PENGANTAR MUSYAWARAH FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

dokumen-dokumen yang mirip
: DR. H. Happy Bone Zulkarnaen, MS.

Selanjutnya perkenankanlah kami, Fraksi Partai GOLKAR DPR RI, menyampaikan pendapat akhir fraksi atas RUU tentang Partai Politik.

Disampaikan Dalam Rapat Pansus Pemilu DPR-Rl, Kamis 12 Juli 2007 Oleh Juru Bicara F-PPP DPR-Rl: Dra. Hj. Lena Maryana Anggota DPR-Rl Nomor: A-26

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Disampaikan oleh : Drs. AL MUZZAMIL YUSUF Nomor anggota A-249. Dibacakan pada Raker Pansus PEMILU dengan Pemerintah Kamis, 12 Juli 2007

Demokrat Peduli, Serap Aspirasi, dan Beri Solusi Untuk Kesejahteraan Rakyat

PERTAMA: UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

Yth. Sdr. Pimpinan Pansus dan Rekan-rekan Anggota Pansus ; Yth. Sdr. Menteri Dalam Negeri beserta Staf ; Para hadirin sekalian yang kami hormati,

JAKARTA, 11 Juli 2007

Jakarta, 12 Juli 2007

PENDAPAT FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP TENTANG RUU TENTANG PEMILU DPR, DPD, DAN DPRD DAN RUU PEMILU PRESIDEN

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

PRESIDEN DAN WAKIL PRESID-EN. Dibacakan oleh : Patrialis Akbar Nomor Anggota : A-138

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR RI TERHADAP KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG RUU PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR/DPRD DAN DPD

Disampaikan Oleh Juru Bicara FKB DPR-RI Anggota Nomor: ================================== Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PENJELASAN PEMERINTAH ATAS RUU TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD, DAN RUU TENTANG PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN SELASA, 10 JULI 2007

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN PDIP PPP PD

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PARTAI POLITIK DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN. PG Tetap PDIP PPP PD PAN PKB PKS BPD PBR PDS

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi bagian dari proses peralihan Indonesia menuju cita demokrasi

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

1. Sistem Pemilu Anggota legislatif dengan sistem proporsional terbuka (vide Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 10 Tahun 2008) tidak konsisten dengan penetapan

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

Kartu Pemantauan Legislasi Harian

Berdasarkan Pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

RechtsVinding Online. RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu. bersikap untuk tidak ikut ambil bagian. dalam voting tersebut.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

Dibacakan Oleh : IGNATIUS MULYONO Nomor Anggota : A-103. Yth. Saudara Pimpinan Sidang, Yth. Para Anggota DPR-RI serta hadirin yang kami hormati.

BAB I PENDAHULUAN. perbincangan yang hangat, sebab dalam Undang-Undang ini mengatur sistem

Jakarta, 11 Juli 2007

URGENSI MENYEGERAKAN PEMBAHASAN RUU KITAB HUKUM PEMILU Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 17 Juli 2016; disetujui: 15 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

2 c. bahwa beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakila

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

Yang terhormat Pimpinan Sidang Paripurna DPR-RI; Yang terhormat Para Anggota Dewan; dan Hadirin yang berbahagia.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

APA DAN BAGAIMANA PEMILU 2004?

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2007 T E N T A N G

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Kartu Pemantauan Legislasi Harian

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

Disampaikan oleh: Drs. Ali Mochtar Ngabalin, Msi. - Anggota No.A- 12

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

MAKNA PEMILU/PILKADA DEMOKRATIS DAN EFISIEN DALAM RANGKA PENGUATAN SISTIM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 72/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Fraksi Dalam MPR, DPR, DPD dan DPRD

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

d. Mendeskripsikan perkembangan politik sejak proklamasi kemerdekaan.

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PUU-XII/2014

RINGKASAN PUTUSAN.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 89/PUU-XIV/2016 Bilangan Pembagi Pemilihan

PUTUSAN Perkara Nomor 002/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 123/PUU-XII/2014 Pengisian Pimpinan DPRD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (3)

Disampaikan oleh : Prof. WILA CHANDRA WILA SUPRIADI Anggota Nomor : AA - 320

UU 4/2000, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

PENDAPAT AKHIR PRESIDEN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT. Tanggal 23 Februari2016

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP RANCANGAN UNDANG - UNDANG

BABAK PENYISIHAN JAWABAN SOAL WAJIB

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PIDATO KETUA DPR-RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI KE-3 MASA SIDANG II TAHUN SIDANG KAMIS, 1 OKTOBER 2009

Transkripsi:

PENGANTAR MUSYAWARAH FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN Disampaikan oleh: H. HARDISOESILO Anggota DPRRI Nomor : A-490 Jakarta, 12 Juli 2007

PENGANTAR MUSYAWARAH FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN Disampaikan oleh : H. Hardisoesilo Anggota Nomor : A- 490 Assalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua Saudara Menteri Dalam Negeri Ad Interim, Saudara Menteri Sekretaris Negara, Saudara Menteri Hukum dan HAM yang kami hormati. Yang terhormat pimpinan dan Para Anggota Pansus, serta Hadirin yang berhahagia. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas Rachmat dan Karunia-Nya. Pansus RUU ini bersama pemerintah mendapat kesempatan untuk kembali mengukir sejarah dalarn membahas Rancangan Undang-undang bidang politik, khususnya Undang-undang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD selanjutnya kami sebut Undang-undang Pemilu Legislatif serta Undang-undang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, yang mengawali penyelenggaraan kalender konstitusional 5 tahunan bangsa Indonesia dimana pada tahun 2009 akan diselenggarakan Pemilihan umum dalam rangka membangun demokrasi di bidang politik yang kita dambakan bersama. Fraksi Partai Golkar berpendapat bahwa pembahasan Undang-undang bidang politik tidak sekedar bertujuan untuk pengantian atau pemberian mandat baru kepada para penyelenggara Negara di bidang legislatif dan eksekutif; tetapi hendaknya dapat memberikan makna yang Iebih jauh, yaitu mencapai cita-cita yang terkandung dalam konstitusi, seperti yang tercantum dalam Pasal 22E Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dilaksanakan secara bertahap, konsisten, dan berkesinambungan.

Mengawali pandangan/pendapat Fraksi Partai Golkar dalam forum ini, Fraksi Partai Golkar mencatat masalah pokok dan mendasar yang ingin kita bangun melalui pembaharuan Undangundang Bidang Politik, yaitu 1. Pengaturan sistem kepartaian yang demokratis mandiri dan tangguh dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Rasionalisasi jumlah partai politik peserta pemilu. 3. Agenda pemilu disederhanakan sehingga efisien 4. Terselenggaranya pemilu/pilkada yang demokratis. 5. Membangun sistem perwakilan rakyat yang kredibel dan aspiratif. 6. Terbentuknya Pemerintahan yang stabil, kapabel dan responsif. 7. Terciptanya pola hubungan antar lembaga negara yang sinergik dalam sistem Pemerintahan presidensiil. Fraksi Partai Golkar dalam mempertimbangkan penetapan pasal-pasal dan ayat-ayat Rancangan Undang-undang yang sedang kita bahas ini akan senantiasa mengupayakan perwu. judan dari butir-butir pokok diatas. Hadirin yang terhormat Terhadap hal pokok dan mendasar yang berkaitan dengan RUU yang sedang kita bahas ini, Fraksi Partai Golkar menyampaikan gagasan yang ingin kami perjuangkan, antara lain sebagai berikut 1. Jumlah partai politik peserta pemilu tahun 1999 sebanyak 48 dan kemudian tahun 2004 berkurang menjadi 24, hal tersebut telah memberi gambaran jelas bahwa penyelenggaraan pemilu legislatif dapat menjadi lebih efisien dan Iebih hemat. Apalagi bila hal itu dikaitkan dengan pelaksanaan kegiatan di DPR yang menuntut mekanisme yang Iebih fungsional. Karena itulah, rasionalisasi jumlah partai peserta pemilu harus dilaksanakan melalui pemberlakuan secara bertahap dan konsisten pengaturan tentang electoral threshold, mulai dari 3% selanjutnya ditingkatkan secara bertahap menjadi 5% pada pemilu-pemilu yang akan datang. Selan. jutnya perlu dipertimbangkan pula diberlakukan parlimentary threshold dalam rangka lebih mengefektifkan lembaga

perwakiian rakyat. 2. Penyelenggaraan pemilu di Indonesia dalam kalender konstitusional 5 tahunan, dilaksanakan dalam 6 kali pemilu, mulai dari Pilkades, pemilu legislatif sampai dengan Pilpres, hal tersebut sangat dirasakan telah menguras sumber daya dan dana masyarakat ditambah masyarakat harus ikut menanggung berbagai dampak negatif dan eksesnya yang terjadi, oleh karena itu Fraksi Partai Golkar yakin bahwa gagasan agar agenda pemilu disederhanakan yang telah mendapat respon positif dari berbagai kalangan kiranya dapat kita tegaskan dalam Undang-undang, yaitu a. Tetap mempertahankan pemilu legislatif secara serentak. b. Secara bertahap menyelenggarakan piikada secara serentak. c. Pada saatnya dapat dilaksanakan Pilpres dan Pilkada secara serentak d. Sedangkan PiIkades dapat dilaksanakan serentak dimasing-masing kabupaten, seperti yang sudah dilaksanakan diberbagai daerah. Hadirin Yang terhormat Selanjutnya Fraksi Partai Golkar akan menyampaikan berbagai pandangan tentang substansi yang terkandung dalam Rancangan Undang-undang pemilu legislatif. 1. Pembentukan Dewan Perwakil. an Rakyat (DPR) dan pembentukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sama sekali tidak tepat apabila dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan sistim perwakilan bikameral karena tidak sesuai dengan UUD 1945, sebagaimana dimaklumi dalam proses pembahasan peruhahan amandemen UUD pada tahun 1999, 2000, 2011 dan 2002 tidak pernah mempersepsikan sistim perwakilan bikameral nyatanya hingga saat ini keberadaan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai lembaga negara masih tetap berfungsi dengan pimpinan dan anggota terdiri dari anggota DPR dan Anggota DPD. 2. Sistim pemilihan umum untuk mmilih anggota DPR dan DPRD menggunakan sistim proporsional dengan daftar calon terbuka seperti yang diberlakukan pada Pemilu 2004 tetap mengandung prinsip terbatas tidak Murni, pembatasnya adalah daiam penetapan calon terpilih yaitu yang memperoleh suara sama atau Iebih dengan BPP dimasing-

masing daerah pemilihan. Dalam rangka mewujudkan terselenggaranya pemiilu yang demokratis keterbatasan itu secara berangsur-angsur kita kurangi. Dimulai dengan 25'%, berangsur-angsur menjadi 100% pada pemilu-pemilu yang akan datang, atau pada waktunya dapat dilaksanakan dengan sistim distrik. Berdasarkan pengamatan apabila dewasa ini diberlakukan sistim proporsional dengan daftar calon terbuka murni tampaknya masih belum memberikan momentum kondisi yang kondusif dalam upaya membangun Sistim per - wakilan rakyat yang Kredibel dan aspiratif. 3. Membangun sistim Perwakilan Rakyat yang kredibel dan aspiratif juga mengandung aspek lain yaitu dalam menetapkan calon yang diusulkan oleh partai peserta pemilu. Pada pemilu 2004, disetiap daerah pemilihan (dapil) ditetapkan calon sebanyakbanyaknya 120% dari lokasi kursi berdasarkan pengamatan berbagai pihak, ketentuan ini mengandung kelemahan yaitu para pemilih kurang fokus terhadap calon yang ingin dipilih. Oleh karena itu Fraksi Partai Golkar mempertimbangkan untuk masing-masing dapil, dengan alokasikursi 3-6, dan pengajuan calon maksimal sama dengan kursi. Selanjutnya agar para pemilih dapat lebih praktis dalam melaksanakan haknya, maka pemilih cukup mencoblos 1 (satu) kali pada kartu suara yang secara horizontal tercantum tanda gambar partai, nama calon, dan foto calon disetiap dapil bagi masingmasing partai peserta pemilu. 4. Kesulitan bagi anggota DPR dalam membangun komunikasi dengan daerah konstituen adalah terdapatnya daerah pemilihan yang meliputi demikian banyak daerah kabupaten/kota bahkan satu provinsi yang juga cukup luas wlayah daerahnya, oleh karena itu penetapan jumlah dapil hendaknya mempertimbangkan berbagai aspek antara lain : 1) Jumlah kursi dimasing-masing dapil antara 3-6 kursi. 2) Mengupayakan semaksimal mungkin Perimbangan kursi di wilayah jawa dan luar jawa atau jumlah penduduk padat dan tidak padat. 3) Mempertimbangkan dalam satu dapil sesedikit mungkin wilayah administrasi

pemerintahan terdiri dari kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan, 4) Menyerasikan kriteria Penetapan prinsip populasi (penduduk) dengan kewilayahan 5) Sebagai konskuensinya penetapan. jumlah kursi DPR tidak dengan angka tetap (fix number) Pimpinan dan hadirin yang terhormat Fraksi Partai Golkar berpendapat penyempurnaan Undang-undang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang sedang kita bahas ini, mengandung beberapa pokok subtansi. yaitu: 1) Merupakan bagian dari upaya penyederhanaan agenda pemilu. 2) Merasionalkan syarat partai politik atau gabungan partai politik yang berhak mengajukan pasangan calon Presiden dan wakil Presiden adalah yang mmperoleh suara dalam pemilu Iegislatif sekurang-kurangnya 35 % serta mempertimbangkan terjadinya koalisi (gabungan) partai politik peserta pemiiu Iebih awal; disementara kalangan ada kehendak untuk "memaksa" parpol melakukan koalisi. 3) Penyempurnaan tentang jumlah dana kampanye dipertimbangkan agar ditetapkan dengan jumlah maksimal dan tetap memberi batasan yang proprsional bagi jumlah sumbangan, baik perorangan maupun badan usaha. Hadirin yang terhormat Selanjutnya Fraksi Partai Golkar perlu pula menyampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Fraksi Partai Golkar sependapat bahwa tahapan penyelenggaraan pemilu adalah sebagai main diatur dan ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara PemiIu. 2. Ruang partisipasi politik perempuan sebagai program menumbuhkan partisipasi perempuan yang berjalan secara sistematik dan direncanakan (by design). Untuk itu, dalam Pemilu Anggota DPR dan DPRD, Fraksi Partai Golkar melihat bahwa hal tersebut terkait dengan upaya secara sungguh-

sungguh rnenetapkan keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif. Artinya pengaturan ini semata-mata untuk membuka ruang seluas-luasnya partisipasi politik perempuan dan merupakan affirmative action untuk kurun waktu tertentu dalam proses perpolitikan perempuan yang lebih besar. Hal itu.juga senada dengan peraturan dalam Undang-undang Nomor 39 lahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 46. Dengan demikian setiap partai Politik peserta pemilu wajib memperhatikan dalam mengajukan calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dalam setiap Daerah Pemilihan dengan mengupayakan dengan sungguh-sunguh keterwakilan permpuan sekurang-kurangnya 30%. 3. Fraksi Partai Golkar berpendapat pada prinsipnya anggota TNI/POLRI berhak memiliki hak pilih seperti warga negara Indonesia lainnya yang memenuhi syarat. Tetapi penggunaan hak pilih tersebut pada pemilu 2009 sepenuhnya diserahkan kepada kebijaksanaan pimpinan T'NI/POLRI dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi pertahanan dan keamanan nasional. Hadirin yang terhormat Pada kesempatan menyampaikan pendapat sebagai pengantar musyawarah dalam rapat panitia khusus ini. Fraksi Partai Golkar hanya menyampaikan pokok-pokok pikiran mengenai hal-hal yang aktual, yang selan,jutnya secara menyeluruh dan terperinci akan disampaikan dalam daftar inventarisasi masalah (DIM) yang akan disampaikan pada waktunya. Tentunya DIM tersebut disusun setelah mempertimbangkan berbagai masukan dan membandingkan dengan konsep-konsep penyelenggaraan pemilu yang langsung umum bebas dan rahasia serta jujur dan adil dalam semangat demokrasi yang sesuai dengan tu. juan bangsa Indonesia. Dengan menyampaikan pandangan-pandangan diatas serta menyadari bahwa Undang- Undang bidang politik ini harus dapat diselesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya maka dengan ucapan Bismillahirohmanirrohim, Fraksi Partai Golkar menyatakan menyetujui untuk dan siap membahas Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR, DPD dan DPRD serta Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kita kekuatan lahir dan batin serta melimpahkan taufik dan hidayah kepada kita semua dalam melaksanakan tugas kontitusional ini dengan sebaik-baiknya. Billahittauliq Wal Hidayah, Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabaraakatullahi

Jakarta, 12 Juli 2007 Pimpinan Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Darul Siska Wakil Ketua Idrus Marham Wakil Sekretaris