HERNAWAN TRI SAPUTRO J

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan. hipertensi tidak mempunya keluhan.

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGELOLAAN PASIEN HIPERTENSI GRADE II DENGAN PENDEKATAN MEDIS DAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang diangkut oleh darah. Penyakit ini bukan merupakan. penyakit syaraf namun merupakan salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight


BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan oleh : HERNAWAN TRI SAPUTRO J 210 050 024 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastolistik di atas 90 mmhg. Pada populasi manula, hipertensi adalah sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan diastolic 90 mmhg (Brunner & Suddarth, 2002). Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif, teperti penyakit jantung (Congestif Heart Failure - CHF), gagal ginjal (end stage renal disease), dan penyakit pembuluh darah perifer. Dari seluruh penderita hipertensi, 90-95 melaporkan hipertensi esensial atau hipertensi primer, yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini jika tidak dilakukan penangulangan dengan baik keadaan ini cenderung alkan meningkat (Doengoes, 2000). Penderita hipertensi di Amerika, yang diobati sebanyak 59% dan yang terkontrol 34%, sedangkan di negara Eropa, penderita yang diobati hanya sebesar 27% dan dari jumlah tersebut, 70% tidak terkontrol. Penderita hipertensi di Indonesia, yang periksa di Puskesmas dilaporkan teratur sebanyak 22,8%, sedangkan tidak teratur sebanyak 77,2%. Dari pasien hipertensi dengan riwayat kontrol tidak teratur, tekanan darah yang belum terkontrol mencapai 91,7%, sedangkan yang mengaku kontrol teratur dalam 1

2 tiga bulan terakhir malah dilaporkan 100% masih mengidap hipertensi. Hasil ini diduga karena keterbatasan fasilitas di Puskesmas, keterbatasan dana, keterbatasan obat yang tersedia dan lama pemberian obat yang hanya sekitar 3-5 hari (Anwar, 2008). Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini ( Kartari, 2000). Untuk Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit hipertensi masih sangat rendah hal ini terbukti,masyarakat lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula, dan mengandung banyak garam.pola makan yang kurang sehat ini merupakan pemicu penyakit hipertensi (Austriani, 2008). Seluruh penderita tekanan darah tinggi, teryata sekitar 90-95% belum dapat diterangkan mekanisme terjadi penyakitnya secara tepat. Tidak diketahui pasti mereka bagaimana sampai terkena penyakit tekanan darah tinggi.yaini merupakan problem dari penderitanya (Hembing, 2001).

3 Penderita hipertensi juga tidak sadar dengan karakter yang timbul tengelam. Ketika si penderita hipertensi dinyakaan bisa berhenti minum obat karena tekanan darahnya bisa normal, dia sering mengangap kesembuhan permanen.padahal sekali divonis hipertensi, penyakit itu akan terus membelit tubuh anda. Dalam satu atau dua tahun mungkin tekanan darah normal, tapi pasti akan mengunjungi di kesempatan berikutnya. Pada sebagian kasus memang bisa disembuhkan total. Tapi presentase kecil. Itu pun hanya hipertensi ringan. Yang bisa Anda lakukan mengontrolnya dengan mengomsumsi obat penurun hipertensi dan menjalankan pola hidup sehat (Lawrance, 2002.). Penanganan hipertensi dilakukan bersama dengan diet rendah kolesterol atau, diet tinggi serat dan diet rendah energi bagi penderita hipertensi yang juga obesitas. Pasien hipertensi supaya banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan rendah lemak dapat menurunkan tekanan darah. Pengubahan pola hidup dapat berupa penurunan berat badan jika overweight; membatasi konsumsi alkohol, berolahraga teratur; mengurangi konsumsi garam, mempertahan konsumsi natrium, kalsium, magnesium yang cukup, dan berhenti merokok. Selain itu penderita hipertensi juga harus mempunyai pengetahuan dan sikap kepatuhan untuk dapat menyesuaikan penatalaksanaan hipertensi dalam kehidupan sehari- hari (Willy, 2007). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, didapatkan data yang diambil peneliti diwilayah Puskesmas Andong Boyolali menujukkan angka 212 untuk pasien rawat inap sedangkan angka 84 untuk pasien rawat jalan pada tahun 2008 pasien yang terkena penyakit hipertensi.

4 Berdasarkan hasil wawancara peneliti dari 7 pasien hipertensi, didapatkan sebagian besar dari mereka tidak mematuhi diit hipertensi karena tingkat pendidikan, pengtahuan sangat kurang dan sebagian dari mereka mengatakan bosan dengan diit hipertensi. Hal yang perlu digaris bawahi dari hal tersebut yaitu timbulnya masalah tentang ketidak patuhan dalam menjalankan diit hipertensi. Berdasarkan fenomena diatas maka penulis akan melakukan penelitian hubungan tingkat pegetahuan pasien tentang hipertensi dengan sikap kepatuhan menjalankan diit hipertensi diwilayah Puskesmas Andong Boyolali. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: Apakah ada hubungan antara pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan sikap kepatuhan menjalankan diet hipertensi diwilayah Puskesmas Andong Boyolali"? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan sikap kepatuhan menjalankan diet hipertensi di wilayah Puskesmas Andong Boyolali. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi di wilayah Puskesmas Andong Boyolali.

5 b. Mengetahui tingkat sikap kepatuhan pasien hipertensi dalam menjalankan diet hipertensi di wilayah Puskesmas Andong Boyolali. D. Manfaat Penelitian Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dalam sikap kepatuhan menjalankan diet hipertensi diwilayah Puskesmas Andong di harapkan: 1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan tentang pentingya dalam menjalankan diet hipertensi pada pasien yang menderita penyakit hipertensi serta diet hipertensi yang tepat dan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi Pasien Bahan pertimbangan dan masukan bagi pasien hipertensi agar mengetahui dampak yang diakibatkan jika tidak patuh dalam menjalankan diet hipertensi, sehinga pasien akan mematuhi aturan aturan diet hipertensi. 3. Bagi Keluarga Bahan pertimbangan dan masukan bagi keluarganya akan pentingnya mematuhi dalam menjalankan diet hipertensi sehingga dapat menjadi masukan bagi keluarganya untuk memberi motivasi sikap kepatuhan diet. 4. Bagi Tempat Penelitian Sebagai masukan bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada penderita hipertensi khususnya yang tidak patuh dalam menjalankan diet hipertensi.

6 E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis belum ada penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan kepatuhan dalam menjalankan diet hipertensi. Penelitian yang sejenis yang petrnah dilakukan adalah : 1. Aprilia (2008). Hubungan antara status gizi, komsumsi garam serta keteraturan minum obat dengan tekanan darah penderita hipertensi studi di puskesmas Dr. Sutomo kecamatan Tegal Sari kota Surabaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah cross sectional. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis dengan Korelasi Spearman untuk skala data ordinal dan Koefisien Kontingensi untuk skala data nominal dengan α = 0,05 untuk melihat hubungan antara variabel yang diteliti. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada subyek, tempat penelitian dan variabel Penelitian yaitu Hubungan antara pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan kepatuhan menjalankan diet hipertensi diwilayah Puskesmas Andong Boyolali Boyolali. 2. Penelitian Gde, (2008). dengan judul Hubungan kebiasaan hidup dan dukungan keluarga lansia dengan kejadian Hipertensi di Puskesmas Rendang Karang Asem Bali. Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan disain kasus kontrol. Analisis data dengan uji Chi Square. Pengambilan data dilaksanakan melalui wawancara dengan panduan kuesioner. Perbedaan

7 dengan penelitian tersebut terletak pada subyek, tempat penelitian dan variabel Penelitian yaitu Hubungan antara pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan kepatuhan menjalankan diet hipertensi diwilayah Puskesmas Andong Boyolali. 3. Penelitian Austriani, (2008). dengan judul Risiko perilaku perawatan diri pasien hipertensi terhadap kejadian Penyakit Jantung Koroner pada pasien hipertensi. Metode penelitian ini dengan rancangan case control ini dilakukan dengan pendekatan observasional dan analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perilaku perawatan diri pasien hipertensi yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan perawatan diri (meliputi keteraturan minum obat, kerutinan pengontrolan tekanan darah, diet, aktivitas olah raga, dan berhenti merokok), sedangkan variabel dependen adalah kejadian penyakit jantung koroner. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada subyek, tempat penelitian dan variabel penelitian yaitu hubungan antara pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan kepatuhan menjalankan diet hipertensi di wilayah Puskesmas Andong Boyolali.