Persepsi dan Preferensi Pengunjung Terhadap Tata Fasilitas Wisata di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali

dokumen-dokumen yang mirip
EKOWISATA RICE TERRACE DI JATILUWIH, TABANAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komunikasi adalah studi tentang bagaimana cara manusia berkomunikasi

STUDI POTENSI LANSEKAP SEJARAH UNTUK PENGEMBANGAN WISATA SEJARAH KOTA SINGARAJA

PERENCANAAN TAMAN ISLAM PADA LANSEKAP ISLAMIC CENTER PROVINSI NTB SKRIPSI

Perencanaan Jalur Interpretasi Wisata Warisan Sejarah Budaya di Pusat Kota Denpasar

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA WADUK KEDUNG OMBO

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB IV PENUTUP. wisatawan. Pertama adalah variabel produk yang dinilai sangat baik sesuai dengan

Studi Home Range Penggunaan Taman Kota Studi Kasus Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Denpasar, Bali

BAB III METODE PENELITIAN

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik Kawasan Situ Cileunca sebagai Kawasan Wisata

RE-DESAIN WELCOME AREA AGROWISATA SALATIGA BERTEMA TAMAN BUGENVIL REDESIGN OF THE AGROWISATA SALATIGA WELCOME AREA IN BOUGAINVILLEA PARK THEME

ABSTRAK. Kata Kunci: ekowisata pesisir, edukasi, hutan pantai, konservasi, perencanaan. iii

Persepsi Masyarakat terhadap Manfaat Lansekap Mangrove Center Tuban Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur

III. METODE PENELITIAN

Penerapan Konsep Tumpang Tindih Pada Rancangan Pasar Ikan Mayangan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang memiliki kawasan pesisir yang sangat luas, karena Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

Kualitas Walkability pada Koridor Jalan Kayu Aya Seminyak Bali

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

KARAKTERISTIK DAN PERSEPSI KENYAMANAN WISATAWAN MANCANEGARA DI PANTAI KUTA BALI

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Desain Aksesibilitas Penyandang Tuna Daksa dan Tuna Netra di Kawasan Wisata Hutan Bakau Denpasar Selatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan

BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN

Persepsi dan Preferensi Kualitas Estetika Lanskap Kampus Fakultas Pertanian Universitas Udayana - Jimbaran Bali

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.9. Kerangka Pemikiran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Sampah Pengertian Sampah

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

Persepsi dan preferensi kenyamanan pejalan kaki tunanetra terhadap jalur pedestrian di Jalan Panglima Besar Sudirman, Kota Denpasar

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

ABSTRAK. Kata kunci : aksesibilitas, kenyamanan spasial, area publik, pengunjung.

KONSEP RESORT AND LEISURE

BAB VI HASIL RANCANGAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...

BAB III: METODE Pendekatan Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN TAMAN ENTRANCE SEBAGAI RUANG TERBUKA FUNGSIONAL DI KAMPUS 3 UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

BAB III METODE PENELITIAN

Public Perception In Maintenance Attractions Bung Hatta Forest Park in the Village Indarung Lubuk Kilangan District of the city of Padang

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang Luar Kawasan Wisata Songgoriti Batu


BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian. Februari Maret April Mei Juni. Kegiatan. 1. Penyusunan Proposal. 2. Persiapan. 3. Inventarisasi Data

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN

Pemberdayaan Masyarakat

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

Studi Hubungan Vandalisme dengan Setting Taman Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar - Bali

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

PERENCANAAN RUANG TERBUKA NON HIJAU DI KOTA TIDORE KEPULAUAN DENGAN METODE PARTICIPATORY PLANNING

BAB III METODE PERANCANGAN

KONSERVASI SUMBER DAYA TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI SEBAGAI DESTINASI EKOWISATA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Gambar 2 Peta lokasi studi

KEWENANGAN PENGELOLAAN WISATA BAHARI OLEH PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN BADUNG (SUATU STUDI PENGELOLAAN WISATA BAHARI DI DESA PECATU)

V. KONSEP PENGEMBANGAN

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB 5 KONSEP. Gambar 5.1 Konsep. Sumber: Analisa Penulis, 2014

Form Kuesioner Untuk Pengunjung

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

INTEGRASI FUNGSI WISATA PADA FASILITAS AGROINDUSTRI (Studi Kasus : Kusuma Agrowisata, Batu dan Taman Buah Mekarsari, Kab. Bogor)

Bab IV. Konsep Perancangan

TAMAN REKREASI AIR DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PENATAAN RUANG DAGANG PADA RANCANGAN KEMBALI PASAR SUKUN KOTA MALANG

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.

DESKRIPSI OBJEK WISATA KELAPA RAPET KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh PRANANDA SEPRIANSYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan

Transkripsi:

Persepsi dan Preferensi Pengunjung Terhadap Tata Fasilitas Wisata di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali A.A. AYU SRIYANI LAKSMI I GUSTI ALIT GUNADI *) LURY SEVITA YUSIANA Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80362 Bali *) E-mail : gunadiya@gmail.com ABSTRACT Perception and Preference of Visitors about the Setting of Tourism Facilities in Forest Park Ngurah Rai, Bali The condition of tourism facilities in forest park Ngurah Rai is not well organized. Based on this condition, perception and preference must be known to make facilities condition better. The aims of this research are to know the setting of facilities, perception and preference, also recommend the setting of tourism facilities. This research was done in Mangrove trail area in February-June 2012, with qualitative description method. The conclusions of this research are facilities condition is not well organized and cared. Visitors perceptions are uncomfortable, unsafe, and not really good view to see. The recommendation to be proposed is reorganizing based on comfort, safety, and beauty aspects. Keyword : perception, preference, governance tourist facilities, mangrove trail 1. Pendahuluan Perkembangan Tahura Ngurah Rai sebagai kawasan wisata perlu lebih diperhatikan terutama tata fasilitas yang menjadi faktor penting dalam menunjang kegiatan wisata. Saat ini kondisi fasilitas wisata kurang tertata dan terpelihara, sehingga berdampak pada kurang nyamannya pengunjung dan menurunnya jumlah kunjungan. Berdasarkan kondisi tersebut, persepsi dan preferensi pengunjung terhadap tata fasilitas wisata perlu dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan keinginan pengunjung,guna meningkatkan dan memaksimalkan kondisi fasilitas serta kenyamanan pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tata fasilitas wisata yang ada, mengetahui persepsi dan preferensi pengunjung terhadap tata fasilitas wisata, dan merekomendasikan penataan fasilitas wisata di Tahura Ngurah Rai. 2. Bahan dan Metode Penelitian dilaksanakan pada area Mangrove Trail, pada bulan Februari - Juni 2012. Bahan dan alat yang digunakan adalah lembar kuesioner, kamera digital, dan 92 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat

komputer. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner, dan wawancara. Tahap analisis dalam penelitian ini meliputi tahap pengolahan data hasil observasi, kuesioner dan wawancara. Metode pengolahan data yang digunakan dalam mengolah data hasil kuesioner adalah metode tabulasi data dalam bentuk persentase (%), yang selanjutnya akan di sintesis. Studi literatur digunakan sebagai pembanding dalam merekomendasikan tata fasilitas berdasarkan standar-standar yang ada. Parameter penilaian persepsi dan preferensi pengunjung dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Parameter penilaian persepsi dan preferensi pengunjung Kriteria Aspek Indikator Penilaian Persepsi Kenyamanan Nyaman Ketersediaan fasilitas (40 0rang) Kurang Nyaman Kebersihan fasilitas Tidak Nyaman Kapasitas/ukuran fasilitas Keamanan Aman Bentuk/struktur fasilitas Kurang Aman Keutuhan fasilitas Tidak Aman Material yang digunakan Keindahan Indah Penataan fasilitas Kurang Indah Bentuk visual fasilitas Tidak Indah Keterpeliharaan fasilitas Preferensi Diperbaiki Penataan fasilitas (40 0rang) Bentuk/struktur fasilitas Material yg digunakan Ketersediaan fasilitas Ditambahkan pendukung Pagar pembatas Jumlah fasilitas Kapasitas/ukuran fasilitas Sumber : Rustam dan Utomo (2002), hasil observasi dan diskusi. 3. Hasil dan Pembahasan Fasilitas wisata yang disediakan di Tahura Ngurah Rai saat ini adalah kawasan welcome area, jembatan kayu, pondok peristirahatan, menara pengamatan, geladak terapung, dengan fasilitas-fasilitas pendukungnya, yaitu : tempat duduk, tempat sampah, papan informasi, papan rambu/peringatan, toilet, warung, dan parkir. 3.1 Persepsi dan preferensi terhadap tata fasilitas wisata a. Kawasan welcome area Persepsi pengunjung terhadap kawasan welcome area, dari aspek kenyamanan adalah kurang nyaman sampai tidak nyaman (90.0%) karena kurang tersedianya batasan area yang jelas sehingga mengakibatkan tumpang tindih fungsi. Keamanan persepsinya kurang aman sampai tidak aman (85.0%) karena bentuk/struktur pada kawasan rusak. Keindahan persepsinya kurang indah sampai tidak indah (100.0%) karena kurang tertatanya kawasan dengan baik. Preferensinya perlu perbaikan (75.0%) pada penataan fasilitas (Gambar 1). http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat 93

Gambar 1. Kondisi kawasan welcome area b. Jembatan kayu Persepsi pengunjung terhadap fasilitas jembatan kayu, dari aspek kenyamanan adalah kurang nyaman sampai tidak nyaman (100.0%) karena banyak bagian jembatan kayu yang berlubang dan patah, menyebabkan terlihat kurang bersih. Keamanan persepsinya kurang aman sampai tidak aman (100.0%) karena kerusakan pada jembatan, yang disebabkan oleh faktor usia dan kelembaban yang tinggi, serta material kayu yang kurang sesuai. Keindahan persepsinya kurang indah sampai tidak indah (100.0%) karena pemasangan balok kayu yang kurang sesuai, memberikan visualisasi yang kurang indah. Preferensinya perbaikan (65.0%) pada bentuk/struktur fasilitas (Gambar 2). Gambar 2. Kondisi Jembatan Kayu c. Pondok peristirahatan Persepsi pengunjung terhadap fasilitas pondok peristirahatan, dari aspek kenyamanan adalah kurang nyaman sampai tidak nyaman (65.0%) karena kurang tersedia dan sesuainya ketersediaan dari fasilitas pendukung wisata pada masing-masing pondok. Keamanan persepsinya kurang aman sampai tidak aman (70.0%) karena salah satu dari pondok peristirahatan yaitu Tern Hut mengalami kerusakan. Keindahan persepsinya kurang indah sampai tidak indah (72.5%) karena kurang tertatanya fasilitas pendukung wisata dengan baik. Preferensinya perlu perbaikan (52.5%) pada penataan fasilitas (Gambar 3). 94 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat

Pond Heron Hut Purple Heron Hut Wimbrel Hut Tern Hut Spotted Dove Hut Gambar 3. Kondisi pondok peristirahatan d. Menara pengamatan Persepsi pengunjung terhadap fasilitas menara pengamatan, dari aspek kenyamanan adalah kurang nyaman sampai tidak nyaman (75.0%) karena tidak berfungsinya menara sun bird tower menyebabkan ketersediaan fasilitas menjadi kurang jika pengunjung ramai, dan ketersediaan fasilitas pendukung wisata juga perlu diperhatikan untuk memfasilitasi pengunjung lebih maksimal. Keamanan persepsinya aman (50.0%), kurang aman sampai tidak aman (50.0%) ini dikarenakan kondisi dari masing-masing menara yang berbeda dan beberapa pengunjung ada yang tidak mengetahui keberadaan dari menara sun bird tower. Keindahan persepsinya kurang indah sampai tidak indah (67.5%) karena kurang tertatanya fasilitas pendukung wisata. Preferensinya perlu perbaikan (50.0%) pada penataan fasilitas dan perlu penambahan (50.0%) pada ketersediaan fasilitas pendukung (Gambar 4). Little Egret Tower Sun Bird Tower Gambar 4. Kondisi menara pengamatan e. Geladak terapung Persepsi pengunjung terhadap fasilitas geladak terapung, dari aspek kenyamanan adalah kurang nyaman sampai tidak nyaman (100.0%) karena http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat 95

kurang sesuai dan berfungsinya ketersediaan fasilitas pendukung wisata dengan optimal. Keamanan persepsinya kurang aman sampai tidak aman (100.0%) karena beberapa bagian geladak sudah mengalami kerusakan. Keindahan persepsinya kurang indah sampai tidak indah (100.0%) karena kerusakan yang terjadi memberikan visualisasi yang kurang indah. Preferensinya perlu perbaikan (75.0%) pada bentuk/struktur fasilitas (Gambar 5). Gambar 5. Kondisi Geladak Terapung f. Fasilitas pendukung wisata (tempat duduk, tempat sampah, papan informasi, papan rambu/peringatan, toilet, warung, dan parkir) Persepsi pengunjung terhadap fasilitas pendukung wisata, dari aspek kenyamanan adalah kurang nyaman sampai tidak nyaman yang disebabkan karena kurang terjaganya kebersihan pada fasilitas. Keamanan persepsinya aman karena keutuhan dari fasilitas saat ini tidak ada yang terlalu membahayakan pengunjung. Keindahan persepsinya kurang indah sampai tidak indah karena kurang sesuai dan tertatanya fasilitas dengan baik. Preferensinya perlu perbaikan pada penataan fasilitas (Gambar 6). Tempat duduk Tempat sampah Papan Informasi Papan rambu/peringatan Toilet Warung Parkir Gambar 6. Kondisi fasilitas pendukung wisata 96 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat

3.2 Rekomendasi tata fasilitas wisata a. Kawasan welcome area Penataan fasilitas yang dapat dilakukan adalah membuat zonasi untuk membatasi daerah-daerah dengan jenis penggunaan yang berbeda (Inskeep, 1991), batasan area dapat diwujudkan dalam bentuk planter box bertujuan selain sebagai pembatas juga untuk menambah nilai estetika (Anonim, 2012), dan memperbaiki bentuk/struktur yang rusak dengan perkerasan (paving). b. Jembatan kayu Perbaikan bentuk/struktur jembatan kayu dapat dilakukan dengan memperbaiki bagian jembatan yang rusak saja, menggunakan material kayu ulin karena tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban dan pengaruh air laut (atmadilaga, 2011). Pemasangan balok kayu yang tidak beraturan dapat dilakukan dengan mengganti dan memasangnya sesuai ukuran yang ada yaitu 2 m x 0,15 m x 0,05 m dengan jarak antar balok kayu 0,02 m. c. Pondok peristirahatan Penataan fasilitas yang dapat dilakukan adalah menata ulang letak fasilitas pendukung wisata, tempat duduk diletakan membentuk huruf U atau sesuai dengan kondisi guna memfasilitasi pengunjung lebih maksimal. Papan informasi diletakkan di depan pondok peristirahatan agar dapat dilihat dan dibaca oleh orang yang akan beristirahat ataupun melintas. Tempat sampah dan Papan rambu peringatan diletakkan berdekatan. d. Menara pengamatan Penataan fasilitas yang dapat dilakukan adalah menata ulang letak dari fasilitas pendukung wisata yang terdapat pada menara pengamatan Little Egret Tower, untuk meningkatkan dan memaksimalkan penggunaan fasilitas. e. Geladak terapung Perbaikan bentuk/struktur fasilitas dapat dilakukan dengan memperbaiki bagian geladak yang rusak dengan material yang sesuai yaitu kayu ulin. Ketersediaan fasilitas pendukung wisata pada geladak juga perlu ditata ulang guna meningkatkan dan memaksimalkan penggunaan fasilitas. f. Fasilitas pendukung wisata (tempat duduk, tempat sampah, papan informasi, papan rambu/peringatan, toilet, warung, dan parkir) Rekomendasi yang dapat dilakukan pada masing-masing fasilitas pendukung wisata adalah dilakukan perbaikan pada penataan fasilitas sesuai dengan standar untuk memaksimalkan penggunaan fasilitas sehingga berfungsi lebih optimal. Desain tempat duduk yang digunakan adalah tempat duduk tanpa sandaran untuk memberikan keleluasaan terhadap pengunjung. Tempat sampah diletakkan pada tempat yang strategis, dengan desain menggunakan tutup dan terbuat dari plat/seng. Papan informasi dan rambu dibuat terpisah dan http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat 97

diletakkan pada tempat yang strategis serta sesuai dengan jarak pandang pengunjung. Toilet perlu dilakukan penataan khususnya pada bagian luar toilet dengan tanaman untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Warung perlu dibuatkan zona-zona untuk menata keberadaan warung, model yang dapat digunakan adalah pujasera/foocourt. Parkir perlu dilakukan penataan dengan memberi rambu/peringatan untuk mengatur sirkulasi sehingga menjadi teratur. 4. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian adalah kondisi fasilitas wisata saat ini kurang tertata dan terpelihara dengan baik, persepsi pengunjung terhadap tata fasilitas wisata ditinjau dari tiga aspek yaitu kenyamanan persepsinya kurang nyaman, dipengaruhi oleh ketersediaan dan kebersihan fasilitas. Keamanan persepsinya kurang aman, dipengaruhi oleh keutuhan fasilitas, dan keindahan persepsinya kurang indah, dipengaruhi oleh penataan fasilitas. Rekomendasi yang diajukan adalah dilakukan penataan kembali terhadap tata fasilitas wisata yang terdapat di Tahura Ngurah Rai, dengan memperhatikan tiga aspek yaitu kenyamanan, keamanan, dan keindahan. Daftar Pustaka Anonim. 2012. Landscaping And Modern Lifestyle: Planter box pembatas ruang yang indah. Diunggah dari : http://gardenmaterial.blogspot.no/2012/09/planterbox- pembatas-ruang-yang-indah.html. Diakses : 7 Februari 2012. Inskeep, E. (1991) Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Development Approach. New York: Van Nostrand Reinhold Atmadilaga, A. 2011. Mengenal Jenis dan Ciri Kayu Yang Sering Digunakan Sebagai Bahan Konstruksi. Diunggah dari : http://kampuzsipil.blogspot.no/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayuyang.html. Diakses : 2 Januari 2013. Rustam, H dan Utomo, H. 2002. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bumi Aksara. 98 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat