PENGARUH PEWARNAAN TERHADAP KELUNTURAN WARNA RAMBUT MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI LIMBAH BIJI PEPAYA TERHADAP PENCUCIAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEWIRAUSAHAAN (Kode : G-02)

BAB I PENDAHULUAN. kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

Natural Treatment dengan memanfaatkan Biji Pepaya sebagai Penghitam Rambut pada Usia Muda. Desy Afianty Lubis

BAB I PENDAHULUAN. dan Latifah, 2007; Bariqina dan Ideawati, 2001). Batang-batang rambut

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN RAMBUTAN SEBAGAI PENGHITAM RAMBUT BERUBAN

Dian Ramadhania, Kasmudjo, Panji Probo S. Bagian Teknologi Hasil Hutan,Fakultas Kehutanan, UGM Jl. Agro No : 1 Bulaksumur Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

TEKNIK EKSPLORASI ZAT PEWARNA ALAM DARI TANAMAN DI SEKITAR KITA UNTUK PENCELUPAN BAHAN TEKSTIL Noor Fitrihana,ST Jurusan PKK FT UNY

3 METODOLOGI PENELITIAN

ALAT PENGERING BERKABUT UNTUK MENGHASILKAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU MAHONI, JAMBAL, DAN TINGI GUNA MENGGANTIKAN SEBAGIAN WARNA SINTETIK BATIK

2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

PENDAHULUAN Batik merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang saat ini telah berkembang pesat, baik lokasi penyebaran, teknologi maupun desainnya.

PENCELUPAN PADA KAIN SUTERA MENGGUNAKAN ZAT WARNA URANG ARING (ECLIPTA ALBA) DENGAN FIKSATOR TAWAS, TUNJUNG DAN KAPUR TOHOR

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

PENGARUH JENIS FIKSATIF TERHADAP KETUAAN DAN KETAHANAN LUNTUR KAIN MORI BATIK HASIL PEWARNAAN LIMBAH TEH HIJAU

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

Emy Budiastuti dan Kapti Asiatun ( Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY)

Bab III Metodologi Penelitian

SKRIPSI PEMBUATAN PEWARNA RAMBUT ALAMI DARI BIJI PEPAYA

Dosen Program Studi Teknik Batik Politeknik Pusmanu Pekalongan 2) Program Studi D3 Teknik Batik Politeknik Pusmanu Pekalongan

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS CITRA PEWARNA ALAMI DARI EKSTRAK KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

BAB III METODE PENELITIAN

Bayu Wirawan D. S. 1, Hazbi As Siddiqi 2. Dosen Program Studi Teknik Batik, Politeknik Pusmanu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

KEMAMPUAN SEDIAAN HAIR TONIC EKSTRAK KULIT APEL (Malus sylvestris L.) Var Rome Beauty DALAM MENUMBUHKAN RAMBUT TIKUS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

SIFAT MEKANIK TALI SERABUT BUAH LONTAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

Merawat Kulit Kering dan Menua

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB I PENDAHULUAN. Warna memiliki peranan dan fungsi penting dalam kehidupan yang dapat

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

PENGARUH FIKSASI TERHADAP KETUAAN WARNA DENGAN MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI BATIK DARI LIMBAH MANGROVE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN INFUS KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) DALAM FORMULA SEDIAAN PEWARNA RAMBUT

Farikha Maharani, Indah Riwayati Universitas Wahid Hasyim, Semarang *

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Lampiran A. Data Pengamatan Berat Testis Mencit

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

PERAWATAN WAJAH / FACIAL

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN DAN APLIKASI ZAT WARNA ALAMI DARI BUAH MANGROVE JENIS Rhizophora stylosa

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN EKSTRAK WARNA DAUN ALPUKAT SEBAGAI ZAT PEWARNA ALAM (ZPA) TEKSTIL PADA KAIN SUTERA

PEMANFAATAN DAUN INDIGOFERA SEBAGAI PEWARNA ALAMI BATIK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

APLIKASI KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA KAIN KATUN SECARA PRE-MORDANTING.

PENGARUH EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAM DAN FIKSASI TERHADAP KETAHANAN LUNTUR WARNA PADA KAIN BATIK KATUN

Titiek Pujilestari dan Irfa ina Rohana Salma Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No.7 Yogyakarta

EKSTRAKSI TANIN DARI KULIT KAYU SOGA TINGI UNTUK PEWARNA BATIK

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan November

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris secara in-vitro.

BAB III METODE PENELITIAN

Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda. Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda

Shampoo Shampoo basah Shampoo kering Bentuk : Bentuk : Jenis :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami dari Buah Mangrove Spesies Rhizophora stylosa sebagai Pewarna Batik dalam Skala Pilot Plan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran,

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. Nama daerah :tahi kotok (Sunda), kenikir (Jawa)

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Transkripsi:

PENGARUH PEWARNAAN TERHADAP KELUNTURAN WARNA RAMBUT MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI LIMBAH BIJI PEPAYA TERHADAP PENCUCIAN Vivi E. Roshanty Husin 1,*) Masturi 2, Ian Yulianti 3 Progdi Pendidikan Fisika S-2 Universitas Negeri Semarang Program PascaSarjana Unnes. Bendan Ngisor, Semarang 50229 Email : vivielvi02@gmail.com Abstrak Pewarnaan rambut merupakan tindakan mengubah warna rambut untuk menutupi rambut putih, sesuai dengan warna yang diinginkan. Pewarnaan rambut dapat menggunakan bahan alami atau nabati, diantaranya dari biji-bijian. Biji pepaya mengandung bahan Glucoside cacarindan karpain yang menghasilkan zat warna hitam. Rambut indah seperti mayang terurai merupakan kiasan yang menggambarkan rambut yang indah, berkilau sekaligus merupakan gambaran rambut sehat. Karena hanya rambut sehat yang mampu menampilkan kecantikan secara alami. Untuk memiliki rambut yan sehat dibutuhkan perawatan yang sesuai dengan kondisi rambut. Perawatan dapat dilakukan secara alami dengan menggunakan bahan-bahan alami yang berkhasiat. Salah satu bahan alami yang digunakan adalah biji buah pepaya. selanjutnya data dianalisis dengan metode statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa biji pepaya mengandung glucoside cacarin dan karpain yang terdapat pada panjang gelombang 450 nm 950 nm sehingga dapat dimanfaatkan untuk menghitamkan rambut dan rambut yang diberi pewarna alami mudah luntuk jika dicuci terua-menerus. Kata kunci : rambut putih, biji pepaya, hasil kelunturan warna rambut. PENDAHULUAN Rambut atau sering disebut bulu adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan dan manusia, terutama mamalia. Rambut tumbuh hampir di semua bagian tubuh, kecuali telapak tangan dan kaki, kelopak mata serta bibir. Salah satu bagian tubuh yang ditumbuhi rambut adalah kepala. Rambut adalah sesuatu yang tumbuh dari lapisan dermis dan melalui saluran folikel rambut keluar drai kulit[4]. Bagian rambut yang keluar dari kulit dinamakan batang rambut[1] Pertumbuhan rambut terbagi dalam tiga fase, yakni fase pertumbuhan atau anagen, fase kotagen dan fase telogen. Rambut akan memutih seiring dengan bertambahnya usia atau dikenal dengan beruban, timbulnya uban biasanya terkait dengan usia dan kemampuan tubuh unutuk memproduksi melanin, sehingga biasanya uban mulai timbul pada usia 45 tahun keatas, akan tetapi uban dapat pula muncul pada usia yang lebih muda karena adanya SNF2016-MPS-145

faktor genetis. Faktor penyebab rambut beruban biasanya disebabkan oleh faktor gizi, metabolism, zat kimiawi, faktor keturunan dan lain-lain[2]. Uban merupakan salah satu masalah rambut yang mempengaruhi penampilan seseorang. Banyak usaha yang dilakukan untuk menghindari rambut beruban, kebanyakan orang mengatasi rambut beruban dengan berbagai cara, ada yang mengatasinya dengan cara mencabut rambut uban, bahkan sampai mengecat rambut agar tampak hitam kembali. Salah satu bahan alami yang dapat menghitamkan rambut beruban adalah dengan memanfaatkan limbah biji pepaya yang didapat dari dalam buah pepaya itu sendiri. Pada umumnya biji pepaya selalu dibuang begitu saja, padahal banyak kandungan dari biji pepaya yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan dan kecantikan. Salah satu kandungan dari biji pepaya glucoside cacarin dan karpain yang mampu menghitamkan rambut. Bagi yang masih muda dan tidak tahan akan kosmetika bahan kimia dapat memilih biji pepaya sebagai solusi menghitamkan rambut. Limbah biji pepaya dapat berpotensi untuk memberikan warna yang dapat dijadikan sebagai pewarna rambut. Secara visualisasi, warna dari limbah biji pepaya sendiri adalah hitam kecoklatan dan secara kimia dapat dikategorikan sebagai pigmen warna yaitu tanin. Zat warna alam mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan zat warna alam adalah behasil pencemaran yang relatif rendah dan tidak beracun, sedangkan kekurangan zat warna alam adalah belum mempunyai standar warna, kelunturan warna tinggi. kelunturan warna merupakan unsur yang sangat menentukan mutu suatu bahan berwarna dalam hal ini adalah rambut, maka dari itu perlu diketahui sejauh mana pengaruh pencucian terhadap kelunturan warna limbah biji pepaya pada rambut dengan menggunakan Luxmeter. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi pewarnaan pada rambut dan kelunturan warna rambut dengan menggunakan pewarna alami limbah biji pepaya terhadap pencucian dengan Luxmeter. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biji pepaya terhadap hasil penghitaman rambut. METODOLOGI Bahan dan alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah biji pepaya yang diperoleh adri buah pepaya itu sendiri, baking soda. Sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah aquades. Alat yang digunakan adalah gelas ukur, gelas kimia, pengaduk, hair dry, mortal, piring, timbangan digital, ayakan, program Microsoft Excel. Metode penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen dan mempunyai 3 (tiga) variabel yaitu : (1) Variabel bebas, adalah jumlah pencucian. (2) Variabel terikat adalah intensitas warna rambut yang dilihat dari kelunturannya. (3) Variabel kontrol adalah massa bubuk biji pepaya, volume air cucian. SNF2016-MPS-146

Desain Penelitian sebegai berikut : Pewarna rambut 1 : air cucian pertama dari rambut sudah di hitamkan, dengan massa bubuk biji 2 : air cucian kedua dari rambut yang sudah di hitamkan, dengan massa bubuk biji 3 : air cucian ketiga dari rambut yang sudah di hitamkan, dengan massa bubuk biji 4 : air cucian keempat dari rambut yang sudah di hitamkan, dengan massa bubuk biji 5 : air cucian kelima dari rambut yang sudah di hitamkan, dengan massa bubuk biji Y : kelunturan warna rambut yang menunjukkan nilai intensitas warna rambut setelah diwarnai dan dicuci. Metode pegumpulan data yang dipakai observasi. Ada 5 sampel yang harus diobservasi. Sampel tersebut berasal dari air yang digunakan untuk mencuci rambut yang dibuat sebanyak 5 Kali. Ekstraksi limbah biji pepaya 4 gram limbah biji pepaya yang dijemur sampai kering kemudian disangrai kemudian ditumbuk sampai halus menjadi bubuk lalu dicampur dengan baking soda sebanyak 1 gr kemudian ditambah 100 ml air lalu siap digunakan untuk mencelupkan rambut. Rambut dicelupkan kedalam ekstrak limbah biji pepaya sambil dioleskan pada rambut sampai semua bagian rambut terkena ekstrak biji pepaya. kemudian rambut di diamkan selama 30 menit agar rambut dapat menyerap dengan baik. Pengujian ketahanan luntur terhadap pencucian Rambut yang sudah di beri pewarna kemudian dicuci menggunakan aquades sebanyak 5 kali. Setelah itu rambut di biarkan kering. Selanjutnya air dari bekas cucian rambut tersebut dijadikan sebagai sampel sebanyak 5. Masing-masing sampel diukur kelunturan warnanya dengan menggunakan Luxmeter. Analisa data Data intesitas kandungan dari biji pepaya didapat dari spectrometer UV-Vis sehingga mendapatkan nilai panjang gelombang untuk absorbansinya dan dianalisa menggunakan program Microsoft excel. Data kelunturan warna rambut dianalisis menggunakan program microsfot excel. HASIL DAN PEMBAHASAN Kelunturan warna rambut dengan pewarnaan limbah biji pepaya terhadap pencucian antara jumlah pencucian mempunyai nilai yang diukur dengan Luxmeter seperti yang terlihat sebagai berikut : SNF2016-MPS-147

kelunturan wanra (lux) Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2016 Tabel 1. Nilai kelunturan warna rambut hasil pewarnaan limbah biji pepaya terhadap jumlah pencucian Massa biji pepaya (gr) Volume air cucian (ml) Jumlah cucian Ketahanan luntur (lux) 4 gram 100 ml 1 21 4 gram 100 ml 2 18 4 gram 100 ml 3 16 4 gram 100 ml 4 13 4 gram 100 ml 5 11 Gambar (a) rambut sebelum di warnai Dari tabel 1 terlihat bahwa rambut dengan pewarna alami akan mudah luntur jika di lakukan pencucian berulang kali. Atau dengan kata lain bahwa semakin rambut di cuci, maka akan mudah luntur (gambar 1). Gambar (b) air bekas cucian rambut 25 20 15 10 5 0 0 2 4 6 jumlah pencucian Series2 gambar (c) rambut sesudah di warnai dan dicuci Nilai kelunturan warna rambut dengan pewarnaan limbah biji pepaya terhadap pencucian dari jumlah pencucian yang mempunyai nilai kelunturan warna yang diperoleh dari Luxmeter (tabel 1). Gambar 1. Grafik nilai kelunturan warna rambut hasil pewarnaan limbah biji pepaya hadap jumlah pencucian Adanya kelunturan pada rambut terhadap jumlah pencucian berkaitan dengan terjadinya ikatan glucoside cacarin karpain dari limbah biji pepaya yangtidak mampu masuk kedalam serat rambut secara maksimum. Sehingga semakin lama dicuci maka rambut akan semakin mudah luntur karena daya serap rambut akan hilang. SNF2016-MPS-148

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan : 1. Biji pepaya mengandung glucoside carcarin karpain pada panjang gelombang 450 nm sampai 650 nm sehingga dapat berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pewarnaan alami pada rambut. 2. Jumlah pencucian rambut itu berpengaruh pada kelunturan warna rambut karena semakin di cuci, maka rambut akan kehilangan daya serapnya. Daftar pustaka Trangono, R.I.S. Latifah. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.Anonim 1. Pengaruh ekstrak air biji pepaya (Carica papaya L.) dan Testosteron Undekanoat (TU) terhadap gambaran histologis jaringan ginjal mencit (Mus musculus L.). Universitas Sumatera Utara Kusimadewi, dkk.2010. Pengetahuan dan seni tata rambut modern untuk tingkat mahir. Jakarta: Meutia Cipta Sarana dan DPP kusriniati.,d 2007. Pemanfaatan Daun Segon (Albizia falcataria) sebagai Atikasari, A., 2005. Kualitas tahan luntur warna batik cap di griya batik larissa pewarna Kain Sutera menggunakan mordan tawas dengan konsentrasi yang berbeda pada busana camisole. Universitas Negeri Semarang. Semarang Desy Afianty Lubis., 2015. Natural Treatment Dengan Memanfaatkan Biji Pepaya Sebagai Penghitam Rambut Pada Usia Muda. Jurnal Pengabdian Masyarakat. Malik. ISSN 1410-9891. Aplikasi Praktis Zat Warna Alam Dari Ekstrak Kulit Buah Manggis Untuk Pewarnaan Bahan Kapas. Departemen T. Kimia-Tekstil FTI UII Yogyakarta Zuli ika. 2014. Pengaruh Mordan Terhadap Hasil Jadi Pewarnaan Alami Daun Indigofera dengan pencelupan 2 dan 4 kali. Universitas Negeri Surabaya Anonim 2. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Daun Keben (Barringtonia asiatica Kurz) Sebagai Pewarna Rambut. Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara Noor, fitriahana. 2008. Zat warna Alam Untuk Tekstil. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta Arianto, Anayanti M.Si. Apt. Pewarna rambut (PDF) pekalongan. Unuversitas Negeri Semarang. Semarang SNF2016-MPS-149

SNF2016-MPS-150