ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN BPJS PROGRAM RUJUK BALIK PUSKESMAS WILAYAH BANJARBARU PERIODE SEPTEMBER DESEMBER 2014 Febrina Eky Paramitawati 1 ; Noor Aisyah, S.Farm, Apt 2 ; Amaliyah Wahyuni, S.Si., Apt 3 Pelayanan Program Rujuk Balik diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan penderita penyakit kronis. Penulisan resep bagi peserta harus berpedoman pada Formularium Nasional Program Rujuk Balik. Kesesuaian resep adalah ketepatan penulisan resep sesuai dengan Formularium Nasional Program Rujuk Balik. Ketidaksesuain resep adalah penulisan resep yang tidak sesuai Formularium Naional Pogram Rujuk Balik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesesuaian, ketidaksesuaian, tiap kategori ketidaksesuaian penulisan resep dan item obat pasien BPJS Program Rujuk Balik Puskesmas wilayah Banjarbaru. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi untuk resep yang tidak sesuai. Sampel dalam penelitian ini adalah semua data resep pasien BPJS program rujuk balik puskemas wilayah Banjarbaru pada periode September sampai dengan Desember 2014. Proses analisis data dilakukan dengan pengamatan membandingkan resep dengan Formularium Nasional Program Rujuk Balik, kemudian dilakukan pengolahan data dengan menghitung persentase resep yang sesuai, tidak sesuai, dan kategori yang tidak sesuai berdasarkan parameter yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase kesesuaian resep berdasarkan jumlah lembar sebesar 78,26% (594 lembar) dan persentase ketidaksesuaian resep sebesar 21,74% (165 lembar). Berdasarkan jumlah R/ persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian masing-masing 90,42% (2.041 R/) dan 9,57% (216 R/). Kategori ketidaksesuaian resep secara berurutan dari kategori yang paling banyak yaitu jenis penyakit 81,39% (188 kasus), nama obat 9,09% (21 kasus), kondisi khusus 8,65% (20 kasus), jumlah obat 0,87% (2 kasus) dan untuk kategori dosis obat, lama pemakaian dan obat diluar FORNAS pada bulan September sampai dengan Desember 2014 tidak ditemukan ketidaksesuaian. Kata Kunci: Kesesuaian Resep, Ketidaksesuaian resep, Formularium Nasional Program Rujuk Balik 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3 Apotek APPO Farma I Banjarbaru
ABSTRACT DESCRIPTION CONFORMITY AND NONCONFORMITY BPJS PATIENTS PRESCRIPTION OF BAJARBARU HEALTH CENTER REFER BACK PROGRAM PERIOD SEPTEMBER-DESEMBER xii 2014 FebrinaEky Paramitawati 1 ; NoorAisyah, S.Farm., Apt 2 ; AmaliyahWahyuni, S.Si., Apt 3 Refer Back Program Services provided to participants BPJS chronic disease.prescriptions for participants to be guided by the National Formulary Refer back Program, Appropriateness of prescribing prescription is in accordance with the standards National Formulary Refer Back program, Discrepancy recipe is not appropriate prescribing standards National Formulary refer back program. This study aims to describe the suitability, discrepancy, and each category mismatch of prescribing BPJS patients prescription and item drug of banjarbaru health center refer back program. This research is descriptive. The instrument used is the observation sheet for recipes that do not fit, The samplein this study were all BPJS patients prescription data of refer back program in Banjarbaru health center period September to December 2014. The process of data analysis was done by comparing the observations with the prescriptions of the National Formulary Refer Behind program, then the data processing performed by calculating the percentage of the corresponding recipe, is not appropriate and not appropriate category based on the parameters used. Based on the results obtained by a percentage based on the number of sheets of prescription appropriateness of 78.26% (594 shares) with a mismatch prescriptions of 21.74% (165 shares). Based bon the number of R/ percentage of conformity and nonconformity, respectively 90,42% (2.041 R/) dan 9,57% (216 R/). Categories of prescription nonconformity sequence of categories at most that the type of disease 81,39% (188 cases), drug name 9,09% (21 cases), the special conditions of 8,65% (20 cases), amount of drugs 0,87% (2 cases) and categories dosage, duration of use, and drugs outside the National Formulary In September to December 2014 not found prescription nonconformity. Keywords: Appropriateness of Prescriptions, Prescription Discrepancy, National Formulary Refer back program 1,2 Academy of Pharmaceutical ISFI Banjarmasin 3 The pharmacy APPO Farma I Banjarbaru
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ditetapkan bahwa operasional BPJS Kesehatan dimulai sejak tanggal 1 Januari 2014. BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Sebagai salah satu program unggulan guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan serta memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit kronis, maka dilakukan optimalisasi implementasi Program Rujuk Balik (PRB). Pelayanan Program Rujuk Balik (PRB) diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan penderita penyakit kronis, khususnya penyakit diabetes melitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsy, stroke, schizophrenia, Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang
sudah terkontrol/stabil namun masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan dalam jangka panjang (BPJS Kesehatan, 2014). Jenis Obat yang termasuk dalam Obat Program Rujuk Balik (PRB) adalah: a) Obat Utama, yaitu obat kronis yang diresepkan oleh Dokter Spesialis/Sub Spesialis di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dan tercantum pada Formularium Nasional untuk obat Program Rujuk Balik, dan b) Obat Tambahan, yaitu obat yang mutlak diberikan bersama obat utama dan diresepkan oleh dokter Spesialis/Sub Spesialis di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan untuk mengatasi penyakit penyerta atau mengurangi efek samping akibat obat utama (BPJS Kesehatan, 2014). Obat Program Rujuk Balik (PRB) diberikan untuk kebutuhan maksimal 30 (tiga puluh) hari setiap kali peresepan dan harus sesuai dengan Daftar Obat Formularium Nasional untuk Obat Program Rujuk Balik serta ketentuan lain yang berlaku. Perubahan/penggantian obat Program Rujuk Balik hanya dapat dilakukan oleh Dokter Spesialis/sub-spesialis yang memeriksa di Faskes Tingkat Lanjutan dengan prosedur pelayanan RJTL (Rawat Jalan Tingkat Lanjutan). Dokter di Faskes Tingkat Pertama melanjutkan resep yang ditulis oleh Dokter Spesialis/sub-spesialis dan tidak berhak merubah resep obat Program Rujuk Balik (PRB). Dalam kondisi tertentu Dokter di Faskes Tingkat Pertama dapat melakukan penyesuaian dosis obat sesuai dengan batas kewenangannya. Obat Program Rujuk Balik (PRB) dapat diperoleh di Apotek/depo farmasi yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan Obat Program Rujuk Balik (PRB). Hal tersebut merupakan
beberapa ketetapan-ketetapan yang tercantum dalam Formularium Nasional Program Rujuk Balik (FORNAS PRB) (BPJS Kesehatan, 2014). Peneliti telah melakukan studi pendahuluan di Apotek Appo Farma I Banjarbaru ditemukannya masalah bahwa dokter sering menuliskan obat diluar Formularium Nasional Program Rujuk Balik (FORNAS PRB) yang menyebabkan adanya keluhan pasien karena harus membeli obat tersebut padahal pasien merupakan golongan masyarakat kebawah atau kurang mampu, sedangkan bagi petugas apotek akan berdampak pada pelayanan yang kurang maksimal. Bahwa Program Rujuk Balik (PRB) ini merupakan kebijakan yang baru dari BPJS, oleh karena itu dalam aplikasi dilapangan sangat mungkin terjadi permasalahan. Maka penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mengumpulkan fakta dan data secara ilmiah dalam bentuk penelitian deskriptif. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui tentang sejauh mana kesesuaian resep pasien BPJS dengan Formularium Nasional Program Rujuk Balik (FORNAS PRB) melalui penelitian yang berjudul Gambaran Kesesuaian dan Ketidaksesuaian Resep Pasien BPJS Program Rujuk Balik Puskesmas Wilayah Banjarbaru Periode September-Desember 2014.