BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah diperoleh temuan-temuan penelitian yang berjudul Peran Pengelola

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan serta dididik sampai menjadi dewasa. Kewajiban suami selain menafkahi ekonomi keluarga, juga diharapkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tinggal yang terdiri dari beberapa tempat hunian. Rumah adalah bagian yang utuh

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman, agar

3.1. Kondisi Umum Kelurahan Kertamaya Kondisi Fisik. A. Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

KEPPRES 49/2001, PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

V. TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pedesaan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. ( kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

H., 2014 PROGRAM PENYED IAAN AIR MINUM D AN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT ( PAMSIMAS ) D ALAM MENUMBUHKAN PERILAKU HID UP SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau didalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. namun masih banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan secara sosial ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, menurut data yang

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia lebih mengacu kepada keadaan berupa kekurangan hal-hal yang berkaitan

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMPERDAYAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2006 NOMOR 18

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mengaktualisasikan kepentingannya guna menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

KAMIS, 05 MEI 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN,

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dikonsumsi (termasuk kebutuhan pangan dan non pangan).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

I. PENDAHULUAN. kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan. kepada pengangguran yang meluas. Disamping itu harga-harga kebutuhan

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dengan demikian usaha. dan keseimbangan dalam hidupnya, baik secara rohani dan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aghnita Septiarti, 2014 Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

I. PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2009)

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORI

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitan Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang saat ini masih dialami oleh negara-negara berkembang yang ada di dunia, termasuk negara Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan masalah kemiskinan, akan tetapi hasilnya belum optimal. Menurut BPS (2012) jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2012 mencapai 29,13 juta orang (11,96%), persentase penduduk miskin di daerah perkotaan sebesar 8,78% dan penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 15,12%. Kondisi inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan oleh bangsa Indonesia yang telah berusia 67 tahun sejak kemerdekaannya. Salah satu tanda kemiskinan adalah kondisi pemukiman yang belum terpenuhi dengan baik. Rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia menjadi kebutuhan yang harus diperhatikan karena menyangkut kesejahteraan masyarakat. Data dari Menteri Perumahan Rakyat (2012) jumlah masyarakat miskin Indonesia mencapai angka 30,02 juta jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 13,6 juta kepala keluarga (KK) tidak memiliki rumah yang layak huni. Rumah bukan hanya sebuah bangunan struktural, tetapi tempat kediaman yang harus memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak dari berbagai aspek kehidupan, seperti sanitasi, kamar mandi, pencahayaan, dan lain-lain. Oleh karena itu, rumah tidak layak huni perlu mendapatkan perhatian khusus. Karena tempat tinggal yang

2 layak huni akan membawa kenyamanan dalam hidup seseorang. Sebaliknya, tempat tinggal yang tidak layak akan membawa permasalahan baru yang akan berdampak negatif pada aspek kehidupan lainnya. Undang-undang nomor 11 Tahun 2011 menyebutkan: Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif. Pendidikan Non Formal sebagai salah satu subsistem pendidikan nasional memiliki peran dalam mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan Non Formal berperan dalam membawa perubahan menuju perubahan yang lebih baik karena manusia adalah subjek pembangunan yang sebenarnya. Oleh karena itu, Pendidikan Non Formal memberikan layanan khusus yang berbeda dengan Pendidikan Formal dan Pendidikan Informal. Sebagaimana Sudjana (2010:1) menyatakan: Pendidikan Non Formal adalah setiap usaha yang dilakukan dengan sadar, sengaja, teratur, dan berencana yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya sehingga terwujud manusia yang gemar belajar-membelajarkan, mampu meningkatkan taraf hidup, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau pembangunan masyarakat. Setiap program yang akan dilaksanakan harus berdasarkan kebutuhan sehingga program tersebut tepat sasaran. Kebutuhan manusia yang semakin hari semakin meningkat sesuai dengan perkembangan jaman mengakibatkan tidak semuanya bisa terpenuhi. Dengan keterbatasan yang dimilikinya menyebabkan perlunya pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan apa yang terlebih dahulu harus terpenuhi. Kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang, dan papan

3 merupakan kebutuhan pertama yang harus dipenuhi untuk dapat mencapai kebutuhan lainnya. Sudjana (2010:168) mengemukakan, Upaya untuk memenuhi kebutuhan perlu dimulai dari tingkat kebutuhan yang paling kuat, yaitu kebutuhan dasar, karena terpenuhinya kebutuhan dasar ini menjadi tonggak awal bagi upaya memenuhi kebutuhan selanjutnya. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang dahulu bernama Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) merupakan salah satu lembaga kemasyarakatan yang ada di tengah masyarakat. LPM dibentuk atas prakarsa masyarakat melalui musyawarah sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dan lurah dalam memberdayan masyarakat. Sebagaimana di atur dalam Permendagri nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, yaitu: Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa, untuk selanjutnya disingkat LKMD atau Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, untuk selanjutnya disingkat LPM adalah Lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Desa dan Lurah dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. LPM Setiamanah merupakan LPM yang berada di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Jumlah masyarakat miskin di Kelurahan Setiamanah sebanyak 209 KK (keluarga prasejahtera) tercatat memiliki tempat tinggal yang belum layak huni. Hal ini mengakibatkan harus adanya upaya yang dilakukan oleh pengelola LPM untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu upaya tersebut dengan cara membangun rumah layak huni untuk masyarakat miskin. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat nomor 22 Tahun 2008 menyebutkan, Rumah layak huni adalah adalah rumah yang memenuhi

4 persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. Letak Kelurahan Setiamanah yang berada di alun-alun kota Cimahi membuat pengelola LPM harus dapat merencanakan program pembangunan yang dapat melibatkan partisipasi masyarakat. Dengan adanya partisipasi masyarakat diharapkan akan tumbuh rasa tanggung jawab sehingga masyarakat tidak hanya berperan sebagai penikmat, tetapi pelaku dan pelaksana pembangunan. Karena masyarakat sendirilah yang mengetahui permasalahan, potensi, kebutuhan yang ada di daerahnya. Hal ini menuntut pengelola LPM perlu strategi dalam menciptakan iklim yang dapat mengikutsertakan masyarakat dalam proses pembangunan rumah layak huni untuk masyarakat miskin. Penciptaan iklim tersebut perlu di tata oleh pengelola dalam perencanaan dan pelaksanaan program yang pada akhirnya masyarakat dapat mengevaluasi sendiri atas apa yang telah mereka kerjakan. Keinginan masyarakat untuk ikut serta dalam suatu program tidaklah mudah apabila tidak adanya kesadaran akan tujuan dari kegiatan tersebut. Kondisi masyarakat yang cenderung individualis, terutama untuk masyarakat yang terletak di daerah perkotaan yang terdiri dari manusia yang bermacam-macam lapisan/tingkatan hidup, pendidikan, dan lain-lain membuat pengelola LPM Kelurahan Setiamanah harus menjalankan perannya dalam menciptakan suasana yang nyaman sehingga masyarakat dapat berkontribusi sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki tanpa adanya rasa ketidakadilan yang dirasakan masyarakat atas apa yang telah mereka berikan.

5 Berdasarkan masalah di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang Peran Pengelola LPM dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Rumah Layak Huni bagi Masyarakat Miskin di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. LPM Kelurahan Setiamanah berada di lokasi perkotaan, yakni alun-alun Kota Cimahi, akan tetapi masih adanya masyarakat miskin sebanyak 209 (2,67%) kepala keluarga (KK) yang tercatat menempati rumah tidak layak huni dari 7820 KK yang ada. 2. Mayoritas mata pencaharian masyarakat miskin tersebut adalah buruh (2,9%) dan pedagang (1,46%) dari jumlah penduduk sebanyak 27.503 orang. 3. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pengelola LPM mengadakan program pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat miskin. Pelaksanaan program tersebut dilaksanakan di lokasi masyarakat miskin sesuai dengan pendataan yang tersebar di 18 RT dan 81 RW di Kelurahan Setiamanah. Sehingga pembangunan tersebut dilakukan secara bertahap sesuai skala prioritas yang dibuat pengelola LPM dengan memperhatikan dana, letak rumah, jumlah anggota keluarga dan kondisi rumah yang akan diberikan bantuan program.

6 4. Adanya bantuan yang di terima pengelola LPM dan swadaya masyarakat baik berupa uang tunai, barang, dan jasa untuk pelaksanaan pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat miskin. 5. Dengan banyaknya jumlah penduduk dan karakteristik yang bermacammacam menyebabkan pengelola LPM yang berjumlah 12 orang perlu upaya dalam pelaksanakan program tersebut dengan melibatkan partisipasi masyarakat. 6. Tingkat partisipasi masyarakat cukup tinggi dalam suatu kegiatan. Hal ini ditandai dengan kehadiran dalam rapat dan keikutsertaan mereka dalam menyumbangkan baik berupa harta, tenaga, maupun pikiran sesuai dengan tingkatan sosial mereka pada kegiatan pembangunan rumah sebelumnya. Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut di atas, masalah penelitian dapat disusun dalam perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi objektif LPM Kelurahan Setiamanah dalam program pembangunan rumah layak huni? 2. Bagaimana strategi pengelola LPM dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat miskin? 3. Bagaimana langkah-langkah pengelola LPM dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat miskin? 4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dialami oleh pengelola LPM dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat miskin?

7 Berdasarkan pemaparan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Peran Pengelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat pada Pembangunan Rumah Layak Huni bagi Masyarakat Miskin di Kelurahan Setiamanah?. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang: 1. Kondisi objektif LPM Kelurahan Setiamanah dalam program pembangunan rumah layak huni. 2. Strategi pengelola LPM dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat miskin. 3. Langkah-langkah pengelola LPM dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat miskin. 4. Faktor pendukung dan penghambat yang dialami oleh pengelola LPM dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat miskin. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terdiri atas pengelola LPM Kelurahan Setiamanah dan juga berbagai pihak lainnya yang terlibat pada program Pendidikan Luar Sekolah. Secara terperinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep, teori, dan wawasan Pendidikan Luar Sekolah yang didapat oleh peneliti

8 selama perkuliahan dan bisa diaplikasikan di lapangan sehingga dapat dijadikan masukan untuk penelitian selanjutnya dalam pengelolaan program pemberdayaan masyarakat. 2. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk pengelola LPM Kelurahan Setiamanah dalam meningkatkan dan mempertahankan partisipasi masyarakat di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengan Kota Cimahi pada keberlanjutan program pembangunan masyarakat selanjutnya. E. Struktur Organisasi Skripsi Dalam rangka melanjutkan penelitiannya, maka peneliti memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Merupakan uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA Menguraikan tentang teori-teori dan konsep tentang masalah yang sedang diteliti. BAB III METODE PENELITIAN Berisi tentang uraian lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dan validitas hasil penelitian.

9 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian berupa kesimpulan dan saran atau rekomendasi,