ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ALAT PEMOTONG NENAS YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Identifikasi Keluhan Biomekanik dan Kebutuhan Operator Proses Packing di PT X

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

PT. Indospring Tbk adalah sebuah perusahaan otomotif manufacturing yang memproduksi spring dengan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL I DESAIN ERGONOMI

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X)

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN PERAKITAN COVER ASSY 24DC

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)

RANCANGAN KURSI OPERATOR SPBU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

Transkripsi:

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan pasir produk pulley susun. Proses kerja dimulai dengan pembuatan cetakan pasir dilanjutkan dengan pengecoran dan diakhiri dengan pembersihan pulley hasil pengecoran. Berdasarkan pengamatan dan kuisioner yang diberikan ke seluruh operator, ditemukan beberapa masalah yang dapat membuat operator bekerja dengan tidak nyaman dan tidak natural sehingga produktivitas kerja operator tidak optimal. Oleh karena itu dilakukan perbaikan rancangan stasiun kerja dengan memperhatikan faktor manusia dan mesin. Rancangan baru dilakukan dengan mengubah beberapa ukuran alat sehingga pas dengan ukuran dan kemampuan tubuh operator. Berdasarkan rancangan yang baru yang lebih ergonomis diharapkan pekerja merasa nyaman dan dapat meningkatkan produktivitas pekerja. Kata kunci : keluhan, perancangan, ergonomis I. Latar Belakang Masalah PT. X adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam, khususnya dalam pembuatan komponen mesin molen dengan proses pengecoran logam, yaitu produk pulley susun. Berdasarkan pengamatan lapangan diketahui bahwa keadaan tempat kerja yang kurang nyaman, para pekerja merasa tidak dapat bekerja secara maksimal, pegal karena lama berdiri dan work bench yang seadanya. Dari berbagai masalah tempat kerja yang tidak ergonomis timbul masalah lain yaitu pengerjaan satu cetakan memerlukan waktu lebih lama dari yang seharusnya, para pekerja mencuri-curi waktu untuk istirahat, gerakan yang sia-sia pada saat pengerjaan sebuah cetakan pasir. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan perancangan sistem kerja yang terancang baik sehingga memudahkan dan menyamankan gerakan-gerakan kerja untuk sejauh mungkin menghindarkan atau melambatkan datangnya kelelahan. Dengan memanfaatkan kelebihan dan keterbatasan manusia terutama aspek anthropometri manusia, dilakukan perancangan dan dipilih satu alternatif rancangan tempat kerja yang terbaik. Dari hasil perubahan sistem dan perbaikan tempat kerja, diharapkan dapat menghemat waktu kerja, para pekerja bekerja dengan leluasa, target produksi tercapai, mutu produksi meningkat. II. Ergonomi Ergonomi barasal dari bahasa Yunani yaitu kata ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Dengan demikian Ergonomi adalah studi tentang aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan. Pendekatan disiplin ilmu ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia seperti ketepatan, keselamatan kerja disamping mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat dan mampu memperbaiki pendayagunaan sumber 1

daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia. 2.1 Anthropometri Istilah Anthropometri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan metron yang berarti ukuran. Dengan demikian anthropometri memiliki arti telaah tentang ukuran tubuh manusia dan mengupayakan evaluasi untuk melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan gerakan-gerakan yang sederhana. Anthropometri sangat penting untuk diperhatikan terutama dalam mendisain tempat kerja. Hal ini dikarenakan ukuran tubuh dan bentuk manusia yang mempunyai banyak varibilitas. Selain itu jenis kelamin, ras/suku dan jenis pekerjaan juga mempengaruhi dalam perancangan. Sikap dan posisi tubuh dalam bekerja ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tubuh. Prinsip perancangan menggunakan data anthropometri sebagai berikut: a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Dalam metode ini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 (dua) sasaran produk, yaitu: 1. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rataratanya. 2. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada ). b. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu. Disini rancangan bisa diubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah rentang nilai 5-th s/d 95-th percentile. b. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata. III. Pengumpulan Data Beberapa data yang diperlukan untuk perancangan ulang adalah data persepsi operator, data anthropometri dan dimensi stasiun kerja yang ada saat ini. Pengumpulan data dengan kuisioner diberikan kepada 6 orang responden yang merupakan pekerja/operator yang bekerja pada stasiun kerja yang diteliti. Kuisioner yang diberikan berupa nordic body map questionnaire dan kuisioner persepsi tentang pekerjaan, alat dan keadaan stasiun kerja. Data disajikan dalam table-tabel berikut dan bagian yang berhurup tebal berarti perlu perhatian lebih lanjut. 2

Tabel 3.1. Hasil pengumpulan data nordic body pada saat sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan. Keluhan Jawaban Ya Perhitungan Sebelum Sesudah Total Prersentase 0 Sakit pada leher bagian atas 0 1 1 16.67 1 Sakit pada leher bagian bawah 0 2 2 33.33 2 Sakit pada bahu kiri 0 0 0 0 3 Sakit pada bahu kanan 0 0 0 0 4 Sakit pada lengan atas bagian kiri 0 0 0 0 5 Sakit pada bagian punggung 0 6 6 100 6 Sakit pada lengan atas bagian kanan 0 0 0 0 7 Sakit pada pinggang ke belakang 0 6 6 100 8 Sakit pada pinggul ke belakang 0 6 6 100 9 Sakit pada pantat 0 0 0 0 10 Sakit pada siku kiri 0 0 0 0 11 Sakit pada siku kanan 0 0 0 0 12 Sakit pada lengan bawah bagian kiri 0 0 0 0 13 Sakit pada lengan bawah bagian kanan 0 0 0 0 14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 0 0 0 0 15 Sakit pada pergelangan tangan kanan 0 0 0 0 16 Sakit pada telapak tangan kiri 0 0 0 0 17 Sakit pada telapak tangan kanan 0 0 0 0 18 Sakit pada paha kiri 0 1 1 16.67 19 Sakit pada paha kanan 0 2 2 33.33 20 Sakit pada lutut kiri 0 0 0 0 21 Sakit pada lutut kanan 0 0 0 0 22 Sakit pada betis kiri 0 4 4 66.67 23 Sakit pada betis kanan 0 4 4 66.67 24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 0 1 1 16.67 25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 0 0 0 0 26 Sakit pada telapak kaki kiri 0 0 0 0 27 Sakit pada telapak kaki kanan 0 0 0 0 3

Tabel 3.2. Data kuisioner persepsi tentang pekerjaan, alat dan keadaan stasiun kerja No Pertanyaan Jumlah Ya Tidak 1 Apakah anda merasa nyaman dengan kondisi kerja sekarang? 0 6 2 Apakah anda merasa kesulitan dengan stasiun kerja yang ada sekarang? 5 1 3 Apakah posisi bak penampung pasir sudah sesuai dengan posisi kerja 2 4 ideal? 4 Apakah posisi work bench yang ada sudah baik? 5 1 5 Apakah anda merasa kesulitan dalam mengambil alat-alat pembuatan 0 6 cetakan pasir? 6 Apakah memungkinkan pada saat bekerja, anda bekerja pada posisi 0 6 duduk? 7 Apakah posisi kerja berdiri membuat anda nyaman? 4 2 8 Apakah posisi peletakan cetakan pasir resin untuk pembuatan cetakan 0 6 pasir pulley susun sudah sesuai? 9 Apakah posisi selang kompresornya sudah sesuai? 0 6 10 Apakah pencahayaan kondisi stasiun kerja sudah sesuai? 6 0 11 Apakah posisi bingkai cetakan dari kayu dan alat lainnya sudah sesuai? 6 0 12 Apakah perlu adanya kursi untuk istirahat setelah beberapa waktu 0 6 lamanya? 13 Apakah jarak mesin guncang dengan work bench dan bak penampung 6 0 pasir sudah sesuai? 14 Apakah posisi peletakan akhir cetakan sudah sesuai? 6 0 Tabel 3.3. Saran-saran yang diberikan Pertanyaan Saran Yang Diberikan No. 3 Bak penampung pasir dibuat lebih tinggi 6 Tidak mungkin bisa bekerja dalam posisi duduk bila bekerja dengan mesin pemadat pasir Kalau duduk, lama waktu pengerjaan akan semakin lama 8 Dibuat tempat khusus sehingga tidak perlu harus mencari dulu dan tidak perlu membungkuk ketika mengambilnya 9 Dibuat pengait selang kompresor agar mudah diambil tanpa harus mencari terlebih dahulu 12 Sudah ada tempat istirahat dan diperbolehkan istirahat sejenak saat bekerja. Namun sebaiknya jangan ada kursi karena pekerja bisa mencuri waktu istirahat dan memperlama proses pengerjaan 4

Tabel 3.4. Data antropometri para pekerja pembuat cetakan pasir Keterangan Dimensi Tubuh (dalam cm) Agus Nama Kadir Sunanto Supriyanto Bambang Sukadi Rata-rata Tinggi 167 163 171 175 176 174 171 Tinggi bahu 142 140 142 148 148 143 143.8333 Tinggi mata 157 152 159 160 161 159 158 Tinggi siku 109 107 109 110 114 112 110.1667 Jangkauan ujung ibu jari tangan 60 60 68 67 69 67 65.16667 Jangkauan genggaman vertikal 204 201 208 209 210 208 206.6667 Tinggi lutut 50 49 51 51 52 50 50.5 Tinggi pinggang 97 96 100 101 103 101 99.66667 Rentang tubuh maksimal 46 45 48 48 48 47 47 Jarak dari siku ke ujung ibu jari tangan 38 38 40 40 39 40 39.16667 Jarak bentang dari ujung ibu jari tangan kanan ke 159 158 162 164 162 160 160.8333 ibu jari tangan kiri Lebar telapak tangan 12 11 12 12 13 11 11.83333 Tebal lengan bawah 8 10 9 10 8 9 9 Tabel 3.5. Penghitungan data persentile Persentil ke-k 10 atau 90 5 atau 95 2.5 atau 97.5 1 atau 99 z value ± 1.28 ±1.645 ±1.96 ±2.33 5

Keterangan Dimensi Tubuh (dalam centimeter) Tabel 4.6. Data standar deviasi dan data persentile Standard Deviasi Persentile ke- 5 10 50 90 95 Tinggi 5.099019514 162.6121 164.4733 171 177.5267 179.3879 Tinggi bahu 3.371448749 138.2873 139.5179 143.8333 148.1488 149.3794 Tinggi mata 3.224903099 152.695 153.8721 158 162.1279 163.305 Tinggi siku 2.483277404 106.0817 106.9881 110.1667 113.3453 114.2517 Jangkauan ujung ibu jari tangan Jangkauan genggaman vertikal 4.070217029 58.47116 59.95679 65.16667 70.37654 71.86217 3.444802849 201 202.2573 206.6667 211.076 212.3334 Tinggi lutut 1.048808848 48.77471 49.15752 50.5 51.84248 52.22529 Tinggi pinggang 2.658320272 95.29373 96.26402 99.66667 103.0693 104.0396 Rentang tubuh maksimal Jarak dari siku ke ujung ibu jari tangan Jarak bentang dari ujung ibu jari tangan kanan ke ibu jari tangan kiri 1.264911064 44.91922 45.38091 47 48.61909 49.08078 0.98319208 37.54932 37.90818 39.16667 40.42515 40.78402 2.228601953 157.1673 157.9807 160.8333 163.6859 164.4994 Lebar telapak tangan 0.752772653 10.59502 10.86978 11.83333 12.79688 13.07164 Tebal lengan bawah 0.894427191 7.528667 7.855133 9 10.14487 10.47133 IV. Pengolahan data dan pembahsan 4.1 Pengolahan data Dari hasil kuisioner nordic body dapat diketahui adanya bagian-bagian tubuh yang ketika setelah melakukan pekerjaan mendapatkan keluhan. Dari keluhan yang ada maka diberikan usulan-usulan untuk memperbaiki stasiun kerja yang ada sekarang. Tabel 4.1. Usulan-usulan yang diberikan berdasarkan bagian tubuh yang mendapat keluhan. Keluhan pada bagian tubuh Usulan Sakit pada leher bagian atas Inti cetakan dipindahkan dan bak pasir Sakit pada leher bagian bawah ditinggikan, agar operator tidak menunduk. Sakit pada bagian punggung Inti cetakan diletakkan dipindahkan dan Sakit pada pinggang ke belakang Sakit pada pinggul ke belakang bak pasir ditinggikan, agar operator tidak membungkuk. Sakit pada paha kiri Sakit pada paha kanan Sakit pada betis kiri Pengaturan lama pengerjaan cetakan pasir, sehingga ada waktu istirahat. 6

Sakit pada betis kanan Sakit pada pergelangan kaki kiri Memindahkan inti cetakan dan mengatur posisi work bench serta bak pasir. Sedangkan usulan yang dapat diberikan berdasarkan kuisioner persepsi sebagai berikut. Tabel 4.2. Usulan-usulan yang diberikan berdasarkan pertanyaan kuisioner persepsi. Pertanyaan kuisioner Apakah anda merasa nyaman dengan kondisi kerja sekarang? Apakah anda merasa kesulitan dengan stasiun kerja yang ada sekarang? Apakah posisi bak penampung pasir sudah sesuai dengan posisi kerja ideal? Apakah memungkinkan pada saat bekerja, anda bekerja pada posisi duduk? Apakah posisi peletakan cetakan pasir resin untuk pembuatan cetakan pasir pulley susun sudah sesuai? Apakah posisi selang kompresornya sudah sesuai? Apakah perlu adanya kursi untuk istirahat setelah beberapa waktu lamanya? Usulan Perbaikan tinggi bak pasir, peletakan inti cetakan. Bak pasir diubah dimensinya dan ditinggikan Tidak memungkinkan dilakukan perubahan untuk kerja posisi duduk Peletakan inti cetakan dipindahkan dari tempat yang sebelumnya dan dirancang ulang agar operator tidak membungkuk Mengubah posisi peletakan selang kompresor Tidak perlu ada perubahan karena telah ada tempat untuk istirahat. 4.2 Pembahasan Perbaikan empat kerja dilakukan denganperancangan ulang berdasarkan data-data tersebut di atas. Perancangan dilakukan terhadap tinggi dan dimensi bak pasir, peletakan inti cetakan ring dalam, peletakan inti cetakan poros, peletakan inti cetakan ring luar dan peletakan selang kompresor. Metode perancangannya menggunakan data antropometri dan penyesuaian dengan keadaan tempat kerja yang ada. Dimensi lain yang telah ergonomis tidak perlu dirancang ulang. Perancangan tinggi dan dimensi bak pasir. Tinggi bak pasir ditentukan dari tinggi siku pekerja yang diukur dari posisi berdiri dan dari tinggi meja landasan mesin pemadat pasir di mana tinggi bak pasir pada stasiun kerja sekarang 60 cm. Tinggi bak pasir yang diusulkan diambil dari persentile ke-95 pekerja dari tabel data antropometri para pekerja dan disesuaikan dengan tinggi meja landasan mesin pemadat pasir / mesin guncang. Maka ditentukan dimensi bak pasir menjadi tinggi 800 mm hingga 850 mm, lebar 800mm, panjangnya diperpendek menjadi 700 mm. Terbuat dari papan kayu dengan tebal 10mm untuk menampung pasir. Rancangan ini berguna agar dapat mengurangi gerakan membungkuk pada saat pengambilan pasir dan juga menghemat waktu. 7

Perancangan peletakan inti cetakan. Perancangan inti cetakan ditentukan dari tinggi mata, jangkauan vertikal para pekerja dan penyesuaian dimensi work bench dan bak pasir yang dirancang ulang. Untuk inti cetakan ring dalam dan poros diletakkan di atas work bench yang dirancang dengan menambahkan batang besi selebar 20mm dan dengan tinggi keseluruhan dari dasar work bench 1550 mm bagian depan untuk pengambilan inti cetakan yang sesuai dengan tinggi mata persentile ke-50 dan bagian belakang dengan tinggi keseluruhan 1850mm.Tempat peletakan inti cetakan pada perancangan yang baru adalah peletakan yang dimiringkan 26,57 o agar benda dapat merosot ke bawah. Perancangan peletakan selang kompresor. Perancangan peletakan selang kompresor yang diusulkan adalah ujung selang kompresor tersebut dikaitkan dengan per/ pegas karet yang digantung di bawah peletakan inti cetakan ring luar pada bak pasir. Rancangan yang disarankan dapat ditentukan dengan menggunakan persentile ke-5 dari data antropometri yang diperoleh yaitu jarak jangkauan tangan pekerja sejauh 580mm dari tempat pekerja itu berdiri. Hasil rancangan ini juga didukung dengan analisa RULA yang terdapat dalam software CATIA V5R17 yang menyatakan bahwa usulan rancangan perbaikan dapat diterima dengan nilai 2. Gambar 4.1 Fasilitas Lama Gambar 4.2 Hasil perancangan ulang V. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Dari kondisi kerja, kuisioner nordic body map dan kuisioner presepsi dapat diketahui ada gerakan yang sia-sia seperti gerakan mencari selang kompresor diteruskan dengan membungkuk untuk mengambil selang tersebut, gerakan mengambil pasir sambil, gerakan mengambil inti cetakan di mana pekerja harus mencari terlebih dahulu dan membungkuk dan berbagai keluhan lainnya akibat stasiunkerja yang kurang ergonomis. b. Berdasarkan data anthropometri berhasil dirancang ulang stasiun yang sesuai dengan kondisi fisik operator sehingga memenuhi criteria ergonomic. Hasil analisa RULA dari stasiun kerja yang sekarang 8

menunjukkan nilai 5 hingga 7 sedangkan hasil usulan perancangan perbaikan stasiun kerja yang baru menunjukkan angka 2 untuk keseluruhan yang berarti usulan hasil perancangan perbaikan rancang ulang cukup ergonomis. DAFTAR PUSTAKA Bridger,R S.1995. Introduction To Ergonomics, International ed. McGraw Hill. Singapore. I Wayan Sukania, 2010. Ergonomic Analyais of manual Work, Case Study of Lifting Krat Bottled Drink in PT X, Proceedings APCHI- ERGOFUTURE 2010, Bali. Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi,Konsep Dasar dan Apilkasinya. Edisi Pertama. Surabaya: Guna Widya. Pheasant, Stephen.1988. Body Space Anthropometri, Ergonomic and Design. Taylor and Francis. Sanders, Mark S dan McCormick Ernest.J.1982. Human Factor in Engineering and Design, Edisi Kelima. McGraw-Hill Inc New York. Sutalaksana, Iftikar Z, Ruhana Anggawisastra, dan John Hidajat Tjakraatmaja. 1979.Teknik Tata Cara Kerja, Jurusan Teknik Industri, ITB. Tarwaka, Solichul H A.B. dan Lilik S. 2004.Ergornomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press. 9