PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT Supra Boga Lestari Tbk

PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 Juni 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia)


PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan Perubahan Ekuitas...

PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT GARUDA METALINDO Tbk

p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan...

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk


PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 September 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2016 DAN 30 SEPTEMBER 2015 (MATA UANG RUPIAH)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 dan 2016 (Tidak diaudit)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 Dan Laporan Auditor Independen

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT ALKINDO NARATAMA TBK

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk. Laporan Keuangan Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2016 (Belum Diaudit)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk

PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

Jumlah aset lancar

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk. Laporan Keuangan Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Maret 2013 (Belum Diaudit)

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT TRUST FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk


PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT PARAMITA BANGUN SARANA Tbk

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO TBK

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN. 30 Juni 2016 dan PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk. Jalan P. Jayakarta No. 55 Mangga Dua Selatan Sawah Besar Jakarta Pusat

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk. Laporan Keuangan Periode yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2014 (Belum Diaudit)

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

LAPORAN KEUANGAN. 31 Maret 2018 dan (Tidak diaudit) PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT)

PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2017 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Transkripsi:

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2014 (DIAUDIT) DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2014 (DIAUDIT) DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL (MATA UANG RUPIAH INDONESIA) DAFTAR ISI Halaman Laporan Posisi Keuangan... 1-2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain... 3 Laporan Perubahan Ekuitas... 4 Laporan Arus Kas... 5 Catatan atas Laporan Keuangan... 6-45 ***************************

LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2014 (DIAUDIT) DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) Disajikan Kembali (Catatan 4) 1 Januari 2014/ Catatan 30 Juni 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013 ASET ASET LANCAR Kas dan bank 2b, 5 2.230.330.763 1.252.339.405 4.069.362.019 Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya 2b - - 234.638.189.055 Piutang usaha Pihak berelasi 2c, 2d, 6, 7, 12 1.341.189.950 - - Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang usaha sebesar Rp 715.755.657 pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 2c, 6, 12 38.716.183.488 59.792.567.897 56.823.152.960 Piutang lain-lain - pihak ketiga 918.721.279 842.464.880 196.582.636 Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai persediaan sebesar Rp 484.797.459 pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 2e, 8, 12 61.878.348.732 66.752.673.144 107.767.292.568 Pajak dibayar di muka 2m, 14 264.432.143-10.124.902.939 Biaya dibayar di muka 2f 257.316.289-195.070.682 Uang muka pembelian 9 911.675.296 1.850.548.159 228.851.241 Jumlah Aset Lancar 106.518.197.940 130.490.593.485 414.043.404.100 ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan - bersih 2m, 14 1.719.837.217 1.311.280.311 732.659.105 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 93.762.065.033 pada tangal 30 Juni 2015 dan Rp 86.812.200.911 pada 2g, 2h, tanggal 31 Desember 2014 10 173.291.223.433 180.149.137.587 192.525.166.868 Uang muka pembelian aset tetap 10 128.257.754-1.494.000 Taksiran klaim pajak penghasilan 2m, 14 4.847.298.023 8.679.471.921 6.648.485.315 Aset tidak lancar lain-lain 11 100.000.000 100.000.000 100.000.000 Jumlah Aset Tidak Lancar 180.086.616.427 190.239.889.819 200.007.805.288 JUMLAH ASET 286.604.814.367 320.730.483.304 614.051.209.388 Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2014 (DIAUDIT) DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) Disajikan Kembali (Catatan 4) 1 Januari 2014/ Catatan 30 Juni 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek 12 28.196.456.507 53.087.221.791 66.928.242.387 Utang usaha Pihak berelasi 2d, 7 13 4.475.420.000 1.850.722.820 3.384.690.507 Pihak ketiga 13 14.463.961.379 12.368.395.900 10.507.721.302 Utang pajak 2m, 14 6.125.540 1.803.782.681 188.069.396 Beban harus dibayar 15 774.509.761 2.109.535.568 2.315.919.723 Utang pembelian aset tetap 16 1.177.414.480 1.170.659.736 13.206.943.638 Liabilitas jangka pendek lainnya - - 234.638.189.055 Uang muka dari pelanggan 20 823.797.602 840.565.443 50.262.345 Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 2l, 15 418.320.961 836.326.721 1.517.182.028 Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 12 22.215.645.909 20.309.851.951 19.236.502.902 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 72.551.652.139 94.377.062.611 351.973.723.283 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 12 45.127.697.691 56.478.877.548 84.681.735.820 Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan 2l, 24 10.415.387.482 9.310.790.323 7.101.596.005 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 55.543.085.173 65.789.667.871 91.783.331.825 Jumlah Liabilitas 128.094.737.312 160.166.730.482 443.757.055.108 EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 2.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 668.000.089 saham 17 66.800.008.900 66.800.008.900 66.800.008.900 Tambahan modal disetor - bersih 2p, 18 28.054.021.637 28.054.021.637 28.054.021.637 Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya untuk dana cadangan umum 19 14.000.000.000 14.000.000.000 13.000.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 49.656.046.518 51.709.722.285 62.440.123.743 Jumlah Ekuitas 158.510.077.055 160.563.752.822 170.294.154.280 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 286.604.814.367 320.730.483.304 614.051.209.388 Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL Disajikan Kembali (Catatan 4) 2015 2014 Catatan (Enam Bulan) (Enam Bulan) PENJUALAN BERSIH 2d, 2j, 7, 20 158.916.405.629 224.160.451.984 BEBAN POKOK PENJUALAN 2d, 2j, 7, 21 (143.774.496.750 ) (211.518.627.107) LABA BRUTO 15.141.908.879 12.641.824.877 Beban penjualan 2j, 22 (4.176.863.170 ) (3.387.828.613) Beban umum dan administrasi 2j, 22 (6.860.790.854 ) (6.198.625.113) Beban keuangan 2j, 23 (6.322.576.999 ) (9.401.305.273) Pendapatan bunga 2k 6.794.852 1.108.044.255 Selisih kurs - bersih 2l 189.421.656 701.336.774 Lain-lain - bersih 2k 90.079.599 15.744.875 RUGI SEBELUM MANFAAT PAJAK PENGHASILAN (1.932.026.037 ) (4.520.808.218) MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 2m, 14 Pajak tangguhan 276.005.247 102.672.142 Manfaat Pajak Penghasilan 276.005.247 102.672.142 RUGI BERSIH (1.656.020.790 ) (4.418.136.076) RUGI KOMPREHENSIF LAIN Saldo kerugian aktuarial yang belum diakui pada 1 Januari 2015 2l, 24 (530.206.636 ) (276.606.199) Pajak penghasilan terkait 2m, 14 132.551.659 69.151.550 RUGI KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN, SETELAH PAJAK (397.654.977 ) (207.454.649) JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF (2.053.675.767 ) (4.625.590.725) LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM - DASAR 2n, 28 (3 ) (7) Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 3

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL Saldo Laba Tambahan Modal Disetor - Belum Ditentukan Telah Ditentukan Catatan Modal Saham Bersih Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Jumlah Ekuitas Saldo 1 Januari 2014/31 Desember 2013 (Disajikan Kembali - Catatan 4) 66.800.008.900 28.054.021.637 62.440.123.743 13.000.000.000 75.440.123.743 170.294.154.280 Dana cadangan umum 19 - - (1.000.000.000 ) 1.000.000.000 - Jumlah rugi komprehensif - - (4.625.590.725 ) - (4.625.590.725 ) (4.625.590.725 ) Saldo 30 Juni 2014 (Disajikan Kembali - Catatan 4) 66.800.008.900 28.054.021.637 56.814.533.018 14.000.000.000 70.814.533.018 165.668.563.555 Saldo 31 Desember 2014 (Disajikan Kembali - Catatan 4) 66.800.008.900 28.054.021.637 51.709.722.285 14.000.000.000 65.709.722.285 160.563.752.822 Jumlah rugi komprehensif - - (2.053.675.767 ) - (2.053.675.767 ) (2.053.675.767 ) Saldo 30 Juni 2015 66.800.008.900 28.054.021.637 49.656.046.518 14.000.000.000 63.656.046.518 158.510.077.055 Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 4

LAPORAN ARUS KAS ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL Disajikan Kembali (Catatan 4) 2015 2014 Catatan (Enam Bulan) (Enam Bulan) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 178.634.832.247 205.696.461.454 Pembayaran kas kepada pemasok (115.051.105.291 ) (167.345.868.255) Pembayaran kas kepada karyawan (14.357.361.157 ) (19.715.489.397) Pembayaran beban usaha (8.822.053.352 ) (5.729.858.221) Kas yang diperoleh dari operasi 40.404.312.447 12.905.245.581 Pembayaran beban keuangan (6.253.132.656 ) (8.945.317.764) Penerimaan pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai 1.770.084.614 9.853.451.116 Pendapatan bunga 6.794.852 1.108.044.255 Penurunan piutang lain-lain (76.256.399 ) 43.707.284 Lain-lain (317.594.205 ) (1.338.988) Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 35.534.208.653 14.963.791.484 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pencairan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya - 234.638.189.055 Pembayaran utang pembelian aset tetap 6.754.744 (6.197.884.878) Perolehan aset tetap 10 (91.949.968 ) (1.072.274.573) Penambahan uang muka pembelian aset tetap (128.257.754 ) (594.887.750) Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi (213.452.978 ) 226.773.141.854 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penurunan liabilitas jangka pendek lainnya - (234.638.189.055) Pembayaran pinjaman bank 12 (72.820.398.100 ) (89.733.531.203) Penerimaan dari pinjaman bank 12 38.484.246.917 83.091.817.999 Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (34.336.151.183 ) (241.279.902.259) KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 984.604.492 457.031.079 DAMPAK BERSIH PERUBAHAN NILAI TUKAR ATAS KAS DAN SETARA KAS (6.613.134 ) 21.010.304 KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 1.252.339.405 4.069.362.019 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 2.230.330.763 4.547.403.402 Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 5

1. U M U M a. Pendirian Perusahaan PT Yanaprima Hastapersada Tbk ( Perusahaan ) didirikan di Indonesia pada tanggal 14 Desember 1995 berdasarkan akta Notaris Emmy Hartati Yunizar, S.H., No. 38. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3253.HT.01.01.TH.1996 tanggal 1 Maret 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 17 Mei 1996, Tambahan No. 4599. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Rusnaldy, S.H., No. 7 tanggal 15 Mei 2015, sehubungan dengan perubahan dan penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar Perusahaan, untuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 032/POJK.04/2014 tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka, No. 033/POJK.04/2014 tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik, No. 034/POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi Dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik, No. 035/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten Atau Perusahaan Publik, masingmasing tertanggal 8 Desember 2014 dan No. 038/POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tanggal 29 Desember 2014. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan (30 Juli 2015), akta perubahan tersebut masih dalam proses untuk mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Sesuai anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah bergerak dalam bidang industri karung plastik dan yang sejenisnya. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat berlokasi di Gedung Graha Irama Lantai 15G, Jalan H.R. Rasuna Said Blok. X/1 Kav. 1-2, Jakarta Selatan, sedangkan pabriknya berlokasi di Sidoarjo dan Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya pada bulan Juli 1997. PT Hastagraha Bumipersada adalah entitas induk terakhir dari Perusahaan. b. Penawaran Umum Efek Saham Perusahaan Pada tanggal 22 Februari 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM & LK) dengan suratnya No. S-1109/BL/2008 untuk melakukan penawaran umum atas 68.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 545 per saham serta penerbitan 68.000.000 Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 680 setiap waran yang menyertai saham biasa atas nama Perusahaan kepada masyarakat. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya beserta waran terkait pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 5 Maret 2008 (Lihat Catatan 18). c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Susunan anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama : Alexander Tanzil Komisaris : Santoso Wijaya Komisaris Independen : Singgih Wihardjo 6

1. U M U M (lanjutan) c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan) Direksi Direktur Utama : Ishadi Direktur Operasional : Umar Usman Direktur Keuangan (Direktur Independen) : Rinawati Susunan anggota komite audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Ketua : Singgih Wihardjo Anggota : Satriono Gunawan Anggota : Franciska Kartiko Pembentukan komite audit Perusahaan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM & LK No. IX.I.5. Jumlah remunerasi yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan adalah sekitar Rp 414 juta dan Rp 410 juta, masing-masing untuk periode 2014 dan 2013. Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014, jumlah karyawan tetap Perusahaan, masing-masing sejumlah 274 orang dan 333 orang (tidak diaudit). d. Penyelesaian Laporan Keuangan Laporan keuangan telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juli 2015. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ( SAK ), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM & LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) sejak tanggal 1 Januari 2013. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam Catatan atas laporan keuangan yang relevan. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. 7

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas utang serta tidak dibatasi penggunaannya. Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya disajikan secara terpisah pada laporan posisi keuangan. c. Piutang Usaha Piutang usaha disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai piutang usaha. Kebijakan akuntansi untuk penyisihan atas penurunan nilai dijabarkan dalam Catatan 2i. d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika: (a) langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan; (b) suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan; (c) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venture; (d) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan; (e) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); (f) suatu pihak adalah perusahaan yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa perusahaan, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau (g) suatu pihak adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau perusahaan lain yang terkait dengan Perusahaan. Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. e. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Penyisihan penurunan nilai persediaan dibentuk berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode, untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih. f. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. 8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Aset Tetap Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan. Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Pada setiap akhir periode pelaporan, taksiran masa manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah oleh manajemen dan jika perlu disesuaikan secara prospektif. Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai dengan maksud penggunaannya dan dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana 20 Mesin dan peralatan 4-20 Perlengkapan pabrik 4-8 Peralatan kantor 4-8 Kendaraan 4-8 Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa kemungkinan besar hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha ( HGU ), Hak Guna Bangunan ( HGB ) dan Hak Pakai ( HP ) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun Aset Tetap dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antar umur hukum hak dan umur ekonomi tanah. Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat terjadinya; pengeluaran dalam jumlah signifikan dan yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan tambahan manfaat aset atau yang memberikan tambahan manfaat ekonomis dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada periode yang bersangkutan. h. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan diestimasi untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, maka Perusahaan menentukan nilai terpulihkan dari Unit Penghasilan Kas (UPK) yang mana aset tercakup (aset dari UPK). 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan) Jumlah terpulihkan dari suatu aset (baik aset individual maupun UPK) adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual menjual dengan nilai pakainya. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai diakui pada laba rugi sebagai rugi penurunan nilai. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga transaksi pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar lain yang tersedia. Kerugian penurunan nilai, jika ada, diakui pada laba rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi tersebut ada, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut diakui sebagai laba rugi, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurang nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. i. Instrumen Keuangan 1. Aset Keuangan Pengakuan dan pengukuran awal Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual atau sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai efektif, bila memenuhi syarat. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Instrumen Keuangan (lanjutan) 1. Aset Keuangan (lanjutan) Pengakuan dan pengukuran awal (lanjutan) Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain dan aset tidak lancar lain-lain. Perusahaan menetapkan bahwa semua aset keuangan tersebut dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengukuran setelah pengakuan awal Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. 2. Liabilitas Keuangan Pengakuan dan pengukuran awal Liabilitas keuangan dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, utang dan pinjaman, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diakui sebesar nilai wajar dan dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan termasuk utang bank, utang usaha, beban harus dibayar, utang pembelian aset tetap, liabilitas imbalan kerja jangka pendek dan uang muka dari pelanggan. Perusahaan menetapkan bahwa semua liabilitas keuangan tersebut dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pengukuran setelah pengakuan awal Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian harus diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya. 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Instrumen Keuangan (lanjutan) 3. Saling Hapus dari Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. 4. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lain. Penyesuaian risiko kredit Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit counterparty antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar poisisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen harus diperhitungkan. 5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut ( peristiwa yang merugikan ), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi. i) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, Perusahaan pertama kali secara individual menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Instrumen Keuangan (lanjutan) 5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan) i) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi (lanjutan) Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit yang diharapkan dimasa mendatang yang belum terjadi). Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian tersebut diakui secara langsung dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Pendapatan bunga terus diakui atas nilai tercatat yang telah dikurangi tersebut berdasarkan tingkat Suku Bunga Efektif awal aset keuangan tersebut. Pinjaman yang diberikan beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan dimasa mendatang dan seluruh agunan, jika ada, sudah direalisasi atau ditransfer kepada Perusahaan. Jika, dalam periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang yang dikarenakan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambahkan atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika dimasa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. ii) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi yang tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa mendatang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku dipasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan pada periode berikutnya. 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Instrumen Keuangan (lanjutan) 6. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik (a) Perusahaan telah secara substantial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan suatu liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. j. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan pada umumnya diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan untuk penjualan lokal dan penyerahan barang di atas kapal untuk penjualan ekspor. Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual). k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs rata-rata Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi periode berjalan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, kurs tengah Bank Indonesia (BI) dari mata uang asing yang digunakan adalah sebagai berikut: Mata Uang Asing 30 Juni 2015 31 Desember 2014 Dolar Amerika Serikat (US$) 1 13.332,00 12.440,00 Euro Eropa (EUR) 1 14.919,85 15.133,27 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan Imbalan kerja jangka pendek Perusahaan mengakui liabilitas imbalan kerja jangka pendek ketika jasa diberikan oleh karyawan dan imbalan atas jasa tersebut akan dibayarkan dalam waktu dua belas bulan setelah jasa tersebut diberikan. Imbalan pascakerja Perusahaan memberikan imbalan pascakerja kepada karyawan sesuai dengan ketentuan dari Undang-undang ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan atas imbalan pascakerja dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuarial projected-unit-credit. Pada 1 Januari 2015, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja dan merubah metode akuntasi untuk keuntungan dan kerugian aktuarial secara prospektif. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian masa lalu dan perubahan asumsi aktuarial yang terjadi sejak 1 Januari 2015 dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan komprehensif lainnya. Sebelumnya, Perusahaan mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti di laporan laba rugi selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan tersebut. Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja, saldo kerugian aktuarial yang belum diakui pada 1 Januari 2015 dibebankan pada kerugian komprehensif lainnya untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015. Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan keuangan laba rugi, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mengharuskan karyawan tetap bekerja selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan hak tersebut (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting. Biaya jasa kini diakui sebagai beban tahun berjalan. m. Pajak Penghasilan Pajak kini Aset atau liabilitas pajak penghasilan kini yang berasal dari periode berjalan dan periode lalu dicatat sebesar jumlah ekspektasi direstitusi dari atau dibayarkan kepada kantor pajak yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku atau secara substantif telah berlaku. Pajak penghasilan kini terkait dengan transaksi yang dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas diakui pada ekuitas. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang diambil Perusahaan sehubungan dengan situasi dimana interpretasi diperlukan untuk peraturan perpajakan yang terkait dan menetapkan provisi jika diperlukan. Pajak tangguhan Pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dan nilai tercatatnya dalam laporan keuangan pada akhir periode pelaporan. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Pajak Penghasilan (lanjutan) Pajak tangguhan (lanjutan) Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk setiap perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum dikompensasi, sejauh terdapat kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum dikompensasi. Nilai tercatat dari aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan diturunkan ketika tidak lagi terdapat kemungkinan bahwa akan terdapat laba kena pajak yang memungkinkan semua atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut untuk direalisasi. Penelaahan dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan atas aset pajak tangguhan yang tidak diakui sebelumnya dan aset pajak tangguhan tersebut diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan tersedia sehingga aset pajak tangguhan tersebut dipulihkan. Pajak tangguhan yang terkait dengan pos-pos yang diakui diluar laba rugi. Pos pajak tangguhan diakui terkait dengan transaksi yang mendasarinya baik dalam pendapatan komprehensif lain atau langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak yang sama dan otoritas perpajakan yang sama. Pajak Pertambahan Nilai Pendapatan, beban-beban dan aset-aset diakui neto atas jumlah Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) kecuali: PPN yang muncul dari pembelian aset atau jasa yang tidak dapat dikreditkan oleh kantor pajak, yang dalam hal ini PPN diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai bagian dari item beban-beban yang diterapkan; dan Piutang dan utang yang disajikan termasuk dengan jumlah PPN. n. Laba (Rugi) Bersih per Saham Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biaya yang bersifat dilutif, oleh karena itu, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Berdasarkan PSAK No. 56 Laba per Saham, laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar dalam periode yang bersangkutan yaitu sejumlah 668.000.089 lembar. o. Biaya Emisi Efek Ekuitas Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat dan disajikan sebagai pengurang terhadap akun Tambahan Modal Disetor - Bersih (agio saham) yang berasal dari penawaran umum saham tersebut (Catatan 1b dan 18). 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p. Informasi Segmen Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. q. Sewa Perusahaan mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya, pada tanggal pengakuan awal. Sewa Pembiayaan Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Sewa Operasi Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai lessee diakui sebagai beban dengan metode garis lurus (straight-line method) selama masa sewa. r. Provisi Provisi diakui jika Perusahaan memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dibuat. Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumberdaya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan liabilitas tersebut, provisi dibatalkan. s. Standar Akuntansi yang Telah Disahkan dan Berlaku Efektif Tanggal 1 Januari 2015 Berikut ini adalah bebarapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015: PSAK No. 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan, PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam Pendapatan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. 17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) s. Standar Akuntansi yang Telah Disahkan Namun Belum Berlaku Efektif (lanjutan) PSAK No. 24 (2013): Imbalan Kerja, PSAK ini antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan. PSAK No. 46 (2014): Pajak Penghasilan, PSAK ini memberikan tambahan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar. PSAK No. 48 (2014): Penurunan Nilai Aset, PSAK ini memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset individual atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama periode. PSAK No. 50 (2014): Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK ini mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto. PSAK No. 55 (2014): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat dianggap telah kadaluarsa atau telah dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat instrumen keuangan pada tanggal pengukuran dan pada tanggal setelah pengakuan awal. PSAK No. 60 (2014): Instrumen Keuangan: Pengungkapan, PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan pengungkapan saling hapus dengan informasi kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan mengenai pengalihan instrumen keuangan. PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar, PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan. 3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Pertimbangan Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat. Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2i. 18

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Usaha Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terhutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai piutang. Nilai tercatat dari piutang usaha Perusahaan sebelum penyisihan penurunan nilai pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 40.773.129.095 dan Rp 60.508.323.554. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai. Nilai tercatat estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 10.415.387.482 dan Rp 9.310.790.323. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 24. Penyusutan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih aset tetap Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 173.291.223.433 dan Rp 180.149.137.587. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10. 19

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Instrumen Keuangan Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan. Nilai tercatat dari aset keuangan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 43.306.425.480 dan Rp 63.837.920.341 (Catatan 29), sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 117.673.224.290 dan Rp 149.052.157.478 (Catatan 29). 4. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN Efektif tanggal 1 Januari 2015, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (2013): Imbalan Kerja yang diterapkan secara retrospektif. Karena PSAK ini diterapkan secara retrospektif, maka laporan keuangan komparatif telah disajikan kembali. Akun-akun yang dipengaruhi diikhtisarkan sebagai berikut: Sebelum 31 Desember 2014 Sesudah Laporan Posisi Keuangan Aset Aset pajak tangguhan - bersih 1.075.389.968 1.311.280.311 Liabilitas Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan 7.759.240.124 9.310.790.323 Ekuitas Saldo laba 67.025.382.141 65.709.722.285 Laporan Laba-Rugi Komprehensif Pendapatan komprehensif lain Saldo kerugian aktuarial yang belum diakui pada 1 Januari 2015 - (1.152.525.827) Pajak penghasilan terkait - 288.131.457 20

4. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) Sebelum 31 Desember 2013 Sesudah Laporan Posisi Keuangan Aset Aset pajak tangguhan - bersih 560.247.400 732.659.105 Liabilitas Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan 6.411.949.185 7.101.596.005 Ekuitas Saldo laba 75.957.358.858 75.440.123.743 5. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari: 30 Juni 2015 31 Desember 2014 Kas 274.059.272 136.469.580 Bank - Pihak Ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk 715.547.234 501.914.685 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 504.689.729 75.354.211 PT Indonesia Eximbank 5.459.741 4.136.665 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.166.469 4.166.253 PT Bank Pan Indonesia Tbk 769.455 987.455 Dolar Amerika Serikat PT Bank Permata Tbk (US$ 50.057 pada tanggal 30 Juni 2015 dan US$ 1.220 pada tanggal 31 Desember 2014) 667.354.725 15.181.652 PT Bank Pan Indonesia Tbk (US$ 4.597 pada tanggal 30 Juni 2015 dan US$ 41.329 pada tanggal 31 Desember 2014) 61.284.138 514.128.904 Jumlah Kas dan Setara Kas 2.230.330.763 1.252.339.405 Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, tidak terdapat kas dan setara kas Perusahaan yang dibatasi penggunaannya atau ditempatkan pada pihak berelasi. 6. PIUTANG USAHA Rincian piutang usaha: 30 Juni 2015 31 Desember 2014 Pihak Berelasi (lihat Catatan 7) Rupiah PT Forindoprima Perkasa 1.341.189.950 - Jumlah pihak berelasi 1.341.189.950-21