KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

KONSTRUKSI BERITA PEREMPUAN DALAM MEDIA ONLINE. (Analisis Framing Berita Perkosaan yang Dilakukan oleh Sastrawan Sitok

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. berhubungan dengan kerangka-kerangka analisis di bab sebelumnya. Berikut

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan. menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat.

Bab III. Metodologi Penelitian. diciptakan melalui tayangan program Minta Tolong di RCTI.

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB II KERANGKA TEORITIS

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BINGKAI MEDIA ONLINE DALAM PEMBERITAAN PENYADAPAN AUSTRALIA TERHADAP PEJABAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Sembilan Elemen Jurnalisme Bill Kovach dan Tom Rossenstiel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan dengan mengamati teks online

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

KONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS)

KONSTRUKSI PEMBERITAAN NEGARA ISLAM INDONESIA DI SURAT KABAR. (Analisis Framing di Surat Kabar Kompas dan Republika. Edisi 1-5 Mei 2011) SKRIPSI

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Banyak di antara konflik tersebut sudah mengarah pada disintegrasi dan

PEMBINGKAIAN BERITA NEGARA ISLAM INDONESIA (NII) DALAM SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM SKRIPSI. Oleh : ARIS SAPTAHADI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh Tuhan dengan berpasang-pasangan dan berdampingan, dengan

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011)

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan oleh mayoritas media mainstream (arus utama) memberitakannya

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PSSI DI INTERNET

Pembingkaian Berita Media Online : Kasus Kekerasan terhadap Perempuan. sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pertama Kedua

BAB IV PENUTUP. kondusif. SKH Radar Timika yang mengusung ideologi jurnalisme damai, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

DUALISME KEPEMIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA DALAM PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE

Public Relations Humas Simetris & Objektivitas Pemberitaan Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D

Veronika/ Mario Antonius Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

BAB IV PENUTUP. tujuan penulisan yang telah dipaparkan pada pendahuluan, peneiliti kemudian

BAB VI PENUTUP. Sandungan Si Anak Emas Presiden. Menurut Pan dan Kosicki, berita merupakan

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Konflik merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindarkan,

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah

KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS BERITA RENCANA KENAIKAN GAJI PRESIDEN

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

PERBANDINGAN PEMBINGKAIAN BERITA PAPA MINTA SAHAM PADA MEDIA ONLINE (Kompas.com dan Viva.co.id)

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

PEMBINGKAIAN KORAN KOMPAS DAN REPUBLIKA TERHADAP PERISTIWA PERANG ISRAEL-PALESTINA

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

KONSTRUKSI MEDIA MASSA DALAM PEMBERITAAN BOM SOLO (Analisis Framing Berita Harian Jawa Pos dan Republika Edisi September 2011) SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Dari catatan Komnas Perempuan, yang dimuat pada harian Kompas

Kata Kunci: Agenda Media, Analisis Isi, Jurnalisme Lingkungan, Pers Lokal

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pemberitaan seputar eksekusi terpidana mati Amrozi cs 2008 telah menarik

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

Transkripsi:

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1) Disusun Oleh : WENING HAYU MAKARTI L100100123 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

ii

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA Wening Hayu Makarti E-mail: weninghayu1212@gmail.com Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 ABSTRAK Akhir bulan November 2013, pemberitaan media online tanah air diramaikan dengan berita yang melibatkan seorang budayawan ternama di Indonesia yaitu Sitok Srengenge yang diduga melakukan perkosaan terhadap seorang mahasiswi. Kepopuleran Sitok Srengenge sebagai budayawan menjadi salah satu sumber penting ketika media mengangkat suatu berita karena akan menjadi perhatian khalayak dan menarik untuk diteliti. Ada hal menarik yang dilakukan oleh dua media online Tempo dan Republika karena dalam memberitakan isu tersebut ditampilkan dengan cara yang berbeda oleh keduanya, sehingga yang menjadi tantangannya adalah bagaimana media harus tetap menampilkan pemberitaan secara berimbang, aktual dan faktual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pembingkaian berita yang disajikan dua media yang berbeda yaitu Tempo dan Republika atas dugaan kasus perkosaan yang dilakukan oleh Sitok Srengenge. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing model Robert Entman yang menonjolkan seleksi isu dan penonjolan aspek dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembingkaian kasus ini, Tempo memiliki kecenderungan arah pemberitaan kepada satu pihak yaitu pelaku perkosaan Sitok Srengenge dengan memberikan ruang pemberitaan yang lebih tanpa menampilkan suara korban sama sekali, karena dipengaruhi oleh kedekatan antara pengelola media dengan pelaku sehingga memberikan dampak keberpihakan pemberitaan. Sedangkan Republika lebih cenderung menampilkan pemberitaan pada perempuan karena dinilai sebagai korban sehingga harus diberikan ruang berbicara yang lebih banyak dan tetap berusaha menggali kejadian sebenarnya dengan menampilkan informasi dari beberapa sudut pandang. Kata Kunci: Media Online, Sitok Srengenge, Framing iii

A. Pendahuluan Menurut pandangan perempuan atau mahasiswi berinisial RW. konstruksionis berita dimaknai sebagai upaya penciptaan realitas yang dilakukan oleh wartawan melalui konstruksi dan sudut pandang tertentu (Eriyanto, 2002:30). Seperti halnya penelitian yang membahas mengenai berita dugaan kasus perkosaan ini juga dikonstruksi secara beragam oleh beberapa media online tanah air, khusunya Tempo dan Republika juga. Pemberitaan dugaan kasus perkosaan tersebut dapat menarik perhatian media online Tempo dan Republika karena melibatkan seorang budayawan dan juga sastrawan ternama Indonesia yaitu Sitok Srengenge, yang melakukan perkosaan terhadap seorang Kepopuleran Sitok Srengenge sebagai budayawan menjadi satu sumber penting ketika media mengangkat suatu berita karena akan menjadi perhatian khalayak dan menarik untuk diteliti. Terlebih dalam berita ini yang diangkat adalah berita seorang budayawan yang terkait dengan isu negatif perkosaan, maka nilai jual beritanya semakin tinggi. Selanjutnya, ketika media sudah memberitakan peristiwa tersebut maka tantangannya adalah bagaimana media harus tetap menampilkan pemberitaan secara berimbang, aktual dan faktual. Dari kedua media online yang dijadikan objek dalam penelitian ini yakni Tempo dan Republika online, awalnya kedua media menunjukkan 1

kepedulian yang cukup besar terhadap korban dengan melindungi identitasnya. Lalu, keduanya juga sama-sama menunjukkan nama Sitok Srengenge sebagai pihak yang dilaporkan pada awal berita dimuat. Nada pemberitaan mulai berbeda, setelah Tempo menggunakan beragam cara untuk menampilkan beritanya dengan nada pemberitaan yang terkesan memihak pelaku perkosaan. Salah satunya pada berita yang pertama kali ditampilkan hanya menjelaskan bahwa Sitok dilaporkan atas perbuatan tidak menyenangkan terhadap seorang wanita. Tidak disebutkan kata menghamili. Pada berita selanjutnya, Tempo juga menampilkan pemberitaan dengan mencoba mengalihkan fokus pembicaraan. Sementara itu, Republika sangat lain dalam memberitakan, hal ini dapat dilihat dari berita yang diangkat pertama kali oleh Republika yang secara runtun, fokus dan lebih berani dalam memberitakan karena dari awal sudah mengungkap kronologi kejadian secara jelas serta lebih menampilkan pemberitaan dari sudut pandang korban. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa kali ini media online Tempo dan Republika tidak satu suara dalam penyajian dan pembingkaian berita walaupun topik yang diambil sama. Rumusan masalah yang dapat diambil dari uraian diatas adalah Bagaimana media online Tempo dan Republika melakukan pembingkaian berita dugaan kasus perkosaan yang dilakukan oleh Sitok Srengenge? 2

Sedangkan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan digunakan. Jendela itulah yang disebut frame. Jadi, berita di media mendeskripsikan pembingkaian massa adalah realitas yang diciptakan berita tentang dugaan kasus perkosaan yang dilakukan oleh Sitok Srengenge dari dua media online yang berbeda yaitu Tempo dan Republika. B. Tinjauan Pustaka a) Berita Sebagai Media Komunikasi Massa Berita menurut William S. Maulsby dalam Sumandiria (2008) adalah perkataan benar serta tidak memihak mengenai fakta-fakta terbaru yang benar terjadi dan dapat menarik perhatian sebagian besar khalayak pembaca. Tuchman (dalam Eriyanto, 2002:4) melihat berita sebagai jendela dunia. Apa yang dilihat, diketahui dan dirasakan tentang dunia tergantung pada jendela yang wartawan melalui konstruksi dan sudut pandang tertentu. b) Konstruksi Realitas di Media (Media Online) Teori konstruksi sosial atas realitas dibagi menjadi tiga proses yaitu proses eksternalisasi (penyesuaian diri), Objektivasi dan Internalisasi. Menurut Eriyanto (2002), Media dilihat sebagai agen konstruksi sosial karena media hanya ikut merekonstruksi sebuah realitas dan yang mengatur frame pembaca dalam menafsirkan suatu peristiwa sebagai acuan. Kemunculan media online menambah generasi baru jurnalistik yang disebut jurnalisme online. Kelebihan media baru tersebut adalah sebagai kendali masa depan 3

dan isu-isu sosial (Fidler, 2003:291). Sedangkan dilihat dari segi penyampaian informasi, jurnalisme online juga tidak mengenal waktu deadline karena setiap detik dapat mengupdate info-info terbaru. c) Analisis Framing Analisis framing adalah salah satu model analisis yang dapat mengungkap fakta dibalik rahasia perbedaan media dengan mengkaji pembingkaian realitas suatu peristiwa. Pembingkaian yang dimaksud adalah proses konstruksi, yaitu realitas dipahami dan direkonstruksi dengan cara dan makna tertentu (Kriyantono, 2006:256). C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Melalui pendekatan penelitian ini, peneliti berusaha menafsirkan makna dari suatu teks berita dengan menguraikan cara suatu media dalam membingkai berita. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah teks berita tentang dugaan kasus perkosaan yang dilakukan oleh Sitok Srengenge di media online Tempo dan Republika periode November Desember 2013. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dokumentasi dan studi pustaka. Dokumentasi meliputi semua berita terkait dugaan kasus perkosaan yang dilakukan oleh Sitok Srengenge dari media online Tempo dan Republika pada akhir bulan November Desember 2013. Sedangkan studi pustaka meliputi artikel-artikel berita lain dengan topik yang sama. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis framing Robert Entman. 4

Entman mengemukakan framing dalam dua dimensi besar, pertama menggambarkan seleksi isu dan kedua penonjolan aspek tertentu (Eriyanto, 2002). Eriyanto (2002:188-189) mengatakan bahwa dalam framing model Entman merujuk pada pemberian definisi, Penjelasan, dengan memberikan ruang pemberitaan yang lebih. Selanjutnya ketika masalah perkosaan ini dilihat sebagai hal yang diinginkan oleh perempuan, maka aktor penyebab dari kasus ini jelas si perempuan yaitu mahasiswi berinisial RW, karena dinilai telah menyebarkan fitnah kepada Sitok. Setelah itu, evaluasi dan rekomendasi atau Tempo juga merokemendasikan penyelesaian dari peristiwa. D. Hasil dan Pembahasan Tempo membingkai dugaan kasus perkosaan dalam penelitian ini sebagai hal yang diinginkan oleh perempuan dan pelaku perkosaan Sitok Srengenge dinilai sebagai korban. Hasil analisis tersebut didapat dari arah pemberitaan Tempo di awal yang lebih menyoroti dari kaca mata pelaku perkosaan Sitok Srengenge yang dibingkai sebagai korban penyelesaian agar masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan terlebih dahulu setelah itu diperkuat dengan jalur hukum. Tetapi tetap memberi penonjolan bahwa kasus ini hanya perbuatan tidak menyenangkan yang tidak menjurus ke arah pelecehan seksual. Konstruksi yang disampaikan Tempo dalam kasus ini adalah Sitok dibingkai sebagai korban dari isu perkosaan yang beredar di media. Karena di awal mencuatnya kasus, 5

Tempo memberi judul yang terkesan menghakimi korban (RW) dengan mengutip pernyataan Sitok bahwa perbuatan itu dilakukan karena didasari rasa suka sama suka. Sehingga kasus tersebut terjadi memang karena adanya kesepakatan di antara keduanya dan tidak ada unsur paksaan. Belum cukup dengan hal itu, Tempo juga membela Sitok habishabisan dengan berulang kali menuliskan bahwa Sitok siap bertanggung jawab dan membantah tuduhan perkosaan dengan cara mengklarifikasi demi membersihkan nama nya. Kalimat itu diselipkan Tempo di akhir parapraf pemberitaannya. Padahal dalam prinsip jurnalistik, wartawan memiliki kewajiban utama terhadap suara hatinya serta memiliki memihak, adil dan objektif (Kusumaningrat, 2009:115). Tempo juga cukup cerdas membuat pengalihan fokus pemberitaan dengan bergeser ke keluarga Sitok, yakni istri dan putrinya. Tetapi yang menjadi masalah ketika berita tersebut dimunculkan yaitu menunjukkan bahwa seleksi isu yang ditampilkan Tempo semakin tidak proporsional karena tidak didukung dengan suara korban sama sekali. Dan yang menjadi alasan Tempo membuat konstruksi pembelaan terhadap Sitok Srengenge tak lepas karena kedekatannya dengan media Tempo. Dimana media Tempo menjadi lembaga penuh yang menjadi mitra media Komunitas Salihara yaitu tempat dimana Sitok berkerja sebagai penyair (Sastrosupadyo, 2009). tanggung jawab, sikap tidak 6

Adanya kedekatan antara media Tempo dan Sitok Srengenge tersebut, semakin menegaskan bahwa wartawan Tempo seakan tidak berdaya dalam mengungkap kasus yang sebenarnya ke publik. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh McQuail (1987), bahwa media massa dalam membuat, memilih dan menyeleksi berita yang ditampilkan media didasarkan atas subjektivitas jurnalis, redaksi dan juga lembaga itu sendiri yang keseluruhannya terlihat dari realitas berita yang ditampilkan. Jadi media yang bersangkutan sangat patuh dengan apa yang dikatakan oleh pemegang kekuasaan. Sedangkan hasil analisis Republika merupakan kebalikan dari hasil analisis Tempo, Republika melihat kasus ini sebagai masalah moral tetapi tetap memakai ranah hukum agar kasus ini dapat diusut secara tuntas dan diungkap kebenarannya. Dilihat dari masalah moral, biar bagaimanapun seorang budayawan harus bersih dari skandal, karena itu dibutuhkan moralitas yang tinggi. Selanjutnya, Republika juga membingkai dugaan kasus perkosaan ini dari sudut pandang mahasiswi RW karena dianggap sebagai korban, sehingga dalam pemberitaannya diberikan ruang yang lebih untuk korban berbicara kepada publik. Selain itu Republika juga mengusulkan tetap mengutamakan jalur hukum agar diungkap kebenaran yang sesungguhnya dan Indonesia benar-benar mempunyai budayawan dan sastrawan yang bermoral dan bermartabat. Republika mengkonstruksikan Sitok Srengenge sebagai pelaku utama (aktor) dari timbulnya dugaan 7

kasus perkosaan dengan memberikan penonjolan pada judul berita yang dimuat pertama kali dengan menunjukkan kata hamili mahasiswi. Republika juga secara berani membingkai pemberitaan dengan menceritakan secara gamblang mengenai kronologi kejadian dari awal. Dari pengungkapan semua kronologi kejadian semakin meyakinkan bahwa Republika tetap tidak ingin menutup-nutupi sama sekali mengenai pemberitaannya karena ingin mencari kebenaran tentang sebuah kasus. Sedangkan dari sisi pelaku, Republika memberi penonjolan dalam pemberitaannya mengenai Sitok yang telah mencederai dunia seni dan sastra karena telah melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dianutnya sampai akhirnya ia mundur dari Komunitas Salihara yang telah membesarkan namanya. Hasil konstruksi di atas menjelaskan bahwa Republika yang memang tidak memiliki kedekatan apapun dengan Sitok Srengenge dan tidak dirasuki oleh unsur kekuasaan yang masuk, ingin mengusut kasus ini sampai tuntas dengan menggali dari beberapa narasumber. Pemaparan dari kedua media online Tempo dan Republika menyatakan bahwa kali ini media online tersebut tidak satu suara dalam penyajian dan pembingkaian pemberitaan walaupun topik yang diambil sama. Kecenderungan pemberitaan masing-masing media ini menunjukkan bahwa berita di media massa merupakan sebuah konstruksi karena dalam melihat realitas sosial (suatu peristiwa) setiap 8

media menggunakan kerangka tertentu untuk memahaminya. E. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: a. Tempo (tempo.co) Framing yang dilakukan Tempo online terhadap berita dugaan kasus perkosaan yang dilakukan oleh Sitok Srengenge memiliki kecenderungan arah pemberitaan kepada satu pihak yaitu Sitok Srengenge dengan memberikan ruang pemberitaan yang lebih tanpa menampilkan suara korban sama sekali. Bahkan memiliki indikator yang menyudutkan perempuan sebagai korban perkosaan dalam pemberitaannya kembali mendapatkan perlakuan eksploratif, yaitu dapat dilihat dari teks yang tidak memuat kejelasan hukuman atau sangsi bagi pelaku tindak amoral tersebut, selain itu jika dilihat dari seleksi sumber yang digunakan juga tidak berusaha menggali fakta yang sebenarnya terjadi. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya kedekatan Sitok Srengenge dengan media Tempo. b. Republika (republika.co.id) Sementara framing yang dilakukan Republika online yaitu memiliki arah kecenderungan pemberitaan pada pihak RW karena dinilai sebagai korban sehingga harus diusahakan seobjektif mungkin dalam pemberitaannya dengan menggali lebih dalam kejadian sebenarnya. Lebih lanjut, walaupun Republika memiliki arah kecenderungan pemberitaan pada pihak RW tetapi jika dilihat dari seleksi sumber yang digunakan Republika tetap menampilkan 9

informasi tidak hanya dari satu sudut pandang saja, melainkan dengan beberapa sudut pandang agar didapat kedalaman suatu informasi Adapun saran dari peneliti adalah sebagai berikut: pengarahan dalam menyusun skripsi ini. Ibu Nur Latifah Umi Satiti, MA selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam penyusunan skripsi ini. Bagi praktisi media diharapkan dapat menyajikan berita dalam porsi yang seimbang dan tidak menutupi fakta-fakta penting untuk masyarakat. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan konsep bias media dan diperlukan wawancara mendalam kepada pihak yang memproduksi teks berita. F. Persantunan Bapak Drs. Achmad Muhibbin, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah membantu dalam pelaksanaan bimbingan dan DAFTAR PUSTAKA Buku: Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKIS. Fidler, Roger. 2003. Mediamorfosis: Memahami Media Baru. Yogyakarta: Bentang Budaya. Kriyantono, Rachmat, 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Kencana Media Group. Kusumaningrat, Hikmat. 2009. Jurnalistik Toeri & Praktik. Bandung: Remaja Rosadakarya. Mc Quail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. 10

Sumandiria, Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia menulis Berita & Feature. Bandung: Remaja Rosdakarya. Internet: Sastrosupadyo, Sigit. (2009). Komunitas Salihara. Dipetik Mei 25, 2014, dari http://www.mediasastra.com/ sigit_sastrosupadyo/23/01/20 09/komunitas_salihara. 11