BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab Acquired

BAB 1 : PENDAHULUAN. adalah penggunaan kondom pada hubungan seks risiko tinggi dan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATOR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN sebanyak 1,1 juta orang (WHO, 2015). menurut golongan umur terbanyak adalah umur tahun dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB I PENDAHULUAN. dampaknya terus berkembang (The Henry J. Kaiser Family Foundation, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian HIV dan AIDS Di Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar

BAB I PENDAHULUAN Pada Januari hingga September 2011 terdapat penambahan kasus sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia tahun , BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO PUSKESMAS KEDUNDUNG Jl. BY PASS KEDUNDUNG, TELP.(0321) MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. ini memungkinkan terjadinya peralihan lingkungan, dari lingkungan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang

BAB I PENDAHULUAN. melemahkan kekebalan tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan insidens dan penyebaran infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang akan disampaikan (Azrul & Azwar, 1983). Sedangkan Glanz, dkk.,

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa. Sebesar 63,4 juta jiwa diantaranya

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 1 juta orang mendapatkan Penyakit Menular Seksual (PMS) setiap hari. Setiap tahun sekitar 500 juta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. populasi yang terbesar dari penduduk dunia. Sekitar seperlima penduduk dunia

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WARGA BINAAN KASUS NARKOBA DALAM PENCEGAHAN HIV DAN AIDS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA SEMARANG

BAB 1 PENDAULUAN. menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN. Bali, respon reaktif dan proaktif telah banyak bermunculan dari berbagai pihak, baik

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN JALAN PULAU MOYO NO 63A PEDUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pelaku transeksual atau disebut waria (Wanita-Pria) belum

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Narkoba kini mengintai setiap generasi muda laki laki dan wanita

BAB I PENDAHULUAN. mendatang, akan tetapi teknologi informasi serta ilmu pengetahuan dan tekhnologi (Iptek) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. hancurnya kehidupan rumah tangga serta penderitaan dan kesengsaraan yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu human immuno deficiency virus (HIV), yang telah di. identifikasi pada tahun 1983 (Depkes RI ).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Fakta bahwa sekitar 2000 anak diseluruh dunia umur < 15 tahun terinfeksi HIV/AIDS dan sekitar 1400 anak umur < 15 tahun meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur 15-24 tahun terinfeksi HIV/AIDS (STRANAS Penanggulangan HIV dan AIDS Tahun 2007-2010). Berdasarkan data United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) diperkirakan sekitar 2,1 juta remaja usia 10-19 tahun dan 4,5 juta remaja usia 15-24 tahun hidup dengan HIV terutama pada negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Pada tahun 2012, kasus HIV pada pemuda berusia 15-24 tahun menyumbang 39% dari kasus infeksi HIV baru di seluruh dunia (UNAIDS, 2013). Di Indonesia kasus HIV/AIDS juga sangat tinggi, dimana lebih dari dua per lima provinsi atau sebanyak 14 provinsi di Indonesia memiliki jumlah kasus HIV/AIDS >440 kasus, yang meliputi seluruh provinsi di Pulau Papua, Jawa dan Bali serta beberapa provinsi di Pulau Sulawesi dan Kalimantan (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan data Ditjen PP & PL Kemenkes RI pada tahun 2013, kasus AIDS pada umur < 20 tahun menyumbang 6,7% kasus baru AIDS di Indonesia. Pada tahun 2014 ditemukan infeksi kasus HIV pada penduduk usia <15 tahun sebanyak 787 kasus dan kasus HIV pada penduduk usia 15-24 tahun sebanyak 4.400 kasus (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2014). 1

2 Kasus kumulatif HIV/AIDS di Bali sampai 31 Mei 2013 mencapai 7.856 yang terdiri atas 4.153 kasus HIV dan 3.703 kasus AIDS. Tingginya jumlah kasus HIV/AIDS di Bali menempatkan Provinsi Bali pada peringkat kelima secara nasional dalam jumlah kasus AIDS tertinggi (KPAD Bali, 2013). Pada tahun 2014 prevalensi kasus AIDS di Bali sebesar 109,52 per 100.000 penduduk (Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, 2014). Badung merupakan salah satu kabupaten di Bali dengan kasus HIV/AIDS yang cukup tinggi, dimana pada tahun 2014 Badung berada pada peringkat ketiga dengan jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 14,6%. Berdasarkan data bidang penanggulangan penyakit dan penyehatan lingkungan (P2PL) Kabupaten Badung, pada tahun 2014 jumlah kasus HIV/AIDS sebesar 407 kasus dengan jumlah kasus HIV/AIDS pada penduduk umur < 20 tahun sebanyak 20 kasus dan pada penduduk umur 20-29 tahun sebanyak 153 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, 2015). Desa Blahkiuh sebagai salah satu daerah yang berada di Provinsi Bali memiliki jumlah penduduk sebanyak 88.193 jiwa. Berdasarkan laporan Puskesmas Abiansemal I sampai dengan tahun 2000 jumlah kasus kematian akibat AIDS pada penduduk umur 20-29 tahun di Desa Blahkiuh sebanyak 4 kasus. Kasus AIDS tersebut disebabkan karena penyalahgunaan narkoba suntik dan juga penularan melalui hubungan seksual. Setelah kasus tersebut, tidak ditemukan lagi kasus HIV/AIDS sampai dengan tahun 2014 kembali ditemukan 1 kasus HIV positif di Desa Kasus AIDS pada umur 20-29 tahun tersebut menunjukkan bahwa penderita AIDS tersebut telah terinfeksi HIV dari usia remaja mengingat perjalanan HIV menjadi stadium AIDS membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 5-10 tahun. Oleh karena itu, populasi remaja sangat berisiko

3 terhadap penularan HIV terutama akibat perilaku berisiko yang dilakukan seperti seks bebas atau penyalahgunaan narkoba. Remaja sangat rawan untuk tertular HIV/AIDS karena pergaulan remaja sekarang cenderung mengarah pada perilaku berisiko seperti seks pranikah dan penyalahgunaan narkoba khususnya narkoba suntik yang dapat berisiko menularkan HIV. Berdasarkan hasil survey kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 sebanyak 55,2% remaja usia 15-24 tahun pernah melakukan perilaku berisiko seperti merokok (52,7%), minum alkohol (24,7%), penyalahgunaan narkoba (3,4%) dan hubungan seksual pranikah (4,1%) (Lestary & Sugiharti, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Syarif dan Zarfiel tahun 2008 tentang karakteristik remaja pengguna narkoba suntik (penasun) dan perilaku berisiko HIV/AIDS di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang menunjukkan bahwa sebanyak 55,3% remaja penasun berisiko tertular HIV/AIDS dan sebanyak 46,1% remaja penasun mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS. Untuk menyelamatkan remaja dari bahaya HIV/AIDS maka sangat penting dilakukan tindakan untuk mencegah penularan HIV/AIDS. Kegiatan yang sering dilakukan dalam upaya mencegah penularan HIV/AIDS adalah kegiatan penyuluhan atau sosialisasi. Berdasarkan hasil STBP tahun 2009 sekitar 60-80% remaja di sekolah pernah menerima penyuluhan tentang HIV dan Napza. Hampir semua remaja tersebut mengaku pernah mendengar tentang HIV/AIDS, akan tetapi hanya 26,9% yang memiliki pengetahuan tentang HIV secara komprehensif (Kemenkes RI, 2010). Melihat jumlah kasus HIV/AIDS pada remaja cukup tinggi dan besarnya risiko remaja untuk tertular HIV/AIDS maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian

4 tentang faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan HIV/AIDS pada remaja anggota sekaa teruna teruni di Desa Blahkiuh tahun 2015 serta pada lokasi tersebut belum pernah dilakukan penelitian sejenis. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian tentang: Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada Remaja Anggota Sekaa Teruna Teruni di Desa Blahkiuh tahun 2015. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku 2. Bagaimanakah pengaruh antara paparan sumber informasi terhadap perilaku 3. Bagaimanakah pengaruh antara sikap terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS pada remaja anggota sekaa teruna teruni di Desa 4. Bagaimanakah pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap perilaku

5 5. Bagaimanakah pengaruh antara peran teman sebaya terhadap perilaku 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan HIV/AIDS pada remaja anggota sekaa teruna teruni di Desa Blahkiuh tahun 2015. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengaruh antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku 2. Untuk mengetahui pengaruh antara paparan sumber informasi terhadap perilaku 3. Untuk mengetahui pengaruh antara sikap terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS pada remaja anggota sekaa teruna teruni di Desa 4. Untuk mengetahui pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap perilaku

6 5. Untuk mengetahui pengaruh antara peran teman sebaya terhadap perilaku 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Bagi perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang permasalahan HIV/AIDS pada remaja dan sebagai masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi peneliti, mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang lebih aplikatif dalam bidang pencegahan penyakit menular dan mengetahui permasalahan nyata di lapangan, khususnya permasalahan HIV/AIDS pada remaja. 2. Bagi pemegang kebijakan, penelitian ini dapat menjadi salah satu informasi atau masukan dalam melakukan perencanaan program pencegahan HIV/AIDS pada remaja, khususnya di Desa 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang epidemiologi untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan HIV/AIDS pada remaja anggota sekaa teruna teruni di Desa Blahkiuh tahun 2015.