PENERAPAN METODE SORPSI SIRKULER BERTAHAP UNTUK MEREDUKSI AKTIVITAS RADIOSTRONSIUM

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF (SR-90) DENGAN ARANG AKTIF LOKAL DENGAN METODE KOLOM. Subiarto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

KARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

KARAKTERISTIKA (K, a, Kd, K tot ) TANAH CALON PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA

KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT

2. Menentukan kadar berbagai tablet Vitamin C menggunakan metoda HPLC. HPLC(HighPerfomance Liquid Cromatografi)

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

REDUKSI VOLUME LIMBAH RADIOAKTIF CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM

ION EXCHANGE DASAR TEORI

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

KAJIAN SELEKTIVITAS ION Pb +2 DAN Cr +3 PADA PROSES PERTUKARAN ION

PENGARUH KANDUNGAN Ca PADA CaO-ZEOLIT TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI NITROGEN

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

4 Hasil dan Pembahasan

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

PENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN METODA PENGUKURAN DUAL LABEL ABSTRACT

4 Hasil dan Pembahasan

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5

PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH

STUDI PENGOLAHAN KANDUNGAN ION LOGAM (Fe,Mn,Cu,Zn) LINDI SAMPAH OLEH ZEOLIT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

Penurunan Kandungan Fosfat dalam Air dengan Zeolit

REDUKSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN PASIR SILIKA

BABrV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

DISTRIBUSI Sr-90 PADA ADSORPSI KESETIMBANGAN DALAM TANAH SEMENANJUNG MURIA

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

Hasil dan Pembahasan. konsentrasi awal optimum. abu dasar -Co optimum=50 mg/l - qe= 4,11 mg/g - q%= 82%

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

PENGARUH ph UMPAN LIMBAH CAIR Sr-90 TERHADAP ADSORBEN BREKSI BATU APUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

REDUKSI MERKURI DALAM AIR LIMBAH PENAMBANGAN EMAS DENGAN ZEOLIT DAN SECARA PENGENAPAN

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

Bab III Rancangan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ADSORPSI BERULANG DENGAN K ZEOLIT UNTUK KOMPONEN GULA REDUKSI DAN SUKROSA PADA TETES TEBU

PENURUNAN KANDUNGAN AMMONIA PADA LIMBAH CAIR DENGAN METODA AERASI BUBBLING DAN PEMANASAN. S a r i a d i *) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

UJI EFEKTIFITAS CANGKANG TELUR DALAM MENGADSORBSI ION Fe DENGAN PROSES BATCH. Faisol Asip, Ridha Mardhiah, Husna

Pengurangan Kesadahan Ca, Mg dan Logam Berat Fe, Mn, Zn dalam Bahan Baku Air Minum dengan Menggunakan Zeolit Asal Cikalong, Tasikmalaya

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab III Metodologi Penelitian

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

PERHITUNGAN KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA PADA PUROLITE SEBAGAI RESIN PENUKAR ION

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT. (Naskah diterima , disetujui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

KINETIKA REAKSI PROSES ADSORPSI Cs-137 DALAM ASAM HUMAT DAN SENYAWA HUMAT

UJI PERSAMAAN LANGMUIR DAN FREUNDLICH PADA PENYERAPAN LIMBAH CHROM (VI) OLEH ZEOLIT

BAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian

Ion Exchange. Shinta Rosalia Dewi

PENURUNAN KADAR BESI OLEH MEDIA ZEOLIT ALAM PONOROGO SECARA KONTINYU IRON REMOVAL BY NATURAL ZEOLITE OF PONOROGO IN CONTINUOUS FLOW

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

ANALISIS DAN PENGENDALIAN KONDUKTIVITAS AIR PADA KOLOM RESIN CAMPURAN (MIX-BED) SISTEM AIR BEBAS MINERAL (GCA 01)

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

Transkripsi:

ARTIKEL PENERAPAN METODE SORPSI SIRKULER BERTAHAP UNTUK MEREDUKSI AKTIVITAS RADIOSTRONSIUM Sugeng Purnomo, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PENERAPAN METODE SORPSI SIRKULER BERTAHAP UNTUK MEREDUKSI AKTIVITAS RADIOSTRONSIUM. Telah dilakukan percobaan penerapan metode sorpsi sirkuler bertahap untuk mereduksi aktivitas radiostronsium. Percobaan mengggunakan kolom sorpsi berukuran diameter 3 cm yang berisi 200 g zeolite alam dengan ukuran butir - 25+50 mesh. Larutan umpan sebanyak 4x1000 ml yang terdiri dari 2 seri larutan yang mengandung Sr-90 dengan aktivitas rata-rata 54,65 nci (larutan 1 dan 2) dan 165,70 nci (larutan 3 dan 4) dilewatkan melalui kolom dengan kecepatan alir 0,15 ml/menit, beningan yang diperoleh diumpankan kembali setelah dilakukan pembilasan kolom. Cuplikan umpan dan beningan dari setiap loop proses diukur aktivitasnya dengan metoda pencacahan Cerenkov. Pengulangan sebanyak 3 loop proses memberikan capaian pemisahan Sr-90 dari larutan 1 maupun larutan 2 sebesar 96,16 %, sedangkan dari larutan 3 dan 4 dicapai pemisahan 55,06 %. ABSTRACT APLICATION OF GRADUALLY CIRCULAR SORPTION METHOD FOR RADIOSTRONTIUM ACTIVITY REDUCTION. The experiment on application of gradually circular sorption method for radiostrontium activity reduction has been done. The experiment use 200 g natural zeolite -25+50 mesh in sorption column (ID 3 cm). The feeding solution consist of 4x1000 ml with 2 series of 54,65 nci (solution 1 and 2) and 165,70 nci (solution 3 and 4) be passed the column by rate 0,15 ml/min, the outer of solution founded from the column is recirculated to the column again after its rinsing. Samples of the feeding solution and its outer of solution from each process loop are counted by Cerenkov method. Recycling by 3 process-loop, the separation of Sr-90 from solution 1 and 2 achieve of 96,16 %, and from solution 3 and 4 achieve of 55,06 %. Buletin LIMBAH Vol.8 No.1 2004 11

PENDAHULUAN Kebijakan pengolahan limbah radioaktif harus memenuhi pertimbangan aspek tekno-ekonomi sehingga hasil yang dicapai dari operasional pengolahan dapat memenuhi prasyarat teknis sekaligus efisien dalam pembiayaan. Penggunaan material alam sebagai bahan penyerap (sorben) seringkali diterapkan dalam suatu kegiatan pengolahan limbah untuk meminimalisasi pelepasan radioaktivitas ke lingkungan. Salah satu jenis mineral yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan tersebut adalah zeolit. Zeolit merupakan mineral aluminosilikat dengan struktur kerangka yang mempunyai banyak rongga dan ditempati kation-kation serta molekul air. Kation-kation dan molekul air tersebut tidak terikat dalam struktur mineral sehingga dapat bergerak bebas dan memungkinkan terjadinya pertukaran kation ataupun dehidrasi reversible. Secara kristalografi zeolite berupa kerangka yang dibentuk oleh unit-unit tetrahedron dengan Si atau Al sebagai inti (atom pusat). Semakin banyak tetrahedron berinti Al menyusun suatu kerangka akan menjadikannya cenderung bermuatan negatif dan semakin banyak mengandung kation-kation monovalen/divalen dalam rongga untuk menyeimbangkan muatan. Zeolit dengan karakteristik demikian mempunyai kemampuan yang tinggi dalam hal pertukaran ion. [3] Zeolit alam dapat ditingkatkan keunggulan sifat-sifatnya melalui substitusi kation-kation yang dikandungnya. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan pemisahan Sr dapat berlangsung secara kumulatif, dengan 17 kali pengumpanan ulang larutan umpan yang mengandung 4 g/liter Sr melalui kolom zeolit, dapat dipisahkan 88% Sr. Untuk melihat apakah pola sorpsi serupa juga terjadi pada konsentrasi solute (padatan yang terlarut) yang rendah (seperti halnya keadaan radionuklida di dalam limbah). Untuk dapat diterapkan dalam operasi pengolahan limbah, maka dalam penelitian ini perlu dilakukan percobaan menggunakan larutan umpan yang lebih mendekati karakter limbah radioaktif cair sesungguhnya. Limbah radioaktif cair dari instalasi nuklir di PPTA Serpong mempunyai aktivitas relatif rendah (10-6 Ci/ml). Limbah simulasi dibuat dengan mengencerkan larutan standar Sr-90 sampai pada tingkat radioaktivitas yang masih dapat terukur oleh instrument yang digunakan untuk mengamati pola sorpsi yang terjadi. Atas pertimbangan segi praktis, pencacahan dilakukan dengan metoda Cerenkov menggunakan Liquid Scintillation Analyzer Tri Carb 1600 TR. Hasil pengukuran akan menunjukkan kecenderungan penurunan laju cacah beningan dari loop ke loop. 12 Buletin LIMBAH Vol.8 No.1 2004

DASAR TEORI Sorpsi Sr oleh zeolit (Ca sebagai exchangeable cation) dapat dijelaskan melalui mekanisme pertukaran homovalen biner sebagai berikut: Sr 2+ + Ca 2+ +... (1) Dari persamaan reaksi pertukaran tersebut, dapat dirumuskan konstante pertukaran empirik: K ex = 2+ [ Ca ] 2+ [ Sr ] n.. (2) [Ca 2+ ], [Sr 2+ ] = aktivitas molal solute, berupa kation yang dipertukarkan;, = fraksi mol kation dalam sorben; n = konstante. Dengan koefisien aktivitas rasional solute pada permukaan sorben λ, λ persamaan tersebut dapat ditulis lebih lengkap: 2+ [ Ca ] λ () 2+ [ Sr ] λ () K ex =... (3) Berdasarkan kaidah pertukaran kation Gibbs-Duhem akan berlaku: ( ) dln λ + ( ) dlnλ = 0...... (4) Dengan membagi tiap suku dengan d() diperoleh: ( ) dlnλ d( ) ( ) dlnλ d( ) dlnλ d ( ) + = ( ) dlnλ d( ) ( ) dlnλ d( ) ( ) dlnλ ( ) d( ) = 0 =.. (5) Kombinasi persamaan 2 dan 3 menghasilkan: n λ = λ λ ln = ( n 1) ln.. (6) λ Derivasi terhadap : ( ) = ( n 1)( )( ) + dlnλ d( ) dlnλ d (7) Buletin LIMBAH Vol.8 No.1 2004 13

Dengan mengkombinasi persamaan 5 dan 7, selanjutnya dlnλ d dieliminir maka akan didapat: ( ) ( n 1) dln( ) dlnλ =...... (8) Hasil integrasi persamaan di atas adalah: ( ) n 1 λ =... (9) Hal serupa berlaku untuk : ( ) n 1 λ =... (10) Harga koefisien aktivitas rasional terhadap fraksi mol terserap untuk pertukaran biner dengan nilai n antara 0,8 dan 2,0 dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar tersebut menunjukkan bahwa untuk konstante pertukaran tertentu dimana n kurang dari satu, koefisien aktivitas rasional komponen minor akan jauh lebih besar daripada satu. Sebaliknya jika n lebih dari satu, adsorpsi komponen minor meningkat sejalan dengan konsentrasi komponen tersebut mendekati nol. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa jika sama atau kurang dari 5% dan [Ca] relatif tetap maka λ () 1. Isotherm Freunlich merumuskan fungsi pertukaran sebagai: [ Sr] 1n () = K.. (11) Pada konsentrasi Sr yang sangat kecil dan n = 1, persamaan isotherm Langmuir ekivalen dengan persamaan Freunlich: [4] C N = N maxb... (12) ( 1+bC) N = berat Sr diserap setiap satuan berat sorben, N max = berat maksimum Sr dapat diserap oleh setiap satuan berat sorben, b = konstanta, C = konsentrasi Sr dalam larutan. Untuk konsentrasi Sr sangat rendah: N = N max bc.... (13) Dalam bentuk persamaan linier-logaritmik, pertukaran Ca-Sr, dapat dirumuskan: log [ Ca] [ Sr] = logk ex + nlog.. (14) 14 Buletin LIMBAH Vol.8 No.1 2004

TATA KERJA Bahan Larutan standar Sr-90 0,1 µci/ml, Sr(NO 3 ) 2 dan Akuades. Peralatan Alat penggerus (grinder), alat pengayak (screener), kolom sorpsi dan liquid Scintillation Analyzer 1200TR Gambar 1. Fungsi koefisien aktivitas rasional λ terhadap berat Sr diserap setiap satuan berat sorben untuk pertukaran homovalen biner. [4] Langkah Kerja A. Persiapan kolom sorpsi 1. Ditimbang 1000 g zeolit, ditempatkan dalam grinder, kemudian dilakukan penggerusan 5 menit sehingga diperoleh kehalusan serbuk yang dikehendaki. 2. Serbuk zeolit ditempatkan dalam screener dengan ukuran screen bervariasi, kemudian dilakukan pengayakan selama 20 menit. Buletin LIMBAH Vol.8 No.1 2004 15

3. Ditimbang 200 g zeolit ukuran -25+50 mesh, dimasukkan ke dalam kolom sorpsi. Ditambahkan 200 ml akuades untuk pencucian. Pencucian diulang 3 kali sehingga zeolit cukup bersih. 4. Zeolit dimasukan dalam kolom yang dibuat sedemikian kompak tanpa ada udara yang terjebak. B. Persiapan larutan umpan Sr-90 1. Ditimbang Sr(NO 3 ) 2 secukupnya (mengandung 4 g Sr), ditempatkan dalam beaker glass, dilarutkan dengan 100 ml akuades. 2. Dipipet 10 ml standar Sr-90, ditambahkan ke dalam beaker glass di atas. Ditambah akuades sampai 1000 ml, diaduk dan dicuplik 10 ml kedalam vial gelas. C. Percobaan sorpsi 1. Larutan umpan dimasukkan ke dalam labu reservoir di bagian atas kolom sorpsi, dialirkan ke dalam kolom dengan membuka kran sampai tinggi larutan di atas lapisan zeolit sama dengan tinggi lapisan zeolit. 2. Larutan umpan dialirkan ke kolom dengan membuka kran pada kolom dan pada reservoir sehingga diperoleh laju alir kira-kira 0,15 ml/menit. Beningan ditampung dalam beaker glass. Setelah selesai, beningan dicuplik 10 ml ke dalam vial gelas. 3. Kolom dibilas dengan 200 ml akuades. Beningan dimasukkan ke labu reservoir (sebagai umpan loop 2). 4. Langkah di atas diulangi sampai beberapa kali (loop) sehingga diperkirakan sorpsi Sr-90 kumulatif mencapai maksimum. 5. Dilakukan pengukuran laju cacah cuplikan umpan dan seluruh cuplikan beningan menggunakan LSA 1600TR. D. Pembuatan kurva kalibrasi laju cacah terhadap aktivitas 1. Larutan Sr-90 diencerkan berseri 10x, 100x, 1.000x, 10.000x. 2. Masing-masing larutan tersebut dipipet 10,0 ml ke dalam vial, ditempatkan dalam variset dan dilakukan pencacahan menggunakan LSA 1600TR. 3. Dibuat kurva korelasi laju cacah terhadap aktivitas Sr-90 lengkap dengan persamaan regresinya (kurva standar). E. Analisis Sr-90 dalam cuplikan larutan umpan dan beningan 1. Dilakukan pengukuran laju cacah cuplikan umpan dan seluruh cuplikan beningan menggunakan LSA 1600TR. 2. Dihitung aktivitas Sr-90 dalam umpan dan cuplikan beningan pada tiap loop berdasarkan persamaan regresi kurva standar. 3. Digambarkan profil sorpsi Sr-90. 16 Buletin LIMBAH Vol.8 No.1 2004

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari percobaan yang dilakukan diperoleh data korelasi laju cacah terhadap aktivitas Sr-90 pada Tabel 1 dan kemudian dibuat kurva standar (kalibrasi) korelasi aktivitas Sr-90 dengan laju cacahnya pada Gambar 2. Tabel 1. Korelasi laju cacah terhadap aktivitas larutan standar Sr-90 No Aktivitas larutan standar Sr-90 (nci) Log nci 1. 1.340 3,13 2. 134 2,13 3. 13,4 1,13 4. 1,34 0,113 Laju Cacah Sr-90 CPM Blangko CPM neto 7.215,75 45,40 7.170,35 7.217,55 46,40 7.171,15 7.190,95 42,00 7.148,95 892,10 45,40 846,70 896,40 46,40 850,00 889,35 42,00 847,35 133,95 45,40 88,55 130,00 46,40 83,60 131,10 42,00 89,10 57,05 45,40 11,65 57,00 46,40 10,60 57,60 42,00 15,60 CPM Rerata Log CPM Rerata 7,163,48 3,855 848,02 2,93 87,08 1,94 12,61 1,10 Gambar 2. Korelasi aktivitas Sr-90 dg laju cacah Dari hasil pengukuran laju cacah cuplikan umpan dan beningan dapat disusun data pada Tabel 2. Buletin LIMBAH Vol.8 No.1 2004 17

Tabel 2. Aktivitas umpan dan beningan dalam percobaan sorpsi Sr-90 menggunakan zeolit CPM Aktivitas loop seri 1 seri 2 rerata 1-2 rerata 1-2 neto nci % Sr-90 terpisah 0 103,37 103,14 103,255 56,33 54,65 0 1 63,25 64,13 63,69 16,76 14,78 72,96 2 50,90 49,86 50,38 3,45 2,70 95,06 3 50,70 48,65 49,675 2,75 2,10 96,16 CPM Aktivitas rerata rerata % Sr-90 loop seri 3 seri 4 3-4 3-4 neto nci terpisah 0 206,93 201,95 204,44 157,51 165,70 0 1 152,43 148,63 150,53 103,6 105,45 36,36 2 145,55 146,58 146,065 99,14 100,56 39,31 3 122,85 121,08 121,965 75,04 74,46 55,06 Laju cacah blangko: 46,93 CPM (ekivalen 44,88 nci Sr-90) Untuk mempermudah melihat profil sorpsi Sr-90 oleh zeolit, dapat digambarkan kurva penurunan aktivitas Sr-90 maupun kurva % Sr-90 kumulatif yang terpisahkan sebagai fungsi loop sorpsi. Dengan memperhatikan kurva aktivitas Sr-90 dalam umpan maupun beningan dari loop ke loop berikutnya (Gambar 3), tampak bahwa aktivitas radiostronsium cenderung menurun secara bertahap. Besarnya penurunan aktivitas sampai pada loop tertentu proporsional dengan aktivitas umpan. Gradien kurva berangsur menurun sampai akhirnya mendekati datar, hal ini menunjukkan bahwa sorpsi Sr-90 oleh zeolite berangsur mengalami penurunan seiring dengan berkurangnya exchangeable cation. Sekali larutan umpan selesai dilewatkan melalui kolom, Sr-90 terbagi dengan proporsi tertentu dalam zeolite dan beningan. Pembilasan kolom dengan sedikit akuades dan kecepatan alir lebih besar memungkinkan terjadinya desorpsi Sr- 90 dari kolom sekaligus mengembalikan kondisi zeolit untuk proses sorpsi pada loop berikutnya. 18 Buletin LIMBAH Vol.8 No.1 2004

Gambar 3. Profil penurunan aktivitas Sr-90 hasil sorpsi Kemampuan kolom zeolit menyerap dapat dipertahankan mendekati keadaan awal manakala pembilasan kolom dapat meregenerasi exchangeable cation. Hal ini akan optimal manakala digunakan larutan pembilas yang mengandung exchangeable cation dengan konsentrasi cukup tinggi sehingga pada pembilasan tersebut terjadi desorpsi Sr-90 dari zeolit sekaligus mengembalikan keberadaan exchangeable cation di dalamnya. Gambar 4. Profil sorpsi Sr-90 kumulatif Profil sorpsi Sr-90 kumulatif (Gambar 4) memperlihatkan bahwa sorpsi berlangsung lebih baik untuk konsentrasi atau radioaktivitas umpan yang lebih rendah. Dengan demikian proses sorpsi akan efektif bila diterapkan untuk tujuan menurunkan radioaktivitas limbah cair dengan aktivitas rendah. Apabila pengolahan limbah dilakukan dengan menerapkan beberapa proses secara bertingkat, maka proses sorpsi baik ditempatkan sebagai proses akhir sebelum efluen hasil olahan didispersi ke lingkungan. Buletin LIMBAH Vol.8 No.1 2004 19

KESIMPULAN Data percobaan yang diperoleh menunjukkan bahwa metode sorpsi sirkuler bertahap dapat meningkatkan jumlah kumulatif Sr-90 yang terpisahkan dari larutan umpan atau limbah radioaktif. Prosentase pemisahan yang dicapai berkaitan dengan konsentrasi / aktivitas radionuklida di dalam limbah tersebut. Pada konsentrasi / aktivitas Sr-90 yang rendah maka sorpsi akan berlangsung sangat efektif. DAFTAR PUSTAKA 1. CHARLES A. WENTZ, Hazardous Waste Management, Mc Graw-Hill Publishing Company, 1989. 2. MICHAEL D. LA GREGA, et al., Hazardous Waste Management, Mc Graw-Hill, International Edition, 2001. 3. TSITSISHVILLI, G.V. et al., Natural Zeolites, Ellis Horwood Limited, England, 1992. 4. LANGMUIR D. The Power Exchang Function: A General Model for Metal Adsorption onto Geological Materials, in Adsorption From Aqueous Solutins by Tewari, P.H., Plenum Press, New York, 1981. 20 Buletin LIMBAH Vol.8 No.1 2004