BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB IV ANALISIS DATA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB III METODE PENELITIAN. (2010:27) metode kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

AGUS MAULANA

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia yaitu pada tahun 1992,

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Outlook Perbankan Syariah 2011

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Bumd Tahun

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Loan (NPL), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (dalam penelitian ini diukur dengan ROA/Return On Asset) Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Mega Syariah periode 2006-2010, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 5.1 Perkembangan tingkat rasio CAR, FDR, NPL, BOPO, dan profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Mega Syariah periode 2006-2010. Bank Syariah Mandiri Kinerja BSM cukup baik terlihat dari peningkatan nilai ROA dari tahun 2006-2009 mengalami peningkatan tiap tahunnya dikarenakan hingga tahun 2010 market share dan DPK BSM yang mencapai 33,31% dan 38,14% dari seluruh Perbankan Syariah di Indonesia. Penurunan yang terjadi di tahun 2010 disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan usaha agar dapat bersaing dengan bank lainnya. Pembiayaan yang meningkat dari tahun 2006-2010 menyebabkan menurunnya rasio kecukupan modal (CAR) BSM, terutama di tahun 2010 sebesar 10,60%. Ekspansi pembiayaan yang signifikan selama tahun 2010 mencapai Rp 7,91 triliun menjadi penyebab penurunan rasio CAR. Tahun 2007-2010, rasio FDR yang terus menurun menunjukan kinerja manajemen dalam mengelola likuiditasnya semakin membaik. Kondisi ini terjadi karena peningkatan dana dari pihak ketiga BSM melampaui pertumbuhan pembiayaan dalam bentuk kredit yaitu sebesar 49,95%.

Kualitas pembiayaan BSM terus menunjukan perbaikan. Rasio Pembiayaan Bermasalah (NPL) secara gross menurun signifikan dari tahun 2006-2010 yaitu dari 6,94% di tahun 2006 mencapai 3,52% di tahun 2010. Hal ini dikarenakan BSM kini tidak hanya terfokus pada pembiayaan sektor korporasi yang lebih rentan pada kondisi makro, melainkan pada sektor usaha atau UKM yang marginnya cukup baik. Dari sisi efisiensi, nilai BOPO BSM cenderung menurun dari tahun 2006 hingga 2009 yang dikarenakan oleh keberhasilannya merealisasikan pertumbuhan aktiva produktif. Namun di tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 1,21% dari tahun sebelumnya. Kondisi tersebut dikarenakan pembangunan infrastruktur bisnis dari segi penambahan outlet dan pengembangan karyawan di BSM. Bank Muamalat Indonesia Selama periode 2006-2010, rasio CAR Bank Muamalat diatas 8%, meskipun ditahun 2007 mengalami penurunan yang signifikan sebesar 3,80% dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan pembiayaan yang tinggi, terutama pada sektor jasa sebesar 43,36%. Sedangkan peningkatan di tahun 2010 yaitu 13,26% dikarenakan Bank Muamalat melakukan Right Issue di tahun tersebut. Terlihat pada kondisi FDR meningkat dari tahun 2006-2008 dan puncak tertinggi terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 104,41% karena pembiayaan yang cukup tinggi pada sektor UMKM. Melihat kondisi tersebut akhirnya Bank Muamalat menurunkan pembiayaan pada sektor UMKM untuk mengurangi risiko kredit dan mendominasi dana pihak ketiga dari deposito untuk menjaga likuiditas di tahun 2009. Kondisi pembiayaan yang tinggi di tahun 2008, menyebabkan peningkatan rasio NPL dari tahun 2007-2009 yaitu dari 2,96% tahun 2007 menjadi 4,73% di tahun 2009. Hal ini dikarenakan terlalu banyaknya pembiayaan di tahun 2008 pada sektor UMKM tanpa memperhatikan risiko kreditnya. Penurunan yang terjadi di tahun 2008 yaitu 78,94% disebabkan oleh peningkatan pendapatan yang diperoleh dari jasa sebagai mudharib dan bagi hasil dari pembiayaan. Sedangkan peningkatan di tahun 2009 disebabkan oleh beban

usaha yang berasal dari biaya umum dan administrasi serta Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Peningkatan yang disebabkan rasio NPL dan BOPO ditahun 2008-2009 menyebabkan terjadi penurunan ROA yang cukup signifikan dari tahun 2008 ke 2009 yaitu sebesar 2,60% menjadi 0,45%. Bank Mega Syariah Rasio CAR dari tahun 2006-2010 berfluktuasi yang cenderung meningkat. Meskipun di tahun 2009 mengalami penurunan yang disebabkan oleh ekspansi dan pembiayaan yang tinggi di tengah meningkatnya BUS di Indonesia, nilai CAR Bank Mega Syariah masih diatas 8%. Bank Mega Syariah dapat dikatakan likuid, terlihat dari rasio FDR yang cenderung menurun hingga tahun 2010. Penurunan pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Mega Syariah bertujuan untuk mengurangi risiko kredit Secara keseluruhan selama 5 tahun, kondisi kredit bermasalah Bank Mega Syariah masih dibawah standar kesehatan bank yaitu sebesar 5%. Hal tersebut terjadi karena sedikitnya pembiayaan yang diberikan sehingga risiko kredit bermasalah pada bank jauh lebih rendah dibandingkan BSM dan Bank Muamalat. Nilai rasio BOPO yang meningkat di tahun 2008 dan 2010 yaitu sebesar 89,03% dan 88,86% disebabkan oleh peningkatan beban operasional, perluasan produk, biaya pelatihan karyawan, dan penambahan kantor cabang sehingga menyebabkan menurunnya profitabilitas Bank Mega Syariah di tahun tersebut yaitu sebesar 0,98% dan 1,90%. Selain itu disebabkan karena menurunnya pembiayaan pada tahun tersebut sehingga mengurangi pendapatan operasional Bank Mega Syariah.

5.2 Pengaruh tingkat rasio CAR, FDR, NPL, dan BOPO terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Mega Syariah periode 2006-2010. D. Uji Asumsi Klasik Setelah terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik, disimpulkan bahwa penelitian dinyatakan terbebas dari asumsi klasik. E. Secara Parsial Berdasarkan uji T yang telah dilakukan untuk menjelaskan variabel profitabilitas (ROA) dari variabel independen yaitu CAR, FDR, NPL, dan BOPO, hanya terdapat dua variabel yaitu NPL dan BOPO yang berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Penjelasan sebagai berikut: a. Hasil uji hipotesis Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian nilai rasio CAR terhadap ROA, dimana probabilitas > 0,05 (0,317 > 0,05) atau t tabel t hitung t tabel yaitu -2,160 < -1,040 < 2,160 maka H 0 diterima dan Ha ditolak. Hasil dari koefisien determinasi, pengaruh CAR terhadap ROA hanya sebesar sebesar 0,077 atau 7,7% artinya hubungan CAR dengan ROA sebesar 7,7% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas ketiga Bank Umum Syariah yang diteliti. b. Hasil uji hipotesis Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian nilai rasio FDR terhadap ROA, dimana probabilitas > 0,05 (0,428 > 0,05) atau t tabel t hitung t tabel yaitu -2,160 < 0,818 < 2,160 maka H 0 diterima dan Ha ditolak. Hasil dari koefisien

determinasi, pengaruh FDR terhadap ROA hanya sebesar 0,049 atau 4,9% artinya hubungan FDR dengan ROA sebesar 4,9% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini mengindikasikan bahwa likuidnya jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas ketiga Bank Umum Syariah yang diteliti. c. Hasil uji hipotesis Non Performing Loan (NPL) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan dengan arah hubungan keduanya negatif. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian nilai rasio NPL terhadap ROA, dimana probabilitas < 0,05 atau (Probabilitas 0,024 < 0,05) atau t hitung < - t tabel, yaitu - 2,552 > -1.771 maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Hasil dari koefisien determinasi, pengaruh NPL terhadap ROA sebesar 0,334 atau 33,4% artinya hubungan NPL dengan ROA sebesar 33,4% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank, memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas ketiga Bank Umum Syariah yang diteliti. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan menurunkan tingkat profitabilitas bank. d. Hasil uji hipotesis Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan dengan arah hubungan keduanya negatif. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian nilai rasio BOPO terhadap ROA, dimana probabilitas < 0,05 (0,01< 0,05) atau t hitung < - t tabel, yaitu 4,353 < - 1,771 maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Hasil dari koefisien determinasi, pengaruh BOPO terhadap ROA sebesar 0,593 atau 59,3% artinya hubungan BOPO dengan ROA sebesar 59,3% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan bank untuk mengukur

tingkat efesiensi dalam melakukan kegiatan operasinya, memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas ketiga Bank Umum Syariah yang diteliti. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tidak efisien bank dalam mengelola biayanya sehingga mampu menurunkan tingkat profitabilitas bank tersebut. F. Secara Simultan Hasil uji hipotesis secara bersama-sama (simultan) Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Loan (NPL), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (dalam penelitian ini diukur dengan ROA/Return On Asset) menunjukan H 0 ditolak. Hal ini dapat dilihat dari F hitung F tabel yaitu 10,856 > 3,478 atau nilai sig. kurang dari 0,05, yaitu 0,005 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Loan (NPL), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas sebesar 81,3%, sedangkan sisanya 18,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi permodalan, likuiditas, pengelolaa kredit dan biaya akan menentukan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. 5.3 Saran Setelah mengamati dan menganalisa hasil penelitian, penulis melihat terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan masukan kepada pihak yang berkepentingan antara lain: 1. Pihak Perbankan a. Untuk meningkatkan dan menjaga profitabilitas di tahun mendatang, diharapkan ketiga Bank Umum Syariah tersebut mampu menjaga rasio CAR dengan standar baru yang ditetapkan Bank Indonesia di tahun 2012 yaitu sebesar 10%. Mengelola pembiayaan berupa kredit untuk

menjaga likuiditas sehingga Rasio Kredit Bermasalah (NPL) tidak melebihi 5% dan disisi lain mampu meningkatkan profitabilitas bank yang diperoleh dari pendapatan operasionalnya. b. Untuk mengefektifkan kegiatan pemasarannya karena dilihat dari biaya operasional yang telah dikeluarkan cukup besar sehingga diharapkan mampu meningkatkan market share pada masing-masing bank untuk menciptakan daya saing yang positif antar Bank Umum Syariah. c. Melakukan pelatihan dan pengembangan pada Sumber Daya Manusia agar mampu meningkatkan kinerja Bank Umum Syariah menjadi lebih optimal. d. Melakukan pendanaan dengan go public dan terdaftar di BEI namun tetap mengikuti syariat islam, dimana bertujuan untuk pengembangan dan ekspansi bank agar lebih mudah dikenal dan dijangkau masyarakat. 2. Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang akan meneliti lebih dalam mengenai perbankan syariah, penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut: a. Sebaiknya judul penelitian bisa lebih dikembangkan lagi, misalnya dengan menggunakan semua aspek dari CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity), serta akan lebih baik lagi menggunakan peraturan Bank Indonesia yang baru yaitu dengan mempertimbangkan aspek Sensitivity to Market Risk. Dapat pula dengan menambahkan faktor ekonomi seperti inflasi dan nilai tukar dalam memprediksi Return On Asset bank tersebut. b. Jumlah bank yang dijadikan sampel penelitian dapat lebih banyak lagi, melihat dari jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia yang meningkat dan kelengkapan data di tahun mendatang dapat terpenuhi. Karena semakin banyak variabel, data dan jangka waktu penelitian akan memberikan hasil penelitian yang lebih maksimal.