaga Kerja Tani Padi

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN DHAMMASANTI WAISAK 2559 BUDDHIS ERA

BAB I PENDAHULUAN. sejarah umat manusia, agama dan kebudayaan memiliki peran sentral yang tak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang yang memiliki ciri-ciri pengenal kebudayaan yang membedakannya dari

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan berarti gubahan cerita yang berbentuk tembang atau pupuh (Tim

PERESMIAN LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) DAN LEMBAGA PENEMPATAN ANAK SEMENTARA (LPAS)

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama penentu kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini peneliti gunakan untuk mengetahui nilai-nilai budaya dalam novel Azab dan

INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PELESTARIAN BUDAYA DAERAH MELALUI PERTUNJUKAN KETHOPRAK

Ramah adalah sesuatu yang berhubungan dengan senyum dan sapaan hangat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

BAB I PENDAHULUHAN. detail yang berbeda. Nilai berasal dari bahasa latin, dari kata value

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Masyarakat Jawa sudah sejak lama mengenal adanya ungkapan-ungkapan

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakrta, 1999, hlm Pradjarta Dirdjosantojo, Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai langgar di Jawa, LKis,

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN DHAMMASANTI WAISAK 2560 BUDDHIS ERA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu yang mempunyai akal, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

Generasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang

PROFIL ORGANISASI MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME I N D O N E S I A MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

PENDAHULUAN. Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan

BAB 1 Nilai Berkaitan Dengan Perkembangan Diri

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

Abstrak. Kata kunci : Tujuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi interaksi diantara para anggotanya. bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini generasi penerus bangsa menghadapi tantangan yang sangat berat

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

Transkripsi:

124 BAB 4 KESIMPULAN Masyarakat Jawa yang kaya akan nilai-nilai budaya memiliki banyak cara untuk mengapresiasi dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ungkapan, falsafah hidup Jawa dapat terjaga kelestariannya. Nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya senantiasa memberikan pengajaran tersendiri bagi tiap pribadi yang selalu berusaha memegang teguh adat istiadat budaya Jawa. Dengan landasan spiritual tinggi ajaran-ajaran untuk senantiasa berkelakuan baik dituangkan melalui dua macam bentuk yaitu karya sastra dan karya non sastra. Dalam karya sastra ajaran-ajaran ini tertuang salah satunya melalui bentuk ungkapan yang kerap hadir menghiasi khazanah sastra nusantara (khususnya tradisional Jawa). Dalam karya-karya non sastra ajaran ini dapat tertuang melalui aktivitas budaya seperti hanya ritual-ritual kebudayaan yang sengaja digelar masyarakat sebagai wujud syukur terhadap Tuhan. Dalam ritual tersebut terdapat beberapa tahap pelaksanaan yang senantiasa memberikan simbol-simbol tersendiri. Secara garis besar simbol-simbol tersebut menggambarkan manusia untuk senantiasa bertingkah laku baik. Butir-Butir Budaya Jawa sebagai salah satu media penyampaian pesan moral mengandung nilai-nilai luhur yang hingga kini masih tetap dipertahankan keberadaannya oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Ungkapan yang terdapat

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 125 dalam teks tersebut menggambarkan paham Jawa yang senantiasa mengedepankan sisi spiritual dalam segala hal yang berkenaan dengan sisi moralitas. Melalui ungkapan Jawa, para pendahulu berusaha menyampaikan ajaran-ajaran moril serta mengarahkan pola pikir dan tingkah laku manusia untuk menuju kesempurnaan hidup. Setiap tindakan manusia ditata sedemikian rupa agar membentuk budi pekerti luhur; perilaku mulia dalam menjalani kehidupannya. Tujuannya adalah untuk menjaga keselarasan, baik terhadap Sang Pencipta, sesama makhluk, hingga alam sebagai faktor utama kelangsungan dunia. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dalam BBBJ (khususnya bab Kemanusiaan) terdapat beberapa nilai yang senantiasa hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, antara lain nilai ketakwaan terhadap Tuhan, nilai kesopanan, nilai penghormatan dan penghargaan terhadap sesama manusia. Berdasarkan nilai-nilai tersebut penulis berhasil melakukan proses klasifikasi data menurut konsep pemikiran yang melatarbelakangi keberadaan ungkapan-ungkapan dalam bab kemanusiaan pada teks BBBJ. Keenam konsep pemikiran tersebut adalah: 1. Ketuhanan Salah satu ungkapan yang terdapat dalam sub-bab ketuhanan ialah Manungsa sadrema nglakoni, kadya wayang upamane. Ungkapan ini menyiratkan nilai pasrah dan nrima dalam menerima takdir Tuhan. Kedua nilai moral ini dapat disebut sebagai paham Jawa yang paling mendasar dalam menjalani kehidupan. Dikatakan demikian karena pada kedua nilai tersebut manusia diajarkan untuk senantiasa menanamkan sifat keihlasan dan lapang dada dalam menerima segala ketentuan Tuhan. 2. Budi pekerti luhur Contoh ungkapan yang terdapat dalam sub-bab ini adalah Ngundhuh wohing pakarti. Menurut konsep pemikirannya, ungkapan ini memiliki nilai utama berupa eksistensi karma. Dengan adanya hubungan sebab-akibat, maka setiap tindakan

Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 126 manusia selalu mendapatkan hasil yang merupakan karma dari tindakannya terdahulu. Nilai ini mengajarkan manusia untuk senantiasa berbuat kebajikan agar hasil yang kelak diperolehnya berupa nilai-nilai kebajikan pula. Dengan demikian kehidupan manusia di dunia akan semakin dekat dengan kebahagiaan. 3. Sosial kemasyarakatan Ungkapan Rame ing gawe sepi ing pamrih, memayu hayuning bawana merupakan salah satu ungkapan yang masuk dalam kategori ini. Nilai moral yang dapat diambil adalah manusia diajarkan untuk senantiasa bebas dari pamrih dalam setiap tindakannya. Bebas di sini diartikan dengan terlepas atau tanpa mengharapkan balasan. Dengan menekankan sifat tanpa pamrih manusia juga dituntut untuk bersikap ikhlas dalam setiap tindakan, terutama dalam hal tolong-menolong antar sesama dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia pun diajarkan untuk senantiasa mencintai dunia (alam). Rasa cinta kasih terhadap dunia ini diaplikasikan melalui tindakan saling menghormati terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan seperti yang terkandung dalam memayu hayuning bawana. Dengan sikap ini keselamatan serta keharmonisan akan mudah untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. 4. Ilmu pengetahuan dan wawasan Nilai moral kebijakan tercermin melalui ungkapan Ngelmu pari saya isi saya tumungkul. Perilaku bijak sudah selayaknya diterapkan pada seseorang yang telah memiliki banyak pengalaman dalam hidup. Seiring bertambahnya ilmu, seseorang dituntut untuk senantiasa bersikap arif dan bijaksana dalam memaknai dan menyikapi segala kelebihan yang dimilikinya, hal ini ditandai dengan pengendalian diri terhadap sikap-sikap sombong yang kerap memperburuk citra seseorang dimata umum.

127 5. Pengendalian diri Pada sub-bab ini konsep yang ditekankan ialah adanya pengendalian diri terhadap hawa nafsu yang kerap merusak jiwa manusia. Salah satu contohnya seperti yang terkandung dalam ungkapan Aja ngumbar hawa napsu, mundhak sengsara uripe. Jelas dikatakan bahwa seseorang yang tidak mampu mengelola hawa nafsunya akan mendapatkan kesengsaraan dalam hidup. Nampak rasional ketika seseorang tidak mampu mengendalikan diri atas segala nafsu-nafsu buruk yang terdapat dalam dirinya, maka seketika itu pula ia dikatakan gagal dalam mengendalikan dirinya. Dengan kegagalan ini, maka kehidupannya jelas dekat dengan kesengsaraan. 6. Pencapaian (harapan & cita-cita). Nilai-nilai yang terkandung dalam sub-bab ini menekankan diri pada aspek usaha dalam mencapai suatu pengharapan. Seperti yang terkandung dalam ungkapan Jer basuki mawa beya. Dalam kehidupan manusia, usaha untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai sebuah pengharapan, seseorang harus rela mengorbankan sesuatu yang dimilikinya. Pengorbanan inilah yang disebut dengan beya. Dengan usaha yang dilakukannya itu, bukan suatu kemustahilan untuk dapat mencapai sebuah keberhasilan dalam hidup. Melalui keenam aspek di atas disimpulkan bahwa masyarakat Jawa senantiasa berpegang teguh pada ajaran spiritual dalam usaha membentuk budi pekerti luhur yang salah satunya diwujudkan dengan menjaga sikap dan tingkah laku dalam hubungan kemasyarakatan, baik dalam hal pengamalan ilmu maupun pengendalian sikap serta senantiasa menempuh jalan-jalan kewajaran (tidak menyimpang aturan) untuk mencapai suatu harapan maupun cita-cita. Dari keenam kategori tersebut, ungkapan dengan kandungan nilai sosial kemasyarakatan memiliki jumlah terbanyak.

128 Hal ini menandakan bahwa dalam kehidupan masyarakat Jawa, sangat diperlukan nilai-nilai yang sifatnya mengatur dan menjaga hubungan baik manusia dengan sesamanya. Dengan keberadaan nilai-nilai tersebut, manusia diharapkan dapat saling menghormati satu dengan yang lainnya. Jika dalam aplikasinya masyarakat telah menerapkan nilai-nilai moral ini, maka bukan suatu hal yang mustahil keharmonisan lingkungan dapat terjaga dan terpeliharan dengan baik. 2. Makna-makna yang terkandung dalam ungkapan-ungkapan BBBJ Secara garis besar berlandaskan pada kepercayaan terhadap Tuhan. Orang Jawa percaya bahwa eksistensi manusia di dunia tak lepas dari peran Tuhan sebagai Gusti Ingkang Maha Kuwaos, Sang Penentu segala hal yang terjadi di muka bumi. Dengan pemahaman ini maka manusia akan senantiasa menanamkan nilai-nilai positif dalam dirinya, baik melalui pandangan hidup maupun tingkah laku sebagai wujud aplikasi pemahaman tersebut. Manusia harus menjaga keselarasan, hubungannya dengan Sang Pencipta, sesama manusia, maupun makhluk hidup lain. Dengan demikian maka dunia akan menjadi tentram. Manusia secara khusus pun harus dapat menjaga keselarasan antara batin dengan sikapnya.