I. PENDAHULUAN. masih awam akan mesin sepeda motor, sehingga apabila mengalami masalah atau

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Penurunan Kualitas Minyak Pelumas Pada Kendaraan Bermotor Berdasarkan Nilai Viskositas, Warna dan Banyaknya Bahan Pengotor

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 hingga Maret 2015.

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus

Pengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika

kekentalan terhadap perubahan temperatur disebut dengan indeks viskositas

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Maulida dan Erika (2010) melakukan penelitian yang berjudul analisis

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark

Pemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

BAB I PENDAHULUAN. membuka peluang bagi pihak lain diluar Pertamina untuk mendistribusikan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik ini penting pada proses industri untuk menentukan standar

ANALISA PERBANDINGAN OLI BERBAHAN DASAR PETROLEUM DENGAN OLI BERBAHAN DASAR NABATI DALAM MENGURANGI TINGKAT KEAUSAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

S e n t r a H K I U n s r i, P a t e n t D r a f t i n g / 7-8 A p r i l Deskripsi


LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

VISKOSITAS CAIRAN. Selasa, 13 Mei Raisa Soraya* ( ), Siti Masitoh, M.Ikhwan Fillah. Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam penunjang aktivitas di segala bidang. Berbagai aktivitas seperti

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN SISTEM HIDROLIK

ANALISIS KARAKTERISTIK PENGARUH SUHU DAN KONTAMINAN TERHADAP VISKOSITAS OLI MENGGUNAKAN ROTARY VISCOMETER

I. PENDAHULUAN. (2014) minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Rancang Bangun Viskosimeter Fluida Metode Bola Jatuh Bebas Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II VISKOSITAS Sabtu, 05 April 2014

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian penelitian terdahulu berhubungan dengan pelumas M. Syafwansyah Effendi dan Rabiatul Adawiyah (2014).

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

PENGELOLAAN LIMBAH MINYAK PELUMAS BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR KONSEP KESADARAN DIRI

PENGELOLAAN LIMBAH MINYAK PELUMAS BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR KONSEP KESADARAN DIRI

RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (SATUAN ACUAN PERKULIAHAN) : Teknologi Bahan Bakar dan Pelumasan Kode MK/SKS : TM 333/2

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

yang lain.. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar

ANALISIS KEAUSAN BALL BAJA ST 90 MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR

PENGARUH SUHU TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS (OLI) Parmin Lumbantoruan 1, Erislah Yulianti 2

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu pasar yang sangat potensial dalam dunia otomotif. Berbicara tentang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR

Gambar 1 Open Kettle or Pan

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA OLI SCOOTER MATIC TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR DALAM PEMANASAN MESIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

VISKOSITAS CAIRAN. Nurul Mu nisah Awaliyah, Putri Dewi M.F, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 CAIRAN PENDINGIN UNTUK PROSES PEMESINAN

Pengaruh Penambahan Aditif Proses Daur Ulang Minyak Pelumas Bekas terhadap Sifat-sifat Fisis

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN

PERBAIKAN KUALITAS MINYAK PELUMAS DENGAN ADDITIVE

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor merupakan produk dari teknologi otomotif yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi sebagian besar penggunanya masih awam akan mesin sepeda motor, sehingga apabila mengalami masalah atau gangguan, hal yang dilakukannya adalah membawa sepeda motor tersebut ke bengkel. Efisiensi dan efektifitas kinerja mesin kendaraan bermotor sangat dipengaruhi oleh kondisi minyak pelumas yang digunakan (Suyanto, 1989). Minyak pelumas atau yang lebih dikenal dengan nama oli dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau sisipan diantara dua permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut (Wijaya, 2007). Minyak pelumas ( oli) adalah penopang utama dari kerja sebuah mesin. Bukan itu saja, bahkan oli juga menentukan performa dan daya tahan mesin. Semakin baik kualitas oli yang digunakan, semakin baik pula performa dan daya tahan mesin. Fungsi oli bukan hanya sebagai pelumas saja, melainkan juga sebagai pendingin dan pembersih mesin. Sebagai pelumas, oli melumasi (lubricating) seluruh komponen yang bergerak di dalam mesin untuk mencegah terjadinya kontak langsung antarkomponen yang terbuat dari logam (Yubaidah, 2008).

2 Seiring pemakaian, kualitas pelumas akan menurun. Pelumas yang berkualitas rendah bila digunakan didalam mesin akan mudah rusak, sehingga akan berkurang atau bahkan hilang daya lumasnya. Salah satu faktor terpenting yang harus dimiliki oleh minyak pelumas adalah viskositasnya. Viskositas adalah sifat fisik minyak yang mampu membentuk, mempertahankan dan menawarkan ketahanan terhadap geser sebuah film penyangga dibawah panas dan tekanan. Terdapat dua sumber utama yang dapat mencemari oli, yaitu partikel-partikel logam akibat gesekan dan karbon akibat kebocoran gas bekas. Filter adalah penyaring untuk memisahkan partikel padat dari suatu cairan atau gas. Filter pada motor fungsinya sebagai penyaring minyak pelumas supaya tidak tercampur dengan kotoran (padatan). Pada jangka waktu tertentu, filter akan tersumbat (buntu) akibatnya filter tidak akan berfungsi dengan baik. Bila demikian, sebagian besar oli yang akan disalurkan kembali kedalam sistem mengalir dalam keadaan kotor. Hal ini akan mempercepat tingkat keausan komponen. Di sisi lain, oli yang telah dipakai pada waktu tertentu (berdasarkan jarak tempuh atau waktu kerja) juga harus diganti sebab kekentalan oli umumnya telah berubah (bertambah encer) dan seiring dengan waktu pemakaian oli, maka warna oli pun akan berubah. Keterlambatan penggantian minyak pelumas tidak hanya menyebabkan keausan logam pada mesin, tetapi juga menyebabkan endapan atau kerak akibat terlalu banyaknya bahan pengotor dalam minyak pelumas. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui/menentukan nilai viskositas cairan, yaitu bola jatuh (falling ball) dan pipa kapiler (Walters, 1996).

3 Selain metode yang disebutkan itu, ada juga metode Stormer. Metode stormer yaitu metode pengukuran viskositas menggunakan buret, dimana pada metode ini diamati waktu alir fluida (cairan) saat keran buret dibuka kemudian untuk menghitung viskositas digunakan persamaan Poiseuille. Penelitian dengan metode stormer dengan buret pernah dilakukan oleh Limantoro dan Felisia (2012). Berdasarkan beberapa hal yang dipaparkan dari wacana di atas, penulis berinisiatif untuk menganalisis karakterisasi penurunan kualitas minyak pelumas pada kendaraan bermotor yang menjadi sasaran utama dalam melakukan analisis ini dilihat pada nilai viskositas, perubahan warna serta banyaknya pengotor yang mengendap pada minyak pelumas (oli). Metode yang digunakan untuk mengetahui nilai viskositas yaitu dengan metode stormer dengan menggunakan buret yang dimana perhitungan viskositas menggunakan persamaan Poiseuille, sedangkan untuk menganalisis perubahan warna yang terjadi pada oli dengan cara pengolahan citra pada level nilai histogram grayscale serta banyaknya bahan pengotor yang telah mengendap pada oli dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi. Masing-masing analisis parameter pada penelitian ini dapat dilakukan saat kendaraan bermotor mengalami perubahan(kenaikan) jarak tempuh km. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas, permasalahan yang ada pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

4 1. Bagaimana cara pengambilan sampel minyak pelumas pada motor. 2. Bagaimana cara untuk mengetahui nilai viskositas serta menganalisisnya. 3. Bagaimana cara untuk menganalisis perubahan warna minyak pelumas pada kendaraan bermotor. 4. Bagaimana cara memperoleh hasil gambar minyak pelumas agar tidak terjadi kesalahan dalam menganalisis warnanya. 5. Bagaimana menganalisis penurunan kualitas minyak pelumas pada kendaraan bermotor dilihat dari banyaknya bahan pengotor. C. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini dilakukan hanya untuk menganalisis penurunan kualitas minyak pelumas pada kendaraan bermotor berdasarkan nilai viskositas, perubahan warna serta banyaknya pengotor saat jarak yang ditempuh kendaraan bermotor semakin naik (bertambah), motor yang digunakan pada penelitian ini yaitu motor 4tak. 2. Penentuan nilai viskositas menggunakan metode stormer dengan menggunakan buret yang memanfaatkan persamaan Poiseuille. 3. Menganalisis perubahan warna minyak pelumas yaitu memanfaatkan nilai histrogram grayscale pada pengolahan citra dengan delphi. 4. Menganalisis banyaknya bahan pengotor pada minyak pelumas dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi.

5 D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menentukan nilai viskositas dari minyak pelumas pada motor dengan metode stormer serta menganalisis nilai viskositas yang diperoleh dari perhitungan viskositas persamaan Poiseuille. 2. Menganalisis perubahan warna minyak pelumas pada kendaraan bermotor dengan histogram grayscale pada pengolahan citra dengan delphi. 3. Menganalisis banyaknya bahan pengotor yang telah tercampur pada minyak pelumas dengan cara sentrifugasi. E. Manfaat Penelitian Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka hasil dari penelitian ini akan membawa beberapa manfaat, yaitu: 1. dapat mengetahui karakterisasi penurunan kualitas minyak pelumas pada setiap hitungan jarak tempuh (km); 2. dapat membandingkan penurunan kualitas minyak pelumas antara motor 1 dengan motor 2.