TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH BUAH KAKAO SEBAGAI PUPUK ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN DI NAGARI KAMANG HILIR KECAMATAN KAMANG MAGEK KABUPATEN AGAM 1

dokumen-dokumen yang mirip
*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

Pemanfaatan Limbah Pengolahan Kopi Sebagai Pupuk Organik Kompos Blok

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PUPUK ORGANIK DI KECAMATAN LAMURU KABUPATEN BONE

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

TEKNOLOGI PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO. Oleh. Ir. Azri, MSi.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

APLIKASI PUPUK ORGANIK DAN PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO. Oleh: Lies Indriyani 1) dan Asniah 1) ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

2. Kabupaten Pontianak

PENDAHULUAN. dalam tiga dasawarsa terakhir telah mencapai tingkat rendah bahkan sangat rendah.

Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk Memenuhi Kebutuhan Pupuk Petani

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

Jurnal Abdimas Mahakam Online ISSN : Juni 2017, Vol.1 No. 2

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

I b M KELOMPOK TANI KOPI RAKYAT DESA SIDO MULYO KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan perkebunan ataupun pabrik biji kopi yang jika tidak dimanfaatkan akan

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SOSIALISASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI PEMUPUKAN BERIMBANG SPESIFIK LOKASI UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN HASIL TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN SELEMADEG TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

SYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK

PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI KAKAO DI DESA SUROBALI KABUPATEN KEPAHYANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

PENERAPAN TEKNOLOGI MIKOTRIDERM BERBASIS 3 in 1 DALAM PEMBIBITAN KARET RAKYAT

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

Gusnidar, dan Herviyanti 2

Cara dan Proses Pembuatan Demplot dan Diskusi Lapangan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung

IbM KELOMPOK PETANI PADI DI KECAMATAN SAKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI DALAM UPAYA MENUJU PERTANIAN ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk dalam jenis

SOSIALISASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI PEMUPUKAN BERIMBANG SPESIFIK LOKASI UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN HASIL TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN SELEMADEG TABANAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

TEKNOLOGI PENGOMPOSAN JARAMI PADI SECARA INSITU: SOLUSI BAGI PETANI SAWAH DI DAERAH IRIGASI NOELBAKI, KUPANG

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB UNTUK PRODUKSI KOMPOS BERMUTU

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI TRANSFORMASI SISTEM PERTANIAN SRI (The System of Rice Intensification) DI KABUPATEN 50 KOTA

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

Transkripsi:

1 TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH BUAH KAKAO SEBAGAI PUPUK ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN DI NAGARI KAMANG HILIR KECAMATAN KAMANG MAGEK KABUPATEN AGAM 1 Reni Mayerni, Istino Ferita, dan Arneti 2 ABSTRAK Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan, dan percontohan tentang cara membuat kompos dari kulit buah kakao, serta pendistribusian bibit kakao telah dilaksanakan di Nagari Kamang Hilir. Kegaiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi serta memotivasi dan meningkatkan pengetahuan petani dalam memanfaatkan limbah buah kakao untuk dijadikan kompos yang sangat bermanfaat baik terhadap tanah maupun tanaman pertanian, khususnya tanaman kakao. Kompos kakao merupakan pupuk yang ramah lingkungan serta murah dan mudah cara pembuatannya. Kegiatan pengabdian ini telah dilaksanakan mulai bulan Mei hingga Oktober 2009, dengan topik khususnya adalah teknologi pengomposan limbah kakao, serta memberikan penyuluhan secara luas tentang budidaya kakao yang benar, mulai dari memilih benih, pembibitan, pemeliharaan terutama pemupukan dan pemangkasan. Berdasarkan metode kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilaksanakan ternyata materi / topik yang disampaikan secara penjelasan singkat serta percontohan langsung dapat diterima dengan baik oleh peserta yang hadir. Hal ini dapat dibuktikan dari berkembangnya diskusi, serta minat yang tinggi dari petani untuk dapat segera mencobakan pengomposan limbah buah kakao ini. Petani sangat termotivasi dan ingin mengaplikasikannya pada tanaman mereka 1. Dibiayai oleh Dana DP2M Dirjen Dikti Depdiknas T.A 2009 2. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang

2 Analisis Situasi PENDAHULUAN Kanagarian Pintu koto terletak di Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten agam dengan jarak lebih kurang 15 km dari pusat kota Bukittinggi. Nagari ini merupakan daerah pengahasil padi sawah, sayur-sayuran,dan beberapa tanaman perkebunan diantaranya tanaman kakao. Tanaman kakao (Theobroma caocao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang dinilai sesuai untuk perkebunan rakyat. Namun akhir-akhir ini petani dihadapkan dengan beberapa kendala untuk mengusahakan tanaman kakao, bagi petani yang akan menanam kakao tidak mengetahui cara bagaimana memilih biji dan bibit yang baik, sementara bagi petani yang sudah menanam kakao tidak melakukan pemeliharaan tanaman sehingga tanaman menjadi tinggi karena tidak dilakukan pemangkasan. Disamping itu, petani juga tidak melakukan pemupukan pada tanaman kakao mereka, sehigga pertumbuhan tanaman jadi kurang baik. Kendala utama yang menyebabkan rendahnya produksi disebabkan belum seluruhnya masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai tentang bagaimana cara menanam kakao yang baik dan benar. Rendahnya produktivitas kakao rakyat dan rendahnya mutu biji kakao, disebabkan oleh teknik budidaya yang kurang tepat. Salah satu faktor produksi yang sangat menentukan peningkatan produktivitas adalah pemupukan. Pupuk yang baik adalah pupuk yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga diperoleh produktivitas yang tinggi dengan tidak mengabaikan kerusakan lingkungan. Pada kondisi normal, andil biaya pemupukan dalam proses produksi kakao sekitar 30% dari biaya produksi pada tingkat kebun (Widyotomo et al., 2004a). Abdoellah (2000) melaporkan bahwa ditambah dengan kekhawatiran adanya pengaruh buruk terhadap kesehatan akibat pencemaran pupuk kimia, kini disadari peran yang dimainkan oleh bahan organik, dan berusaha kembali meningkatkan penggunaan bahan organik, serta mengurangi penggunaan pupuk

3 buatan (anorganik). Kecenderungan semacam tersebut di atas memunculkan sistem pertanian yang dikenal dengan sistem pertanian berkelanjutan dengan masukan eksternal rendah. Di samping berfungsi utama untuk memperbaiki sifat fisika tanah (sebagai soil conditioner), bahan organik juga membantu mengubah unsur hara tanah yang semula tidak tersedia menjadi tersedia, serta mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman meskipun dalam jumlah sedikit. Sifat fisik tanah yang baik akan menyebabkan penyerapan unsur hara tanah oleh tanaman menjadi lebih lancar. Oleh karena itu, penambahan bahan organik akan mengurangi jumlah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam bentuk pemberian pupuk anorganik. Salah satu alternative yang dapat dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyuluhan, pendistribusian dan percontohan pembuatan kompos di lapangan dengan program Teknologi pemanfaatan limbah buah kakao sebagai pupuk organik ramah lingkungan di Nagari Kamang Hilir, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Dari beberapa hasil penelitian telah didapatkan bahwa dengan pemanfaatan pupuk organik seperti kompos untuk pemeliharaan tanaman kakao mampu meningkatkan hasil buah kakao 1.1. Tujuan Kegiatan Adapun tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah : a. Dapat memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan petani tentang cara membuat kompos dari limbah kakao, sehingga mampu meningkatkan produksi b. Meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya cara pembudidayaan tanaman kakao yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus mampu menjaga produktivitas tanah. c. Menggalang partisipasi semua pihak dalam menggerakkan pembuatan kompos dan pemeliharaan tanaman kakao sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan melalui produksi kakao

4 d. Membekali sumberdaya manusia, petani khususnya, dengan IPTEK yang tepat guna menunjang produktivitasnya e. Mensosialisasikan penggunaan kompos limbah kakao yang ramah lingkungan kepada petani dan piha-pihak yang terkait, untuk kemudian dapat diterapkan secara berkesinambungan. 1.2. Manfaat Kegiatan Adapun manfaat dari kegiatan pengabdian ini adalah : a. Termotivasinya masyarakat pedesaan atau masyarakat petani di daerah untuk berpartisipasi dalam pembangunan pertanian khususnya sub sektorperkebunan b. Meningkatnya produksi kakao yang dijadikan komoditas andalan di daerah sasaran c. Terjadinya peningkatan pendapatan petani d. Membantu program pemerintah dalam mensosialisasikan upaya revitalisasi pertanian bidang perkebunan e. Menjadikan salah satu upaya untuk mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan, efisien dan adil untuk sebesar-besarnya demi kesejahteraan rakyat, sehingga mampu menciptakan kondisi yang harmonis dalam aspek sosial, ekonomi, dan ekologi.

5 MATERI DAN METODE Adapun kegiatan ini dilaksanakan dengan cara : 1. Memberikan penyuluhan atau penjelasan kepada petani tentang pengomposan limbah buah kakao dengan memanfaatkan agens hayati yaitu jamur Trichoderma harzianum yang terbukti mempercepat proses pengomposan. 2. Penjelasan tentang cara mengembangbiakan jamur T. harzianum secara sederhana serta teknis aplikasinya pada teknologi pengomposan limbah kakao 3. Usaha untuk memotivasi petani dalam memanfaatkan dan mendaur ulang limbah buah kakao yang sekaligus juga memanfaatkan agens hayati jamur T. harzianum sehingga menekan biaya pembelian pupuk anorganik yang selama ini harganya mahal. 4. Percontohan langsung di lapangan atau lahan petani tentang cara membuat kompos dari limbah kakao dengan bantuan jamur T.harzianum dan tekbis aplikasi pemupukan dengan kompos pada tanaman kakao petani. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian ini dimulai dengan survey awal yang dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2009 di Nagari Kamang Hilir, Kecamatan Magek, dan dari hasil kunjungan tersebut diperoleh kesepakatan dengan Bapak Wali Nagari Kamang Hilir, bahwa akan dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan topik Teknologi pemanfaatan limbah buah kakao sebagai pupuk organik ramah lingkungan. Secara garis besarnya sudah dijelaskan melalui Bapak Wali Nagari beberapa kegiatan yang mendukung terlaksananya kegiatan ini, yakni selain percontohan cara pembuatan kompos dari limbah kakao, juga akan didistribusikan bibit kakao super, minimal bagi peserta yang hadir.

6 Kegiatan penyuluhan telah dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Oktober 2009 yang bertempat di salah satu Mushalla di Kenagarian Kamang Hilir, dengan topik teknik membuat kompos dari limbah buah kakao. Walaupun topik khususnya tentang cara pengomposan, tetapi dilengkapi juga dengan budidaya kakao secara benar, mulai dari pemilihan benih, pembibitan, penanaman, pemangkasan, serta pemupukan. Penyuluhan ini dihadiri oleh 26 orang peserta. Kegiatan penyuluhan dimulai dengan sepatahkata dari KetuaTim Pengabdian Universitas Andalas, yang selanjutnya diikuti oleh kata sambutan dari Bapak Wali Nagari. Sebelum kegiatan dimulai kepada masing-masing peserta yang hadir diberikan petunjuk ringkas dari materi yang akan disampaikan. Dalam pemaparan materi untuk lebih jelas dan lebih menarik, maka dibantu dengan LCD proyektor. Adapun materi adalah mengenai pupuk, baik anorganik ataupun pupuk organik, serta masing-masing keunggulan dan kelemahannya. Manfaat pemberian pupuk bagi tanah dan tanaman. Selanjutnya penjelasan diteruskan tentang pengertian kompos, dan bagaimana membuat kompos. Pada penyuluhan ini diberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta yang hadir untuk bertanya tentang topik yang dipaparkan ataupun pertanian secara umum. Penyampaian materi dengan penjelasan singkat, diskusi serta memperlihatkan secara langsung, cara sederhana membuat kompos dari kulih buah kakao. Hasil diskusi menunjukkan bahwa materi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh peserta, hal ini terlihat dari kegiatan diskusi yang cukup bersemangat dan pertanyaan peserta cukup baik sehingga dapat dikategorikan ilmiah. Selain itu terlihat motivasi peserta untuk segera melakukan praktek membuat kompos, karena kulit buah kakao mereka selama ini dibuang percuma. Pada kegiatan penyuluhan ini, selama diskusi berlangsung dengan peserta dapat diketahui bahwa pengetahuan petani tentang cara budidaya yang baik dan

7 benar dari tanaman kakao, masih minim, dan cara pembuatan kompos dari kulit buah kakao, dengan teknik menggunakan jamur T.harzianum, merupakan hal yang baru dan dirasakan menarik Selain itu pengetahuan petani tentang pentingnya tindakan pemangkasan pada tanaman kakao dirasakan juga masih sangat kurang. Kenyataan selama ini petani merasa kasihan untuk membuang cabang-cabang yang tumbuh rimbun, pada hal sesungguhnya hal itu sangat merugikan, bukan saja kelembaban di pertanaman kakao yang merangsang munculnya penyakit terutama yang disebabkan oleh jamur, tetapi tidak semua cabang yang rimbun tersebut akan mengeluarkan bunga. Setelah penyampaian materi dan diskusi, selanjutnya kegiatan adalah penjelasan dan pratek cara pembuatan kompos dari kulit buah kakao yang dibantu dengan jamur T. harzianum sebagai dekomposer. Menjelang ditutup acara penyuluhan ini juga di distribusikan bibit kakao super sebanyak 300 batang. Berdasarkan metode kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan, terlihat bahwa materi yang disampaikan secara singkat melalui penyuluhan dan peragaan langsung dapat diterima dengan baik oleh peserta. Hal ini terbukti dari berkembangnya diskusi dan tanya jawab pada saat diskusi dan antusiasnya peserta saat pembuatan kompos dari kulit buah kakao. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini petani menjadi termotivasi untuk melakukan kegiatan bercocok tanam serta melakukan pemupukan tanaman pertanian mereka, khususnya tanaman kakao menggunakan pupuk kompos. Petani sangat merasakan betapa sulitnya, untuk mendapatkan pupuk buatan seperti urea, SP36, dan KCl. Petani juga dapat memahami pentingnya tindakan pemeliharaan pada tanaman kakao seperti pemangkasan dan pemupukan. Pemupukan dengan pupuk organik ternyata dapat meningkatakn kegemburan tanah serta menambah unsure hara bagi tanaman. Adapun beberapa dokumentasi kegiatan pengabdian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

8 pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao seperti yang disampaikan saat penyuluhan. Peserta juga dapat memahami pengendalian penyakit kakao dengan menggunakan agens hayati serta dapat memperbanyak T. harzianum secara sederhana. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pelaksanaan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ternyata banyak sekali masukan yang diperoleh masyarakat terutama dalam teknik budidaya tanaman kakao, teknik pemeliharaan tanaman, baik berupa pemangkasan maupun tindakan pemupukan. Selain dari itu adalah petani telah memahami teknik pemanfaatan limbah kulit buah kakao untuk dijadikan pupuk kompos. Secara umum semua yang disajikan dalam penyuluhan dan praktek lansung dilapangan sangat menarik bagi peserta, hal ini dapat dilihat dari antusias dan motivasi peserta untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak khususnya tentang cara pembuatan kompos dari limbah kulit buah kakao dan aplikasinya pada tanaman kakao. Sesuai dengan tujuan kegiatan ini dalam mentransfer hasil penelitian perguruan tinggi kepada masyarakat, maka bentuk dan sistem penyuluhan dengan penjelasan singkat serta penyampaian materi yang praktis dapat dicapai sasaran sesuai dengan tujuan kegiatan yaitu memotivasi petani untuk mampu membuat kompos dari bahan-bahan yang sudah menjadi limbah, sehingga berhasil guna. Saran Dari hasil penyuluhan dan praktek lansung di lapangan maka disarankan untuk dapat melakukan kegiatan ini secara berkala, dan perlu melakukan evaluasi sekalipun kegiatan secara formal sudah selesai.

9 DAFTAR PUSTAKA Abdoellah, S. [2000]. Substitusi pupuk anorganik dengan pupuk organik pada tanaman kopi. Pelita Perkebunan. Vol.16(3).142-150p. Askindo, 2006. Revitalisasi kakao menghadapi persaingan global. Cacao and Chocolate News. Jakarta. Baon, J. B., R. Sukasih, & Nurkolis [2005]. Laju dekomposisi dan kualitas kompos limbah padat kopi : pengaruh aktivator dan bahan baku kompos. Pelita Perkebunan. Vol.21(1), 31-42p. Didiek H.G dan A. Yufnal. 2004. Orgadek, Aktivator Pengomposan. Pengembangan Hasil Penelitian Unit Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor. Erwiyono, R., Nurkholis, & J. B. Baon [2001]. Laju perombakan kulit buah kopi, jerami, dan cacahan kayu dengan perlakuan mikroorganisme dan kualitas kompos yang dihasilkan. Pelita Perkebunan. Vol.17(2), 64-71p. Gaur, A.C. [1981]. A manual of rural composting. Project field document. No. 15 FAO. Isro i. 2007. Pengomposam limbah kakao. Pelatihan TOT Budidaya Kopi dan Kakao Staf BPTP di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember Sri Mulato, S. Widyotomo, & E. Suharyanto [2005]. Pengolahan produk primer dan sekunder kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2006. Panduan lengkap budidaya kakao. AgroMedia. Jakarta. Roberts, E.H. and M.W King. 1980. The characteristics of recalcitrant seeds. In Recalcitrant Crop Seeds,. H.F. Chin da. E.H Roberd (ed). Kuala Lumpur. Tropical Press SDN.BHD. Rosniawaty, S. 200?. Pengaruh kompos kulit buah kakao dan kascing terhadap pertumbuh bibibt kakao (Theobroma cacao L.) kultivar Upper Amazone Hybrid (UAH). Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNPAD Soedarsono, Abdoellah, S., Aulistyowati,E.. 1997. Penebaran Kulit Buah Kakao Sebagai Sumber Bahan Organik Tanah dan Pengaruhnya terhadap Produksi Kakao. Pelita Perkebunan 13(2):90-99 Widyotomo, S., Sri Mulato & Edy Suharyanto [2004a]. Mesin penyerpih limbah biomassa kbun kopi dan kakao sebagai penyedia bahan baku kompos. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Vol.20(3), 132-137p. Widyotomo, S., Sri Mulato & Edy Suharyanto [2004b]. Pemecahan buah dan pemisahan biji kakao secara mekanis. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Vol.20(3), 132-137p.