ANALISIS PERHITUNGAN IRADIASI TARGET PRASEODIMIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS IRADIASI TARGET KALIUM BROMIDA DI REAKTOR SERBA GUNA-GA SIWABESSY

ANALISIS IRADIASI TARGET TULIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY

ANALISIS KESELAMATAN IRADIASI TARGET Nd2O3 DI REAKTOR RSG-GAS

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

EVALUASI PEMANFAATAN FASILITAS IRADIASI RSG-GAS PADA TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin

Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN STUDI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DENGAN BAHAN TARGET LARUTAN URANIL NITRAT PADA REAKTOR KARTINI ABSTRAK

ANALISIS AKTIVITAS ISOTOP MO-99 DI REAKTOR RSG-GAS. Sri Kuntjoro Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir BATAN

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE

PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi

PENGARUH POSISI DAN LINEARITAS DETEKTOR START-UP DALAM PENGUKURAN FRAKSI BAKAR RSG-GAS PADA KONDISI SUBKRITIS. Purwadi

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

KARAKTERISTIK TERMOHIDROLIK REAKTOR TRIGA 2000 UNTUK KONDISI 110 PERSEN DAYA NORMAL

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON DENGAN KAPSUL POLIETILENDAN AI-I050 DI FASILITAS RABBIT SYSTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI SUHU PEN- DINGIN PRIMER PADA DAERAH RING B, C, D, E DAN F TERAS KARTINI UNTUK DAYA 250 KW.

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

PERSIAPAN FASILITAS DOPING SILIKON RSG-GAS. Suwarto PRSG-BATAN

RANCANGAN ALA T BANTU PENGIRIM KAPSUL PADA SISTEM PNEUMATIC RABBIT REAKTOR RSG-GAS. Suwoto dan Sutrisno

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

III. METODE PENDEKATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI

ANALISIS SIFAT TERMAL TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI TUNAK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98%

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Spesifikasi Teknis Teras Reaktor Nuklir Kartini dan Eksperimental Setup Fasilitas Uji In-vitro dan In-vivo Metode BNCT

SASARAN XENON PAD A PRODUKSI IODIUM-125 PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. 24- ISSN Rohadi Awaludin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

VERIFIKASI PERHITUNGAN TEMPERATUR ELEMEN BAKAR REAKTOR KARTINI

RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI

OPTIMALISASI PENDINGINAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBAGUNA SIWABESSY DI KOLAM PENYIMPANAN SEMENTARA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA-IV FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

BAB I PENDAHULUAN I.1.

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

PENGANTAR PINDAH PANAS

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

BAB II LANDASAN TEORI

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

METODOLOGI PENELITIAN

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

PEMILIHAN MATERIAL DALAM PEMBUATAN DAPUR CRUSIBLE PELEBUR ALUMINIUM BERKAPASITAS 50KG DENGAN BAHAN BAKAR PADAT

ANALISIS NEUTRONIK TERAS SILISIDA DENGAN KERAPATAN 5,2 g U/cc REAKTOR RSG-GAS Lily Suparlina *)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PEMILIHAN BAHAN BAKAR DALAM PEMBUATAN DAPUR CRUCIBLE UNTUK PELEBURAN ALUMINIUM BERKAPASITAS 50KG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BATU BARA

PEMBUATAN KOMPONEN INNER TUBE LEU FOIL TARGET UNTUK KAPASITAS 1,5g U-235

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

SIMULASI PENGARUH DAYA TERDISIPASI TERHADAP SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS

ANALISA FLUKS NEUTRON PADA BEAMPORT

ANALISIS AEROSOL RADIOAKTIF DI BALAI OPERASI RSG GAS

Pengukuran Fluks Neutron dan Penentuan Cadmium Ratio pada Difraktometer Neutron Empat Lingkaran / Difraktometer Tekstur (DN2)

ANALISIS PENINGKATAN FRAKSI BAKAR BUANG UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 2,96 gu/cc DI TERAS RSG-GAS

PROBLEM PENGUKURAN TEMPERATUR DALAM FLUIDA MENGALIR (*)

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

PENGARUH DENSITAS URANIUM TERHADAP UMUR DAN BURN UP BAHAN BAKAR NUKLIR DI DALAM REAKTOR RSG-GAS DITINJAU DARI ASPEK NEUTRONIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN FAKTOR KOREKSI DOSIS RADIASI ELEMEN BAKAR BEKAS RSG-GAS Ardani *)

KARAKTERISTIKA PERPINDAHAN PANAS TABUNG COOLER PADA FASILITAS SIMULASI SISTEM PASIF MENGGUNAKAN ANSYS

ANALISIS FISIKO KIMIA RADIOISOTOP PRASEODIMIUM-143 ( 143 Pr) UNTUK APLIKASI RADIOTERAPI

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TABUNG PENYIMPANAN TERMODIFIKASI

Transkripsi:

ANALISIS PERHITUNGAN IRADIASI TARGET PRASEODIMIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY SUTRISNO, SARWANI, ARIYAWAN SUNARDI DAN SUNARKO Pusat Reaktor Serba Guna Abstrak ANALISIS PERHITUNGAN IRADIASI TARGET PRASEODIMIUM DI REAKTOR SERBA GUNA (RSG)-G.A SIWABESSY. Radioisotop praseodimium merupakan salah satu radioisotop yang dipergunakan di bidang kesehatan. Untuk menghasilkan radioisotop tersebut dapat dilakukan dengan cara mengiradiasi target Pr 2 O 3 di teras reaktor di RSG G.A Siwabessy. Untuk kepentingan pengguna dan keselamatan operasi dilakukan beberapa perhitungan antara lain perpindahan panas dari target ke lingkungan, besarnya aktivitas target yang dihasilkan dan perhitungan tegangan termal akibat kenaikan tekanan internal. Perhitungan perpindahan panas menggunakan paket program GENGTC, untuk besarnya aktivitas target menggunakan paket program Origen-2 dan perhitungan tegangan termal akibat kenaikan tekanan internal dengan manual. Dari hasil perhitungan untuk iradiasi target praseodimium dengan berat 10 mgram, waktu iradiasi 5 hari pada daya 15 MW dengan fluks neutron 1 10 14 n/(cm 2.detik) dan waktu peluruhan 1 jam diperoleh aktivitas Pr -142= 0,3318 Ci, besarnya suhu di pusat target adalah 657,98 o C sedang tarikan tangensial (f t )=33,22 Pa dan tarikan aksial (f a =16,61 Pa). Kata kunci : iradiasi, praseodimium Abstract IRRADIATION TARGET CALCULATION ANALYSIS OF PRASEODYMIUM IN RSG-GA SIWABESSY. Radioisotope praseodymium is one of the radioisotopes used in health sector. It is produced by irradiating of Pr 2 O 3 target in the reactor core of RSG- GAS. Both activity and heat transfer calculation of the target and calculation of thermal pressure are very important to be done to fulfill the customer s need and safety operation. The target activity and heat transfer were calculated by Origen-2 and GENTC respectively. The activity of 10 mgram praseodymium (Pr -142) after 5 days irradiated, at power 15 MW, neutron flux 1 10 14 n/(cm 2.second) and after decay 1 hour was 0,3318 Ci, while temperature in the center of the target was 657,98 o C, f t =33,22 Pa and f a = 16,61 Pa. Keywords: irradiation, praseodymium PENDAHULUAN Radioisotop praseodimium-142 (Pr- 142) 1) merupakan radioisotop pemancar-β dengan umur paro 19,2 jam. Radioisotop Pr-142 dapat diperoleh dari hasil iradiasi praseodimium oksida (Pr 2 O 3 ) di teras reaktor melalui reaksi inti 141 Pr(n,γ) 142 Pr. praseodimium oksida mempunyai bentuk fisik berupa serbuk (halus) dengan massa jenis sebesar 6,8 gr/ml, kelimpahan isotop Pr-141 di alam sebanyak 100% dan tampang lintang sebesar 3,3 barn. Radioisotop Pr-142 digunakan di bidang kesehatan. Untuk mengiradiasi target Pr 2 O 3 dimasukkan ke dalam kapsul yang terbuat dari kuarsa dan dimasukkan ke dalam kapsul yang terbuat dari aluminium. Setelah itu kedua ujung kapsul tersebut dilas. Untuk menguji kebocoran kapsul yang berisi target dilakukan dengan menggunakan metode uji gelembung dan uji kebocoran dalam kondisi vakum. Selesai diuji kebocoran selanjutnya kapsul aluminium tersebut dimasukkan ke dalam tabung yang terdapat lubang pada sisi-sisinya. Kemudian 647 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

dilakukan iradiasi target di CIP teras RSG-GAS pada daya 15 MW dengan fluks neutron 1 10 14 n/cm 2 detik selama 5 hari. Jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan dengan jatuhnya kapsul tersebut hingga pecahnya kapsul quartz, maka masih dalam keadaan aman karena kapsul quartz dibungkus dengan kapsul Aluminium. Untuk kepentingan pengguna dan keselamatan operasi 2), adanya iradiasi target praseodimium di RSG-GAS perlu dilakukan perhitungan perpindahan panas target ke pendingin primer kolam reaktor, besarnya aktivitas target yang dihasilkan dan perhitungan tegangan termal akibat kenaikan tekanan internal. Perhitungan besarnya aktivitas dari target Pr 2 O 3 dilakukan dengan menggunakan paket program Origen-2, untuk perhitungan perpindahan panas menggunakan program GENGTC sedangkan perhitungan tegangan termal akibat kenaikan tekanan internal dengan manual. METODE PENELITIAN Perhitungan Perpindahan Panas Panas gamma yang terbangkit pada target dan kapsul perlu dibuang ke sistem pendingin reaktor, supaya tidak mengakibatkan integritas target. Target dimasukkan ke dalam kapsul berlapis dengan susunan paling dalam adalah berisi target yang dimasukkan ke dalam kapsul Quartz dengan ukuran diameter dalam 13 mm, diameter luar 15 mm dan tinggi 50 mm lapisan berikutnya kapsul Aluminium ukuran diameter dalam 21,4 mm, diameter luar 24,4 mm dan tinggi 200 mm di mana antara kapsul quartz dan kapsul Aluminium diisi dengan gas He, kemudian lapisan luar adalah Tabung Aluminium dengan ukuran diameter dalam 25,4 mm, diameter luar 30,4 mm dan tinggi 500 mm secara aksial terlihat seperti pada Gambar 1. Profil suhu dari pusat target sampai dinding terluar dari kapsul selama iradiasi dapat dihitung dengan menggunakan paket program GENGTC (Generalized Gap Temperature Calculation) 3). Program GENGTC menghitung perpindahan panas secara konduksi dan radiasi dalam arah radial. Masukan dari program ini adalah jenis material, emisivitas, massa jenis, konduktivitas, panas gamma dari material, dimensi kapsul, suhu pendingin serta koefisian konveksi pendingin. Harga koefisian konveksi pendingin (h c ) dihitung dengan menggunakan persamaan : h c = N u k / D e (1) dengan h c = koefisien konduksi panas fluida (W/m. o C); D e = diameter ekuivalen (m); k = konduktifitas panas dari fluida (W/m 2 o C); N u = bilangan Nusselt. Gambar 1. Susunan target dan kapsul Menurut Dittus Boetler, untuk menghitung besarnya bilangan Nuselt dipergunakan persamaan : Nu = 0,023 Re 0,8 Pr 0,3 (2) dengan Pr : bilangan Prandtl; Re: bilangan Reynold. Besarnya bilangan Reynold dapat dihitung dengan persamaan : Re = vde/µ (3) dengan v : kecepatan fluida pendingin (m/det); De : diameter ekivalen (m); µ : kekentalan fluida (m 2 /det). Perhitungan Besarnya aktivitas dari target dapat dihitung dengan menggunakan paket program Origen-2 4). Secara garis besar perhitungan aktivitas tersebut menggunakan rumus 1.. t ( 1 2. ) t No. m. 1.. 1.( e e ) A = cps (4) 1 2. 1. dengan A : (cps); No : nomor atom dari target (jumlah atom/gram); m : massa dari target (gram); σ 1 : tampang lintang target (barn); σ 2 : tampang lintang produk (barn); λ 1 : 0,693 / Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN 648

umur paro (per detik); : fluks neutron (n/cm 2.detik); t : waktu iradiasi (detik). Perhitungan Tegangan Termal Akibat Kenaikan Tekanan Internal Kapsul kuarsa selain berisi target Pr 2 O 3 juga diisi dengan gas helium (He). Tujuan dari pengisian gas helium ini untuk menjaga agar udara tidak masuk dan untuk membantu perpindahan panas dari target ke dinding kapsul. Tekanan yang timbul di dalam kapsul kuarsa lebih banyak ditimbulkan oleh gas helium dibandingkan dengan tekanan tersebut akan timbul tegangan termal pada dinding kuarsa dalam arah tangensial dan arah aksial. Tarikan Tangensial (ft) Besarnya tarikan tangensial dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : f t = p 2 d t (5) dengan f t = tarikan tangensial (pa) p = tekanan dalam (pa) d = diameter dalam kuarsa (m) t = tebal kuarsa (m) Tekanan internal pada kapsul kuarsa dapat dihitung dengan mengasumsikan gas He sebagai gas ideal sehingga berlaku persamaan P V = n R T (6) dengan P = tekanan gas ideal (pa) V = volume gas (ltr) n = jumlah mol gas He (mol) R = tetapan gas ideal ( 0,08205 ltr. pa/mol 0 K) T = suhu gas ( 0 K) Tarikan Aksial Besarnya tarikan aksial dapat dihitung dengan menggunakan persamaan fa = ft / 2 (7) dengan f a = tarikan aksial (Pa) HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Perpindahan Panas pada Kapsul Perhitungan suhu pada masing-masing target yang diiradiasi dilakukan dengan menggunakan program GENTC. Parameter penting yang menjadi input dalam perhitungan ini adalah : 1. Laju aliran pendingin yang melewati target di dalam stringer 2. Panas gamma pada target diperoleh dari hasil perhitungan dengan program GAMSET 3. Suhu inlet air pendingin yang melewati target diambil harga rata-rata dari harga terendah dan tertinggi yang diperkenankan pada operasi reaktor. Untuk kecepatan fluida pendingin (diambil dari kecepatan fluida pada celah bahan bakar) 3,1 m/detik dengan fluida pendingin berupa air pada suhu 49 o C, dengan menggunakan persamaan 1, 2 dan 3 akan diperoleh harga koefisien konveksi pendingin, h c = 630,2 watt/m 2. o C. Sedangkan data lain yang dipergunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut (dengan asumsi daya reaktor 15 MW dengan fluks neutron 1 10 14 n/cm 2. detik) : a. Dimensi kapsul : lihat Gambar 1 b. Suhu fluida pendingin : 49 o C c. Koefisien konveksi pendingin : 630,2 W/m 2. o C d. Panas gamma Al : 3,91 w/gr e. Panas gamma Kuarsa : 2,91 w/gr f. Koefisien konduksi panas Al : 202,46 W/m 2. o C g. Massa jenis Al : 2,70 gr/cm 3 h. Koefisien konduksi panas Pr 2 O 3 : 12,5 W/m. o C i. Massa jenis Pr 2 O 3 : 6,77 gr/cm 3 Dengan data masukan seperti di atas maka diperoleh hasil sebagai berikut : a. Suhu pada pusat target (Pr 2 O 3 ) : 657,98 o C b. Suhu kuarsa (inner capsule) : 637,45 o C c. Suhu kuarsa (outer capsule) : 593,8 o C d. Suhu kapsul Al (inner capsule) : 49,3 o C e. Suhu kapsul Al (outer capsule) : 48,9 o C Dari hasil perhitungan suhu tersebut di atas terlihat bahwa integritas tabung kuarsa dan tabung Al masih terjaga pada suhu tersebut, karena kuarsa 5) mempunyai titik leleh 1425 o C 649 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

dan titik leleh Al 660 o C, sedangkan target praseodimium juga belum meleleh (titik leleh Pr 142 935 o C). Perhitungan Hasil perhitungan aktivitas yang timbul dari kegiatan iradiasi Pr2O3 dilakukan dengan menggunakan persamaan N 0,693xt / T o 1 2 A F (1 e ) 10 3,7 10 dengan A = aktivitas (Ci) F = efisiensi (70%) N o = jumlah atom sasaran Pr -141 (atom) = tampang lintang (cm 2 ) = fluks neutron di CIP (n / cm 2 detik) t = lama iradiasi (jam) T = waktu paruh (jam) 1 2 Tabel 1. Radioisotop Hasil Iradiasi Unsur Praseodimium (Pr-141 ) di dalam target Isotop Alam Kelimpahan Pr-141 100 % Radioisoto p Hasil Irradiasi saat EOI (Ci) setelah 1 setelah 2 setelah 4 setelah 8 setelah 18 Waktu paro Pr-142 1,93 x 10-1 1,86 x 10-1 1,80 x 10-1 1,67 x 10-1 1,45 x 10-1 1,01 x 10-1 19,2 jam Pr-142m 1,96 x 10-1 1,13 x 10-2 6,58 x 10-4 2,21 x 10-6 2,49 x 10-11 1,07 x 10-23 14,6 menit Tabel 2. Target Pr 2 O 3 Setelah Iradiasi 5 Hari Target Pr2O3 Produk saat EOI (Ci) setelah 1 setelah 2 setelah 4 setelah 8 setelah 18 Waktu paro Ba-139 7,405 10-23 7,405 10-23 7,405 10-23 7,405 10-23 7,405 10-23 7,405 10-23 83,06 menit La-138 7,904 10-17 7,904 10-17 7,904 10-17 7,904 10-17 7,904 10-17 7,904 10-17 1,05 10 11 tahun La-140 2,865 10-11 2,816 10-11 2,768 10-11 2,674 10-11 2,496 10-11 2,101 10-11 1,6781 hari La-141 2,337 10-15 1,925 10-15 1,585 10-15 1,125 10-15 6,112 10-16 8,451 10-17 3,92 jam Ce-139m 1,123 10-24 0 0 0 0 0 54,8 detik Ce-141 1,165 10-5 1,164 10-5 1,163 10-5 1,161 10-5 1,157 10-5 1,146 10-5 32,501 hari 10 mg Ce-142 1,004 10-21 1,004 10-21 1,004 10-21 1,004 10-21 1,004 10-21 1,004 10-21 > 5 10 16 tahun Ce-143 4,225 10-14 4,136 10-14 4,049 10-14 3,883 10-14 3,570 10-14 2,893 10-14 33,039 jam Pr-142 3,432 10-1 3,318 10-1 3,201 10-1 2,977 10-1 2,575 10-1 1,793 10-1 19,2 jam Pr-142m 6,982 10-2 4,045 10-3 2,343 10-4 7,864 10-7 8,856 10-12 3,768 10-24 14,6 menit Pr-143 5,865 10-6 5,853 10-6 5,840 10-6 5,816 10-6 5,766 10-6 5,645 10-6 13,57 hari Pr-144 1,944 10-8 1,752 10-9 1,580 10-10 1,284 10-12 8,482 10-17 3,007 10-27 17,28 menit Pr-145 6,019 10-21 6,019 10-21 6,019 10-21 6,019 10-21 6,019 10-21 6,019 10-21 5,984 jam Nd-144 7,493 10-26 7,520 10-26 7,523 10-26 7,523 10-26 7,523 10-26 7,523 10-26 2,29 10 15 tahun Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN 650

Berat target yang akan diiradiasi adalah 10 mgram dengan lama iradiasi 5 hari pada daya 15 MW pada posisi CIP dengan fluks neutron 1 10 14 n/(cm 2 detik). Kapsul untuk tempat target terbuat dari bahan Al 1050. Dari hasil perhitungan dengan paket program Origen-2 dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah. Dari Tabel 2 target Pr 2 O 3 dengan berat 10 mgram setelah diiradiasi 5 hari terlihat bahwa produk radioisotop yang dihasilkan cukup banyak yaitu Ba-139 hingga Pr-145. Akan tetapi produk radioisotop yang diinginkan adalah Pr-142 yang setelah diiradiasi selama 5 hari aktivitasnya 0,3432 Ci setelah meluruh 1 jam menjadi 0,3318 Ci. kapsul Aluminium jenis Al 1050 yang dipergunakan setelah iradiasi 5 hari pada daya 15 MW adalah seperti pada Tabel 3. Tabel 3. kapsul Aluminium setelah iradiasi 5 hari Bahan kapsul Produk Saat EOI (Ci) Setelah 6 Setelah 12 Waktu Paruh Al 1050 Al-28 4,107 10 3 6,624 10-11 4,450 10-11 2,24 menit Mn-56 5,857 10 1 1,167 10 1 4,638 10-1 2,56 jam Cu-64 1,184 10 1 8,535 10 0 4,434 10 0 12,7 jam Radioisotop Al-28 terbentuk dengan aktivitas tinggi, namun segera meluruh dalam waktu singkat karena waktu paruhnya hanya 2,24 menit. Setelah 24 jam, radiisotop yang menyisa di dalam kapsul adalah Mn-56 dan Cu- 64. Perhitungan tekanan temal akibat kenaikan tekanan internal Tarikan Tangensial (ft) Besarnya tarikan tangensial dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : f t = p. d 2 t P V = n R T dengan P = tekanan gas ideal (pa); V = volume gas (l); n = jumlah mol gas He (mol); R = tetapan gas ideal ( 0,08205 l. pa/mol o K); T = suhu gas ( o K). Pada kondisi STP (0 o C ; 1 pa), 1 mol suatu gas mempunyai volume 22,4 liter. Volume gas He (Volume Kuarsa) = 0,006633 liter. 0,006633 Jadi jumlah mol gas He = 1 mol 22,4 = 0,0003 mol Dengan menggunakan persamaan (6) pada suhu 657,98 o C, besar tekanan di dalam kapsul kuarsa sebesar 5,11 Pa. Dengan masukan data tersebut di atas maka dengan menggunakan persamaan (5) diperoleh harga tarikan tangensial (f t ) = 33,22 Pa Harga f allowable untuk kuarsa = 69,948 Pa Harga f t < f allowable. Tekanan internal pada kapsul kuarsa dapat dihitung dengan mengasumsikan gas He sebagai gas ideal sehingga berlaku persamaan : 651 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

Tarikan aksial Besarnya tarikan aksial dapat dihitung dengan menggunakan persamaan f a = f t / 2 dengan f a = tarikan aksial (Pa) f t = tarikan tangensial (33,22 Pa) dengan menggunakan persamaan (3) : f a = 16,61 KESIMPULAN Dari hasil yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Suhu pada pusat target maupun suhu pada kapsul lebih kecil dari titik lelehnya sehingga integritas target dan kapsul masih terjaga. 2. Hasil iradiasi praseodimium selama 5 hari pada daya 15 MW adalah 0,3432 Ci dan setelah mengalami peluruhan selama 1 jam akan diperoleh aktivitas Pr -142 sebesar 0,3318 Ci. 3. Termal stress yang terjadi pada kapsul kuarsa sangat kecil sehingga kapsul kuarsa aman dipergunakan untuk iradiasi Pr 2 O 3. DAFTAR PUSTAKA 1. WALKER FW, ET.AL. Nuclides and Isotopes, 14 ed, General Electric Company, USA, 1989 2. SUTRISNO DKK, Analisis Iradiasi Target Tungsten di Reaktor Serba Guna GA Siwabessy, Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir, PRSG Serpong 20 Agustus 2009. 3. HALL C. ROLLAND, Gengtc, A One- Dimensional Ceir Computer Program For Capsule Temperature Calculations In Cylindrical Geometry, December 1967 4. PROGRAM ORIGEN-2, Oak Ridge National Laboratory, USA. 5. www.en.wikipedia.org/wiki/quartz. TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Pembuatan Pr -142 dari Pr-141 dilakukan dengan reaksi (n,j), di dalam penelitian ini langsung digunakan, fluks netron dan daya operasi yang extrim (maksimem) dalam akhir akhir ini. Untuk pemilihan operasi sebenarnya dapat dipilih sesuai dengan pesanan besarnya aktifitas Pr-142 dengan mengetahui aktifitas berbagai kondisi operasi reaktor (daya dan Fluks netron) dpt dihitung dgn rumus sederhana, perhitungan tsb apa sudah dilakukan? Kalau belum mohon penelitian selanjutnya, shg kita dapat memiliki kondisi operasi sesuai pesanan. (Gunanjar PTPLR) 2. Kenapa tidak di evaluasi 3 dimensi? Jawaban 1. Belum dilakukan perhitungan, terima kasih atas sarannya, Insyah Alloh untuk perhitungan berikutnya akan kami lakukan 2. Dari reverensi yang kami peroleh, perhitungan 3 dimensi dapat dilakukan dengan program COBRA, akan tetapi saat ini kami belum mendapatkannya, untuk yang akan datang akan kami gunakan program COBRA. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN 652