BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan

A. Latar Belakang Masalah

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan di Kabupaten Lombok Barat. 2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situs kependudukan pada tingkat

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

BAB I PENDAHULUAN. negara karena dari sanalah kecerdasan dan kemampuan bahkan watak bangsa di masa

PARTISIPASI KASAR ( APK ) MENURUT JENJANG PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN

gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini.

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

4. Kecamatan Sipora Selatan dengan luas wilayah 268,47 km 2 (4,47%) dan. 5. Kecamatan Sipora Utara dengan luas wilayah 383,08 km 2 (6,37%) dan

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

KONDISI SOSIAL EKONOMI

dari target 28,3%. dari target 25,37%. dari target 22,37%. dari target 19,37%.

Indikator Sarana Prasarana Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu

ANALISA PENDEKATAN SISTEM PENDIDIKAN PADA PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

BAB IV ANALISA DATA SEKUNDER DAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PROPINSI SUMATERA BARAT

Profil Pendidikan 2014

Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya.

KATA PENGANTAR. Salam kami, Tim penyusun. Hal. i

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pemerintah menetapkan PP Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif


Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencari pekerjaan atau menganggur.dengan demikian, pembangunan

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

ARUS SISWA MASUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pendidikan nasional dilandasi oleh paradigma membangun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan (PDRB). Dalam hal ini faktor-faktor produksi yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah ini berdataran tinggi dan rendah mudah dilanda banjir karena desa

Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Thn Percepatan Pembangunan Tahun Anggaran 2007 sumber dana APBD dan APBN

ANALISIS LAYANAN PENDIDIKAN

LAPORAN AKHIR ROADMAP PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI LAMPUNG TAHUN B ADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dinilai sangat penting dalam mendukung pertumbuhan. pendidikan bagi masyarakat di antaranya berkaitan dengan pengurangan

BAB ii SUNGAI PAGAR SELAYANG PANDANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan kawasan yang mempunyai kenampakan dan masalah. yang komplek. Kota tidak hanya berfungsi sebagai wadah dimana tempat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

PEMETAAN MASALAH PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR MASYARAKAT MISKIN ANTAR KECAMATAN SEBAGAI UPAYA PEMERATAAN AKSES PENDIDIKAN DI KABUPATEN OGAN ILIR

BAB III MODIFIKASI LIFE TABLE DASAR MENJADI LIFE TABLE PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dede Rosi Virgianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sosio-ekonomi dan budaya serta interaksi dengan kota kota lain di sekitarnya. Secara

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.


WALIKOTA PALANGKA RAYA

I. PENDAHULUAN. sensitif menghadapi era globalisasi. Oleh karena itu, pendidikan memiliki

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DI KABUPATEN PUNCAK JAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

2014 ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

Daftar Tabel. Halaman

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya dan aktivitas manusia. Hubungan manusia dengan lingkungan alam akan memperlihatkan tingkat kemampuan seseorang untuk menempatkan diri pada suatu kelompok. Secara umum sekolah menengah di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan dasar-dasar bagi pengembangan manusia unggul, bermoral, pekerja keras dan memberikan dasar kecakapan kerja. Kombinasi antara analisis keruangan dengan analisis ekologi disebut analisis kombinasi wilayah. pada pendekatan ini wilayah-wilayah didekati dengan pengertian areal diffrentiation yaitu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakikatnya kondisi suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain sebagai akibat dari adanya permintaan dan penawaran antar wilayah. pada analisis ini diperlihatkan mengenai penyebaran fenomena tertentu (analisis keruangan), dan interaksi antar variabel manusia dan lingkungannya untuk kemudian dipelajari kaitannya (Bintarto,1979). Pola penyebaran sekolah dipelosok tanah air tidak merata karena diakibatkan daerah kota-kota besar terjadi daerah padat penduduk sementara daerah terpencil atau desa terdapat daerah jarang penduduk. Hal ini akan menyulitkan dalam penyediaan sarana pendidikan. dan sering kali gedung sekolah 1

2 banyak ditemukan menumpuk di satu lokasi atau di satu daerah sementara di lokasi lain gedung sekolah tidak ada terdapat sama sekali. Suatu lokasi sekolah yang jauh tidak akan menyulitkan siswa menuju sekolah apabila didukung oleh sarana transportasi yang baik dan kondisi jalan yang baik pula. Perkembangan pendidikan dipengaruhi juga oleh penyebaran sekolah-sekolah yang ada, baik SD, SMP, maupun SMA. Penyebaran sekolah akan mempengaruhi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat. Jumlah penduduk indonesia terus meningkat dari tahun ketahun, hal ini akan menambah jumlah anak usia sekolah, bertambah jumlah anak usia sekolah menuntut peningkatan terhadap kebutuhan pendidikan. Kebutuhan pendidikan di setiap daerah dilihat dari tiga indikator pendidikan yaitu indikator input, proses dan output atau dampak. Indikator input terdiri jumlah penduduk menurut kelompok usia sekolah, jumlah sarana pendidikan umum, rasio murid-guru, rasio murid-kelas. Indikator proses terdiri atas Angka Partisipasi Murni (APM) masyarakat terhadap pendidikan. Angka Partisipasi Murni adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. Angka Partisipasi Kasar adalah angka perbandingan jumlah absolute murid laki-laki dan perempuan. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah ditingkat pendidikan tertentu. APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah disetiap jenjang pendidikan. Adanya perbedaan nilai APM dan APK disebabkan oleh berbagai hal didalam bidang pendidikan. Indikator output atau dampak dapat dilihat dari pendidikan yang ditamatkan dan angka putus sekolah.

3 Sekolah sangat dibutuhkan masyarakat untuk mengangkat keadaan hidupnya ketaraf yang lebih baik, oleh sebab itu usaha pembaharuan harus dipikirkan. Pembaharuan dimaksud yakni pembentukan sekolah daerah pedalaman demi perbaikan ekonomi orang desa. Masyarakat daerah harus mendapat perhatian utama karena yang paling terbelakang dan paling menderita tetapi paling banyak memberikan tempat hidup bagi bangsa indonesia dimana 65% dari bangsa kita tinggal di desa (Simanjuntak dan Pasaribu,1986). Perencanaan yang sangat matang sangat diperlukan dalam pembangunan fasilitas dan pelayanan sosial seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, tempat rekreasi, peribadatan, pusat perbelanjaan serta layanan jasa. dan pengadaan fasilitas tersebut tidak terlepas dari jumlah penduduk disuatu wilayah, hal ini berlaku juga untuk wilayah Kecamatan Sungai Kanan, terdapat 8 unit SLTA di Kecamatan Sungai Kanan baik Negeri maupun Swasta yang tersebar secara tidak merata di 9 desa/ kelurahan (BPS 2013). Mengingat pendidikan itu sangat luas sifatnya, maka di dalam penelitian ini dibatasi hanya pada Sekolah Tingkat Lanjutan Atas ( SLTA) baik yang Negeri maupun Swasta. Adapun sekolah Tingkat Lanjutan Atas dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasyah Aliyah Negeri (MAN), dan Madrasyah Aliyah Swasta (MAS). di Kecamatan Sungai Kanan terdapat 3 sekolah negeri dan 5 sekolah swasta. dari pengamatan sementara terdapat 6 sekolah berlokasi di daerah pusat kecamatan, sedangkan hanya 2 sekolah saja yang terdapat di daerah pelosok desa. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran pembangunan pemerataan sekolah tidak merata di Kecamatan Sungai Kanan.

4 Kecamatan Sungai Kanan adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Provinsi Sumatera Utara. dengan luas wilayah 484,35 km 2 yang terdiri dari 8 desa dan 1 kelurahan. Jumlah penduduk di Kecamatan Sungai Kanan pada tahun 2013 sebanyak 45.407 jiwa atau 10.385 KK. dari jumlah tersebut penduduk yang berusia pada tingkat SLTA sebanyak 3.622 jiwa ( BPS 2013). Berdasarkan observasi di beberapa desa di Kecamatan Sungai Kanan terdapat beberapa sekolah yang memiliki daya tampung dibawah kapasitas akan tetapi ada juga terdapat sekolah yang melebihi kapasitas. Selain masalah daya tampung dari pusat statistik sungai kanan diketahui bahwa terdapat 6 sekolah berlokasi di daerah pusat kecamatan, sedangkan hanya 2 sekolah saja yang terdapat di daerah pelosok desa. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran pembangunan pemerataan sekolah tidak merata di Kecamatan Sungai Kanan. Secara geografis daerah pinggiran kota dan desa bersinggungan langsung dengan daerah kota. Jika kebutuhan daerah pinggiran kota, desa dan daerah sekitar kota terhadap sekolah tidak terpenuhi maka pilihan adalah ke pusat atau keluar dari kota tersebut. Hal ini dapat berimplikasi luas bagi mobilitas penduduk, masalah transportasi dan lalu lintas, dan juga bagi siswa seperti waktu yang tersita dijalan, biaya ongkos yang besar, kelelahan fisik dan resiko terlambat. Walaupun demikian karena alasan-alasan tertentu masih banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya diluar wilayah dan jauh dari tempat tinggalnya. Penyebaran pembangunan sekolah yang tidak merata mengakibatkan adanya kesenjangan terhadap pemerataan pendidikan di Kecamatan Sungai Kanan. Selain itu, dilihat dari jarak kesekolah dan tingkat aksesibilitas yang masih

5 kurang di beberapa wilayah di Kecamatan Sungai Kanan menyebabkan sarana yang tersedia masih minim dalam pelayanan pendidikan. Untuk itu, penulis ingin melihat dan mengetahui bagaimana pola penyebaran SLTA dikaitkan dengan kebutuhan penduduk usia sekolah di Kecamatan Sungai Kanan. B. Identifikasi Masalah Adapun masalah yang dapat diidentifikasi dari latar belakang masalah adalah masalah : (1) Pola persebaran SLTA masih belum merata (2) kebutuhan penduduk usia sekolah akan SLTA sangat kurang (3) persebaran SLTA yang berkonsentrasi di ibukota kecamatan saja, (4) aksesibilitas kependidikan yang masih minim dibeberapa daerah di Kecamatan Sungai Kanan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada masalah pola persebaran SLTA yang belum merata, kebutuhan penduduk usia sekolah di Kecamatan Sungai Kanan, dan aksesibilitas masyarakat terhadap sekolah. D. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pola penyebaran SLTA di Kecamatan Sungai Kanan? 2. Bagaimana Sebaran SLTA dikaitkan dengan kebutuhan pendidikan penduduk usia sekolah di Kecamatan Sungai Kanan? 3. Bagaimana sebaran SLTA dikaitkan dengan aksesibilitas di Kecamatan Sungai Kanan

6 E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pola penyerbaran SLTA di Kecamatan Sungai Kanan. 2. Untuk mengetahui Sebaran SLTA dikaitkan dengan kebutuhan pendidikan penduduk usia sekolah di Kecamatan Sungai Kanan. 3. Untuk mengetahui sebaran SLTA dikaitkan dengan aksesibilitas di Kecamatan Sungai Kanan. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah daerah dalam pemerataan pola penyebaran sekolah. 2. Untuk menambah wawasan penulis tentang keadaan angka partisipasi murni dalam kebutuhan pendidikan 3. Dan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama pada lokasi yang berbeda.