Jumlah anak usia sekolah setingkat SMP (jiwa)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor penting yang secara langsung memberikan kontribusi

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB ANAK TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG PERGURUAN TINGGI PADA KELUARGA PETANI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. kepribadiaannya sesuai dengan nilai - nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang)

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Disusun oleh: DEWI WIJAYANTI A.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, yang selanjutnya terwujudlah

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. kelak menjadi motor penggerak bagi kehidupan bermasyarakat, dan bernegara demi

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal. Mulai dari yang sederhana hingga yang paling kompleks. Namun

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat terangkat harkat dan derajadnya. pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan.

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. faktor psikis yang bersifat non intelektual.peranannya yang khas adalah dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. makna yang berbeda-beda. Status adalah penempatan orang pada

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh:

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu tingkat kelayakan kesejahteraan hidupnya. Di

BAB I PENDAHULUAN. mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai. sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

PENGARUH KEMAMPUAN EKONOMI KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KECENDERUNGAN PUTUS SEKOLAH ANAK USIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri, sehingga manusia memiliki derajat yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaannya telah mencanangkan programprogram

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan menempati posisi yang sangat penting. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan SDM bagi pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi seorang anak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan suatu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Untuk mencapai semuanya, manusia mencari sekolah - sekolah. Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam UUD 1945 pasal 34 ayat 1 dirumuskan bahwa fakir miskin dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan usaha sebagai penunjang keberhasilan pembangunan bangsa baik dari pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal. Dimyati dan Mudjiono (2006: 1) Manusia yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tidak akan mengembangkan kebudayaan yang dimilikinya. Upaya meningkatkan peradaban bangsa Indonesia, diperlukan pembangunan yang menyeluruh dan terpadu salah satunya adalah meningkatkan mutu pendidikan. Setiap insane memerlukan pendiddikan yang layak untuk meningkatkan taraf hidup sehingga secara nyata memerlukan suatu lembaga yang mampu meningkatkannya. Untuk itu diperlukan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam membangun sumber daya manusia agar anak dapat mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi sesuai tuntutan perkembangan zaman ini. Berdasarkan hasil observasi peneliti, jumlah anak di Desa Tanjungharjo yang termasuk anak usia sekolah menunjukkan adanya peningkatan. Berikut disajikan anak usia sekolah di Desa Tanjungharjo: Tabel 1. Data Anak Usia Sekolah di Desa Tanjungharjo Kec, Ngaringan Kab. Grobogan Tahun 2014 No Dusun Jumlah anak usia sekolah setingkat SMP (jiwa) Anak putus sekolah setingkat SMP (jiwa) Persentase Anak putus sekolah (%) 1 Krajan 13 5 38,5 2 Taman 27 2 7,4 3 Wonorejo 14 2 14,3 4 Sendangharjo 20 2 10,0 5 Dorosemi 30 11 36,7 6 Geritan 20 9 45,0 7 Pakem 22 12 54,5 Jumlah 146 43 29,5 Sumber: Monografi Desa Tanjungharjo Tahun 2015 1

2 Berdasarkan Tabel 1 dapat terlihat bahwa dari anak usia sekolah yang masih bersekolah di tingkat SMP sebanyak 146 dan anak yang mengalami putus yaitu sebanyak 43 anak atau 29,5%. Berdasarkan dari hasil prasurvei yang telah dilakukan dapat terlihat gambaran tentang banyaknya jumlah anak yang tidak bersekolah. Dengan tingkat pendidikan seperti ini sangat sulit bagi masyarakat untuk bersaing mendapatkan pekerjaan di sektor formal. Pendidikan anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari persoalan mencerdaskan bangsa. Melalui pendidikan, anak-anak diasah dengan seperangkat pengetahuan untuk memiliki kesadaran dan kemauan yang positif dalam menemukan dan merumuskan tujuan untuk dirinya di masa-masa mendatang. Pembangunan pendidikan di Indonesia telah menunjukan keberhasilan yang cukup besar. Wajib belajar sembilan tahun yang didukung pembangunan insfratruktur sekolah dan diteruskan dengan wajib belajar sembilan tahun adalah program sektor pendidikan yang diakui cukup sukses. Kasus anak putus sekolah dan ketidakmampuan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi merupakan hal yang cukup banyak dalam di dunia pendidikan. Anak yang tidak melanjutkan studi atau putus sekolah adalah proses berhentinya siswa secara terpaksa dari suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar. Anak putus sekolah yang dimaksud adalah terlantarnya anak dari sebuah lembaga pendidikan formal, yang disebabkan oleh berbagai faktor. Anak putus sekolah adalah murid yang tidak dapat menyelesaikan program belajarnya sebelum waktunya selesai atau murid yang tidak tamat menyelesaikan program belajarnya. Menurut Firman dalam Dewi dkk (2014: 7), Setidaknya ada enam faktor yang menyebabkan terjadinya putus sekolah khususnya pada jenjang pendidikan dasar yaitu faktor ekonomi, minat untuk bersekolah rendah, perhatian orang tua yang kurang, fasilitas belajar yang kurang mendukung, faktor budaya dan lokasi atau jarak sekolah. Faktor ketidakmampuan membiayai sekolah atau faktor ekonomi menjadi faktor penyebab paling dominan putus sekolah. Kenyataan itu dibuktikan dengan tingginya angka

3 rakyat miskin di Indonesia yang anaknya tidak bersekolah atau putus sekolah berasal dari aspek internalnya, yaitu tidak ada keinginan atau motivasi untuk melanjutkan sekolah dalam diri anak sehingga menyebabkannya memutuskan untuk berhenti sekolah. Merujuk pada pendapat Hasbullah (2012: 6) yang menyatakan Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam dunia pendidikan, yaitu faktor tujuan, faktor pendidik, faktor anak didik, faktor alat pendidik, faktor lingkungan. Faktor keluarga yang dapat mempengaruhi pendidikan anak, menurut Slameto (2010: 39) yaitu: a. Cara orang tua mendidik Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhankebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/ melengkapi alat belajarnya. b. Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. c. Suasana rumah Suasana rumah yang tegang, rebut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran anggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah, akibatnya belajarnya kacau. d. Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja belajar, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. e. Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib member pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak. f. Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi anak dalam belajar. Putus sekolah yang dialami anak-anak usia sekolah pada dasarnya dipengaruhi oleh bebagai faktor yang saling terkait, baik berasal dari dalam (intern) maupun berasal dari luar (eksternal) anak. Artinya tidak ada faktor

4 tunggal yang secara otomatis sebagai penyebab putus sekolah. Seseorang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah bisa terjadi karena sarana dan prasarana yang kurang menunjang, dan motivasi belajar anak untuk sekolah sangat rendah, sarana dan prasarana misalnya, sangat ditentukan oleh kemampuan ekonomi keluarga yang bersumber dari besar atau kecil pendapatan orang tuanya. Demikaian pula motivasi yang dimiliki seseorang secara langsung akan mempengaruhi semangat belajar dan kelangsungan sekolahnya. Menurut laporan dari Rakor Tim Gerakan Percepatan Penuntasan Wajar Diknas 9 tahun dan Penuntasan Buta Aksara tahun 2008, faktor penyebab anak usia sekolah putus sekolah adalah faktor ekonomi yaitu keluarga yang kurang mampu, faktor goegrafis yaitu lokasi antara tempat tinggal siswa dan sekolahnya cukup jauh serta faktor kesadaran orang tua murid terhadap pendidikan anak masih rendah. Keluarga merupakan satuan unit sosial yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lainnya, mempunyai arti yang sangat penting dalam pendidikan anak. Seorang anak dalam lingkungan keluarga akan mempelajari sistem pengetahuan tentang norma-norma yang berlaku serta kedudukan dan peran yang diharapkan oleh masyarakat. Setiap kedudukan dan peran memberikan hak untuk mencari apa yang tidak boleh dilakukan serta kewajiban-kewajiban apa yang harus dilakukan sebagi warga dalam lingkungan sosial tertentu. Oleh karena itu penanaman nilai-nilai budaya dalam keluarga merupakan dasar utama bagi pendidikan anak. Tanggung jawab orang tua bukan hanya sekedar merawat, mengawasi saja melainkan lebih dari itu yakni meliputi pendidikan, sopan santun, disiplin, tanggung jawab, mandiri, pengetahuan dan sebagainya yang bersumber kepada pengetahuan kebudayaan serta pendidikan yang diberikan orang tuanya. Artinya faktor pendukung dalam mendidik anak mulai terjadi di dalam keluarga karena keluarga sangat dominan perannya dalam mendidik anak, anak harus dibimbing supaya menjadi anak yang dapat menyesuaikan diri

5 dengan keluarganya dan kelak dapat berdiri sendiri. Ia harus dibina untuk berpartsipasi dan menjadi bagian dari keluarga yang utuh. Slameto (2010: 40) mengatakan Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak(siswa) yang berada disitu. Dapat dinyatakan jika anak berada di lingkungan masyarakat yang berpendidikan, antusias terhadap masa depan anak-anaknya, maka secara tidak langsung anak juga akan terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan sekitarnya dan begitu juga sebaliknya, anak yang tinggal di lingkungan masyarakat pemabuk, penjudi, dan lainnya sebagainya, maka anak juga akan ikut terpengaruh ke kondisi tersebut. Bagi keluarga miskin menyekolahkan anak merupakan beban yang berat. Kesempatan mendapatkan pendidikan bagi anak-anak miskin terbatas dan biayanya masih dirasakan mahal. Keluarga yang mempunyai kemampuan ekonomi yang rendah, kebutuhannya tidak tercukupi dengan baik, baik kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, sehingga mereka kurang mementingkan pendidikan bagi anak-anaknya. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan wajar sembilan tahun ditemukan bahwa penyebab itu antara lain: masyarakat memiliki ekonomi yang lemah, sosial budaya masyarakat yang kurang mendukung, kurangnya sarana pendidikan, rendahnya kualitas dan dedikasi guru, letak geografis yang sulit dijangkau, keterbatasan informasi, dan persepsi masyarakat yang menganggap kurang penting pendidikan. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul PERSEPSI KELUARGA TENTANG PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI KELUARGA PETANI TERHADAP KELANJUTAN STUDI ANAK DI DESA TANJUNGHARJO, NGARINGAN, GROBOGAN.

6 B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan mengenai kelanjutan studi anak sangat luas dan kompleks. Agar mendapatkan hasil penelitian yang fokus dalam memahami dan mendalami permasalahan yang diteliti, serta adanya keterbatasan dari peneliti maka penelitian ini hanya terbatas pada persepsi keluarga dan status ekonomi keluarga. C. Rumusan Masalah 1. Adakah pengaruh persepsi keluarga tentang pendidikan terhadap kelanjutan studi anak di Desa Tanjungharjo, Ngaringan? 2. Adakah pengaruh status ekonomi keluarga petani terhadap kelanjutan studi anak di Desa Tanjungharjo, Ngaringan? 3. Adakah pengaruh persepsi keluarga tentang pendidikan dan status ekonomi keluarga petani terhadap kelanjutan studi anak di Desa Tanjungharjo, Ngaringan? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi keluarga tentang pendidikan terhadap kelanjutan studi anak di Desa Tanjungharjo, Ngaringan. 2. Untuk mengetahui pengaruh status ekonomi keluarga petani terhadap kelanjutan studi anak di Desa Tanjungharjo, Ngaringan. 3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi keluarga tentang pendidikan dan status ekonomi keluarga petani terhadap kelanjutan studi anak di Desa Tanjungharjo, Ngaringan. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat terhadap proses pembelajaran baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis Secara umum penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat terhadap penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Penelitian ini

7 memberikan manfaat pada kelanjutan studi anak. Secara khusus penelitian ini akan bermanfaat terhadap persepsi keluarga terhadap pendidikan dan status ekonomi keluarga petani terhadap kelanjutan studi anak. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan status ekonomi yang akan berdampak baik terhadap kelanjutan studi anak. b. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan teoritis yang didapat di bangku kuliah ke dalam praktek kerja nyata. F. Sistematika Skripsi Sistematika merupakan struktur isi yang ada dalam penelitian. Secara garis besar sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika laporan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini merupakan landasan teori yang digunakan dalam penyusunan penelitian yang berkaitan dengan definisi setiap variabel, kerangka berfikir dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi, sampel, dan sampling, teknik pengumpulan data, uji instrumen, uji prasarat analisis, teknik analisi data.

8 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai objek penelitian, objek data, penyajian data dan pembahasan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN