BAB II LANDASAN TEORI. terkait dengan permasalahan untuk mendukung perancangan sistem. Adapun landasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Kotler (1999) adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu skema yang menyeluruh untuk. sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit.

BAB II LANDASAN TEORI. usaha ).Di Indonesia pengertian koperasi menurut UU Koperasi tahun 1967 No.12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian service menurut Chaffey (2008) adalah suatu aktivitas atau

TUGAS PENGGANTI UTS PSIBO

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang pendistribusian consumer goods kepada para konsumen. Transaksi

BAB III LANDASAN TEORI. Basic.NET 2003 dan Microsoft SQL Server Menurut Anoraga (1995:8), koperasi berasal dari kata co dan operation,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin ketat yang menuntut perusahaan untuk menjalankan

BAB II BAHAN RUJUKAN

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

Contoh laporan keuangan koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

BAB III LANDASAN TEORI. lebih akurat sesuai dengan tujuan pembuatan aplikasi tersebut, aplikasi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ketentuan Undang-Undang Dasar Koperasi harus diberi. yang seluas-luasnya dan ditingkatkan pembinaannya

BAB III LANDASAN TEORI. Yang bertujuan menyejahterakan para pekerja angkutan umum. Anggota

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan tujuan koperasi. Mengingat pentingnya peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi sistem terlebih dahulu. Penjelasan mengenai sistem ini telah

BAB II BAHAN RUJUKAN

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

cek, wesel (kiriman uang atau money orders), dan uang yang tersimpan di bank yang penarikannya tidak dibatasi (Warren et al. 2006).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Koperasi 1

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau kondisi

BAB I PENDAHULUAN. hanya mengandalkan sumber pemerintah saja tetapi juga partisipasi masyarakat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KERANGKA TEORI. Kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang bermanfaat bagi pemakai informasi. Pemakai informasi ini di luar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha,

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

PROSEDUR PENJUALAN UNIT PRIMER PADA KOPERASI PT. SUZUKI MANUFACTURING PLANT CAKUNG. Nama : Errika Muharrani NPM : Pembimbing : Dr.

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB II ANALISIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS KOPERASI MENURUT UU NOMOR 25 TAHUN 1992 DAN ANGGARAN DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk mendukung perancangan sistem. Adapun landasan teori yang digunakan sebagai berikut: 2.1 Sistem Gondodiyoto (2007) menyatakan bahwa sistem adalah merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Berdasarkan batasan pengertian tersebut, sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau sumber daya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hierarkis. 2. Sistem memiliki sasaran yang akan dicapai. Setiap sistem berusaha mencapai satu atau lebih sasaran yang merupakan arah, yang merupakan kekuatan yang memberikan arah suatu sistem. 3. Konstruksi sistem terdiri dari: Masukan-Proses-Keluaran. Masukan merupakan semua arus berwujud atau tidak berwujud yang masuk ke sistem. Keluaran merupakan semua arus keluar atau akibat yang dihasilkan. Proses terdiri dari metode yang digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran. 8

9 4. Sistem memiliki pengguna. Setiap sistem harus mengarahkan sub sistemnya agar dapat mencapai sasaran. Sasaran sistem sebagai ukuran penentu keberhasilan suatu sistem. 5. Sistem memiliki keterbatasan. 6. Sistem memiliki subsistem yang membentuk suatu jaringan terpadu. 7. Sistem memerlukan pengendalian. 2.2. Informasi Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti (bermanfaat) bagi penerimanya, menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata yang dapat dipahami dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, sekarang maupun masa depan (Gondodiyoto, 2007). Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Data sebagai input perlu diolah oleh suatu sistem pengolahan data agar dapat menjadi output, yaitu informasi yang lebih berguna bagi pemakainya. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa : 1. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih bermanfaat dan lebih berarti bagi penggunanya. 2. Data menggambarkan suatu kejadian-kejadian, data dinyatakan sebagai symbolsimbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi atau situasi tertentu. 3. Informasi digunakan untuk pengambilan keputusan. Bagi manajemen suatu organisasi, informasi berguna untuk membantu dalam pengambilan keputusan

10 yang menentukan keberhasilan atau kesuksesan organisasi pada masa yang akan datang. 2.3. Sistem Informasi Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu (Jogiyanto, 1995). Informasi adalah terdiri dari data yang telah diambil kembali dan diolah atau sebaliknya dan digunakan untuk tujuan informatif atau kesimpulan, argumentasi, atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan keputusan. Sistem Informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi (McLeod, 1998). Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada proseduralnya, dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedural mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang

11 menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah pendekatannya. Mempelajari suatu sistem akan lebih mengena bila mengetahui terlebih dahulu apakah sistem itu. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini banyak diterima karena kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Informasi menurut Jogiyanto (1999) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, dan lebih berarti lagi bagi yang menerimanya. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Saat ini para pembuat keputusan memahami bahwa informasi tidak hanya sekedar produk sampingan bisnis yang sedang dijalankan, namun juga sebagai bahan pengisi bisnis dan menjadi faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha. Informasi harus dikelola dengan benar agar dapat memaksimalkan manfaat informasi tersebut. Manajer perlu memahami bahwa biasanya diasosiasikan dengan produksi, distribusi, keamanan, penyimpanan, dan pencarian informasi sebanyakbanyaknya. Informasi banyak terdapat disekitar kita, namun apabila tidak dimaksimalkan manfaat informasi tersebut maka peluang bisnis yang menguntungkan dari banyaknya informasi tersebut akan hilang dan terlewatkan.

12 2.4. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian (Cushing, 1974). Model sistem informasi manajemen dapat dilihat pada Gambar 2.1. Lingkungan Data Informasi Pemecah Masalah Organisasi Perangkat Lunak Penulis Laporan Model Matematika Database Lingkungan Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manajemen (Sumber: McLeod hlm.327) Menurut Kristanto (2003) pada dasarnya tingkatan manajemen dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : 1. Manajemen tingkat atas (top level management) yang terdiri dari executive manager yang meliputi direktur utama dan eksekutif lainnya.

13 2. Manajemen tingkat menengah (middle level management) yang terdiri dari kepala cabang dan kepala divisi lainnya. 3. Manajemen tingkat bawah (lower level management) yang meliputi mandor dan pengawas. 2.5. Penjualan Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan. Jadi konsep penjualan adalah cara untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan (Kotler dan Amstrong, 2011). Konsep penjualan adalah gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan cukup banyak penjualan dan promosi dalam skala besar (Jobber, 2006). Menurut Marwan (1991), penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan. Menurut Winardi dalam Marwan (2009), penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orangyang bekerja di bidang penjualan seperti pelaksanaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.

14 Pada saat perusahaan menjual barang dagangannya, maka diperoleh pendapatan. Jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan. Penjualan dapat dilakukan secara kredit maupun tunai dan pada umumnya kepada beberapa pelanggan. Seperti halnya waktu membeli, ketika menjual perusahaan juga terikat dengan syarat jual beli tertentu (Soemarso, 1992). Pada waktu menjual, kadang-kadang perusahaan harus menerima pengembalian barang yang dijual tidak sesuai dengan permintaan pembeli. Penerimaan barang kembali yang telah dijual disebut penjualan retur (sales return), sedangkan pemberian potongan harga disebut pengurangan harga (sales allowances) (Soemarso, 1992). 2.6. Sistem Penjualan Menurut West Churman sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai suatu tujuan (Krismiaji, 2002). Menurut Abdurachman (2001) dalam pengertian penjualan (sale) dalam buku Ensiklopedia Ekonomi. Keuangan dan Perdagangan adalah suatu kontrak atau perjanjian antara dua pihak, masing-masing dikenal sebagai penjual, dan pembeli, yang mewajibkan pihak pertama itu untuk, atas pertimbangan ajan suatu pembayarn, akan suatu janji akan pembayaran sejumlah harga dalam uang tertentu, memindahkan kepada pihak yang terakhir hak dan kepemilikan harta dan benda.

15 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem penjualan adalah suatu sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk menjual atau memasarkan barang dagangan kepada konsumen. Dalam unsur penjualan meliputi: 1. Formulir, yang berupa dokumen-dokumen antara lain: a. Faktur penjualan tunai. b. Pita kas register. c. Bill of lading. d. Rekapitulasi Harga Penjualan Pokok. e. Faktur Penjualan Kredit. f. Surat tagihan. 2. Catatan yang digunakan antara lain: a. Jurnal penjualan. b. Kartu Piutang. c. Kartu gudang. d. Jurnal penerimaan kas. e. Jurnal umum. f. Kartu persediaan. 3. Laporan informasi yang dihasilkan antara lain: a. Data pelanggan/pembeli. b. Data barang yang tersedia untuk dijual. c. Kas yang diterima dari penjualan. d. Jumlah piutang pada setiap pelanggan.

16 2.7. Sistem Informasi Penjualan Sistem informasi penjualan diartikan sebagai suatu pembuatan pernyataan penjualan, kegiatan akan dijelaskan melalui prosedur-prosedur yang meliputi urutan kegiatan sejak diterimanya informasi dari pembeli, pengecekan barang, ada atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan pembuatan faktur dengan mengadakan pencatatan atas penjualan yang telah dilakukan (Niswonger, 1999). Sistem informasi penjualan adalah sebuah kolaborasi dari teknologi data yang memfasilitasi kumpulan dan proses berbagai informasi untuk membantu proses penjualan. Tujuan dari sistem informasi penjualan ini untuk peningkatan akuisisi pelanggan, retensi hubungan pelanggan meningkat, peningkatan hubungan pelanggan, integrasi untuk menghubungi manajemen. (Donaldson, 2002a). Sistem informasi penjualan secara luas digunakan dalam perencanaan penjualan antara lain mailing list, daftar profil pelanggan, prospect bank, lead generation, segmentasi, efektivitas kampanye. Data-data tersebut digunakan untuk penjualan strategis seperti: profil penjualan, produk kompetitor, penyimpanan kontak lama, dimana data-data tersebut digunakan organisasi layanan keuangan. (Donaldson, 2002b). Menurut Strategic (2013) rumus perhitungan perputaran penjualan adalah Sell Thru(%) = Sales / (Sales+On-Hand) *100 Sales = jumlah barang yang laku terjual On-Hand = jumlah barang yang tersedia

17 2.8. Retur Penjualan Menurut James Hall (2001) retur penjualan adalah kemungkinan pengembalian barang yang dibeli oleh pelanggan sewaktu-waktu, yang terjadi karena disebabkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penjual mengirimkan barang dagangan dengan tidak sesuai. 2. Barang dagangan rusak atau cacat. 3. Barang dagangan rusak pada saat pengangkutan. 4. Penjual mengirimkan barang dagangan terlalu lama atau terjadi penundaan pengangkutan dan pembeli menolak pengiriman. 2.9. Koperasi 2.9.1. Pengertian Koperasi Istilah koperasi dari bahasa asing co-operation. (Co = bersama, operation = usaha), koperasi berarti usaha bersama, misalnya Koperasi Unit Desa (KUD) artinya usaha bersama masyarakat di satu wilayah desa, Koperasi Dalam Negeri artinya usaha bersama pegawai negeri. Koperasi merupakan kumpulan orang bukan kumpulan modal. Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan semata-mata bukan kepada kebendaan. Kerjasama dalam koperasi didasarkan pada kesamaan derajat, dan kesadaran para anggotanya. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi adalah milik bersama para anggota, pengurus dan pengelola. Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah rapat anggota(tunggal, 2002).

18 Pengertian koperasi menurut undang-undang Nomor 25 tahun 1992 ialah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Pengertian ini disusun tidak hanya berdasar pada konsep koperasi sebagai organisasi ekonomi dan sosial tetapi secara lengkap telah mencerminkan norma-norma dan kaidah-kaidah yang berlaku bagi bangsa Indonesia. Norma dan kaidah tersebut dalam UU tersebut lebih tegas dijabarkan dalam fungsi dan peran koperasi Indonesia sebagai: 1. Alat untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Alat untuk mempertinggi kehidupan manusia dan masyarakat. 3. Alat untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. 4. Alat untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Adapun pengertian koperasi menurut Kohl dan Abrahamson dalam (Ropke, 2003) adalah sebagai berikut : Koperasi adalah badan usaha dengan kepemilikan dan pamakai jasa merupakan anggota koperasi itu sendiri serta pengawasan terhadap badan usaha tersebut harus dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa/pelayanan badan usaha itu.

19 2.9.2. Jenis Koperasi Menurut Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia(2013), jenis koperasi terdapat dalam pasal 17 Bagian 6 UU No.12 tahun 1967, dilakukan dengan: 1. Lapangan usahanya a. Koperasi konsumsi, yang berusaha untuk menyediakan barang-barang yang dibutuhkan anggotanya, baik barang keperluan sehari-hari maupun barangbarang kebutuhan sekunder yang dapat meningkatakan kesejahteraan hidup para anggotanya, dalam arti dapat dijangkau oleh daya belinya. b. Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit, yang berusaha untuk mencegah para anggotanya untuk terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada hidupnya, dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang atau barang dengan bunga yang serendah-rendahnya. c. Koperasi produksi, yang berusaha untuk menggiatkan para anggotanya dalam menghasilkan dengan produk tertentu yang biasa diproduksinya serta sekaligus mengkoordinir pemasarannya, dengan demikian para produsen akan memperoleh kesamaan harga yang wajar atau layak dan mudah memasarkannya. d. Koperasi serba usaha, yang berusaha dalam beberapa macam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan kepentingan-kepentingan para anggotanya. 2.9.3. Keanggotaan Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Pasal 5 Ayat 1, keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

20 Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Pasal 17-19, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Anggota koperasi ialah setiap warga Negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam anggaran dasar. 2.9.4. Karakteristik Pelaporan Koperasi Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27, tentang akuntansi koperasi tahun 1996, (Perdana, 2013) menguraikan bahwa karakteristik pelaporan koperasi adalah sebagai berikut: 1. Pengurus bertanggungjawab dan wajib melaporkan kepada rapat anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi. Aspek keuangan merupakan salah satu dari aspek aspek yang tercakup dalam tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. 2. Laporan keuangan koperasi juga merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi lebih ditujukan kepada pihak pihak di luar pengurus koperasi dan tidak dimaksudkan untuk pengendalian usaha.

21 3. Pemakai utama dari laporan koperasi adalah para anggota koperasi itu sendiri beserta pejabat koperasi. Pemakai lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi diantaranya adalah calon anggota koperasi, bank, kreditur, dan kantor pajak. 4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menetukan jumlah sumber daya, karya, dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi. Menurut Perdana (2013), laporan keuangan koperasi dapat menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya untuk: 1. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi, 2. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama suatu periode dengan manfaat keanggotaan koperasi dan sisa hasil usaha sebagai ukuran, 3. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota, 4. Mengetahui transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota, 5. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi. 6. Mengetahui informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pelaporan di atas diantaranya sebagai berikut: a. Sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, b. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh koperasi,

22 c. Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri, d. Transaksi, kejadian, dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang mengubah sumber daya ekonomis terdiri dari kewajiban dan kekayaan bersih koperasi, e. Sumber dan penggunaan dana serta informasi lain yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan koperasi sedapat mungkin memisahkan antara aktivitas yang dilakukan dengan anggota dan bukan anggota. 2.9.5. Sisa Hasil Usaha Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian pasal 34 mengenai Sisa Hasil Usaha, diatur sebagai berikut: 1. Sisa hasil usaha koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan. 2. Sisa hasil usaha berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan juga bukan untuk anggota. 3. Sisa hasil usaha yang berasal dari hasil usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk: a. Cadangan koperasi, b. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan, c. Dana pengurus,

23 d. Dana pegawai atau karyawan, e. Dana pendidikkan koperasi, f. Dana sosial, g. Dana pembangunan kerja daerah. 4. Sisa hasil usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota dibagi untuk: a. Cadangan koperasi, b. Dana pengurus, c. Dana pegawai atau karyawan. Menurut Soermarso (2010) penghitungan sisa hasil usaha dan pembagian sisa hasil usaha yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba kotor = (TPB TRP) - THPP...(2.1) TPB TRP = Total Penjualan Barang = Total Retur Penjualan THPP = Total Harga Pokok Penjualan Total sisa hasil usaha= Laba kotor Biaya operasional...(2.2) SHU semua anggota = 40% X Total sisa hasil usaha...(2.3) Sisa hasil usaha tiap anggota = (TTA/TTK) X SHU semua anggota...(2.4) TTA = Total Transaksi Anggota TTSA = Total Transaksi Koperasi