BAB I PENDAHULUAN. hukum, politik, budaya dan ekonomi. Teknologi yang sangat berpengaruh dalam

dokumen-dokumen yang mirip
Yacobus Bayu Herkuncahyo

BAB I PENDAHULUAN. anggapan, uang adalah darah -nya perekonomian, karena dalam mekanisme

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk di dalamnya perkembangan aktivitas ekonomi. Masyarakat Indonesia

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. berbasiskan internet yaitu pelaksanaan lelang melalui internet.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan upaya untuk mewujudkan masyarakat

Analisis Struktur Industri Bisnis Uang Elektronik (Electronic Money) di Indonesia

. METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai dasar ketentuan hukum untuk menganalisis tentang apakah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari aktivitas yang dilakukan. Tetapi beberapa di antara resiko, bahaya, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemesanan barang dikomunikasikan melalui internet, hampir semua barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia,

III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum. 1 Salah satu dampak

PENERAPAN ASAS-ASAS PERJANJIAN JUAL BELI DALAM TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA (FUTURES CONTRACT) DI BURSA BERJANGKA BAB I PENDAHULUAN

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Kriteria bank gagal berdampak sistemik membutuhkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian tanah air terus tumbuh, dan transaksi perdagangan baik

BAB I PENDAHULUAN. dan berdasarkan asas kehati-hatian, mampu meredam hingga sekecil-kecilnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. lazim digunakan untuk meneliti ketentuan-ketentuan hukum positif sebagaimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sudah dikenal di Indonesia sejak VOC mendirikan Bank

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum, sejalan dengan ketentuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian normatif (dokcrinal research) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia dewasa ini menimbulkan banyak masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisisnya. 28

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum. bahan-bahan kepustakaan untuk memahami Piercing The

BAB I PENDAHULUAN. perorangan saja, akan tetapi juga bisa terdapat pada instansi-instansi swasta dan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan business judgment..., Kanya Candrika K, FH UI, , TLN No. 4756, Pasal 1 angka 1.

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis, metodologis, dan konsisten. Sistematis artinya menggunakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat meningkat, dengan banyaknya pelaku pelaku usaha yang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang dapat diidentifikasikan dari tingkat pertumbuhan ekonominya.

KEABSAHAN PERMEN DALAM TRANSAKSI PEMBAYARAN

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Dari putusan Mahkamah Agung Nomor 2365 K/Pdt/2006 yang penulis analisis dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur proses pelaksanaannya, sekaligus melindungi para

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya barang dan jasa yang melintasi batas-batas wilayah suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta telah melaksankan ketentuan-ketentuan aturan hukum jaminan

E-Journal Graduate Unpar Part B : Legal Science

BAB I PENDAHULUAN. tabu untuk dilakukan bahkan tidak ada lagi rasa malu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok masyarakat. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN E-COMMERCE DAN EKSISTENSI ELECTRONIC SIGNATURE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. yang merujuk pada cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. kiprah dan sepak terjang industri perbankan syariah di tanah air. Hal ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang terbukti melakukan korupsi. Segala cara dilakukan untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PROSTITUSI SECARA ONLINE BERDASARKAN PERSPEKTIF CYBER CRIME

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan permasalahan dalam pengambilan setiap keputusan. Hukum. akan mendapatkan sanksi dari eksternal power.

BAB I. Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan umum merupakan salah satu dari tujuan Negara Indonesia

terhadap penelitian normatif (penelitian yuridis normatif), maka penting sekali

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan notaris..., E. Paramitha Sapardan, FH UI, hlm. 1. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian, keselarasan, dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial

BAB I PENDAHULUAN. terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sadar bahwa mereka selalu mengandalkan komputer disetiap pekerjaan serta tugastugas

Presiden, DPR, dan BPK.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DENGAN NASABAH MELALUI MEDIASI PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, Jakarta, 2000 hal 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan usaha. Bank sebagai perantara pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

III. METODE PENELITIAN. Dalam analisa penelitian ini, penulis memilih jenis penelitian normatif, 47 yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum,

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 27 ayat (2) yang berbunyi: Tiap tiap warga Negara berhak atas. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum antara konsumen dengan produsen. 1 Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Uang adalah suatu alat pembayaran terhadap suatu barang dan/atau jasa,

BAB I PENDAHULUAN. kita dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Perkembangan ini membawa dampak

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap aspek-aspek kehidupan. Perkembangan tersebut berpengaruh pada aspek hukum, politik, budaya dan ekonomi. Teknologi yang sangat berpengaruh dalam perubahan kehidupan adalah munculnya internet. Internet merubah pola bisnis ke arah yang lebih besar dengan dimudahkannya komunikasi antar pelaku bisnis di seluruh penjuru dunia. Pada bidang bisnis tersebut, khususnya bidang perdagangan, perubahan itu dapat dilihat bahwa dalam perdagangan yang konvensional, transaksi jual-beli dilakukan dengan cara bertemunya penjual dan pembeli secara langsung. Saat ini penjual dan pembeli bisa melakukan transaksi jual-beli tanpa harus bertemu langsung, karena transaksi itu dapat dilakukan melalui internet atau yang sekarang kita sebut dengan sistem e-commerce / transaksi elektronik. 1 Beberapa penemuan baru muncul seiring dengan berkembangnya transaksi online / e-commerce. Salah satunya, saat ini mulai dikembangkan berbagai alat pembayaran yang menggunakan teknologi microchips yang dikenal dengan uang elektronik (electronic money/digital money atau electronic currency). Saat ini uang 1 Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Pengertian ini diambil dari UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Pasal 1 butir 2

2 Uang elektronik menjadi salah satu alat pembayaran non-tunai yang digunakan dalam transaksi melalui internet. Indonesia adalah salah satu negara yang mengikuti perkembangan uang elektronik ini. Sebagai buktinya, Bank Indonesia sebagai Bank Central dan sebagai entitas moneter di Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik. Adanya peraturan kebijakan ini tentu saja menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mengakui adanya uang elektronik di Indonesia. Uang Elektronik tentu saja berbeda dengan uang konvensional yang memiliki wujud fisik. Perbedaan lain yang lebih mendasar adalah uang konvensional ini diterbitkan oleh Negara atau badan hukum publik sedangkan uang elektronik ini dapat diterbitkan oleh badan hukum swasta yang bukan dikelola oleh Negara. Bahkan, jika penerbit uang konvensional memiliki keberadaan berbentuk fisik (gedung), penerbit uang elektronik bisa saja merupakan suatu badan hukum swasta yang tidak memiliki keberadaan berbentuk fisik, namun hanya dikelola secara virtual melalui internet. Beberapa penerbit uang elektronik yang hanya dikelola secara virtual diantaranya adalah Paypal, Payza, Webmoney, Egopay dan Skrill. Melalui website yang digunakan untuk mengelola uang elektronik tersebut, mereka menyatakan bahwa mereka adalah Virtual Bank. Penggunaan uang elektronik yang diterbitkan penebit uang elektronik bank maupun non-bank oleh masyarakat Indonesia memunculkan entitas baru yang disebut sebagai pedagang uang elektronik.

3 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik yang merupakan dasar bagi penggunaan uang elektronik di Indonesia tidak mengatur keberadaan pedagang uang elektronik. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan hukum jika terjadi sengketa yang berkaitan dengan perdagangan uang elektronik. Sebagai contoh misalnya dikaitkan dengan kasus ditutupnya penerbit uang elektronik Liberty Reserve yang ditutup oleh Federal Bureau of Investigation (FBI), dikarenakan pemiliknya ditangkap dengan alasan terlibat dengan kasus pencucian uang. 2 Penutupan Liberty Reserve ini berdampak juga pada penutupan sejumlah pedagang uang elektronik di Indonesia karena diduga ikut terlibat, diantaranya adalah GoldMediator.com, TukarDuid.com, Tacoauthorized.com, DuyduyChanger.com. 3 Pemerintah Indonesia berada dalam posisi yang lemah jika berkeinginan untuk melindungi pemilik situs yang berstatus sebagai warga negara Indonesia dalam kasus tersebut karena di Indonesia belum ada pengaturan yang jelas mengenai kedudukan hukum bagi pedagang uang elektronik. Keadaan ini sejalan dengan pendapat Bardley Craford dari Oxford University yang mengatakan jika suatu negara tidak menyiapkan fasilitas bagi keberadaan uang elektronik untuk kebutuhan perekonomian domestik, maka penggunakaan uang elektronik tersebut akan membahayakan pengguna uang elektronik serta seluruh transaksi yang melibatkan uang elektronik. 4 Permasalahan ini muncul dikarenakan transaksi yang dilakukan dalam perdagangan uang elektronik merupakan transaksi virtual. 2 http://teknologi.kompasiana.com, Kay Solomon, Liberty Reserve Tutup: Tragedi Online Tahun Ini, Diakses Pada Tanggal 7-September-2013 3 http://suaratrader.wordpress.com, FBI akan menutup Exchanger Indonesia, Diakses Pada Tanggal 7-September-2013 4 Mario Giovani (Editor), Internasional Monetary Law : Issues For The New Millenium, Oxford University Press, United States, hlm. 376

4 Pedagang uang elektronik menawarkan uang elektronik melalui website mereka, dengan kata lain tidak ada bentuk fisik/ bangunan bagi mereka. Berdasarkan teori The Law Of The Server, untuk menentukan hukum yang berlaku bagi sebuah aktivitas yang dilakukan melalui website, harus dilihat dimana server website itu berada. Hukum yang berlaku adalah hukum dimana server itu berada, karena berdasarkan teori ini server mewakili keberadaan fisik bagi website. Dalam perdagangan uang elektronik di Indonesia, subyek hukum yang terlibat merupakan warga negara Indonesia, jika dalam menentukan hukum yang digunakan menggunakan teori di atas, maka Indonesia akan kesulitan untuk menjalankan prinsip melindungi warga negara. Untuk dapat melindungi warga negara Indonesia dalam perdagangan uang elektronik, harus ditentukan legalitas kedudukan hukum bagi pedagang uang elektronik. Dengan diketahuinya legalitas kedudukan hukum pedagang uang elektronik, maka dapat ditentukan apa yang menjadi hak dan kewajiban bagi pedagang uang elektronik, sehingga jika terjadi sengketa dalam transaksi jual-beli uang elektronik, dapat ditentukan langkah penyelesaiannya. Aktivitas perdagangan uang elektronik memiliki karakter perdagangan yang hampir sama dengan Pedagang Valuta Asing. Saat ini, pedagang valuta asing dalam menjalankan aktivitasnya telah diatur menggunakan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/22/PBI/2010 Tentang Pedagang Valuta Asing. Meski memiliki karakter perdagangan yang hampir sama, namun jika kita lihat dari obyek transaksinya, jelas berbeda karena dalam perdagangan uang elektronik,

5 yang menjadi obyek perdagangan adalah uang elektronik yang saat ini telah diatur menggunakan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik, namun tidak mengatur keberadaan pedagang uang elektronik. Hal lain yang menjadi pembeda antara pedagang uang elektronik dengan pedagang valuta asing adalah tempat bertransaksi. Pedagang valuta asing memiliki keberadaan fisik, yaitu di Indonesia. Dengan kata lain, berdasarkan asas teritorial, jelas hukum Indonesia yang berlaku bagi pedagang valuta asing. Pedagang uang elektronik melakukan aktivitasnya secara virtual, tidak ada keberadaan fisik, hanya menggunakan website sebagai sarana jual-beli uang elektronik. Website yang digunakan oleh pedagang uang elektronik belum tentu menggunakan server yang berada di Indonesia, dan jika server yang digunakan berada di luar negeri/ negara asing, maka jelas ada unsur hukum perdata internasional di dalam transaksi yang dilakukan oleh pedagang valuta asing. Jika dalam transaksinya tidak menyatakan klausul pilihan hukum atau pilihan forum jika terjadi sengketa, maka seharusnya asas hukum perdata internasional yang digunakan adalah asas nasionalitas, yaitu hukum yang berlaku adalah hukum bagi masing-masing pihak yang terlibat. Hal ini tentu bukan menjadi suatu masalah yang besar jika Indonesia sudah memiliki peraturan hukum bagi perdagangan uang elektronik, namun jika Indonesia belum memiliki peraturan hukumnya, maka Indonesia akan kesulitan dalam membantu warga negara Indonesia yang menjadi subyek hukum dalam sengketa perdagangan uang elektronik.

6 Ketidakjelasan mengenai peraturan hukum yang digunakan bagi perdagangan uang elektronik ini menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Legalitas Kedudukan Hukum Pedagang Uang Elektronik (Electronic Money Exchanger) dalam Sengketa Jual-Beli Uang Elektronik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan oleh penulis di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan hukum ini adalah : 1. Bagaimanakah legalitas kedudukan hukum pedagang uang elektronik (electronic money exchanger) di Indonesia? 2. Bagaimanakah penyelesaian sengketa dalam transaksi jual-beli uang elektronik? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui legalitas pedagang uang elektroik (electronic money exchanger) di Indonesia, sebagai salah satu pihak dalam perdagangan elektronik (e-commerce). 2. Untuk mengetahui langkah penyelesaian sengketa yang terjadi dalam transaksi jual-beli uang elektronik di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan uang elektronik asing.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah bahan pustaka dalam ilmu hukum, khususnya Hukum Perbankan dan Hukum Bisnis dalam lingkup Transaksi Elektronik (Ecommerce) b. Memberi masukan bagi para penegak hukum dalam penegakan hukum (Law Enforcement) dalam transaksi jual-beli uang elektronik. 2. Manfaat Praktis a. Memberi masukan kepada Bank Indonesia yang berkedudukan sebagai Bank Sentral di Indonesia dalam mengawasi lalu lintas keuangan di Indonesia, khususnya valuta asing yang berbentuk uang elektronik. b. Memberikan gambaran kepada para pedagang uang elektronik (electronic money exchanger), mengenai legalitas bentuk usaha yang dijalankan serta dapat mengetahui tanggung-jawab mereka jika terjadi sengketa dan bagaimana perlindungan hukum bagi mereka. E. Keaslian Penelitian Penulis menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum yang dilakukan penulis tentang kedudukan hukum pedagang uang elektronik (electronic money exchanger) di Indonesia dalam penyelesaian sengketa jual-beli uang elektronik ini merupakan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari

8 penulis. Jika terdapat referensi terhadap karya orang lain atau pihak lain, maka dituliskan sumbernya dengan jelas. F. Batasan Konsep 1. Legalitas Legalitas berasal dari kata legal. Kamus Bahasa Indonesia memberikan definisi legal /légal/ adalah sah sesuai dengan undang-undang dan legalitas /légalitas/ adalah perihal atau suatu keadaan yang sah menurut undangundang. 5 2. Kedudukan Hukum Kedudukan hukum berasal dari bahasa latin, yaitu locus standi (lohkes stan-di),yang berarti sebuah hak untuk melakukan suatu hal atau didengarkan dalam suatu forum. 6 Locus standi ini berkaitan dengan istilah persona standi in judicio (per-soh-na stan-di in joo-dish-ee-oh), yang berarti hak seseorang untuk beracara di pengadilan. 7 Istilah kedudukan hukum dalam bahasa inggris secara sederhana dapat disebut dengan istilah standing. Standing dapat diartikan sebagai hak yang dimiliki oleh suatu pihak untuk melakukan suatu gugatan di pengadilan. 8 Berdasarkan pengertian di atas, maka kedudukan hukum atau dalam bahasa inggris standing of a person dapat diartikan sebagai suatu keadaan 5 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, 2008. hlm 898 6 Henry Campbell Black, Black's Law Dictionary (9th Edtion), West. United States of America, Thomson business, 2004. Hlm 1025 7 Ibid.hlm 1260 8 Ibid.hlm 1536

9 yang dipegang oleh seseorang yang diakui dan dilindungi oleh hukum yang berlaku, dengan kata lain segala tindakan yang dilakukan oleh pihak yang menyandang kedudukan hukum tersebut diatur dalam undangundang. 9 3. Pedagang Uang Elektronik / Electronic Money Exchanger Investopedia, sebuah website yang melakukan review tentang bisnis investasi memberikan definisi Electronic Money sebagai berikut : A market maker who exchanges legal tender for electronic currency, or who exchanges one electronic currency for another. A digital currency exchanger charges a commission for this type of transaction, with transactions often occurring through websites rather than physical locations. This commission can be in the form of a fee or taking the bid/ask spread. 10 Pengertian tersebut dapat diterjemahkan, bahwa pedagang uang elektronik adalah pelaku usaha yang menjalankan usaha secara resmi dalam perdagangan uang elektronik atau memperjual-belikan uang elektronik dari mata uang yang satu ke mata uang yang lain. Pedagang uang elektronik menetapkan komisi dalam transaksi ini, yang biasanya dilakukan melalui sebuah website. Komisi yang didapatkan oleh pedagang uang elektronik bisa berupa harga yang sudah ditetapkan oleh pedagang uang elektronik, atau meminta bagian kepada pembeli. 9 Henry Campbell Black, Op. Cit. hlm. 1542 10 http://www.investopedia.com, Digital Currency Exchanger - DCE, Diakses Pada Tanggal 7-September-2013

10 4. Penyelesaian Sengketa Penyelesaiaan sengketa berasal dari dua kata, yaitu penyelesaiaan dan sengketa. Kamus bahasa Indonesia memberikan definisi bahwa penyelesaiaan merupakan suatu cara, proses atau perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menyelesaikan. 11 Kata kedua adalah sengketa yang dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu perkara, permasalahan, atau suatu hal yang perlu untuk diselesaikan. 12 Penyelesaian sengketa dalam penelitian ini jika merujuk pada pengertian dua kata tersebut adalah, suatu perbuatan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu perkara hukum, lebih khususnya merupakan perkara perdata dalam hal jual-beli uang elektronik. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini merupakan penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan/ berfokus pada norma hukum positif berupa peraturan perundang-undangan di Indonesia. Penelitian ini menitik beratkan pada analisis mengenai hukum-hukum/ ketetapan-ketetapan yang berlaku dan berkaitan dengan pedagang uang elektronik. Penelitian hukum normatif ini dilakukan dengan pendekatan konseptual (conceptual approach). Peter Mahmud Marzuki dalam bukunya yang berjudul Penelitian Hukum memberikan pemahaman bahwa 11 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, 2008. hlm 1391 12 Ibid. hlm 1163

11 pendekatan konseptual dilakukan manakala peneliti melakukan penelitian tidak beanjak dari aturan hukum yang ada. 13 Hal itu dilakukan karena memang belum atau tidak ada aturan hukum untuk masalah yang dihadapi. Berdasarkan pemahaman tersebut, peneliti memilih menggunakan pendekatan secara konseptual karena pedagang uang elektronik memang belum diatur dalam peraturan hukum apapun di Indonesia. Sumber yang digunakan dalam penelitian dengan pendekatan konseptual ini adalah bahan-bahan hukum yang terkait dengan pedagang uang elektronik. Pendekatan konseptual yang dilakukan juga diperkuat menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach), yaitu pendekatan dengan menggunakan legislali dan regulasi. 14 Konsep-konsep yang ada dalam regulasi yang ada, yang berkaitan dengan obyek penelitian digunakan sebagai dasar pemikirian untuk melakukan penafsiran hukum, sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah dalam peneltian ini. 2. Bahan Hukum a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan-bahan ilmu hukum yang bersifat autoratif, artinya memiliki kekuatan otoritas. Bahan hukum primer tersebut merupakan peraturan perundang-undangan dan 13 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group 2005. hlm 177 14 Ibid. hlm 137

12 peraturan kebijakan yang berhubungan erat dengan permasalahan dalam penelitian hukum ini, yaitu : a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Stb. 1847-23); c. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (LN Republik Indonesia Tahun 2008 No. 58); d. Peraturan Bank Indonesia Nomor : 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik. (LN Republik Indonesia Tahun 2009 No. 65 DASP); e. Peraturan Bank Indonesia Nomor : 12/22/PBI/2010 Tentang Pedagang Valuta Asing (LN Republik Indonesia Tahun 2010 No. 146 DASP). b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan atau membahas lebih lanjut hal-hal yang telah diteliti pada bahan-bahan hukum primer, yaitu: 1) Berbagai buku mengenai pedagang uang elekrtonik, hukum perbankan, dan uang elektronik. 2) Disertasi atau hasil penelitian ilmiah yang ada hubungannya dengan pedagang uang elektronik.

13 c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan-bahan primer dan sekunder, yakni kamus hukum, kamus bahasa Indonesia dan ensiklopedia. 3. Analisis Bahan Hukum Analisis dilakukan dengan cara mengolah secara sistematis bahanbahan hukum yang digunakan dalam penelitian, membuat klasifikasi terhadap bahan hukum tersebut, yaitu mengklasifikasikan uang elektronik yang dikeluarkan oleh badan hukum di Indonesia serta uang elektronik yang dikeluarkan oleh badan hukum internasional, uang elektronik yang sudah diatur di Indonesia dan uang elektronik yang belum diatur di Indonesia, namun telah digunakan oleh masyarakat Indonesia. Kegiatan tersebut sebagai berikut : a. Mendalami Pasal-Pasal dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor : 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik dan membandingkannya dengan pengertian uang elektronik secara umum. b. Membuat sistematika pasal-pasal tersebut sehingga terklasifikasi dan diketahui bagaimanakah proses penerbitan uang elektronik dan siapa saja yang terlibat dalam penerbitan serta pendistribusian uang elektronik tersebut. c. Mendalami Pasal-pasal yang ada pada Peraturan Bank Indonesia Nomor : 12/22/PBI/2010 Tentang Pedagang Valuta Asing, sehingga

14 dapat diperbandingan dengan pedagang uang elektronik untuk diketahui persamaan serta perbedaan antara keduanya. d. Dari proses tersebut akan diketahui bagaimana kedudukan pedagang uang elektronik di Indonesia dan bagaimana penyelesaian sengketa jika terjadi sengketa dalam jual-beli uang elektronik. 4. Proses Berfikir Penarikan kesimpulan dalam penelitian hukum ini dilakukan dengan proses berfikir secara deduktif (umum ke khusus), yaitu bahwa sebelum dilakukan penelitian, secara umum, uang elektronik telah diatur di Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor : 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik, namun tidak semua uang elektronik yang digunakan oleh masyarakat indonesia diatur di dalamnya, termasuk pihakpihak yang terlibat. Keberadaan pedagang uang elektronik menjadai salah satu bagian yang belum diatur. Meski secara harafiah pedagang uang elektronik memiliki kegiatan yang sama dengan pedagang valuta asing yang telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor : 12/22/PBI/2010 Tentang Pedagang Valuta Asing, namun pedagang uang elektronik ini merupakan sebuah entitas yang berbeda jika dilihat dari sistem yang digunakan serta proses jual-belinya. Pedagang uang elektronik belum memiliki payung hukum, karena itu penetian ini menggunakan pendekatan konseptual (conceptual

15 approach), yaitu dengan cara memperbandingkan konsep pedagang valuta asing dengan pedagang uang elektronik. H. Sistematika Skripsi Penulisan hukum ini disusun secara sistematis dalam bab per bab yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Pembagian bab per bab ini dimaksudkan agar dihasilkan keterangan yang jelas dan sistematis. Ada pun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, batasan konsep, metode penelitian dan sistematika skripsi. 2. BAB II PEMBAHASAN Bab ini berisi analisis tentang konsep uang elektronik, baik secara umum maupun ditinjau terhadap Peraturan Bank Indonesia Nomor : 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik untuk dapatkan perbedaan antara uang elektronik secara umum dengan uang elektronik yang diakui di Indonesia. Selain hal tersebut, melalui analisis tersebut akan ditemui pihak-pihak yang terlibat dalam uang elektronik, salah satunya adalah pedagang uang elektronik.

16 Keberadaan pedagang uang elektronik dapat dipahami dengan memperbandingkan konsep pedagang valuta asing yang telah diatur menggunakan PBI nomor 12/22/PBI/2010 Tentang Pedagang Valuta Asing, sehingga dapat diketahui bagaimana kedudukan hukum bagi pedagang uang elektronik jika terjadi sengketa di dalam transaksi yang dilakukan. 3. BAB III PENUTUP Bab ini merupakan penutup yang berisikan simpulan dari hasil penelitian dan juga saran-saran yang diperlukan. Dengan demikian penelitian ini diharapkan membawa manfaat dan wujud kontribusi bagi pengembangan keilmuan dan memberi sumbangsih pemikiran bagi pembentukkan konsep negara hukum nasional kita.