BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

I. PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

JUNIAR HENDRO NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. GDP baik secara keseluruhan maupun per kapita. Tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses terus menerus dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

suatu negara. Pada dasarnya keberadaan penduduk di suatu negara akan mempercepat pembangun negara semakin besar. Tetapi jika pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang bahwa industri dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu yang dapat menjadi acuan dalam mengukur keberhasilan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumberdaya. pendapatan perkapita yang berkelanjutan (Sukirno, 1985).

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian karena berguna bagi pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

I. PENDAHULUAN. hidup pada tahap subsisten dan mata pencarian utama adalah dari mata. pencaharian di sektor pertanian, perikanan dan berburu.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB I PENDAHULUAN. sebagai mesin penggerak pembangunan di Indonesia. Selain berkontribusi

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara langsung, karena pelaku dari pengangguran itu adalah masyarakat,

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di mana di dalam pembangunan ini tidak bisa terlepas. penggerak pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit untuk dihindari bagi suatu negara, baik di negara berkembang maupun negara maju, namun pada umumnya tingkat pengangguran cenderung lebih tinggi dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang. Pengangguran merupakan keadaan dimana seseorang tidak memiliki pekerjaan, bekerja kurang dari waktu kerja, atau sedang mencari kerja (Rafiq et al, 2010). Tingginya angka pengangguran mempunyai dampak buruk yang dapat menimbulkan masalah sosial seperti tindakan kriminalitas dan menurunkan kemakmuran, semakin turunnya tingkat kemakmuran akan menimbulkan masalah lain seperti kemiskinan (Sukirno, 2000). Stober (2015) mengatakan bahwa tidak ada negara tanpa pengangguran dan tingkat pengangguran merupakan salah satu alat dasar untuk mengukur kinerja ekonomi setiap negara. Tingkat pengangguran juga merupakan indikator bagi investor asing dalam menganalisis sehat atau tidaknya perekonomian suatu negara yang dapat mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi pada negara tersebut, karena tingkat pengangguran yang rendah dapat menggambarkan stabilnya perekonomian sehingga investor asing tertarik untuk berinvestasi dan begitupun sebaliknya. 1

Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar, yang berarti Indonesia memiliki modal tenaga kerja yang melimpah namun juga memberikan tingkat kesempatan penduduk untuk menganggur menjadi tinggi jika tidak diiringi dengan pertumbuhan lapangan kerja. Pada 26 tahun terakhir tingkat pengangguran di Indonesia tercatat mengalami trend yang berfluktuatif, yang mana pada 1990-an tingkat pengangguran relatif lebih kecil karena berada pada angka 2 persen, namun terus meningkat setiap tahunnya dan berfluktuasi setelah mencapai tingkat tertinggi pada tahun 2005 yang mencapai 11 persen hingga pada tahun 2015 tingkat pengangguran terbuka tercatat sebanyak 5,99 persen (BPS). Jumlah penduduk Indonesia selalu mengalami peningkatan disetiap tahunnya meskipun laju pertumbuhan penduduk semakin menurun, hal ini disebabkan karena penurunan angka kelahiran yang lebih cepat dari pada penurunan angka kematian. Peningkatan jumlah penduduk pada setiap tahunnya dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur umur penduduk sehingga jumlah penduduk usia produktif terus meningkat dan menurunnya penduduk usia non produktif (0-14) serta kecenderungan naiknya penduduk manula (>65) keadaan ini menggambarkan terjadinya penurunan rasio usia ketergantungan. Jika rasio ketergantungan terus menunjukkan penurunan, maka hal tersebut mempunyai dampak ekonomis dengan adanya bonus demografi yaitu keadaan dimana rasio ketergantungan menunjukkan angka yang paling rendah dan tingginya penduduk usia produktif. 2

Dependency ratio atau rasio ketergantungan merupakan salah satu indikator demografi penting yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara. Mantra (2000) menyatakan bahwa semakin tinggi rasio ketergantungan maka semakin buruk beban tanggungan penduduk, karena sebagian dari pendapatan yang diperoleh golongan produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif. Pada umumnya, negara-negara yang sedang berkembang dengan tingkat fertilitas yang tinggi mempunyai angka rasio beban tanggungan yang tinggi. Namun di Indonesia rasio ketergantungan menunjukkan penurunan sejak tahun 1990 dimana rasio usia ketergantungan (age dependency ratio) Indonesia mencapai 68 persen dan terus menurun hingga tahun 2015 tercatat sebanyak 48 persen. Masalah lain yang melanda perekonomian negara adalah pertumbuhan ekonomi, melalui GDP (Gross Domestic Product) atau PDB (Produk Domestik Bruto) pertumbuhan ekonomi dijadikan tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu negara dan PDRB untuk setiap wilayah lininya. Dalam pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi mempunyai peran yang penting karena dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat memicu keberhasilan pembangunan ekonomi yang akan mewujudkan pemerataan kemakmuran penduduk dalam suatu negara. Dengan meningkatnya kapasitas pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung akan berdampak terhadap pertumbuhan dan pembangunan sektor industri yang dapat meningkatkan output sehingga dapat menyerap tenaga kerja seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk (Tambunan, 2001). 3

Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sering mengalami fluktuasi bahkan cenderung turun, dilihat pada 3 tahun terakhir tercatat pertumbuhan ekonomi pada 2014 bertumbuh sebesar 5,02 persen mengalami penurunan dari tahun 2013 yang tercatat 5,56 persen dan kembali turun pada 2015 menjadi 4,79 persen (BPS). Moreno-Gablis (2012) menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi cenderung akan mengurangi pengangguran terutama bagi individu yang diserap pelatihan, tapi mempercepat tingkat pengangguran bagi karyawan terampil yang berusaha untuk tidak melatih kemampuan. Indikator kinerja perekonomian yang terus menerus diamati disamping pengangguran adalah inflasi. Inflasi merupakan salah satu prasyarat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan menciptakan lahirnya kesejahteraan masyarakat yang mana juga dapat menimbulkan efek baik maupun buruk. Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus (Bank Indonesia). Tingginya tingkat inflasi menyebabkan harga barang domestik relatif lebih mahal dibanding dengan harga barang impor, sehingga masyarakat terdorong untuk membeli barang impor yang relatif lebih murah yang pada akhirnya mempengaruhi tenaga kerja lokal. Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tingkat pengangguran dan inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian negara. Laju inflasi nasional di Indonesia dalam 3 tahun terakhir menunjukkan penurun, yang mana 4

pada 2015 inflasi tercatat sebesar 3,35 persen menurun jauh dari tahun 2013 yang mana laju inflasi mencapai 8,38 persen dan laju inflasi nasional tahun 2014 sebesar 8,36 persen (Bank Indonesia). Permasalahan pengangguran memang sangat kompleks untuk dibahas dan merupakan isu penting disuatu negara, karena tingginya angka pengangguran dapat menimbulkan berbagai masalah seperti gejolak sosial hingga politik yang dapat menganggu stabilitas ekonomi negara. Selain itu pengangguran dapat dikaitkan dengan beberapa indikator ekonomi yang dapat mempengaruhi tingkat pengangguran seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan rasio ketergantungan (dependency ratio) negara bersangkutan. Apabila di suatu negara pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, diharapkan akan sangat berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran. Sedangkan tingkat inflasi yang tinggi akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran (Sukirno, 2008). Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini akan diteliti tentang bagaimana hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan dependency ratio dalam mempengaruhi tingkat pengangguran selama periode 1990 hingga 2015 di Indonesia. Untuk itulah penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi dan Dependency Ratio Terhadap Pengangguran di Indonesia. 5

1.2 Rumusan Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dengan berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi. Indikator-indikator ekonomi yang sering diamati adalah pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta dependency ratio yang mana setiap perubahannya dapat menggambarkan keberhasilan ekonomi. Di Indonesia pertumbuhan ekonomi mengalami trend yang berfluktuatif namun cenderung stabil selama periode 1990 hingga 2015, diikuti Inflasi yang selalu berfluktuasi setiap tahunnnya diiringi dengan tingkat pengangguran yang cenderung naik namun diikuti dengan rasio ketergantungan yang semakin menurun. Berdasarkan penjelasan latar belakang tesebut maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh serta hubungan inflasi terhadap tingkat pengangguran Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh dan hubungan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran di Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh dan hubungan rasio ketergantungan di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mendiskripsikan dan mengevaluasi tentang fenomena tingkat pengangguran di Indonesia serta menganalisis pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi dan dependency ratio terhadap pengangguran di Indonesia. 6

1.4 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan masukan bagi pemerintah dalam rangka mengambil kebijakan di bidang ketenagakerjaan yang berkaitan dengan pengangguran di Indonesia. Sedangkan bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi atau pembanding bagi penelitian berikutnya serta dapat memberikan landasan untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengangguran. Bagi penulis sendiri penelitian ini dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran dalam penerapan ilmu yang telah dipelajari di bidang ekonomi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran di Indonesia. Adapun faktor makroekonomi yang diduga mempengaruhi perubahan tingkat pengangguran di batasi pada tingkat inflasi berdasarkan IHK, GDP atas dasar harga konstan 2000 sebagai proksi dari pertumbuhan ekonomi dan rasio usia ketergantungan (age dependency ratio) penduduk. Objek penelitian ini adalah Indonesia dalam periode waktu 1990-2015. Adapun data yang di peroleh dari publikasi-publikasi yang di terbitkan oleh Badan Pusat Statistik dan World Bank. 7

1.6 Sistematika Penulisan Untuk lebih terarahnya penulisan hasil penelitian ini, maka sistematika penulisan dibagi ke dalam beberapa bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bagian ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bagian ini mengemukakan konsep ketenagakerjaan, konsep pengangguran, Determinan yang mempengaruhi pengangguran: inflasi, pertumbuhan ekonomi, age dependency ratio, kerangka berfikir dan hipotesa. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini menjelaskan data dan sumber data, metode analisis data,dan defenisi operasional variabel. BAB IV : GAMBARAN UMUM Pada bagian ini menjelaskan tentang perkembangan pengangguran di Indonesia serta perkembangan variabel-variabel yang ada di dalam penelitian BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN Menguraikan tentang hasil penemuan empiris dari variabel-variabel yang diuji. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran. 8