PENGARUH BERBAGAI PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA (Hylocereus polyryzus) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PANJANG DAN LINGKAR STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAH NAGA

RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF STEK BUAH NAGA (Hylocereus Undatus) DENGAN PEMBERIAN ZPT NABATI DAN PERLAKUAN DIBERI NAUNGAN DAN TANPA NAUNGAN

PENGARUH BERBAGAI JENIS PUPUK ORGANIK PADA PANJANG STEK YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA ( Hylocereus costaricensis)

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

PENGARUH BERBAGAI MACAM PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGUR (Vitis vinivera L.)

PENGARUH PANJANG STEK DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA (Hylocereus sp.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

Tingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

PENGARUH BERBAGAI JENIS PUPUK ORGANIK PADA PANJANG STEK YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA ( Hylocereus costaricensis)

PERTUMBUHAN SETEK SAMBUNG KINA (Cinchona Sp) KLON QRC AKIBAT PERBEDAAN PANJANG SETEK BATANG ATAS

Repositori FMIPA UNISMA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sawo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

PENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KRANJI (Pongamia pinnata Merril)

Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dengan Stek Batang: Pengaruh Panjang dan Diameter Stek

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

HASIL. Tabel 2 Pengaruh media terhadap pertumbuhan tajuk dan sistem perakaran pada sebelas aksesi jarak pagar

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PELUANG BISNIS BUAH NAGA DI INDONESIA TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

~. ~ ~ ~, ~~~~ ~~ ~~ ~ ~,~-.

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Naga

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Teknik Perbanyakan Jambu Air Citra Melalui Stek Cabang

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

PERTUMBUHAN DAN KUALITAS BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) ASAL STEK BATANG PADA BERBAGAI PANJANG DAN DIAMETER

HASIL DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN PENELITIAN

TANGGAP STEK CABANG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS HORMON IAA DAN IBA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

Peningkatan Mutu Bibit Torbangun (Plectranthus amboinicus Spreng.) dengan Pemilihan Asal stek dan Pemberian Auksin

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki

PENGARUH UMUR BATANG BAWAH DAN TINGKAT PENAUNGAN PADA PENYAMBUNGAN BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

Akhmad Fauzi Anwar (A ) di bimbing oleh: Prof. Dr Ir. H. M. H. Bintoro, M.Agr

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI ATONIK PADA PERTUMBUHAN SETEK BUAH NAGA BERDAGING MERAH (Hylocereus costaricensis (Web.) Britton & Rose) Oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

BAB I BUAH NAGA. (Hylocereus undatus) Sumber:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

PEMANFAATAN TANAH LEMPUNGAN SEBAGAI PEREKAT AUKSIN DALAM PERBANYAKAN STEK PUCUK TANAMAN BUAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

Transkripsi:

PENGARUH BERBAGAI PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA (Hylocereus polyryzus) Andre Sparta 1, Mega Andini 1 dan Taupik Rahman 2 1 Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Email : ansparra@gmail.com ABSTRAK Buah naga (Hylocereus polyryzus) atau dragon fruits merupakan salah satu komoditi yang cukup diminati di Indonesia. Indonesia yang memiliki potensi wilayah lahan pertanian yang luas dan subur mempunyai kemungkinan yang besar untuk mengembangkan tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui panjang stek yang terbaik untuk pertumbuhan bibit buah naga. Penelitian ini dilaksankan di Kebun Percobaan Balitbu Tropika-Aripan Nagari Tampuniak Kecamtan X Koto Singkarak Kabupaten Sumatera Barat dengan ketinggian ± 475 m dpl, dari bulan Februari 2012 hingga April 2012. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan yakni panjang stek yang terdiri dari A = 10 cm, B = 12,5 cm, C = 15 cm, D = 17,5 cm, E = 20 cm, F = 22,5 cm, dan G = 25 cm dan 3 ulangan sehingga terdapat total 21 plot percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu muncul tunas berbeda nyata pada panjang stek 10 cm (51 hari) dengan panjang stek 15 25 cm (37,63 hari ; 37,18 hari; 34,80 hari; 34,27 hari; 34,20 hari). Jumlah tunas yang tumbuh berbeda nyata pada panjang stek 22,5 cm yaitu (2,93 tunas) dengan panjang stek 10 cm (0,93 tunas). Panjang tunas buah naga pada panjang stek 12,5 cm 25 cm (19,45 cm; 20,58 cm; 18,83 cm; 23,99 cm; 23,03cm ; 25,13 cm) berbeda nyata dengan panjang stek buah naga panjang 10 cm (8,6 cm). Pajang Akar stek buah naga pada panjang stek 20 cm 25 cm (22,51 cm; 23,70 cm; 22,87 cm) berbeda nyata dengan panjang stek 10 cm (14,13 cm). Sedangkan persentase stek tumbuh dan persentase stek bertunas pada stek buah naga tidak dipengaruhi oleh panjang stek. Kata Kunci: Buah naga, bibit, panjang stek, dan pertumbuhan. PENDAHULUAN Buah naga (Hylocereus sp.) atau Dragon Fruits merupakan salah satu komoditi yang cukup diminati di Indonesia karena, bentuknya unik dan menarik serta rasanya yang enak. Buah naga juga berkhasiat untuk berbagai penyakit dan bermanfaat sebagai bahan baku di bidang industri pengolahan makanan, minuman, kosmetik serta produk kesehatan (Flora Fauna, 2008). Tanaman yang termasuk dalam keluarga kaktus ini berasal dari Amerika Tengah, kemudian berkembang di Vietnam, Thailand, Cina Selatan, Malaysia, Indonesia, Australia dan Taiwan. Orang China kuno menganggap buah itu membawa berkah. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang menganut budaya China, dikenal sebagai buah Thang Loy (buah naga). Thang Loy-nya orang Vietnam ini, oleh orang Eropa dan Negara lain yang berbahasa Inggris dikenal sebagai Dragon Fruit (Triatminingsih, 2009). Kebutuhan akan buah naga ini dibeberapa negara cukup besar. Namun, kebutuhan yang besar tersebut belum mampu terpenuhi oleh negara-negara penghasilnya. Indonesia yang memiliki potensi wilayah lahan pertanian yang luas dan subur mempunyai kemungkinan yang besar untuk mengembangkan tanaman ini. Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri, bunga dan buah. Akar buah naga hanyalah akar serabut yang berkembang dalam tanah dan akar gantung pada batang atas. Akar tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbaijumbai yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga (Wikipedia, 2011).

Tanaman buah naga dapat tumbuh baik di berbagai jenis tanah dan sedikit tahan kekeringan. Tanaman buah naga menghendaki tanah yang subur dan berstruktur gembur, memerlukan air yang cukup untuk mendapatkan hasil yang berkualitas, menyukai tanah yang berdrainase baik dengan PH 6,3 6,8 dan kaya akan kandungan bahan organik. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari penuh dan curah hujan tidak lebih dari 2500 mm/tahun. Tanaman buah naga dapat dikembangkan di dataran rendah sampai dataran menengah dengan ketinggian sampai 700 m dpl (diatas permukaan laut) (Triatminingsih, 2009). Tanaman buah naga dapat diperbanyak dengan menggunakan biji maupun stek. Petani umumnya lebih memilih memperbanyak dengan stek karena menghasilkan bibit dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan biji. Penyetekan merupakan cara pembiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif yang dipisahkan dari induknya, yang apabila ditanam pada kondisi menguntungkan akan berkembang menjadi tanaman sempurna dengan sifat yang sama dengan pohon induk (Febriana, 2009). Tanaman buah naga dapat diperbanyak dengan menggunakan biji maupun stek. Petani umumnya lebih memilih memperbanyak dengan stek karena menghasilkan bibit dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan biji. Penyetekan merupakan cara pembiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif yang dipisahkan dari induknya, yang apabila ditanam pada kondisi menguntungkan akan berkembang menjadi tanaman sempurna dengan sifat yang sama dengan pohon induk (Septian, 2009). Pemilihan bibit merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam keberhasilan budidaya tanaman buah naga. Dalam pemilihan bibit, selain memilih jenis atau varietas tertentu juga memilih kualitas bibit itu sendiri. Bibit yang baik mempunyai pengaruh dan manfaat yang sangat besar pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta proses pembuahannya (Triatminingsih, 2009). Bibit buah naga menggunakan stek dengan panjang 25-30 cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 (Admin, 2007). Perkembangan akar dan tunas stek dipengaruhi oleh kondisi bahan stek terutama persediaan karbohidrat dan nitrogen (Febriana, 2009). Karena belum adanya rekomendasi panjang stek terbaik yang digunakan, maka penulis melakukan percobaan dengan judul Pengaruh berbagai panjang stek terhadap pertumbuhan bibit buah naga (Hylocereus polyryzus.). Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui panjang stek yang terbaik untuk pertumbuhan bibit buah naga (Hylocereus polyryzus.). BAHAN DAN METODA Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balitbu Tropika-Aripan Nagari Tampuniak Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok Sumatera Barat dengan ketinggian ± 415 m dpl. Percobaan ini dimulai pada bulan Februari - April 2012. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 3 kelompok sehingga seluruh satuan percobaan terdiri dari 21 plot. Masing-masing plot percobaan terdiri dari 5 tanaman sampel. Perlakuan adalah beberapa panjang stek yang terdiri dari : A = 10 cm, B = 12,5 cm, C = 15 cm, D = 17,5 cm, E = 20 cm, F = 22,5 cm, dan G = 25 cm. Penempatan masing-masing perlakuan dilakukan secara acak keseluruhan. Data pengamatan dianalisis secara statistika dengan uji F dan jika hasil F hitung lebih besar dari pada nilai F table 5%, dilanjutkan dengan Turkey s stundentized range (uji Turkey) pada taraf nyata 5%. Pelaksanaan percoban meliputi: pengisian polybag, pengambilan stek, penanaman, pemasangan label, pemupukan, dan pemeliharaan (penyiangan, pengairan dan pengendalian hama dan penyakit). Polybag diisi dengan media tanam yang terdiri dari campuran pasir, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Stek diambil dari pohon induk dan dipotong sesuai perlakuan (10 cm, 12,5 cm, 15 cm, 17,5 cm, 20 cm, 22,5 cm dan 25 cm). potongan stek kemudian ditanam ke dalam polybag dan diberi label. Pupuk NPK diberikan pada saat umur tanaman 4 minggu dan 8 minggu dengan dosis 1-2 gr/tanaman. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan berupa penyiraman dan penyiangan.

Pengamatan meliputi : persentase stek tumbuh (%), waktu muncul tunas (hari), persentase stek bertunas (%), jumlah tunas (buah), panjang tunas (cm), panjang akar (cm). Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 10 minggu kecuali pengamatan waktu muncul tunas yang dilakukan setiap hari. Persentase Stek Tumbuh HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase stek tumbuh dihitung pada bibit umur 10 minggu setelah tanam dengan tujuan melihat kemampuan tumbuh stek berdasarkan panjang stek yang digunakan. Dari Tabel 1 terlihat pada seluruh panjang stek yang digunakan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pada akhir pengamatan, persentase stek tumbuh berkisar antara 80% - 100%. Pertumbuhan dari stek sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan makanan dari stek yang digunakan. Pemakaian panjang stek buah naga mulai dari 10 cm sampai dengan 25 cm ternyata mampu mendukung pertumbuhan dari bibit buah naga. Ketersediaan bahan makanan berupa karbohidrat dan nitrogen yang terkandung dalam bahan stek yang digunakan cukup untuk menumbuhkan bibit buah naga. Tabel 1. Persentase stek tumbuh buah naga pada tujuh perlakuan panjang stek. No. Perlakuan Persentase stek tumbuh (%) 1. A 80,00 a 2. B 100,00 a 3. C 86,67 a 4. D 100,00 a 5. E 93,33 a 6. F 100,00 a 7. G 100,00 a Pada akhir penelitian terlihat kondisi pertumbuhan stek cukup baik, hal ini diduga kondisi persedian fotosintat pada sel (karbohidrat) masih optimum untuk pertumbuhan stek namun ada sebagian kecil stek yang mengalami kematian atau mengering dikarenakan gagalnya stek dalam tahap inisiasi perakaran (Febriana, 2009) ditambahakan oleh Hartmann dan Kester (1978) bahwa bahan stek yang mengandung karbohidrat tinggi dan nitrogen cukup akan membentuk akar dan tunas. Menurut Harjadi (1989) terdapat beberapa faktor yang juga mempengaruhi keberhasilan stek, yaitu asal stek (posisi stek pada tanaman induk), panjang stek, dan lingkungan (media pengakaran, suhu, dan kelembaban, cahaya). Selain ketersediaan bahan makanan yang cukup untuk pertumbuhan stek, diduga keadaan lingkungan (media pengakaran, suhu dan kelembaban cahaya) dan pemilihan bahan stek yang baik juga merupakan salah satu faktor keberhasilan tumbuhnya stek. Waktu Muncul Tunas Tunas terbentuk akibat adanya proses morfogenesis menyangkut interaksi pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya organ. Pembentukan tunas sangatlah penting sebagai tahap awal pembentukan primordia daun dimana daun merupakan organ tanaman yang memiliki jumlah klorofil terbesar yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat sebagai sumber makanan (Febriana, 2009). Menurut Hartmann et al. (2002), terbentuknya akar dapat lebih dahulu kemudian tunas atau sebaliknya. Jika tunas yang terbentuk lebih dahulu, kondisi ini menggambarkan bahwa pembentukan akar memerlukan suatu senyawa tumbuh yang mendukung untuk terjadinya pembentukan primordia akar.

Pengamatan waktu muncul tunas dilakukan setiap hari untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan tunas pada beberapa panjang stek yang digunakan. Waktu muncul tunas yang disajikan pada Tabel 2 memperlihatkan adanya pengaruh dari panjang stek yang digunakan. Pada akhir pengamatan, tunas muncul paling cepat pada panjang stek 25 cm yaitu pada kisaran 34,20 hari dan tunas muncul paling lambat pada panjang stek 10 cm yaitu pada kisaran 51 hari setelah tanam. Pada awal pengamatan tunas muncul pertama kali pada panjang stek 15 cm, tetapi munculnya tunas antara masing-masing sampel tidak seragam sehingga ketika diuji secara statistika didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata antara panjang stek 15 cm 25 cm. Waktu muncul tunas paling lambat terdapat pada panjang stek 10 cm. Hal ini mungkin disebabkan karena sedikitnya cadangan makanan yang terdapat pada panjang stek 10 cm sehingga kurang dapat memacu pertumbuhan tunas. Cadangan makanan digunakan untuk memacu pertumbuhan dari tunas (Hartmaan dan Kester, 1975). Tabel 2. Waktu muncul tunas pada stek buah naga pada tujuh perlakuan panjang stek. No. Perlakuan Waktu muncul tunas (hari) 1. A 51,00 a 2. B 38,53 ab 3. C 37,63 b 4. D 37,18 b 5. E 34,80 b 6. F 34,27 b 7. G 34,20 b Persentase Stek Bertunas Persentase stek bertunas dihitung pada bibit umur 10 minggu setelah tanam. Dari Tabel 3 terlihat pada seluruh panjang stek yang digunakan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pada akhir pengamatan, persentase stek tumbuh berkisar 66,67% - 100%. Tabel 3. Persentase stek bertunas buah naga pada tujuh perlakuan panjang stek. No. Perlakuan Persentase stek bertunas (%) 1. A 66,67 a 2. B 73,3 a 3. C 93,33 a 4. D 93,33 a 5. E 100,00 a 6. F 100,00 a 7. G 100,00 a Persentase stek bertunas tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada semua panjang stek. Panjang stek berpengaruh terhadap pembentukan akar dan tunas. Semakin panjang stek semakin banyak kandungan karbohidrat, sehingga semakin banyak terbentuknya tunas dan akar (Hartman et all., 1983). Diduga kandungan karbohidrat yang terdapat dalam bahan stek yang digunakan mulai dari 10 cm 25 cm mampu mendukung pertumbuhan tunas pada stek. Selain ketersediaan karbohidrat, ada faktor lain yang juga mendukung pertumbuhan tunas. Menurut Prastowo et al, (2006) bahwa pertumbuhan tunas pada stek dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan seperti bahan stek yang digunakan, lingkungan tumbuh dan perlakuan yang diberikan terhadap bahan stek. Manifestasi dari pertumbuhan dan perkembangan akar maupun tunas (tajuk) adalah pada besar kecilnya persentase stek yang berhasil menjadi bibit dan kualitas bibit itu serta daya adaptasinya setelah pindah tanam di lapang (Santoso et all., 2008).

Jumlah Tunas Pengamatan jumlah tunas yang tumbuh dilakukan pada bibit berumur 10 minggu setelah tanam untuk mengetahui pengaruh dari panjang stek terhadap jumlah tunas yang tumbuh. Jumlah tunas yang tumbuh disajikan pada Tabel 4 memperlihatkan adanya pengaruh dari panjang stek yang digunakan. Tabel 4. Jumlah tunas pada stek buah naga pada tujuh perlakuan panjang stek. No. Perlakuan Panjang tunas (cm) 1. A 8,66 b 2. B 19,45 a 3. C 20,58 a 4. D 18,83 a 5. E 23,99 a 6. F 23,03 a 7. G 25,13 a Pada akhir pengamatan, jumlah tunas berkisar antara 0,93-2,47 buah. Panjang stek 17,5 cm - 25 cm 22,5 cm dan 25 cm memperlihatkan jumlah tunas yang lebih banyak dibandingkan panjang stek 10 cm. Semakin panjang stek yang digunakan maka jumlah titik tunas/ buku yang dimiliki yang dimiliki stek semakin banyak untuk pertumbuhan tunasnya. Stek dengan panjang 10 cm merupakan stek yang memiliki panjang terendah daripada perlakuan lain yang digunakan sehingga memiliki titik tunas/ buku tersedia lebih sedikit untuk pertumbuhan tunasnya. Hasil penelitian Setiyawan (2000) menyatakan bahwa perlakuan stek 3 buku memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah tunas pada stek bambu apel hijau. Dan pada penelitian Belehu et all., (2004) pada stek ubi jalar didapatkan bahwa stek ubi jalar 3 buku menghasilkan jumlah tunas yang lebih banyak dari 1 stek buku. Panjang Tunas Pengamatan panjang tunas dilakukan pada bibit berumur 10 minggu setelah tanam untuk mengetahui pertumbuhan tunas terbaik pada beberapa panjang stek yang digunakan. Panjang tunas yang disajikan pada Tabel 5 memperlihatkan adanya pengaruh dari panjang stek yang digunakan. Pada akhir pengamatan, panjang tunas berkisar antara 8,66 cm 25,13 cm. Panjang stek 10 cm memperlihatkan pertumbuhan tunas yang kurang baik dibandingkan dengan panjang stek lainnya. Tabel 5. Panjang tunas pada stek buah naga pada tujuh perlakuan panjang stek. No. Perlakuan Jumlah tunas (buah) 1. A 0,93 c 2. B 1,27 bc 3. C 1,33 bc 4. D 1,73 abc 5. E 1,93 abc 6. F 2,93 a 7. G 2,47 ab Tunas terbentuk karena adanya proses morfogenesis yang menyangkut interaksi pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya organ. Pertumbuhan tunas pada stek dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan seperti bahan stek yang digunakan, lingkungan tumbuh dan perlakuan yang diberikan terhadap bahan stek (Prastowo et al., 2006).

Panjang stek yang baik untuk masing- masing jenis tanaman berbeda satu dengan yang lainnya (Hartmann et al., 2002). Panjang bahan stek terkait dengan tersedianya bahan cadangan makanan. Semakin panjang stek semakin besar kesediaan bahan makanannya, begitu juga sebaliknya. Potensi cadangan makanan yang dimiliki masing-masing stek akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan bibit. Dalam penelitian ini panjang stek memegang peranan dalam pertumbuhan tunas bibit buah naga. Semakin panjang stek yang digunakan semakin banyak cadangan makanan yang disimpannya. Cadangan makanan ini digunakan untuk memacu pertumbuhan dari tunas (Hartmaan dan Kester, 1978). Panjang Akar Panjang akar dihitung pada bibit umur 10 minggu setelah tanam. Panjang akar yang disajikan pada Tabel 6., memperlihatkan adanya pengaruh panjang stek yang digunakan. Pada akhir pengamatan, panjang akar berkisar antara 14,13 cm 23,70 cm. Stek buah naga dengan panjang 20cm, 22,5 cm dan 25 cm memperlihatkan pertumbuhan panjang akar yang lebih baik daripada pada panjang stek 10 cm. Tumbuhnya akar merupakan salah satu indikasi dari keberhasilan stek yang dilakukan karena akar memegang peranan penting bagi tanaman. Fungsi dari akar yaitu menyerap air dan mineral terlarut, transportasi unsur hara, pengokoh batang dan penyimpan cadangan makanan. Semakin panjang akar yang terbentuk semakin memudahkan tanaman dalam menjalankan fungsinya, salah satunya dalam penyerapan unsur hara. Tabel 6. Panjang akar pada stek buah naga pada tujuh perlakuan panjang stek. No. Perlakuan Panjang akar (cm) 1. A 14,13 b 2. B 17,30 ab 3. C 19,57 ab 4. D 16,40 ab 5. E 22,51 a 6. F 23,70 a 7. G 22,87 a Proses pembentukan akar pada tanaman dari hasil perbanyakan secara stek berbeda dengan yang berasal dari penyemaian benih. Akar pada stek terbentuk secara adventif dari kambium dan bagian node (buku). Akar pada stek terbentuk karena pelukaan, dan akar terbentuk dari jaringan parenchym (Moko, 2004). Keberhasilan stek dicirikan oleh didapatnya bibit yang memiliki perakaran dan pertumbuhan yang baik dalam jumlah yang banyak pada satuan waktu tertentu (Pranoto, 1986). Fungsi dari akar yaitu menyerap air dan mineral terlarut, transportasi unsur hara, pengokoh batang dan penyimpan cadangan makanan. Semakin panjang akar yang terbentuk semakin memudahkan tanaman dalam menjalankan fungsinya, salah satunya dalam penyerapan unsur hara. Pertumbuhan dan perkembangan akar dipengaruhi oleh kandungan bahan stek yang digunakan terutama persediaan dari karbohidrat dan nitrogen. Menurut Hartmaan dan Kester (1978), stek yang mengandung karbohidrat yang tinggi dan nitrogen yang cukup akan membentuk akar dan tunas. Semakin panjang stek yang digunakan maka pertumbuhan panjang akarnya semakin baik karena lebih banyak cadangan makanan yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan akarnya. Ditambahkan oleh Magingo et all., (2001), bahwa pertumbuhan akar pada stek batang dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat dan panjang stek. Semakin panjang stek yang digunakan maka pertumbuhan panjang akarnya semakin baik karena lebih banyak cadangan makanan yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan akarnya.

KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, dan panjang akar pada stek buah naga dipengaruhi secara nyata oleh panjang stek. Sedangkan persentase stek tumbuh dan persentase stek bertunas pada stek buah naga tidak dipengaruhi oleh panjang stek. Pertumbuhan stek yang terbaik dapat terlihat pada panjang stek di atas 20 cm. DAFTAR PUSTAKA Admin. 2007. Budidaya Buah Naga. www.kphjember.com. (26 Desember 201). Belehu, T and P.S. Hammes. 2004. Effect of Temperature, Soil Moisture Content and Type of Cutting on Establishment of Sweet Potato Cuttings. African Journal Plant Soil 21(2): p. 85-89. Febriana, S. 2009. Pengaruh Konsentrasi ZPT dan Panjang Stek terhadap Pembentukan Akar dan Tunas pada Stek Apokad (Persea americana Mill). Skripsi; Institut Pertanian Bogor. Bogor. Flora Fauna. 2008. Budidaya Buah Naga. http://infokebun.wordpress.com. (26 Desember 2011). Harjadi, S. S. 1989. Dasar Dasar Hortikultura. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. ;506. Hartmann, H. T. and D. E. Kester. 1978. Plant Propagation. Principles and Practice. Prentice Hall of India. New Delhi : p. 702. Hartmann, H.T and D.E. Kester. 1983. Plant Propagation-Principle and Practices. Prentice Hall International Inc. New York : p. 238. Hartmann, H. T. and D. E. Kester Hartmann, H. T. and D. E. Kester., F.T. Davies, Jr, R.L.Geneve. 2002. Plant Propagation: Principles and Practices. 7th edition. Prentice Hall Inc: p. 770. Leakey, R.R.B. 1999. Nauclea diderrichii: rooting of stem cuttings, clonal variation in shoot dominance, and branch plagiotropism. Trees 4: p. 164-169. Magingo, F.S.S. and J.Dick, J.M.C.P. 2001. Propagation of Two Miombo Woodland Trees by Leafy Stem Cuttings Obtained from Seedlings. Agroforestry Systems 51: p. 49 55. Moko, H. 2004. Teknik Perbanyakan Tanaman Hutan Secara Vegetative. Informasi Teknis 2(1): hal. 1-20. Pranoto, C. 1986. Pengaruh Pemberiaan IBA dan Campuran IBA-NAA Terhadap Keberhasilan Stek Cemara Kipas (Thuja orientalis L.). Laporan Karya Ilmiah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Prastowo, N.H., J.M. Roshetko dan G.E.S. Manurung. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. World Agroforestry Centre (ICRAF) dan Winrock International. Bogor. Santoso, B.B, Hasnam, Hariyadi, S. Slamet dan S.P. Bambang. 2008. Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dengan Stek Batang: Pengaruh Panjang dan Diameter Stek. Buletin Agronomi. (36) (3) ;255-262. Setiyawan, A. 2000. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam pada Transplanting Setek Cabang 1 Buku dan 2 Buku Bambu Ampel Hijau. Skripsi; Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. ;48. Triatminingsih, R. 2009. Teknologi Budidaya dan Prospek Pengembangan Buah Naga (Hylocereus sp.). Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Padang. Wikipedia. 2011. Buah Naga. http://id.wikipedia.org. (26 Desember 2011).