EFEKTIVITAS MEDIA PETAKONSEP DALAM PENGAJARAN BIOKIMIA DASAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
Saronom Silaban 1 dan Ratna Sari Dewi 1 Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. William Iskandar Psr. V Medan, Sumatera Utara.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN Contextual Teaching And Learning (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID

PENINGKATAN KUALITAS PERKULIAHAN EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI INOVASI BERBASIS MEDIA

BABI PENDAHULUAN. daya manusia. Perkembangan ilmu dan teknologi. berkembang, menjadikan bidang studi kimia menjadi salah satu bidang studi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PADA PENGAJARAN SISTEM KOLOID

Descey Natalia Simbolon* Chemistry Department of FMIPA State University of Medan. * ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Pemanfaatan Model Blended Learning Berbasis Online Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen

ISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN.. viii BAB I PENDAHULUAN 1

Automotive Science and Education Journal

Pancasakti Science Education Journal

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA BERPIKIR KONKRET MELALUI LATIHAN MENGORGANISASIKAN KONSEP

DESAIN MODEL PEMBELAJARAN BASED LEARNING DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KONSEP MAHASISWA SEMESTER TIGA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP-UHN MEDAN

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Media internet sebagai sumber belajar efektif dalam meningkatkan

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN MELAWI

Ivana Margaretta Simanjuntak* Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan *

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

Ellinora Simamora ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini perkembangan teknologi informasi sudah. berkembang secara pesat, begitu juga dengan dunia pendidikan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

BABI PENDAHULUAN 1980) Latar Belakang Masalah K.inetika kimia merupakan bagian dati mata kuliah kimia dasar.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas individu baik

PENGARUH MEDIA KARTU YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Rina S.E. Sitindaon Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan *

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 02 BATU

Wita Loka Rizki Siregar* Chemistry Department of FMIPA State University of Medan * ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh Yunita Dongoran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Pengaruh, model, kooperatif, STAD

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN:

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana utama dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN DOLOK MASIHUL SERDANG BEDAGAI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nisa Novita Qamayani 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

Kata Kunci : strategi belajar peta konsep, hasil belajar, penelitian eksperimen, kurikulum KTSP.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum sebesar 14,14 dan skor maksimum sebesar 58,58. Sedangkan pada kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

PENGUASAAN KONSEP DASAR IPA PADA MAHASISWA PGSD UNIMED MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

E049 MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA KONSEP FERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI DAYUHARJO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN :

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

Keyword : Cooperative Learning Make a Match, Student Achievment.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Proses penguasaan suatu konsep di dalam upaya memperkaya informasi

PENERAPAN MODEL E-LEARNING BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH AN-ORGANIK II

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF STAD

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

Transkripsi:

EFEKTIVITAS MEDIA PETAKONSEP DALAM PENGAJARAN BIOKIMIA DASAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Saronom Silaban Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. William Iskandar Psr. V Medan, Sumatera Utara. Email: silabans@gmail.com. Abstrak Efektivitas media petakonsep dalam pengajaran biokimia dasar terhadap peningkatan prestasi belajar mahasiswa. Penggunakan media petakonsep dalam pembelajaran dapat meningkatkan kinerja mahasiswa dan kemampuan untuk memecahkan masalah dalam subjek kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media petakonsep dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran kimia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran media petakonsep yang kemudian dibandingkan dengan metode pengajaran konvensional ceramah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengajaran dengan menggunakan media petakonsep sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memahami konsep biokimia dasar dibanding konvensional ceramah. Rata-rata prestasi mahasiswa dalam pengajaran kimia dengan media petakonsep M=53,16±65,25 pada pre-test menjadi M=79,83±4,93 pada posttest1, dan M=82,83±4,59 pada post-test2 lebih tinggi disbanding rata-rata kelas kontrol menggunakan konvensional ceramah yaitu M=54,99±6,39 pada pre-test menjadi M=65,99±8,56 pada post-test1, dan M=66,33 ±7,15 pada post-test2. Dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran dengan media petakonsep sangat efektif dalam pengajaran biokimia dasar. Kata kunci: Media petakonsep, prestasi belajar, mahasiswa, biokimia dasar Pendahuluan Kompetensi mahasiswa program studi pendidikian kimia dalam bidang kajian biokimia dasar adalah memiliki kemampuan dalam me-mahami biokimia dasar secara teoritis sebagai dasar dalam mempelajari kajian matakuliah biokimia lanjut. Untuk itu perlu pemahaman dan pengetahuan tentang materi biokimia dasar, selain dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari juga dapat mendukung pencapaian kompetensi dan keberhasilan mahasiswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Pengalaman pendidikan yang sering dihadapi oleh dosen biokimia adalah bahwa kebanyakan mahasiswa menganggap mata kuliah biokimia sulit, sehigga tidak jarang seorang mahasiswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu untuk mempelajarinya (Silaban dan Dewi, 2012). Hal ini mungkin disebabkan oleh penyajian materi dalam perkuliahan biokimia dasar yang kurang menarik dan membosankan, sehingga terkesan sulit dan menakutkan bagi mahasiswa, dan akhirnya banyak mahasiswa kurang menguasai konsep dasar biokimia. Keadaan ini akan merugikan terhadap keberhasilan mahasiswa bila tidak segera dibenahi. Ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kurangnya penguasaan mahasiswa terhadap materi biokimia diantaranya (1) mahasiswa sering belajar dengan mengahafal tanpa membentuk pengertian terhadap materi yang dipelajari, (2) materi yang diajarkan mengambang sehingga mahasiswa tidak dapat menemukan kunci untuk mengerti materi yang dipelajari, dan (3) dosen kurang berhasil menyampaikan konsep untuk menguasai materi yang diajarkan (Lynch dan Waters, 1980). Hal lain yang diduga peyebab

rendahnya prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah biokimia adalah (1) mahasiswa Prodi kimia belum terbiasa belajar sendiri, (2) belum menggunakan waktu belajar dengan benar sesuai dengan beban sks yang diambil karena kurang berminat, media mengajar yag tidak menarik, (3) kurang memahami materi dan sulit mencari literatur, (4) sistem evaluasi yang belum standar. Menentukan dan menganalisis komponen tujuan, materi, metode, media dan evaluasi dalam proses pembelajaran dapat me-ningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2006). Sebagai pendidik, idealnya seorang dosen harus selalu waspada terhadap materi perkuliahan, khususnya mata kuliah biokimia dasar yang sedang dan akan diajarkan kepada mahasiswa (Silaban dan Dewi, 2012). Dengan demikian, selain menyampaikan materi pelajaran, kepadanya juga diberi beban untuk mengembangkan topik pelajaran agar memberikan hasil belajar yang optimum terhadap mahasiswa (Doerr & Thompson, 2004). Untuk mengembangkan penguasaan konsep kimia yang baik dibutuhkan komitmen mahasiswa memilih belajar menjadi sesuatu yang berarti, yaitu dengan cara meningkatkan kemauan mahasiswa mencari hubungan konseptual antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang dipelajari di dalam kelas (Zaslavsky & Leikin, 2004). Untuk mencapai tujuan ini diperlukan suatu tindakan konkrit yang efisien berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, yang dapat menyebabkan terjadinya pergeseran pembelajaran yang membosankan menjadi sangat menarik untuk dipelajari oleh mahasiswa. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya adalah kurangannya minat (Gie, 1998). Hal ini bisa tercapai bila materi pelajaran kimia dapat dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti, yaitu melalui penyampaian materi kimia dengan menggunakan media pembelajaran. Media pendidikan dapat digunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan objek pendidikan, sebab media pembelajaran dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan materi pelajaran di dalam kelas. Beberapa media pendidikan yang sering dipergunakan dalam proses belajar mengajar diantaranya media cetak, elektronik, model, sketsa, peta dan diagram (Kreyenhbuhl, 1991). Penggunaan media petakonsep dalam pembelajaran kimia dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam penguasaan konsep belajar dan pemecahan masalah (Pandley, dkk. 1994; Silaban dan Dewi, 2012). Media Petakonsep Dalam Pendidikan Media petakonsep merupakan media pendidikan yang dapat menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian pen-dukung yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topik pelajaran (Pandley, dkk, 1994). Langkah yang dilakukan dalam membuat media petakonsep adalah memikirkan apa yang menjadi pusat topik yang akan diajarkan, yaitu sesuatu yang dianggap sebagai konsep inti dimana konsep-konsep pendukung lain dapat diorganisasikan terhadap konsep inti, kemudian menuliskan kata, peristilahan dan rumus yang memiliki inti, sehingga akhirnya membentuk satu peta hubungan integral dan saling terkait antara konsep atas-bawahsamping (Nakhleh, 1994). Dalam pendidikan, media petakonsep dapat digunakan untuk (1) menolong dosen mengetahui konsep-konsep yang dimiliki para mahasiswa agar belajar bermakna dapat berlangsung, (2) untuk mengetahui penguasaan konsep mahasiswa, dan (3) untuk menolong mahasiswa belajar bermakna (Dahar, 1998). Dalam pengajaran biokomia dasar, salah satu media yang dipergunakan adalah media petakonsep. Media petakonsep bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan

mahasiswa dalam penguasaan konsep belajar dan pemecahan masalah (Pandley, dkk. 1994). Pengajaran kimia dengan menggunakan media petakonsep memberikan kesan pengajaran lebih lama dibandingkan terhadap pengajaran dengan metode ceramah karena media petakonsep mempunyai alur sistematis yang dapat menigkatkan minat belajar dan dapat menuntun cara belajar mahasiswa untuk menyelesaikan soal-soal kimia (Silaban dan Dewi, 2012). Hasil Belajar Mahasiswa Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan terhadap sesuatu yang di peroleh mahasiswa setelah melakukan kegiatan belajar (Silaban, 2011). Sesuatu yang diperoleh itu berbeda-beda ada yang memperoleh nilai yang tinggi, sedang dan rendah (Sudirman, 2002). Hasil belajar yang termasuk aspek kognitif adalah kemampuan mahasiswa dalam pengetahuan (ingatan), pemahaman (aplikasi), analisa, sitesa, dan evaluasi (Purwanto, 1991). Hasil belajar akan kelihatan dalam hal perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman konsep, prinsip, hukum teori yang ada dalam bidang studi yang dipelajarinya dan kemampuan memecahkan masalah berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah. Tujuan penelitian hasil belajar adalah untuk mengetahui mahasiswa mana yang sudah memahami dan yang belum mamahami materi perkuliahan yang telah disampaikan sehingga dapat diketahui masalah yang dihadapi. Selain itu, juga dapat mengetahui metode atau media yang diguanakan dosen sudah tepat atau belum. Dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan sudah efektif atau belum. Metode Populasi Dan Sampel Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa program studi pendidikan kimia di Jurusan kimia FMIPA Unimed yang mengambil mata kuliah biokimia dasar. Sedangkan sampel penelitian adalah dua kelas mahasiswa jurusan kimia yang mengambil mata kuliah biokimia dasar, yang terpilih secara acak. Pada masing-masing kelas sampel, dipilih sebagai sampel sebanyak 30 orang, yang dikelompokkan menjadi kelompok tinggi (KT), yaitu mahasiswa yang memiliki IPK tergolong tinggi, dan KR yaitu mahasiswa yang memiliki IPK tergolong rendah yang dilihat dari kartu hasil studi semester I. Masing-masing kelompok diperlakukan sama, tetapi hanya sampel yang terpilih yang digunakan sebagai sampel penelitian. Prosedur Penelitian Penelitian bersifat eksperimen, dengan perlakuan pengajaran menggunakan media petakonsep dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberi pengajaran secara konvensional ceramah. Penentuan dan pengelompokan sampel dilakukan mengikuti prosedur yang dilakukan oleh Situmorang, dkk (2004). Terhadap masing-masing kelompok dilakukan perlakuan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu pengajaran dengan menggunakan media pembelajaran dan sekaligus dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberi pengajaran secara konvensional. Beberapa langkah yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu (1) penyusunan materi kuliah berdasarkan paket pembelajaran berbasis media petakonsep, (2) penyusunan evaluasi belajar pre-test, pos-test, (3) Pemberian pengajaran menggunakan media petakonsep dan ceramah, (4) pelaksanaan evaluasi awal (pre-test) sebelum pengajaran pokok bahasan, evaluasi akhir (post-test-1), dan evaluasi akhir (post-test-2) satu bulan setelah pelaksanaan postest 1. Semua data yang dibutuhkan dikumpulkan, dikelompokkan, dan dianalisis untuk penarikan kesimpulan. Penyusunan Materi Perkuliahan Penyusunan materi perkuliahan dan evaluasi dilakukan untuk pembelajaran

menggunakan media petakonsep dan ceramah untuk pengajaran biokimia dalam kehidupan. Pembelajaran menggunakan media petakonsep didisain sesuai dengan materi yang akan diajarkan yang ada dalam rencana perkuliahan. Pemberian Pengajaran Sebelum perlakuan pengajaran, terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terlebih dahulu dilakukan evaluasi pendahuluan (pre-test) untuk mengukur kemampuan mahasiswa terhadap pokok bahasan yang akan diajarkan, kemudian dilanjutkan dengan pengajaran menggunakan pembelajaran dengan media pe takonsep dan kontrol menggunakan ceramah. Untuk memperoleh data efektivitas pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa pengajaran biokimia dasar maka dilakukan evaluasi akhir pertama (post-test 1) langsung pada akhir perkuliahan, dan dilanjutkan dengan evaluasi akhir ke dua (post-test 2) setelah waktu satu bulan pembelajaran. Pengumpulan dan Pengolahan Data Data penelitian yang dikumpulkan ditabulasi dan dianalisis secara statistik untuk penarikan kesimpulan (Zar, 1996). Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan jenis data yang diperoleh dalam percobaan. Data berupa prestasi belajar mahasiswa (skor) diolah secara statistik menggunakan EXCEL soft ware untuk penarikan kesimpulan. Hasil dan Pembahasan Evaluasi Pendahuluan Untuk mengukur kemampuan pengetahuan mahasiswa dan tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi biokimia dasar yang akan diajarkan, sekaligus untuk melihat tingkat homogenitas sampel, maka sebelum dilakukan pengajaran terlebih dahulu dilakukan evaluasi pendahuluan (pre-test ) terhadap seluruh sampel. Evaluasi pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi kuliah sebelum diadakan perlakuan. Hasil pengumpulan data sebelum perlakuan pengajaran diperoleh bahwa mahasiswa umumnya belum menguasai materi kuliah biokimia dasar yang ditunjukkan dari skor angka pencapaian mahasiswa dari jumlah soal yang dapat dikerjakan oleh mahasiswa dengan benar berada pada kisaran 5-10 soal dari 20 soal yang diujikan (Tabel 1). Tabel 1. Penguasaan mahasiswa terhadap materi biokimia dasar berdasarkan hasil evaluasi pendahuluan. Angka dalam tabel adalah rata-rata dan standart deviasi. Indikator Yang Kelompok Evaluasi Pendahuluan (pre-tes) Dicapai Mahasiswa Eksperimen Kontrol Hasil belajar KT 53,66 ± 7,43 55,33 ± 6,39 KR 52,66 ± 5,62 54,66 ± 6,39 Mean Total 53,16 ± 65,25 54,99 ± 6,39 KT = Mahasiswa degan IPK relatif tinggi, KR = Mahasiswa dengan IPK relatif rendah Hasil menunjukkan bahwa rata-rata pre-test mahasiswa sebelum pembelajaran menggunakan media petakonsep rendah (Tabel 1), yaitu untuk seluruh kelompok mahasiswa kelompok tinggi dan kelompok rendah. Kelas eksperimen (M=53,16±65,25), kelas kontrol (M=54,99±6,39), dimana kedua kelompok ini mempunyai nilai rata-rata rendah. Analisis lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui pencapaian nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa kelompok tinggi dan rendah sebelum dilakukan pengajaran dari kedua kelas sampel tersebut. Dari hasil rata-rata

diketahui bahwa pencapaian mahasiswa kelompok tinggi (KT) kelas eksperimen (M=53,66±7,43), kelompok kontrol (M=55,33±6,39), dan untuk pencapaian mahasiswa kelompok rendah (KR) kelas eksperimen (M=52,66±5,62), kelompok kontrol (M=54,66±6,39). Prestasi Belajar Mahasiswa Setelah Pengajaran (Post-test-1) Efektivitas pembelajaran dengan menggunakan media petakonsep dilihat dari prestasi belajar mahasiswa setelah perlakuan pembelajaran melalui post-test 1 (Tabel 2). Tabel 2. Penguasaan mahasiswa terhadap materi biokimia berdasarkan hasil evaluasi akhir tahap pertama. Angka dalam tabel adalah rata-rata dan standart deviasi. Indikator Yang Kelompok Evaluasi Akhir Pertama (postest-1) Dicapai Mahasiswa Eksperimen Kontrol Hasil belajar KT 81,00 ± 4,70 66,66 ± 8,59 KR 78,66 ± 5,16 65,33 ± 8,54 Mean Total 79,83 ± 4,93 65,99 ± 8,56 KT = Mahasiswa degan IPK relatif tinggi, KR = Mahasiswa dengan IPK relatif rendah Evaluasi akhir tahap pertama dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi pembelajaran biokimia dengan menggunakan media petakonsep dan ceramah (Tabel 2). Rata-rata pencapaian mahasiswa untuk keseluruhan kelompok mahasiswa kelas eksperimen dengan pengajaran menggunakan media petakonsep (M=79,83±4,93) lebih tinggi dibandingkan terhadap rata-rata pencapaian mahasiswa kelas kontrol dengan pengajaran menggunakan ceramah (M=65,99±8,56), berbeda secara signifikan antara dua kelompok perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui pencapaian nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa kelompok tinggi dan rendah setelah perlakuan pengajaran dari kedua kelas sampel tersebut. Dari hasil rata-rata diketahui bahwa pencapaian mahasiswa kelompok tinggi (KT) kelas eksperimen (M=81,00±4,70), kelompok kontrol (M=66,66±8,59), dan untuk pencapaian mahasiswa kelompok rendah (KR) kelas eksperimen (M=78,66±5,16), kelompok kontrol (M=65,33±8,54), menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk kedua kelompok sampel. Rata-rata post-test 1 lebih tinggi dibanding pretest artinya terjadi peningkatan prestasi mahasiswa setelah pembelajaran. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media petakonsep efektif dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dibanding konvensional ceramah pada mata kuliah biokimia dasar. Efektifitas Media Petakonsep Evaluasi Akhir Kedua (Post-tes-2) Untuk mengetahui efektivitas media petakonsep di dalam pengajaran biokimia maka dilakukan evaluasi akhir tahap ke-dua (post-tes-2). Evaluasi akhir kedua dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi pengajaran biokimia dalam kehidupan sesudah dilakukan perlakuan yang berlangsung dalam jangka waktu satu bulan sebelumnya. Setelah perlakuan pengajaran telah berlangsung dalam jangka waktu satu bulan maka terhadap kelompok sampel dilakukan evaluasi akhir kedua yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas media petakonsep dalam memberi kesan pengajaran kepada mahasiswa dari 2 kelas sampel (Tabel 3).

Tabel 3. Penguasaan mahasiswa terhadap biokimia berdasarkan hasil evaluasi akhir kedua. Angka dalam tabel adalah rata-rata dan standart deviasi. Indikator Yang Kelompok Evaluasi Akhir Kedua (postes-2) Dicapai Mahasiswa Eksperimen Kontrol Hasil belajar KT 84,00 ± 4,70 67,00 ± 7,02 KR 81,66 ± 4,49 65,66 ± 7,28 Mean Total 82,83 ± 4,59 66,33 ± 7,15 KT = Mahasiswa degan IPK relatif tinggi, KR = Mahasiswa dengan IPK relatif renda Evaluasi belajar tahap kedua dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi pembelajaran biokimia dengan menggunakan media petakonsep dan ceramah (Tabel 3). Rata-rata pencapaian mahasiswa untuk keseluruhan kelompok mahasiswa kelas eksperimen dengan pengajaran menggunakan media petakonsep (M=82,83±4,59) lebih tinggi dibandingkan terhadap rata-rata pencapaian mahasiswa kelas kontrol dengan pengajaran menggunakan ceramah (M=66,33±7,15). Dari hasil dapat disimpulkan bahwa pengajaran dengan menggunakan media petakonsep memberikan kesan pembelajaran lebih lama dibandingkan konvensional ceramah yaitu yang ditunjukkan dari kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan soal-soal pokok bahasan biokimia yang baik setelah jangka waktu satu bulan. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui pencapaian nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa kelompok tinggi dan rendah setelah perlakuan pengajaran dari kedua kelas sampel tersebut. Dari hasil ratarata diketahui bahwa pencapaian mahasiswa kelompok tinggi (KT) kelas eksperimen (M =84,00±4,70), kelompok kontrol (M=67,00±7,02), dan untuk pencapaian mahasiswa kelompok rendah (KR) kelas eksperimen (M=81,66±4,49), kelompok kontrol (M=65,66±7,28), menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk kedua kelompok sampel. Efektivitas pembelajaran menggunakan media petakonsep terhadap prestasi belajar mahasiswa diperlihatkan dari perhitungan rata-rata prestasi belajar mahasiswa (KT dan KR), yaitu persentase pencapaian mahasiswa dalam post-test-2 dibanding post-test-1 pada kelompok eksperimen (81%) lebih tinggi dibanding kelompok kontrol (66%), berarti pembelajaran dengan menggunakan media petakonsep efektif dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada pembelajaran biokimia dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan konvensional ceramah dan dapat meningkatkan daya ingat mahasiswa terhadap penguasaan materi biokimia dasar bila dibanding terhadap pembelajaran dengan menggunakan konvensional ceramah. Hal yang sama juga berlaku untuk mahasiswa yang tergolong prestasi tinggi (KT), yaitu persentase pencapaian mahasiswa kelompok eksperimen (83%) adalah lebih tinggi dibanding kelompok kontrol (67%). Akan tetapi untuk mahasiswa kelompok rendah (KR) terlihat bahwa persentase pencapaian mahasiswa dalam post-test2 dibanding posttest1 pada kelompok eksperimen (80%) adalah lebih tinggi dibanding kelompok kontrol (65%), berarti pembelajaran dengan menggunakan media petakonsep dapat meningkatkan daya ingat mahasiswa terhadap penguasaan materi pembelajaran biokimia bila dibanding terhadap pembelajaran dengan menggunakan konvensional ceramah. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media petakonsep sangat diperlukan dalam peningkatan penguasaan mahasiswa terhadap materi perkuliahan. Media petakonsep dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada pengajaran materi kuliah biokimia dasar, dan akan sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang tergolong kelompok rendah (KR). Disarankan agar dosen hendaknya menggunakan media petakonsep dalam pengajaran

Kimia khususnya biokimia dasar karena dapat meningkatkan prestasi belajar belajar mahasiswa karena akan memberikan kesan pengajaran yang lebih lama diingat dibandingkan dengan pengajaran konvensional ceramah, karena teknik penyampaian materi perkuliahan dengan media petakonsep dapat memudahkan mahasiswa mempelajari materi biokimia. Daftar Pustaka Kreyenbuhl, J.A., dan Atwood, C.H., (1991), Are we teaching the right things in general chemistry?., Journal of Chemical Education 68: 914-918. Lynch, P.P., dan Waters, M., (1980), Expectation of new chemistry students concerning chemistry courses, Chemistry in Australia 47: 238-242. Nakhleh, M.B., (1994), Chemical education research the laboratory environment. How can research discover what student are learning, journal of Chemical Education 71: 201-205. Pandley, B.D.; Bretz, R.L. dan Novak, J.D., (1994), Concept maps as a tools to assess learning in chemistry, Journal of Chemical Education 71: 9-15. Purwanto, N., (1991), Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Sakkashiri, B.Z., (1991) Chemical Demonstration. A hand book for teacher of chemistry, The University of Winconsin Press. Situmorang, M., (2004), Inovasi modelmodel pembelajaran bidang sain untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, Prosiding Konaspi V Surabaya Tahun 2004. Silaban, S., (2011), Kajian pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kimia SMU negeri se- Sumatera Utara, Jurnal Pendidikan Kimia. Unimed 3(1): 54-60. Silaban, S., dan Dewi, R.S., (2012), Efektivitas media peta konsep terhadap peningkatan prestasi dan motivasi mahasiswa prodi biologi dalam pengajaran biokimia dalam kehidupan sehari-hari pada mata kuliah kimia umum -2, Jurnal Pendidikan Kimia. Unimed 4(1): 29-36