Efisiensi Sistem Tunjangan Kesehatan Karyawan PT X

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Prosedur Menjalankan program / alat Gambar 4.58 User Interface Form Login Karyawan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN LAPORAN SPT TAHUNAN UNTUK KARYAWAN DI PERUSAHAAN KONVEKSI CV. X

Petunjuk Pengguna iclaim

Perbaikan Proses Transaksi Kepersonaliaan Departemen C&B Services PT. X

Gambar 4.43 Uses Interface Log In PT RAPUTRA JAYA

Upaya Peningkatan Output Produksi Pada Fasilitas Kerja Departemen Preparation Di PT. Integra Indocabinet

JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015 ISSN X

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN LAPORAN SPT TAHUNAN UNTUK KARYAWAN DI PERUSAHAAN KONVEKSI CV. X

Sistem Informasi Absensi dengan Barcode Berbasis Jaringan Pada CV. Banue Perkasa Sidoarjo

BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Metode Pengumpulan Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 2 No 1 - Januari 2015

Perbaikan Proses Penerimaan Spare Part dengan Menghilangkan Peran Gudang Main Store: A Case Study

KARYA TULIS EVALUASI APLIKASI LPSE BACK OFFICE PUSAT LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. sehingga informasi yang diharapkan cepat didapat. di kontraktor pengeboran minyak. Berkantor pusat di Kota Sidoarjo, PT MU

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN X

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing

ABSTRACT. : Inventory, EPQ, Cost Efficiency. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK

ABSTRACT. Keywords: Documenting the population, village clerks

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

b 8 MEDICAL REPORT INFORMATION SYSTEM ABOUT HOW IT WORK WHAT BENEFIT OVERVIEW & SCREENSHOOT Medical Report Information System

VALUE STREAM MAPPING PROSES OPERASIONAL UNIFORM DI PT. X

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. "The Effect of Compensation, Discipline on Employee Performance" (Case studies on Ardan Group)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menghasilkan informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan administrasi

Rancangan Perbaikan Beban Kerja Staf di Departemen Purchasing PT Insera Sena

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Halaman Utama (Login)

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan daftar gaji, dan prosedur pembayaran gaji. Penjelasan secara

BAB 4 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DALAM PENGAJUAN ANGGARAN BIAYA DALAM RANGKA PENENTUAN TARIF TIKET PT. KALSTAR AVIATION

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Peningkatan Pencapaian KPI Timeliness Pada Human Resource Department PT. X

LAYANAN PERMOHONAN PRODUSEN IMPOR BARANG JADI USER MANUAL

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

idoctor - Software untuk membantu Dokter Praktek berbasis Cloud USER MANUAL idoctor / Software Dokter Praktek

Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dapat mengatasi permasalahan yang telah diangkat pada penelitian ini. Tahaptahap

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. saat pertama kali meninjau Kanwil DJP Jatim I, didapatkan informasi bahwa

PT Lippo General Insurance Tbk

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dalam merancang dan membangun sistem penjualan online ini ada

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Penggajian merupakan salah satu hal yang penting dalam hak asasi manusia

Pembaharuan Prosedur Departemen Produksi dan Departemen QSHE di PT Charoen Pokphand Indonesia Balaraja

3.2.4 Data Flow Diagram Level DFD Level 1 Penjualan. Gambar 3.8 DFD Level 1 Penjualan

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN PADA TK-SD BRUDER NUSA INDAH PONTIANAK

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP BERBASIS ELEKTRONIK

Upaya Penurunan Lembur Departemen Part, Apparel, dan Accessoris

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

A. ADMINISTRATOR. Form Login Admin

Prosedur Menjalankan Aplikasi

Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Penyerahan Klaim BPJS di RS Panti Nugroho

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015: Studi Kasus

JSIKA Vol. 5, No. 12, Tahun 2016 ISSN X

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

Halaman Login Halaman Staff

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Perbaikan Modul Training Primary Processing di PT. X

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN LAYAR ANTAR MUKA

Perbaikan Manajemen Pergudangan pada PT. FSCM

PERANCANGAN STANDAR WAKTU KERJA DAN PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA BAGIAN MEDICAL EQUIPMENT I PT OTSUKA INDONESIA-LAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dilihat dari semakin banyaknya pengguna teknologi informasi dalam kegiatan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Rekam Medis pada Rumah Sakit Mata Masyarakat Surabaya.

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI RUMAH MAKAN MULTICABANG X

Abstract. Keywords : fluctuating demand, aggregate planning, strategy. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN SISTEM PENCATATAN CASH ON HAND STUDI KASUS PADA BANK BJB CABANG BSD FATMAWATI NURFITRI

BAB I PENDAHULUAN. alternatif untuk memudahkan kinerja petugas dalam. pengolahan data pada klinik. Umumnya klinik di Indonesia masih belum

Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA.

Sistem Informasi Toko Atom Komputer untuk Mengelola Proses Penjualan dan Pembelian Barang Menggunakan PHP dan Openwave

Panduan Penggunaan. Aplikasi Sistem Informasi Pemanfaatan Ruang Milik Jalan (SI-Rumija) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V - Surabaya

1 BAB I PENDAHULUAN. milik pemerintahan yang bergerak di bidang pendidikan. Dispendik sendiri

Prosedur Penggunaan Program Gambar 4.7 Halaman Home

DOKUMEN STANDARD OPERATING PROCEDURE

1. Persiapkan master yang akan diinstal, dan persiapkan Daemon Tools Lite untuk men-mount Image kan file iso yang kalian punya.

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI INVENTORI BERBASISKAN RFID PADA PT. ABC

ABSTRACT. Key words: production, aggregate planning, cost efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha

User Manual. Sistem e-ska untuk Eksportir

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

USER MANUAL SISTEM BIDIKMISI

PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Chrismalis Artha telah bekerjasama dengan beberapa bank terkemuka di

Human Resource Information System

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA KLINIK RUMAH SEHAT YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Tuti Astriyani

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

EFISIENSI JUMLAH ARMADA BUS PATAS AC ANTAR BEBERAPA PERUSAHAAN BERDASARKAN METODE PERTUKARAN TRAYEK DI DKI JAKARTA TESIS

OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

Aplikasi Apotik X dengan penerapan metode Economic Order Quantity

Perancangan Modul Verifikasi dan Metode Pemeriksaan Peralatan Produksi Sigaret Kretek Tangan di PT X

Transkripsi:

Hartono, et al. / Efisiensi Sistem Tunjangan Kesehatan Karyawan PT X / Jurnal Titra, Vol. 3, No 2, Juli 2015, pp 49-54 Efisiensi Sistem Tunjangan Kesehatan Karyawan PT X Vicky Hartono 1, Herry Christian Palit 1 Abstract: PT X is a manufacture company that provides medical facilities for its permanent employee in form of medical benefits. The medical benefits claim proposed by the employees will be processed in PT X s medical benefits system. The company requires that at least 98% of the claims are processed on the same day as the day those claims are proposed. That requirement can only be fulfilled with overtime work. The average of overtime work per month per admin is 14 hours. The improvement of the efficiency can be done by doing enhancement of the approval and revise processes of the previous medical benefits system. The enhancement is done by creating unique key and barcode for each medical claim, so that each of the new claim form is going to have unique key and barcode. HR admin would be able to do scan barcode process that would accelerate PT X s medical benefits system. The result of the implementation of this enhancement is the acceleration of medical benefits system of PT X. The implementation results in the decrease of the process time as much as 31% of the prior condition and the investment fund will have returned in less than three months. Keywords: Efficiency, Human Resources, Medical Benefits, Barcode Pendahuluan PT X merupakan perusahaan manufaktur berskala internasional yang bergerak di bidang consumer goods. Karyawan yang dimiliki berjumlah 16.750 orang. Departemen Human Resources (HR) adalah salah satu departemen yang terdapat di PT X. Departemen ini menangani salah satu masalah yang berkaitan dengan tunjangan kesehatan. Klaim pengobatan karyawan yang diproses rata-rata sebanyak 110 klaim per hari dan dikerjakan oleh dua orang HR admin bagian tunjangan kesehatan. Klaim tersebut terdiri dari klaim rawat jalan dan rawat inap. Hasil pengamatan awal yang telah dilakukan untuk setiap klaim rawat jalan membutuhkan waktu kurang lebih empat menit untuk verifikasi dan proses input di online sistem. Setiap klaim rawat inap membutuhkan waktu kurang lebih 27 menit untuk verifikasi dan proses input di online sistem. Kegiatan yang dilakukan secara manual oleh HR admin bagian tunjangan kesehatan yaitu melakukan proses revise, perhitungan kenaikan kelas melalui Microsoft Excel, dan memberikan laporan ke bagian accounting. Kegiatan yang dilakukan melalui online sistem adalah untuk proses approval dan deny klaim tunjangan kesehatan karyawan. Penentuan proses yang digunakan apakah approval, revise atau deny berdasarkan dari hasil verifikasi yang dilakukan oleh HR admin bagian tunjangan kesehatan. 1 Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236. Email: vicky_hartono93@yahoo.co.id, herry@petra.ac.id Perusahaan menetapkan target penyelesaian klaim tunjangan kesehatan yaitu untuk klaim yang datang harus bisa diselesaikan pada hari kedatangan klaim tersebut. Target yang ditetapkan yaitu dengan persentase penyelesaian 98% dari total keseluruhan klaim yang diproses. Kondisi saat ini HR admin bagian tunjangan kesehatan kenyataannya telah mencapai target yang ditetapkan, tetapi dengan menggunakan waktu lembur. Tahun 2014 rata-rata waktu lembur yang digunakan adalah 14 jam per bulan untuk setiap admin, biaya lembur yang dikeluarkan perusahaan per bulan adalah Rp. 700,000 untuk setiap admin. Perusahaan menginginkan seluruh klaim dapat di proses dalam jam kerja normal, sehingga diperlukan efisiensi sistem tunjangan kesehatan agar dapat menghemat waktu dan biaya. Metode Penelitian Definisi dari tunjangan kesehatan menurut Kurniawan [1] adalah suatu manfaat kesehatan yang diberikan kepada karyawan bulanan dan keluarganya. Tunjangan kesehatan dibagi menjadi dua macam yaitu rawat jalan dan rawat inap. Rawat jalan terdiri dari pemeriksaan rawat jalan, pemeriksaan gigi, dan bingkai lensa. Rawat inap terdiri dari pelayanan rawat inap, pre post rawat inap, kelahiran, keguguran, dan operasi gigi. Pre post rawat inap dapat ditanggung oleh perusahaan apabila karyawan mengeluarkan biaya medis 30 hari sebelum tanggal masuk rumah sakit dan 30 hari setelah tanggal keluar dari rumah sakit dengan diagnosa penyakit yang sama. Hak tunjangan 49

Hartono, et al. / Efisiensi Sistem Tunjangan Kesehatan Karyawan PT X / Jurnal Titra, Vol. 3, No 2, Juli 2015, pp 49-54 kesehatan yang diterima oleh karyawan berbedabeda, pembagian hak ini berdasarkan tingkat jabatan karyawan. Kurniawan [1] menyatakan prosedur untuk klaim tunjangan kesehatan yaitu karyawan harus membayar terlebih dahulu semua biaya yang dikeluarkan kemudian baru mengajukan penggantian biaya kepada PT X. Karyawan harus menyerahkan form klaim tunjangan kesehatan dan semua dokumen pendukung dalam waktu 60 hari kalendar dari tanggal kuitansi. Dokumen pendukung yang dibutuhkan berbeda-beda tergantung dari pelayanan medis yang dilakukan oleh karyawan atau kategori tunjangan kesehatan yang dipilih. Keabsahan dan kelengkapan dokumen pendukung klaim tunjangan kesehatan akan diperiksa oleh HR admin bagian tunjangan kesehatan. Klaim yang sudah memenuhi persyaratan maka akan dilakukan proses approval, sedangkan klaim yang terdapat kekurangan dokumen akan dilakukan proses revise. Klaim yang kuitansinya lebih dari 60 hari kalendar maka akan dilakukan proses deny. Tree diagram atau diagram pohon menurut Tague [2] adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui dan menganalisa penyebab suatu masalah. Tree diagram ini akan menggambarkan hubungan sebab akibat antara masalah utama dan penyebab-penyebab dari terjadinya suatu masalah. Langkah-langkah yang dilakukan saat melakukan analisa menggunakan tree diagram adalah menentukan permasalahan utama yag terjadi, membentuk tim untuk memberikan brainstorming terkait permasalahan yang terjadi. Langkah terakhir yaitu melakukan brainstorming untuk mendapatkan akar masalah. Akar akar permasalahan yang telah didapatkan kemudian dianalisa dan dicari solusi untuk dilakukan perbaikan. Gambar 1. Grafik rata-rata jumlah klaim per bulan Klaim tunjangan kesehatan yang diproses oleh kedua HR admin bagian tunjangan kesehatan setiap harinya kurang lebih 110 klaim. HR admin bagian tunjangan kesehatan harus segera memproses klaim tunjangan kesehatan karyawan sesuai dengan kondisi klaim yang diajukan yaitu dilakukan proses approval atau revise atau deny. Target yang diberikan perusahaan adalah klaim yang diterima pada hari tersebut, harus diproses pada hari itu juga oleh HR admin bagian tunjangan kesehatan. Data waktu lembur HR admin bagian tunjangan kesehatan ini bersumber dari data waktu lembur tahun 2014 yang didapatkan dari data perusahaan. Pengambilan data dilakukan terhadap dua orang HR admin bagian tunjangan kesehatan, yaitu admin A dan admin B. Gambar 2 menunjukkan grafik rata-rata waktu lembur setiap admin untuk setiap bulannya. Hasil dan Pembahasan Data jumlah klaim yang diproses bersumber dari data masa lalu yang didapatkan dari data yang dimiliki PT X. Data ini berdasarkan dari data jumlah klaim yang diproses untuk dua orang HR admin bagian tunjangan kesehatan pada tahun 2014. Gambar 1 menunjukkan grafik jumlah klaim yang diproses setiap bulannya. Jumlah klaim yang ditampilkan pada grafik adalah data rata-rata jumlah klaim yang masuk dari dua HR admin bagian tunjangan kesehatan setiap bulannya. Ratarata klaim yang diproses untuk setiap bulannya kurang lebih 2.194 klaim. Data masa lalu menunjukkan bahwa klaim yang paling banyak terjadi antara Bulan Januari hingga Bulan Maret. Gambar 2. Grafik waktu lembur setiap bulan Grafik diatas menunjukkan bahwa pada Bulan Januari, kedua admin membutuhkan waktu lembur paling banyak, hal ini sesuai dengan banyaknya jumlah klaim yang diproses paling banyak terjadi pada bulan Januari. Rata-rata waktu lembur paling banyak dilakukan oleh admin A kurang lebih setiap bulannya membutuhkan 15 jam untuk lembur. Admin B setiap bulannya kurang lebih membutuhkan 13 jam untuk lembur, di dapatkan rata rata waktu lembur untuk kedua admin setiap 50

Hartono, et al. / Efisiensi Sistem Tunjangan Kesehatan Karyawan PT X / Jurnal Titra, Vol. 3, No 2, Juli 2015, pp 49-54 bulannya adalah 14 jam. Waktu lembur ini disebabkan karena HR admin bagian tunjangan kesehatan menerima form klaim pada sore hari, dan sistem yang ada sekarang ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memproses klaim. Kebutuhan waktu lembur didasarkan pula pada jumlah klaim untuk rawat jalan dan rawat inap yang diterima oleh HR admin bagian tunjangan kesehatan, apabila klaim yang diterima lebih banyak untuk rawat inap maka membutuhkan waktu lembur yang banyak pula. Data waktu setiap proses tunjangan kesehatan didapatkan dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap dua orang HR admin bagian tunjangan kesehatan. Pengambilan data waktu dilakukan selama satu bulan untuk kedua orang HR admin bagian tunjangan kesehatan, setiap admin dilakukan pengamatan dalam waktu dua minggu. Pengamatan tidak hanya pada waktu proses, melainkan juga mengamati jumlah kegiatan yang dilakukan untuk setiap proses tunjangan kesehatan. Tabel 1 menunjukkan hasil waktu yang didapatkan untuk setiap proses yang dilakukan oleh setiap HR admin bagian tunjangan kesehatan. Tabel 1. Pengambilan data waktu kondisi awal Proses Ratarata waktu Jumlah proses / hari / admin Total Waktu Approval 3 55 klaim 165 Verifikasi 1 53 klaim 53 (Rawat Jalan) Verifikasi 23 2 klaim 46 (Rawat Inap) Revise 11 3 klaim 33 Perhitungan Kenaikan Kelas Rawat Inap 21 1 klaim 21 Telepon 11 4 kali 44 Pengemasan 118 1 kali 118 Kurir Datang 1 3 kali 3 Pembuatan Surat Garansi Rawat Inap 9 1 kali 9 Beribadah 34 2 kali 68 Total waktu setiap admin per hari 560 menit 9.33 jam Total keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh setiap HR admin bagian tunjangan kesehatan dalam sehari membutuhkan waktu 9,33 jam. Waktu tersebut melebihi dari batas waktu kerja normal, yaitu delapan jam kerja. Kelebihan waktu 1,33 jam dilakukan dengan menggunakan waktu lembur. Dampak dari penggunaan waktu lembur adalah terkait dengan biaya yang harus dikeluarkan PT X untuk membayar biaya lembur HR admin bagian tunjangan kesehatan. Akar Masalah Waktu lembur dibutuhkan karena terdapat tiga penyebab utama. Penyebab pertama yaitu karena proses sistem tunjangan kesehatan yang panjang. Proses sistem yang panjang ini terjadi karena waktu loading sistem yang lama dan status klaim pada proses revise hanya diketahui oleh admin yang memproses. Waktu loading sistem yang lama disebabkan karena saat awal membuka sistem tunjangan kesehatan, sistem secara langsung menampilkan semua data klaim karyawan yang masih pending. Proses sistem tunjangan kesehatan yang panjang disebabkan juga karena status klaim yang dilakukan proses revise hanya dapat diketahui oleh HR admin bagian tunjangan kesehatan yang memproses. HR admin bagian tunjangan kesehatan masing-masing mencatat klaim karyawan yang dilakukan proses revise dan keterangan kekurangan kelengkapan dokumen. Pencatatan dilakukan secara manual dengan Microsoft Excel atau menggunakan buku. Penyebab kedua dari dibutuhkannya waktu lembur yaitu terjadinya pengulangan proses apabila satu karyawan melakukan banyak klaim sekaligus, hal ini terjadi karena tombol previous in list dan next in list tidak dapat berfungsi. Penyebab ketiga dibutuhkannya waktu lembur adalah karena terjadinya human error. Human error berpeluang terjadi karena banyaknya bagian dari sistem yang masih dilakukan secara manual oleh HR admin bagian tunjangan kesehatan. Tabel 2 menunjukkan human error untuk setiap prosesnya. Tabel 2. Human error untuk setiap proses Proses Approval dan Deny Revise Kegiatan Yang Berpotensi Human Error Input ID Memilih klaim Mengganti tanggal terima berdasarkan tanggal proses Mengganti nama karyawan Mengganti nama tanggungan Mengganti ID karyawan Mengganti tanggal kuitansi Mengganti kekurangan kelengkapan dokumen Kelalaian melampirkan dokumen Kesalahan melampirkan dokumen Kesalahan alamat penerima email 51

Hartono, et al. / Efisiensi Sistem Tunjangan Kesehatan Karyawan PT X / Jurnal Titra, Vol. 3, No 2, Juli 2015, pp 49-54 Tabel 2 menunjukkan kegiatan yang berpotensi terjadinya human error untuk setiap proses pada sistem tunjangan kesehatan yaitu pada proses approval, revise, dan deny. Informasi terkait kegiatan yang berpotensi human error didapatkan dari hasil wawancara kepada HR admin bagian tunjangan kesehatan. Total terdapat 11 bagian atau kegiatan dari sistem tunjangan kesehatan yang berpotensi menimbulkan terjadinya human error. Akar permasalahan yang berkaitan dengan proses approval adalah dilakukan input ID secara manual, penggantian tanggal terima berdasarkan tanggal proses secara manual dan tombol pada sistem tidak bisa berfungsi. Akar permasalahan lainnya yang termasuk pada proses approval yaitu sistem akan menampilkan semua klaim yang pending. Akar permasalahan yang berkaitan dengan proses revise adalah dilakukan pembuatan content email, pencarian alamat penerima email secara manual, dan status klaim untuk proses revise hanya diketahui oleh admin yang memproses. Perbaikan Akar Masalah Permasalahan untuk keterbatasan tombol yang tidak bisa berfungsi dan sistem akan menampilkan semua klaim yang pending akan muncul dapat diatasi dengan memberikan tambahan unique key untuk setiap klaim yang diajukan oleh karyawan. Gambar 3 menunjukkan tampilan unique key pada hasil print out klaim tunjangan kesehatan yang diajukan karyawan. Gambar 3. Tampilan barcode dan unique key Unique key yang digunakan sebanyak sepuluh digit, empat digit untuk tahun dan enam digit untuk sequence number. Unique key yang ada ini akan diterjemahkan dalam bentuk kode barcode, sehingga setiap klaim tunjangan kesehatan akan memiliki unique key dan barcode. Sistem tunjangan kesehatan akan ditambahkan textbox barcode number yang berfungsi sebagai tempat menuliskan unique key. Penulisan unique key pada sistem tunjangan kesehatan dapat dilakukan dengan pengetikan secara manual dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat scan untuk melakukan scan barcode yang tertera di klaim. Proses scan barcode akan mempercepat proses sistem tunjangan kesehatan. Skenario yang dibuat yaitu setelah melakukan scan barcode, maka akan langsung masuk pada klaim yang diproses, tanpa harus melakukan input ID karyawan dan tanpa melalui pemilihan klaim yang diproses. Sistem akan secara otomatis mengganti tanggal terima berdasarkan tanggal proses klaim. Perbaikan untuk permasalahan pembuatan content email yaitu untuk pembuatan email tidak perlu lagi dilakukan dengan Microsoft Outlook, tetapi langsung dibuat secara otomatis pada online sistem tunjangan kesehatan PT X. Skenario yang dibuat yaitu pada sistem diberikan tambahan berupa daftar terkait kekurangan dokumen yang paling sering terjadi. Proses pembuatan email dilakukan saat HR admin bagian tunjangan kesehatan menekan tombol email, tombol ini merupakan tombol tambahan dan belum pernah ada pada sistem tunjangan kesehatan. Permasalahan untuk pencarian alamat penerima email dapat teratasi dengan pengiriman email menggunakan sistem yang baru ini. Sistem akan secara otomatis mencari alamat email karyawan yang dituju, pencarian ini berdasarkan nomor ID karyawan. Alamat penerima email akan langsung masuk pada bagian To. Karyawan yang tidak memiliki email maka akan langsung ditujukan kepada atasan karyawan tersebut, dalam hal ini supervisor finance area. Sistem akan secara otomatis mencari alamat email supervisor finance area dan langsung masuk pada bagian To. Perbaikan yang diberikan untuk permasalahan status klaim revise yang hanya diketahui oleh admin yang memproses yaitu setelah melakukan pengiriman email status klaim akan diperbaharui langsung dalam online sistem. Status klaim akan berubah menjadi revised dan terdapat informasi terkait kekurangan dokumen yang harus dilengkapi. HR admin bagian tunjangan kesehatan tidak perlu melakukan pencatatan secara manual lagi. Fasilitas tambahan lainnya terkait proses revise yaitu adanya email reminder kepada karyawan. Email reminder ini berfungsi sebagai pengingat karyawan untuk segera melengkapi dokumen yang kurang sebelum klaim terseut habis masa berlakunya. Email reminder pertama akan diberikan setelah 14 hari dari tanggal pengiriman email kekurangan dokumen. Email reminder terakhir akan diberikan kepada karyawan saat lima hari sebelum klaim habis masa berlakunya. Email reminder ini akan secara otomatis dijalankan oleh sistem PT X. 52

Hartono, et al. / Efisiensi Sistem Tunjangan Kesehatan Karyawan PT X / Jurnal Titra, Vol. 3, No 2, Juli 2015, pp 49-54 Hasil Waktu Setelah Implementasi Pengambilan waktu setelah implementasi hanya berfokus untuk bagian proses approval dan revise. Pengambilan hanya berfokus pada kedua proses tersebut karena proses tersebut dilakukan perbaikan, dan terdapat data waktu awal yang digunakan sebagai pembanding untuk kedua proses tersebut. Tabel 3 menunjukkan hasil waktu dari perbaikan terhadap sistem tunjangan kesehatan. Dampak perbaikan sistem tunjangan kesehatan ini yaitu menurunkan total waktu untuk setiap admin menjadi 6,44 jam per hari. Total waktu sebelum dilakukan perbaikan yaitu membutuhkan waktu sebesar 9,33 jam per hari, terjadi penurunan waktu kurang lebih tiga jam per hari atau sekitar 31% dari kondisi awal. Tabel 3. Pengambilan data waktu setelah perbaikan Proses Ratarata waktu Jumlah proses / hari / admin Total Waktu Approval 0.22 55 klaim 12 Verifikasi 1 53 klaim 53 (Rawat Jalan) Verifikasi 23 2 klaim 46 (Rawat Inap) Revise 4 3 klaim 12 Perhitungan Kenaikan Kelas Rawat Inap 21 1 klaim 21 Telepon 11 4 kali 44 Pengemasan 118 1 kali 118 Kurir Datang 1 3 kali 3 Pembuatan Surat Garansi Rawat Inap 9 1 kali 9 Beribadah 34 2 kali 68 Total waktu setiap admin per hari 386 menit 6.44 jam Total waktu dari hasil perbaikan menjadi 6,44 jam dan waktu ini kurang dari delapan jam kerja, sehingga diharapkan untuk kedepannya HR admin bagian tunjangan kesehatan tidak memerlukan waktu lembur lagi. Proses approval pada kondisi awal membutuhkan waktu kurang lebih tiga menit, setelah dilakukan perbaikan menjadi 0,22 menit atau sekitar 13 detik. Perbedaan yang signifikan ini terjadi karena setelah perbaikan tidak terjadi lagi waktu untuk loading data pending, HR admin bagian tunjangan kesehatan tidak perlu lagi input ID, memilih klaim yang diproses, dan mengganti tanggal terima secara manual. Hal lainnya penyebab terjadinya penurunan waktu karena sudah tidak terjadi lagi error akibat tombol previous in list dan next in list, fungsi tombol tersebut digantikan dengan melakukan proses scan barcode yang tertera di klaim. Proses revise pada kondisi awal membutuhkan waktu kurang lebih 11 menit, setelah dilakukan perbaikan menjadi empat menit. Perbedaan yang signifikan ini terjadi karena setelah perbaikan tidak terjadi lagi waktu untuk pembuatan email content dan pencarian alamat penerima email. Pembuatan email content tidak perlu lagi dilakukan penggantian nama karyawan, tanggal kuitansi, nominal klaim, dan keterangan kekurangan dokumen pendukung. Hal tersebut telah secara otomatis dijalankan pada sistem PT X. Pencarian alamat penerima email juga dijalankan secara otomatis oleh sistem dengan pencarian alamat email penerima berdasarkan nomor ID karyawan. Hasil Human Error Setelah Implementasi Kegiatan dari proses approval dan deny yang berpeluang menimbulkan human error yaitu input ID, pemilihan klaim yang diproses, dan penggantian tanggal terima berdasarkan tanggal proses. Semua proses yang menyebabkan human error pada bagian approval dan deny telah dilakukan perbaikan. Proses revise terdapat banyak sekali kegiatan yang berpeluang menimbulkan human error karena pembuatan email masih dilakukan secara manual, sehingga memungkinkan banyak terjadinya human error. Pembuatan email content yang berpeluang menimbulkan human error yaitu mengganti nama karyawan, nama tanggungan karyawan, nomor ID karyawan, mengganti tanggal kuitansi, mengganti kekurangan kelengkapan dokumen. Kegiatan lainnya yang menimbulkan human error yaitu kelalaian dan kesalahan saat melampirkan dokumen, kesalahan alamat penerima email. Semua bagian yang menyebabkan human error pada proses revise telah diperbaiki, kecuali untuk kesalahan melampirkan dokumen. Sistem tidak bisa menanggulangi untuk permasalahan kesalahan melampirkan dokumen. Kesalahan melampirkan dokumen masih bisa juga terjadi pada sistem yang baru ini, karena semua pemilihan dokumen bergantung dari dokumen yang dipilih oleh HR admin bagian tunjangan kesehatan. Hasil implementasi ini menurunkan jumlah human error yang terjadi, sebelumya terdapat 11 bagian yang memungkinkan terjadinya human error menjadi tinggal satu human error. Analisa Biaya Implementasi dari sistem tunjangan kesehatan yang baru ini membutuhkan alat scan barcode. HR admin bagian tunjangan kesehatan sebelumnya tidak memiliki alat scan barcode, sehingga agar 53

Hartono, et al. / Efisiensi Sistem Tunjangan Kesehatan Karyawan PT X / Jurnal Titra, Vol. 3, No 2, Juli 2015, pp 49-54 implementasi dapat berjalan maka harus dilakukan pembelian alat scan barcode. Harga pembelian satu unit alat scan barcode adalah 126 USD sudah termasuk pajak. Total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian dua unit alat scan barcode adalah 252 USD, setara dengan Rp.3.402.000. Waktu lembur setiap admin berdasarkan pengambilan data pada tahun 2014 rata-rata adalah 14 jam untuk setiap bulannya. Biaya untuk lembur tiap jamnya adalah rata-rata Rp.50.000, sehingga biaya yang dikeluarkan rata-rata berkisar Rp.700.000 per bulan untuk setiap admin. Hasil implementasi sistem tunjangan kesehatan yang baru ini diharapkan dapat menghilangkan biaya lembur setiap admin. Total biaya lembur yang dapat dihilangkan sebesar Rp.16.800.000 per tahun untuk gaji dua orang HR admin bagian tunjangan kesehatan. Biaya investasi awal yang dikeluarkan perusahaan adalah Rp.3.402.000. Biaya lembur yang dapat dihemat perusahaan adalah Rp.16.800.000 per tahun untuk biaya lembur dua orang admin. Hasil perhitungan payback period, untuk investasi awal yang dilakukan perusahaan akan kembali dalam jangka waktu kurang lebih tiga bulan, setelah proses implementasi dapat berjalan dengan lancar. memungkinkan terjadinya human error menjadi tinggal satu human error. Daftar Pustaka 1. Kurniawan, M., Program Manfaat Kesehatan, HMS, Jakarta, 2013. 2. Tague, N., The Quality Tool, 2 nd ed., ASQ Quality Press, Milwaukee, 2005. Simpulan Efisiensi sistem tunjangan kesehatan diperlukan untuk mengurangi waktu proses dari sistem tunjangan kesehatan. Perbaikan untuk proses approval dan deny antara lain dengan dilakukan penambahan unique key untuk setiap klaim, melakukan scan barcode untuk masuk pada klaim yang akan diproses, tanggal terima otomatis berganti menjadi tanggal proses. Perbaikan yang dilakukan untuk proses revise yaitu menjadikan semua kegiatan manual menjadi menggunakan online sistem. Total waktu sistem tunjangan kesehatan yang dibutuhkan sebelum dilakukan perbaikan adalah sekitar 9,33 jam, setelah dilakukan perbaikan menjadi 6,44 jam. Terjadi penurunan sebesar 31% dari kondisi awal atau sekitar tiga jam. Total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian dua alat scan barcode Rp.3.402.000. Biaya untuk waktu lembur yang dapat dikurangi sebesar Rp.16.800.000 per tahun untuk gaji dua orang HR admin bagian tunjangan kesehatan. Biaya investasi awal yang dikeluarkan akan kembali dalam jangka waktu kurang lebih tiga bulan, setelah proses implementasi dapat berjalan dengan lancar. Hasil implementasi perbaikan sistem tunjangan kesehatan juga menurunkan jumlah human error yang terjadi, sebelumya terdapat 11 kegiatan yang 54