SHELF LIFE OF Spirulina BISCUIT WITH DIFFERENT PACKAGING By: ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PENDUGAAN UMUR SIMPAN COOKIES YANG DIFORTIFIKASI DENGAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) MENGGUNAKAN KEMASAN BERBEDA Oleh:

PREDICTION THE SHELF LIFE OF INSTAN PORRIDGE FORTIFIED WITH CATHFISH (Pangasius hypopthalmus) PROTEIN CONCENTRATE USING DIFFERENT PACKAGING.

PENDUGAAN MASA KADALUWARSA DENDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) PADA KEMASAN ALUMINIUM FOIL. Oleh

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK PANGAN

SHELF LIFE ESTIMATION OF CATFISH (Cryptopterus bicirchis) MACARONI PACKED IN HDPE AND ALUMINIUM FOIL. Oleh

Herry Kurniawan 1), Suparmi 2), Sumarto 2) Abstract

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

PENDUGAAN MASA KADALUSA DENGDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) Oleh. Elita Survani Gultom 1), Dahlia 2), Suparmi 2)

Pengaruh Jenis Kemasan Berbeda Terhadap Mutu Kerupuk Atom Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) Selama Penyimpanan Suhu Ruang

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

ABSTRAK. Keripik pisang merupakan makanan ringan yang mudah mengalami ketengikan. Salah

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

Sifat Kritis dan Umur Simpan Ukel Manis

Oleh. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

PERUBAHAN MUTU ABON IKAN MARLIN (Istiophorus sp.) KEMASAN VAKUM - NON VAKUM PADA BERBAGAI SUHU PENYIMPANAN DAN PENDUGAAN UMUR SIMPANNYA

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK MI INSTAN DARI PATI SAGU DENGAN METODE AKSELERASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. bawang putih, dan asam jawa. Masing-masing produsen bumbu rujak ada yang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

A Study on the Shelf Life of Frozen Catfish Fillet (Pangasius hypopthalmus) Added with Ginger Powder By: ABSTRACT

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Wortel segar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Muhammad Khairi Hanafi 1, Syahrul 2, Dewita Buchari 2 ABSTRAK Abstrak

I. PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Umur Simpan Ikan Asin Sepat Siam (Trichogaster Pectoralis) Duri Lunak Dengan Pengemasan Vakum Dan Non Vakum Pada Penyimpanan Suhu Ruang

PENDUGAAN UMUR SIMPAN BUBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) ABSTRACT

III. BAHAN DAN METODE

PENDUGAAN UMUR SIMPAN BUBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) ABSTRACT

Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Lampung * ABSTRACT

METODOLOGI PENELITIAN

Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung ABSTRACT

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PADA PENYIMPANAN DINGIN TEMPE KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DENGAN PENGEMASAN VAKUM MENGGUNAKAN MODEL ARRHENIUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

ISSN No Media Bina Ilmiah 45

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS UMUR SIMPAN BUBUK KAKAO DALAM KEMASAN PLASTIK STANDING POUCH MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL ARRHENIUS

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang optimum untuk gum arabika dan tapioka yang kemudian umur simpannya akan

PENENTUAN UMUR SIMPAN SIRUP PALA BERDASARKAN PERUBAHAN DERAJAT KEASAMAN ph Melisa J Sahambangung 1,Lady Ch Lengkey 2, David Rumambi 2,

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : Wulan Apriliana Dewi

Mochamad Nurcholis, STP, MP. Food Packaging and Shelf Life 2013

Shelf Life Estimation of Instant Noodle from Sago Starch and Catfish (Pangasius sp.) Using Accelerated Method. Harapan Siregar ( )

PENDUGAAN UMUR SIMPAN MI INSTAN BERBASIS TEPUNG JAGUNG LOKAL RIAU DAN TAPIOKA MENGGUNAKAN METODE AKSELERASI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Karakteristik teh hijau No Parameter SNI Menurut Nasution dan Tjiptadi (1975) 1 Keadaan - Rasa

PENENTUAN UMUR SIMPAN BUMBU RUJAK DALAM KEMASAN BOTOL PLASTIK MENGGUNAKAN METODE ARRHENIUS

PENENTUAN KADALUWARSA PRODUK PANGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,

PENENTUAN UMUR SIMPAN BUMBU RUJAK DALAM KEMASAN BOTOL PLASTIK MENGGUNAKAN METODE ARRHENIUS SKRIPSI

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

KAJIAN PENENTUAN UMUR SIMPAN PRODUK WAFER STICK MAKALAH KOMPREHENSIF

PENGARUH BAHAN KEMAS SELAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN KADAR AIR GULA KELAPA (Cocos Nucifera Linn) PADA BERBAGAI SUHU DAN RH LINGKUNGAN SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODELOGI. Penelitian dilaksanakan di laboratorium PT KH Roberts Indonesia dan

Bul. Teknol. dan Induatri Pangan, Vol. XI, No. I, Th. BOO0 EVALUASI MODELMODEL PENDUGAAN UMUR SIMPAN PANGAN DARI DIFUSI HUKUM FICK UNIDIREKSIONAL

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE. Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

pangan fungsional yang beredar di pasaran. Salah satu pangan fungsional yang

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

III. TINJAUAN PUSTAKA

SHELF LIFE ESTIMATION OF CORN COOKIES PACKED IN OPP-PP AND METALIZED PLASTIC USING ACCELERATED SHELF-LIFE TESTING METHOD-ARRHENIUS EQUATION SKRIPSI

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR

EVALUASI PERUBAHAN KADAR AIR, TEKSTUR, DAN RASA SAGU LEMPENG DALAM BERBAGAI KEMASAN PLASTIK SELAMA PENYIMPANAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDUGAAN UMUR SIMPAN DODOL NANAS (Ananas comosus L.) YANG DIKEMAS DENGAN EDIBLE FILM TAPIOKA DIBANDINGKAN PENGEMAS LAINNYA TUGAS AKHIR

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

PENGARUH JENIS KEMASAN YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DENDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR.

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

PENENTUAN UMUR SIMPAN TERASI INSTAN DALAM KEMASAN

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

II. TINJAUAN PUSTAKA

ORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

IDENTIFIKASI KUALITAS DEDAK YANG DISIMPAM DALAM BERBAGAI JENIS KEMASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

bulan Februari 2017, sedangkan penelitian utama dilaksanakan bulan April hingga

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan

Transkripsi:

PENDUGAAN UMUR SIMPAN BISKUIT Spirulina DENGAN MENGGUNAKAN JENIS KEMASAN YANG BERBEDA Oleh: Moulitya Dila Astari (1), Dewita (2), Suparmi (2) Email: moulitya@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menduga umur simpan biskuit spirulina dalam kemasan yang berbeda (HDPE dan aluminium foil). Metode yang digunakan adalah Arrhenius, penyimpanan dilakukan pada suhu 25ºC dan 35ºC dengan interval waktu pengamatan adalah 5 hari selama 30 hari. Parameter yang diamati adalah kadar lemak dan bilangan peroksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan parameter kadar lemak kemasan yang dapat mempertahankan mutu biskuit spirulina adalah kemasan aluminium foil bila disimpan pada suhu 35ºC yaitu dapat bertahan selama 52 hari 4 jam 49 menit. kata kunci : biskuit spirulina, umur simpan, HDPE, aluminium foil. SHELF LIFE OF Spirulina BISCUIT WITH DIFFERENT PACKAGING By: Moulitya Dila Astari (1), Dewita (2), Suparmi (2) Email: moulitya@gmail.com ABSTRACT The aim of this study was to determine shelf life prediction of spirulina biscuit with different kinds of packaging (HDPE and aluminum foil). The method used is Arrhenius, storage at a temperature of 25ºC and 35ºC with an interval of observation time is 5 days for 30 days. The parameters analyses are fat content and peroxide value. The results showed that based on the parameters of the fat content the packaging that can maintain the quality of the biscuit is aluminum foil packaging when stored at 35 C that can last for 52 days 4 hours 49 minutes. Keywords: spirulina biscuit, shelf life, HDPE, aluminum foil 1 Student Faculty of fisheries and marine science, University of Riau 2 Lecture Faculty of Fisheries and marine science, University of Riau PENDAHULUAN Biskuit yang beredar di pasaran saat ini menurut SNI 01-2973-1992 memiliki kandungan karbohidrat tinggi (Min 70%), sedangkan kandungan proteinnya masih tergolong rendah (Min 9%). Untuk meningkatkan nilai gizi protein pada biskuit, salah satu cara yang sudah dilakukan adalah dengan menambah spirulina. Hal ini sesuai dengan pendapat FAO (2008) dalam Sari (2013), menyatakan bahwa penambahan spirulina ke dalam biskuit dapat meningkatkan kandungan gizi dari biskuit tersebut. Akan tetapi umur simpan dari biskuit spirulina belum diketahui. Umur simpan suatu produk merupakan hal yang penting karena JOM : OKTOBER 2015

dapat memberikan informasi tentang batas kelayakan biskuit spirulina serta memberikan jaminan mutu. Umur simpan produk pangan sangat erat kaitannya dengan kemasan, namun informasi mengenai umur simpan biskuit spirulina dan jenis kemasan yang mampu mempertahankan mutu biskuit tersebut belum diketahui, sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendugaan umur simpan biskuit spirulina dengan menggunakan jenis kemasan yang berbeda. BAHAN DAN METODE Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah spirulina kering (Jepara), tepung terigu, gula halus, baking powder, vanili, garam, ragi, tepung beras, lemak, air, bahan pengemas yang terdiri dari High Density Polyethylene (HDPE) dan aluminium foil. Bahan kimia yang digunakan untuk analisa kadar lemak dan bilangan peroksida adalah larutan eter, larutan asam kloroform, larutan jenuh KI, aquades, larutan natrium tiosulfat dan larutan pati. Alat-alat yang digunakan adalah oven, baskom, cetakan biskuit, timbangan, plastik, aluminium foil, inkubator, erlenmeyer, kertas saring, tabung soxhlet dan pemanas listrik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu melakukan pembuatan biskuit spirulina yang dikemas dengan HDPE dan aluminium foil untuk selanjutnya dilakukan pendugaan umur simpan dengan menggunakan metode Arrhenius. Data yang diperoleh dilakukan analisis regresi linier sederhana (Nirwana, 1994) untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diukur dengan lama penyimpanan, persamaannya yaitu: y = a + bx Keterangan: y = variabel yang diukur x = umur simpan a = nilai variabel yang diukur pada saat mulai disimpan b = laju kerusakan (k) Nilai k yang diperoleh dari persamaan regresi diterapkan pada persamaan Arrhenius. Menurut Arpah (2001), persamaan Arrhenius menunjukkan ketergantungan laju reaksi deteriorasi terhadap suhu yang dirumuskan sebagai berikut: k = ko.e -E/RT Keterangan: K = konstanta penurunan mutu ko=konstanta (tidak tergantung pada suhu) E = energi aktivasi T = suhu mutlak (C + 273) R = konstanta gas 1.986 kal/mol Perkiraan umur simpan dilakukan dengan menggunakan kurva linier dengan persamaannya A = A 0 - kt atau menggunakan kurva polinomial dengan persamaan 1/A = 1/A 0 + kt. Keterangan: A 0 = Jumlah komponen awal A = Jumlah komponen akhir k = Konstanta kecepatan reaksi t = Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Lemak Hasil pengamatan biskuit spirulina dalam kemasan HDPE dan aluminium foil berdasarkan 6 parameter kadar lemak dan persen peningkatan kadar lemak pada suhu penyimpanan 25ºC dan 35ºC dapat dilihat pada Gambar 1. Kadar lemak (%) 5 4 3 2 1 HDPE 25ºC HDPE 35ºC A. F 25ºC A.F 35ºC 0 0 5 10 15 20 25 30 Waktu penyimpanan (hari) Gambar 1. Nilai kadar lemak (%) biskuit spirulina dalam kemasan HDPE dan aluminium foil pada suhu penyimpanan 25ºC dan 35ºC. Persamaan regresi dan korelasi kadar lemak biskuit spirulina dalam kemasan HDPE dan aluminium foil selama penyimpanan pada suhu 25ºC dan 35ºC dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persamaan regresi kadar lemak biskuit spirulina dalam kemasan HDPE dan aluminium foil pada suhu penyimpanan 25ºC dan 35ºC. Persamaan regresi R 2 Jenis kemasan Suhu Suhu Suhu 25ºC Suhu 35ºC 25ºC 35ºC HDPE y = 4,0540 + 0,0330x y = 3,8516 + 0,0208x 0,8756 0,4360 Aluminium y = 3,4880 + 0,0481x y = 3,5142 + 0,0480x 0,9184 0,8778 foil Korelasi antara kadar lemak dengan waktu pengamatan biskuit spirulina dalam kemasan HDPE penyimpanan suhu 25ºC membentuk persamaan regresi yaitu y = 4,0540 + 0,0330x (R 2 = 0,8756) dan konstanta penurunan mutu (k) 0,0330. Sedangkan pada penyimpanan suhu 35ºC membentuk persamaan regresi y = 3,8516 + 0,0208x (R 2 = 0,4360) dan konstanta penurunan mutu (k) 0,0208. Korelasi antara kadar lemak dengan waktu pengamatan biskuit spirulina dalam kemasan aluminium foil penyimpanan suhu 25ºC membentuk persamaan regresi y = 3,4880 + 0,0481x (R 2 = 0,9184) dan konstanta penurunan mutu (k) 0,0481. Sedangkan pada penyimpanan suhu 35ºC membentuk persamaan regresi y = 3,5142 + 0,0480x (R 2 = 0,8778) dan konstanta penurunan mutu (k) 0,0480.

Nilai R 2 yang mendekati angka 1 menunjukkan bahwa korelasi antara kemasan yang digunakan dan suhu penyimpanan memiliki hubungan yang sangat kuat. Bilangan Peroksida Hasil pengamatan biskuit spirulina dalam kemasan HDPE dan aluminium foil berdasarkan parameter bilangan peroksida dan persen peningkatan bilangan peroksida pada suhu penyimpanan 25ºC dan 35ºC dapat dilihat pada Gambar 2. Bilangan peroksida (meq) 0,05 0,045 0,04 0,035 0,03 0,025 0,02 0,015 0,01 0,005 0 0 5 10 15 20 25 30 Waktu penyimpanan (hari) HDPE 25ºC HDPE 35ºC A. F 25ºC A.F 35ºC Gambar 2. Nilai bilangan peroksida (miliequivallen) biskuit spirulina dalam kemasan HDPE dan aluminium foil pada suhu penyimpanan 25ºC dan 35ºC. Persamaan regresi dan korelasi kadar lemak biskuit spirulina dalam kemasan HDPE dan aluminium foil selama penyimpanan pada suhu 25ºC dan 35ºC dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persamaan regresi dan korelasi bilangan peroksida biskuit spirulina dalam kemasan HDPE dan aluminium foil. Persamaan regresi R 2 Jenis kemasan Suhu Suhu Suhu 25ºC Suhu 35ºC 25ºC 35ºC HDPE y = 3,5400 + 0,8537x y = 0,4560 + 1,2340x 0,9212 0,7060 Aluminium foil y = 2,0500 + 1,1705x y = 1,2533 + 0,4313x 0,6909 0,9807 Korelasi antara bilangan peroksida dengan waktu pengamatan biskuit spirulina dalam kemasan HDPE penyimpanan suhu 25ºC membentuk persamaan regresi y = 3,5400 + 0,8537x (R 2 = 0,9212) dan konstanta penurunan mutu (k) 0,8537. Sedangkan pada penyimpanan suhu 35ºC membentuk persamaan regresi y = 0,4560 + 1,2340x (R 2 = 0,7060) konstanta penurunan mutu (k) 1,2340. Korelasi antara bilangan peroksida dengan waktu pengamatan biskuit spirulina dalam kemasan aluminium foil penyimpanan suhu 25ºC membentuk persamaan regresi

y = 2,0500 + 1,1705x (R 2 = 0,6909) dan konstanta penurunan mutu (k) 1,1705. Sedangkan pada penyimpanan suhu 35ºC membentuk persamaan regresi y = 1,2533 + 0,4313x (R 2 = 0,9807) dan konstanta penurunan mutu (k) 0,4313. Nilai R 2 yang mendekati angka 1 menunjukkan bahwa korelasi antara kemasan yang digunakan dan suhu penyimpanan memiliki hubungan yang sangat kuat. Perhitungan Umur Simpan Berdasarkan hasil perhitungan regresi dan korelasi kadar lemak pada biskuit spirulina didapatkan nilai konstanta penurunan mutu (k) pada tiap penyimpanan, selanjutnya dilakukan plotting Arrhenius dengan nilai ln sebagai ordinat (koordinat y) dan nilai 1/T sebagai absis (koordinat x). Persamaan Arrhenius berdasarkan parameter kadar lemak dan bilangan peroksida pada kemasan HDPE dan aluminium foil dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Persamaan Arrhenius berdasarkan parameter kadar lemak dan bilangan peroksida pada kemasan HDPE dan aluminium foil Jenis kemasan Kadar lemak Bilangan peroksida HDPE ln k = -3,331 + 90 (1/T) ln k = -1,906 + 530 (1/T) Aluminium foil ln k = -18,260 + 4500 (1/T) Setelah didapatkan persamaan Arrhenius dari setiap parameter, selanjutnya dilakukan perhitungan umur simpan dengan menggunakan kurva linier dengan persamaannya A = A 0 - kt. Yang mana A 0 menyatakan nilai parameter awal sebelum penyimpanan, sedangkan A menyatakan nilai parameter mutu akhir. Hasil perhitungan berdasarkan parameter kadar lemak menunjukkan umur simpan (kadaluarsa) biskuit spirulina dalam kemasan HDPE pada suhu penyimpanan 25ºC memiliki umur simpan 22 hari 20 jam 15 menit dan pada suhu penyimpanan 35ºC memiliki umur simpan 19 hari 1 jam 32 menit. Biskuit dalam kemasan aluminium foil pada suhu penyimpanan 25ºC memiliki umur simpan 29 hari 3 jam 34 menit dan pada suhu penyimpanan 35ºC memiliki umur simpan 52 hari 4 jam 49 menit. ln k = -32,777 + 9980 (1/T) Dilihat dari kadar lemak biskuit spirulina pada kemasan HDPE memiliki masa simpan yang lebih singkat (22 hari 20 jam 15 menit) dibandingkan dengan kemasan aluminium foil. Hal ini sesuai dengan pendapat Ketaren dan Djatmiko (1976), menyatakan bahwa kemasan plastik dapat menahan air, tetapi tidak dapat menahan oksigen. Selanjutnya menurut Syarief dan Irawati (1988) dalam Wiganti (2009), kerugian dari polyethylene yaitu permeabilitas oksigen agak tinggi, dan tidak tahan terhadap minyak. Berdasarkan parameter bilangan peroksida, umur simpan (kadaluarsa) biskuit spirulina dalam kemasan HDPE pada suhu penyimpanan 25ºC memiliki umur simpan 30 hari 5 jam 48 menit dan pada suhu penyimpanan 35ºC memiliki umur simpan 25 hari 12 jam 8 menit. Umur simpan (kadaluarsa) biskuit

dalam kemasan aluminium foil pada suhu penyimpanan 25ºC memiliki umur simpan 9 hari 3 jam 30 menit dan pada suhu penyimpanan 35ºC memiliki umur simpan 20 hari 7 jam 19 menit. Apriyantono et al., (1989) menyatakan bahwa semakin tinggi kadar bilangan peroksida, maka akan semakin tengik pula suatu produk. Menurut SNI 01-2347-1991 nilai bilangan peroksida yang sudah dapat menimbulkan bau tengik pada produk perikanan yaitu 20 meq/1000gram. Hasil pengamatan bilangan peroksida biskuit spirulina pada kemasan HDPE dan aluminium foil pada suhu penyimpanan 25ºC dan 35ºC mengalami fluktuasi. Menurut Li et al., 1999 dalam Putri (2014), menyatakan bahwa bilangan peroksida yang fluktuatif dapat disebabkan oleh laju dekomposisi (terurainya) senyawa peroksida menjadi senyawa lain lebih cepat dibandingkan dengan laju pembentukannya, oleh karena itu terkadang bilangan peroksida tidak menunjukkan tingkat oksidasi lemak yang sebenarnya. Perhitungan masa simpan (kadaluarsa) pada kemasan HDPE menunjukkan hasil yang berbeda dengan kemasan aluminium foil. Hal ini sesuai dengan pendapat Fick (1855) dalam Kirwan dan Strawbridge (2003), menyatakan bahwa kuantitas dari difusi gas sebanding dengan ketebalan lapisan. Selanjutnya menurut Rusdi 2008 dalam Budiyanto (2012), menyatakan bahwa jenis kemasan polyethylene memiliki ketebalan 0.03µm, densitas (kerapatan) 0.95 g/m3 dan permeabilitas H 2 O 1.3 (g/m2/24jam), permeabilitas O 2 1.06 (cc/m2/24jam). Sedangkan kemasan aluminium foil memiliki ketebalan 0.05µm, densitas (kerapatan) 1.058 g/m3 dan permeabilitas H 2 O 0.1773 (g/m2/24jam), permeabilitas O 2 0.3 (cc/m2/24jam). KESIMPULAN Berdasarkan perhitungan maka dapat disimpulkan dari dua jenis kemasan tersebut yang dapat mempertahankan mutu biskuit spirulina adalah kemasan aluminium foil bila disimpan pada suhu 35ºC yaitu dapat bertahan selama 52 hari 4 jam 49 menit. SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan yang mampu mempertahankan umur simpan biskuit spirulina adalah kemasan aluminium foil. Berdasarkan hal tersebut penulis menyarankan untuk membuat desain kemasan biskuit spirulina menggunakan jenis kemasan aluminium dengan window. DAFTAR PUSTAKA Arpah. 2001. Buku dan Monograf Penentuan Kadaluwarsa Produk Pangan. Program Studi Ilmu Pangan. Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. Apriyantono, A., Fardiaz, N. D., Puspitasari, L., Sedarnawati, S., dan Budiyanto. 1989. Analisis pangan. Institut Pertanian Bogor (IPB-Press). Bogor. Budiyanto, M. P. 2012. Pengaruh Jenis Kemasan dan Kondisi Penyimpanan Terhadap Mutu dan Umur Simpan Produk Keju Lunak Rendah Lemak. Institut

Ketaren, S. dan Djatmiko. B. 1976. Kerusakan Lemak. Departemen Teknologi Hasil Pertanian. Fatameta IPB. Bogor. Kirwan, M.J. dan J.W. Strawbridge. 2003. Plastics in Food Packaging di dalam Food Packaging Technology. CRC Press. Blackwell Publishing, London. Nirwana, S. 1994. Analisis Regresi dan Korelasi, Unit Pelayanan Statistik, FMIPA UNPAD. Putri, A. S. 2014. Monitoring Perubahan Mutu Susu Bubuk Tipe A dan B Selama Masa Simpan dan Korelasi Antar Parameter Uji. Skripsi. Institut Sari, O, F. 2013. Formula Biskuit Kaya Protein Berbasis Spirulina dan Kerusakan Mikrobiologis Selama Penyimpanan. Institut Standar Nasional Indonesia (SNI). 2011. Biskuit. SNI 01-2973- 1992. Jakarta : Dewan Standarisasi Nasional.. 1991. Produk Perikanan, Analisa Angka Peroksida 01-2347-1991. Jakarta : Dewan Standarisasi Nasional. Wiganti, D. 2009. Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan Terhadap Serangan Serangga dan Sifat Fisik Ransum Broiler Starter Berbentuk Crumble. Institut