BAB I PENDAHULUAN Bab 1 akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Cakupan tersebut antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya penelitian dan pengembangan, keterbatasan penelitian pengembangan, dan definisi istilah. 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah hubungan timbal balik antar guru dengan peserta didik. Guru sebagai pendidik yang memberikan pengarahan kepada siswa sebagai peserta didik. Dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran pendidik dan peserta didik saling berinteraksi dengan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) menjelaskan kata pembelajaran berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang agar dapat diketahui atau diturut, sedangkan pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Di dalam pembelajaran pendidik tak hanya memberikan materi serta teori saja, tapi juga memberi contoh tentang sikap dan membentuk kepribadian siswa menjadi lebih baik. Sistem pembelajaran di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan adanya perubahan kurikulum ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di dalam negeri. Untuk saat ini dunia pendidikan di Indonesia menerapkan kurikulum 2013 dengan pendekatan tematik, atau sering dikatakan sebagai pembelajaran tematik. Menurut 1
2 Sutirjo dan Sri Istuti.M (2005:6) pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran serta pemikiran kreatif dengan menggunakan tema. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran memiliki makna penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain: 1) Pembelajaran tematik menekankan pada keterlibatan atau keaktifan siswa selama proses pembelajaran; 2) Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan atau holistik (Trianto, 2011:157). Saat ini pembelajaran tematik diterapkan secara bertahap dan dimulai pada peserta didik kelas I (pada kelas awal) dan kelas IV (pada kelas tinggi) pada Sekolah Dasar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Buku pegangan untuk guru dan untuk peserta didik telah disiapkan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran tematik. Namun untuk media yang digunakan, guru dituntut untuk kreatif dan menciptakan media yang sesuai dengan tema pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru dan peserta didik kelas IV dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik yang diterapkan berdampak positif bagi proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan saat pembelajaran berlangsung adalah metode ceramah dan diskusi
3 kelompok. Peserta didik dibentuk dalam 4-5 kelompok yang diberi nama berdasarkan tema pembelajaran yaitu nama pahlawan. Guru membacakan sebuah teks bacaan yang sesuai dengan materi yang ada di buku. Kemudian guru berdiskusi dengan peserta didik mengenai materi tersebut. Selanjutnya peserta didik secara berkelompok mengerjakan tugas yang ada di buku. Setelah berdiskusi perwakilan kelompok membacakan hasil diskusinya dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Hal ini membuat peserta didik hanya bersemangat saat di awal pelajaran. Dan peserta didik yang aktif di dalam kelompok akan tetap mendapatkan nilai yang lebih tinggi daripada peserta didik yang pasif. Selama proses pembelajaran saat dilakukan obervasi awal guru menggunakan buku dan papan tulis sebagai media, dapat diketahui peserta didik hanya memperhatikan materi yang ada di dalam buku. Peserta didik menjadi kurang aktif saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk materi sebelum observasi dilakukan untuk media yang digunakan masih dirasa kurang memadai dikarenakan saat ini media yang digunakan adalah media yang ada di sekitar, misalkan untuk pakaian tradisional nusantara guru bekerjasama dengan orang tua peserta didik untuk membawa pakaian adat nusantara, dan jika media disekitar tidak sesuai dengan materi, guru akan membawa media dalam bentuk gambar. Saat observasi juga dapat dilihat kinerja guru dalam proses belajar mengajar khususnya pembelajaran tematik masih berpedoman pada langkah-langkah yang ada pada buku guru. Guru belum maksimal dalam memahami penggunaan media yang berbasis IT, sehingga media yang digunakan lebih banyak berupa gambar yang dapat ditempelkan pada papan tulis ataupun dibagikan kepada peserta didik.
4 Sebuah media dalam pembelajaran sangat penting pengaruhnya bagi peserta didik. Dengan adanya media pembelajaran Sekolah Dasar (SD) diharapkan peserta didik mampu memahami materi dan informasi yang di sampaikan oleh guru. Media yang mampu menarik perhatian peserta didik dan bersifat menyenangkan akan mampu diterima lebih cepat oleh peserta didik. Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, sehingga guru juga harus lebih memahami penggunaan media yang berbasis IT. Karena media yang berbasis IT lebih menarik minat peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengajukan konsep media audio visual dalam bentuk film kartun. Materi yang diberikan akan disampaikan berupa audio visual dengan karakter kartun yang sangat sesuai dengan anak-anak. Hal ini dapat menambah ragam media yang digunakan saat pembelajaran berlangsung khususnya media yang berbasis IT sehingga peserta didik akan lebih memperhatikan materi yang disampaikan melalui film kartun ini. Dengan demikian peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Film Kartun Sebagai Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengembangan film kartun sebagai media pembelajaran tematik pada peserta didik kelas IV SD?
5 1.3 Tujuan Penelitian dan Pengembangan Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah mengetahui, mengembangkan dan kemudian mendeskripsikan film kartun sebagai media pembelajaran tematik pada peserta didik kelas IV SD 1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan Untuk menghasilkan film kartun yang baik dan menarik dalam pembelajaran, maka perancang film kartun memiliki kriteria khusus sebagai berikut: 1.4.1 Media film kartun ini berupa animasi 3D yang memiliki audio (suara) serta visual (gambar) yang sesuai dengan tema pembelajaran tertentu. 1.4.2 Dalam media film kartun ini akan terdapat materi pembelajaran berupa tematik, sehingga tidak akan tampak mata pelajaran yang disampaikan 1.4.3 Di bagian akhir akan ada evaluasi berupa soal yang harus dijawab peserta didik dengan sistem kuis. Sehingga diharapkan peserta didik akan mampu menerima materi dengan baik. 1.5 Pentingnya Penelitian dan Pengembangan Pengembangan film kartun dilakukan sebagai salah satu cara untuk menunjang keberhasilan peserta didik kelas IV dalam menerima materi pelajaran yang diberikan dengan media berupa audio-visual. Adapun pentingnya pengembangan media video audio-visual adalah sebagai berikut:
6 1.5.1 Bagi Guru Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan dan dapat mempermudah guru dalam penyampaian materi pelajaran. 1.5.2 Bagi Sekolah Dengan penerapan film kartun sebagai media pembelajaran ini dapat membantu sekolah dalam meningkatkan pemahaman mengenai media yang digunakan untuk pembelajaran tematik 1.5.3 Bagi Peneliti Pengembangan film kartun sebagai media pembelajaran ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dalam hal pembelajaran tematik khususnya yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran yang berbasis IT, dan bermanfaat sebagai calon pendidik nantinya. 1.6 Keterbatasan Penelitian Pengembangan Keterbatasan penelitian dan pengembangan ini memiliki beberapa keterbatasan, di antaranya yaitu : 1.6.1 Media ini dirancang untuk peserta didik kelas tinggi, khususnya kelas IV yang menerapkan pembelajaran tematik 1.6.2 Media ini hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk memberikan pembelajaran sesuai tema yang akan diberikan selama proses pembelajaran berlangsung 1.6.3 Media ini membutuhkan alat bantu berupa komputer untuk dapat dilihat secara bersama selama proses pembelajaran berlangsung
7 1.6.4 Media ini membantu daya pikir peserta didik dalam proses belajar mengajar yang bersifat menyenangkan 1.7 Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian, berikut ini adalah definisi operasional : 1.7.1 Pengembangan media pembelajaran adalah proses mengembangkan media yang berguna untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Pengembangan media pembelajaran sangat dibutuhkan karena media sebagai komponen strategi pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, dan materi yang akan disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar (Trianto: 2011) 1.7.2 Film kartun adalah video yang menggabungkan suara dengan gambar. Media ini merupakan media yang paling lengkap yaitu mampu menggunakan audio-visual dan gerak di dalamnya. Siswa akan lebih memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung 1.7.3 Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang berlandaskan tema bukan lagi per mata pelajaran. Pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema (Sutirjo dan Sri Istuti Mamik, 2005:6).
8 1.7.4 Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di Sekolah Dasar dan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Pertama atau satuan pendidikan yang sederjat, sedangkan Sekolah Dasar adalah bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan program enam tahun (PP Nomor 28 Tahun 1990, Tentang Pendidikan Dasar ) Pengembangan film kartun dalam pembelajaran tematik merupakan pengembangan media yang berguna untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Dengan film kartun peserta didik sekolah dasar khususnya kelas IV akan lebih memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung, karena film kartun merupakan media yang mampu menggunakan audio-visual dan gerak di dalamnya sehingga materi yang disampaikan dapat sesuai dengan tema tanpa harus di kelompokkan berdasarkan per mata pelajaran.